Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah “Baik dan
Benar” dalam bahasa indonesia. pastinya banyak orang yang bertanya “bagaimana
menggunakan bahasa yang baik dan benar itu?”. Untuk memahami bagaimana
menggunakan bahasa yang baik dan benar, oleh karena itu saya akan memberikan
sedikit penjelasan. Bahasa Indonesia yang baik tentunya yaitu bahasa yang sesuai
dengan konteks, sedangkan bahasa Indonesia yang benar yaitu bahasa yang sesuai
dengan kaidah-kaidah dan aturan EYD. Tetapi dalam suatu penulisan bahasa,
bahasa yang baik dan benar itu bahasa yang mempunyai keterkaitan dalam 9
aspek penting yaitu:
1. Ragam Bahasa
2. Ejaan Yang Disempurnakan
3. Diksi
4. Kalimat Efektif
5. Alinea / Paragraf
6. Perencanaan penulisan karangan ilmiah
7. Kerangka karangan
8. Kutipan dan Sistem Rujukan
9. Abstrak dan Daftar pustaka
Salah satu aspek di dalam penulisan bahasa adalah tentang kutipan dan
sistem rujukan. Kutipan dan sistem rujukan sangat berperan penting dalam sebuah
penulisan bahasa terutama dalam pembuatan karya ilmiah. Penulisan karya
ilmiah merupakan salah satu bentuk pengabdian seseorangkepada keabadian
perubahan. Melalui tulisan karyailmiah, seseorang sedangmenginformasikan ide,
argumentasi ataupun temuan dari hasil kegiatan ilmiahkepada pembaca. Dengan
membaca tulisan karya ilmiah, pembaca memperolehsejumlah informasi untuk
diimplementasikan dalam kehidupan sehar-hari. Untukitu, penulisan karya ilmiah
mempunyai fungsi transformasi dan kreasi ilmiahuntuk merubah perilaku individu
maupun masyarakat.
Penulisankaryailmiah harus diawali oleh serangkaian kegiatan
ilmiah,sehingga isi tulisan karya ilmiah merupakanpengetahuan yang “sahih”
(valid).Kegiatan ilmiah merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh
fakta,konsep, generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat
memahami fenomena dan menyolusikan masalah yang dihadapinya. Oleh karena
itu, karyailmiah berisikan akumulasi pengetahuan yang berupa fakta , konsep,
generalisasi.
Sangat beralasan apabila penulisan karya ilmiah dipandang sulit, selain
kesulitan dari aspek isi yang harus dituliskan, kesulitan lain berkaitan dengan
aspek proses penulisan. Dalam proses penulisan karya ilmiah, penulis harus
memiliki kiat-kiat atau strategi meracik isi tulisan dalam norma -norma kaidah
kebahasaan serta mekanisme psikofisik untuk mengendalikan produktivitas yang
kontekstual : oleh karena itu, isi karya ilmiah dipengaruhi juga keterampilan
penulis dalam meracik bahasa tulis melalui proses pengendalian psikofisik sesuai
dengan konteks.
Diluar kesulitan tersebut, masih ada kesulitan yang berkaitan dengan
pengutipan dalam tulisan karya ilmiah. Akibat kesalahan dalam pengutipan dapat
menjadi plagiat sehingga karya tulis itu tidak dapat dipandang ilmiah lagi. Harus
diakui bahwa perbedaan kualitas karya ilmiah yang dihasilkan oleh seseorang
merupakan realitas yang harus dijaga namun karya ilmiah yang sama dihasilkan
oleh orang yang berbeda itu harus ada dalam realitas. Untuk menjaga perbedaan
kualitas karya ilmiah, seseorang harus memiliki keterampilan meracik kutipan,
sama dengan keterampilan seseorang dalam meracik bumbu masakan.
Keterampilan meracik kutipan dalam penulisan karya ilmiah diperoleh melalui
proses be lajar dan berlatih. Dimiliki apabila seseorang belajar dan berlatih
meracik kutipan dalam penulisan karya ilmiah dan teori yang telah dihasilkan dari
berbagai kegiatan ilmiah untuk memahami fenomena dan menyolusikan masalah
saat ini dan masa datang.
Poerwodarminta (2003:619) mengemukakan bahwa kutipan diartikan,
“pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan
ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan sendiri:” merujuk pada arti
tersebut, maka kutipan merupakan produk dari kegiatan mengutip. Produk
tersebut merupakan hasil dari pengambilalihan karya orang lain untuk ilustrasi
atau memperkokoh argumen penulis. Pengambilalihan tersebut harus dilakukan
berdasarkan norma penulisan yang berlaku. Apabila pengutipan dilakukan diluar
norma yang berlaku, maka pengutipan tersebut dipandang sebagai plagiat. Oleh
karena itu, seorang penulis harus memenuhi norma pengutipan yang berlaku
sehingga tidak dipandang sebagai plagiat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimanakah kajian tentang kutipan dalam penulisan Bahasa Indonesia?
2. Bagaimanakah kajian tentang sistem rujukan dalam penulisan Bahasa
Indonesia?
3. Apakah fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengkaji tentang kutipan dalam penulisan Bahasa Indonesia?
2. Untuk mengkaji tentang sistem rujukan dalam penulisan Bahasa Indonesia?
3. Untuk mengetahui fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kutipan
1. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang
pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia,
artiket, laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun
dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain
sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak
atau belum menjadi pengetahuan umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan
pendapat-pendapat seseorang yang tidak atau belum menjadi pendapat umum.
Jadi, pendapat pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip
kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan
penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian
akan kebenaran kutipan tersebut.
Menurut pendapat Wasty (1994:33) kutipan merupakan sebuah
pengambilan konsep atau pendapat dari orang lain sebagaimana yang tertulis
dalam karya tulisnya. Kutipan di samping dimaksudkan sebagai penguat atau
pendukung bahasan, juga dapat berfungsi sebagai upaya penekanan arti penting
dari apa yang dikemukakan oleh penulis yang mengutip itu.
Dari berbagai perspektif diatas dapat disimpulkan kutipan adalah gagasan,
ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber sebagai penguat atau pendukung
suatu karya tulis
2. Fungsi Kutipan
Fungsi kutipan diantaranya :
a. Sebagai landasan teori.
b. Penguat pendapat penulis.
c. Untuk menegaskn isi uraian
d. Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
Sedangkan fungsi utama kutipan dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut.

3. Prinsip-prinsip mengutip
Dalam mengutip harus diperhatikan prinsip-prinsip mengutip, termasuk
menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan
kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan sebagai pembuktian akan kebenaran
kutipan tersebut. Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam mengutip,
yaitu :
a. Agar tulisan tersusun menjadi satu himpunan, penulis hendaknya tidak terlalu
banyak mengutip.
b. Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan
sehingga pembaca dapat menyesuaikan kutipan dengan sumber aslinya.
c. Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.
d. Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
e. Menghilangkan bagian kutipan diperkenankan dengan syarat bahwa
penghilangan
bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
f. Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata
penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia
dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic].
g. Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun
tekniknya. Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan,
maka kata-kata tambahan itu harus dicetak lain – tebal, miring, atau renggang-
dan diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu
adalah dari penulis, bukan teks asli.
Contohnya :
‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.’
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip
tidak boleh memperbaikinya.
Cara memperbaikinya:
 Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis]
uang.
 Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.
4. Jenis-jenis Kutipan
a. Kutipan Langsung
Menurut Rameli Kutipan langsung merupakan pernyataan yang ditulis
dalam susunan aslinya tanpa mengalami perubahan sedikitpun. Bahan yang
dikutip harus direproduksi tepat seperti apa adanya sesuai sumber, termasuk
ejaan, tanda-tanda baca dan sebaginya. Sebaiknya kutipan langsung
intensitasnya tidak melebihi 30% dari seluruh kutipan yang ada. Menurut
Hariwijaya kutipan langsung adalah kutipan yang persis seperti kata-kata yang
digunakan dalam bahan asli.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kutipan
langsung adalah suatu pernyataan atau pendapat yang digali dari sumber lain
dengan tidak mengubah apapun yang ada atau apa adanya.
Kutipan Langsung dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
(1) Kutipan langsung panjang
Kutipan langsung panjang adalah kutipan yang lebih dari empat baris
ditulis tanpa tanda petik, dan diketik dengan jarak satu spasi, dimulai dengan
tig
(2) Kutipan langsung pendek
Kutipan langsung pendek adalah kutipan yang tidak lebih dari empat baris
dapat digabungkan atau dirangkai dengan kalimat yang ada dalam satu
paragraf atau alinea, tanpa mengganggu penuturan yang
sedang ditulis.Model lain adalah mempergunakan tanda petik (quotation
mark) di antara bagian yang dikutip.
b. Kutipan Tidak Langsung
Menurut Rameli kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan
kembali maksud penulis dengan kata – katanya sendiri. Yang dikutip adalah
pokok – pokok pikiran, atau ringkasan dan kesimpulan dari sebuah tulisan,
kemudian dinyatakan dengan bahasa sendiri. walaupun yang dikutip berasal
dari bahasa asing, namun tetap dinyatakan dengan menggunakan bahasa
Indonesia.

B. Sistem Rujukan
Yang dimaksud Sistem Rujukan di sini adalah dalam konteks penulisan
karya ilmiah, yaitu sebuah sistem yang digunakan sebagai referensi atau sumber
dari seorang penulis untuk menyatakan sesuatu dalam karya tulisannya. ada dua
sistem pendokumentasian sumber bacaan yang sering digunakan sebagai dasar
kutipan kita, yaitu:
1. Sistem catatan (note-bibliography)
Menyajikan infomasi mengenai sumber dalam bentuk catatan kaki
(footnotes) atau catatan belakang (end notes) atau langsung dalam daftar pustaka
(blibiography). Cara ini direkomendasikan oleh The University of Chicago Press
dan dikenal dengan sebutan format Chicago.
Jika dalam sistem catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada
sumber yang sama, digunakan singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk
merujuk sumber pertama. Singkatan itu ialah
a. Ibid. : singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidem yang berarti ‘pada
tempat yang sama’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu
langsung pada karya yang disebut dalam perujukan nomor sebelumnya. Jika
nomor halaman pengacuan sama, tidak perlu dicantumkan nomor halaman.
b. Op.Cit. : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti
‘pada karya yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan
lanjutan mengacu perujukan pertama yang berasal dari buku namun diselingi
perujukan lain. Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti
oleh op.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda
dari perujukan pertama.
c. Loc.Cit : singkatan ini berasal dari gabungan kata loco citato yang berarti
‘pada tempat yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan
lanjutan mengacu perujukan pertama yang berasal dari artikel dalam majalah,
ensiklopedi, surat kabar, namun diselingi perujukan lain. Oleh karena hanya
merupakan bagian dari suatu buku, majalah, surat kabar (atau opus ‘karya’),
artikel dirujuk dengan locus yang berarti ‘tempat’. Teknik penulisannya:
nama belakang penulis, diikuti oleh loc.cit., diikuti nomor halaman jika nomor
halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama.
2. Sistem langsung (parenthetical-reference) yang menempatkan informasi
mengenai sumber dalam tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada
bagian yang dikutip, (b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau (c) pada
daftar pustaka.
Daftar pustaka dapat disusun dengan berbagai format. Ada dua format
yang akan diuraikan dalam modul ini, yakni format MLA(The Modern Language
Association) danformat APA(American Psychological Association). Kedua
format itu adalah format yang umum ditemukan dalam bidang ilmu humaniora.
Akan tetapi, sebenarnya, ada berbagai format daftar pustaka yang berlaku di
selingkung bidang ilmu. Misalnya, format daftar pustaka untuk bidang ilmu
biologi, kedokteran, hukum, dan lain-lain.
Berikut adalah cara penulisan daftar pustaka dengan format MLA dan
APA.
JENIS RUJUKAN

FORMAT

MLA

FORMAT
APA
SATU PENULIS
Sukadji, Soetarlinah. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press,
2000.
Sukadji, S. (2000). Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press.
DUA PENULIS
Widyamartaya, Al., dan Veronica Sudiati. Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.
Widyamartaya, Al., dan Sudiati , V. (1997). Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah.Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
TIGA PENULIS
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.
Akhadiah, S., Arsyad, M.G., dan Ridwan, S. H. (1989). Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
LEBIH DARI TIGA PENULIS
Alwi, Hasan, et al. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1993.
ATAU
Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1993.
Alwi, H., et al. (1993). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
ATAU
Alwi, H., dkk. (1993). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
LEBIH DARI SATU EDISI
Gibaldi, Joseph. MLA Handbook for Writers of Research Papers. Ed. ke-5. New York:
The Modern Language Association of America, 1999.
Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Ed. Rev. Jakarta: Puspa Swara,
2002.
Gibaldi, J. (1999). MLA Handbook for Writers of Research Papers. (Ed. ke-5). New
York: The Modern Language Association of America.
Sugono, D. (2002). Berbahasa Indonesia dengan Benar. (Ed. Rev.) Jakarta: Puspa Swara.
PENULIS DENGAN BEBERAPA BUKU
MLA: pencantuman buku didasarkan urutan tahun terbit.
APA: pencantuman buku didasarkan abjad judul buku.
Keraf, Gorys. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit
Nusa Indah, 1997.
– – -. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982.
ATAU
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982.
– – -. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa
Indah, 1997.
Keraf, G. (1982). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, G. (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores:
Penerbit Nusa Indah.

JENIS RUJUKAN
FORMAT
MLA
FORMAT
APA
SURAT KABAR
Suwantono, Antonius. “Keanekaan Hayati Mikro-organisme: Menghargai Mikroba
Bangsa.”Kompas, 24 Des. 1995, 11.
“Potret Industri Nasional: Tak Berdaya Dihantam Impor Komponen dan Disortasi
Pasar.” Kompas, 23 Des. 1995, 13.
“Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali.” Tajuk Rencana
(editorial).Kompas, 22 Des. 1995, 4.
Suwantono, A. Keanekaan Hayati Mikro-organisme: Menghargai Mikroba Bangsa.
(1995, 24 Desember). Kompas, 11.
Potret Industri Nasional: Tak Berdaya Dihantam Impor Komponen dan Disortasi
Pasar. (1995, Desember 23). Kompas, 13.
Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali. Tajuk Rencana
(editorial). (1995, 22 Desember). Kompas, 4.
DOKUMEN PEMERINTAH
Biro Pusat Statistik. Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija 1990. Jakarta: BPS,
1993.
Biro Pusat Statistik. (1993). Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija 1990.
Jakarta: BPS.
NASKAH YANG BELUM DITERBITKAN
Ibrahim, M.D., P. Tjitropranoto, dan Y. Slameka. “National Network of Information
Services in Indonesia: A Design Study.”Makalah tidak diterbitkan, 1993.

Budiman, Meilani. “The Relevance of Multiculturalism to Indonesia”. Makalah


padaSeminar Sehari tentang Multikulturalismedi Inggris, Amerika, dan Australia,
Universitas Indonesia, Depok, Maret 1996.
Ibrahim, M.D., Tjitropranoto, P., dan Slameka, Y. (1993). National Network of
Information Services in Indonesia: A Design Study. Makalah tidak diterbitkan.

Budiman, M. (1996, Maret). The Relevance of Multiculturalism to Indonesia. Makalah


padaSeminar Sehari tentang Multikulturalismedi Inggris, Amerika, dan Australia,
Universitas Indonesia, Depok.

Selain mengutip sumber-sumber tercetak, sekarang ini, penulis juga dapat


mengumpulkan data dan referensi dari Internet atau WWW (World Wide Web,
Jaringan Jagad Jembar). Aturan penulisan referensi sama saja dengan rujukan
buku, hanya tempat, nama, dan tanggal terbitan ditulis berbeda. Artinya, unsur-
unsur itu mengikuti tata cara penulisan di Internet. Unsur-unsur yang dicantumkan
dalam referensi Internet adalah
a. nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga,
b. judul tulisan diletakkan di antara tanda kutip,
c. judul karya tulis keseluruhan (jika ada) dengan huruf miring (italics), dan
d. data publikasi berisi protokol dan alamat, path, tanggal pesan, atau waktu akses
dilakukan.
Contoh pengutipan rujukan dari internet.
1. Dari WWW
Walker, Janice R. “MLA-Style Citations of Electronic Sources.” Style
Sheet.http://www.cas.usf.edu/english/walker/mla.html (10 Feb. 1996)
2. Dari File Transfer Protocol (kutipan yang dipunggah [download] melalui
FTP)
Johnson-Eilola, Jordan, “Little Machines: Rearticulating Hypertext Users.”
ftpdaedalus.com/pub/CCCC95/johnson-eilola (10 Feb.1996)
3. Dari ratron (surat elektron, e-mail)
Bruckman, Amy S. “MOOSE Crossing
Proposal.” Mediamoo@media.mit.edu (20 Des. 1994)
4. Dari komunikasi lisan sinkronis (chatting), nama
teman chatting menggantikan nama penulis, jenis komunikasi (misalnya,
wawancara pribadi, alamat ratron (jika ada), tanggal komunikasi dalam
tanda kurung.
Marsha s_Guest. Personal interview. Telnet daedalus.com 7777 10 Feb 1996)

C. Fungsi Kutipan dan Rujukan dalam Karya Ilmiah


Di dalam penulisan karya tulis ilmiah terkadang penulis memerlukan
beberapa kutipan yang perlu dibahas, ditelaah, dikritik, dan dipertentangkan atau
diperkuat. Kutipan itu bisa berbentuk pendapat, konsep, atau hasil penelitian.
Namun demikian, sebaiknya penulis mengutip kalau diperlukan saja supaya
tulisan itu tidak dipenuhi dengan banyak kutipan. Di samping itu, seorang penulis
harus mampu mempertanggungjawabkan ketelitian dan kecermatan kutipan yang
diambil, khususnya kutipan tidak langsung.
Gagasan yang dituangkan penulis dalam sebuah karya tulis ilmiah perlu
dibedakan antara gagasan orisinal penulis dengan gagasan penulis lain yang
dijadikan rujukan. Ini perlu dilakukan agar terhindar dari kesan bahwa penulis
menganggap pendapat, konsep, dan hasil penelitian yang dirujuknya itu sebagai
miliknya.
Oleh sebab itu, fungsi kutipan dalam tulisan ilmiah itu antara lain: (1) sebagai
landasan teori, (2) penjelas pembahasan, dan (3) pendapat-pendapat yang
dikemukakan oleh penulis lain (Akhadiyah dkk., 1997: 182). Selain itu, fungsi
kutipan dalam tulisan antara lain: (1) untuk menunjukkan kepada pembaca
sumber informasi bagi pernyataan ilmiah pada tulisan yang dibuat penulis; (2)
untuk memenuhi kode etik yang berlaku sebagai penghargaan atas tulisan pakar,
tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak relevan jika
dimasukkan ke dalam teks; dan (3) untuk rujukan silang, yaitu untuk
menunjukkan bagian/ halaman mana yang dibahas sama pada tulisan
tersebut. Sedangkan rujukan berguna untuk memberikan daftar referensi yang
digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah kepada pembaca dan memudahkan
pembaca untuk mencari sumber informasi dalam daftar rujukan.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa


kesimpulan sebagai berikut.
1. Kutipan merupakan sebuah sistem pengambilan sebagian data berupa kalimat
baik tulisan maupun lisan dari pendapat orang lain baik langsung maupun
tidak langsung untuk dijadikan sebagai acuan dan pendukung sebuah karya.
2. Sistem rujukan dalam konteks karya ilmiah merupakan sebuah data informasi
atau sumber untuk menunjukkan darimana sebuah kutipan diambil sehingga
dapat disesuaikan atau dipertanggungjawabkan.
3. Fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah adalah sebagai
landasan teori, memperjelas pembahasan serta rujukan silang antar halaman
yang telah disesuaikan dengan daftar referensi sebagai pertanggungjawaban
sebuah karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsyad, dan Sakura M. Ridwan. (1993). Pembinaan


Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka

Soemanto, Wasty. (1994). Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya


Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta.

http://smoeland.blogspot.com/2013/01/penggunaan-kutipan-dalam-karya-
ilmiah.html diakses 12 Desember 2013, jam 02.35

http://aromblog.blogspot.com/2011/12/kutipan-dan-daftar-pustaka.html diakses
12 Desember 2013, jam. 04.20

Anda mungkin juga menyukai