PERIODE JULI –
DESEMBER 2012
TIMBER JANUARI
2013
i
KATA
PENGANTAR
Laporan ini terbagi dalam tiga bab yaitu Pendahuluan, Pelaksanaan dan
Evaluasi, serta Kesimpulan. Dalam Pendahuluan, dijelaskan mengenai
identitas dan lokasi perusahaan, deskripsi kegiatan, dan perkembangan
lingkungan sekitar. Pada Bab II, diuraikan mengenai pelaksanaan dan
evaluasi kegiatan pengelolaan serta pemantauan lingkungan yang meliputi
aspek fisik, biologi, sosial ekonomi dan budaya. Sedangkan Bab III berisi
kesimpulan dari pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan di
Pekerjaan Pembangunan Tempat Parkir Dan View Point Kawasan Sabang
(Lanjutan).
Sumberdaya lahan, hutan dan air merupakan kekayaan vital dan sumber
hajat hidup manusia sepanjang masa. Sumberdaya alam ini berada pada
kondisi terbatas baik dari aspek kuantitas maupun kualitasnya. Oleh
karena itu, setiap upaya pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan
pembangunan haruslah berwawasan lingkungan, sehingga fungsi dan
perannya dapat dijaga dan dilestarikan. Hal ini perlu dilaksanakan agar
pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya alam tesebut tidak
menyebabkan kerusakan.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
...........................................................................................................................
... i DAFTAR
ISI.......................................................................................................................
...........................................................................................................................
............ iv DAFTAR
GAMBAR............................................................................................................
..................... v
BAB I PENDAHULUAN
.................................................................................................................. 1
A. IDENTITAS PERUSAHAAN
........................................................................................ 1
B. LOKASI USAHA ATAU
KEGIATAN........................................................................ 1
C. DESKRIPSI KEGIATAN
............................................................................................... 2
D. PERKEMBANGAN LINGKUNGAN
SEKITAR....................................................... 2
2.
3
B.
EVALUASI...................................................................................................
.................... 18
1. Evaluasi Kecenderungan (Trend
Evaluation)............................................... 18
1.1 Flora
.........................................................................................................
.... 18
1.2 Satwa
Liar..................................................................................................
20
1.3 Hidrologi
.....................................................................................................
22
1.3.1 Suhu
..................................................................................................
. 22
1.3.2 Curah Hujan
.................................................................................... 25
1.3.3 Tinggi Muka Air Gambut
........................................................... 27
1.3.4 Tinggi Muka Air
Sungai.............................................................. 29
1.3.5 Debit
Sungai...................................................................................
30
1.3.6 Potensi Sumberdaya Ikan Air
Tawar..................................... 31
1.4
Limbah............................................................................................
.............. 32
1.5 Kualitas Air
................................................................................................. 33
1.5.1 Derajat Keasaman
(pH)............................................................. 34
1.5.2 Oksigen Terlarut / Dissolved Oxygen (DO)
....................... 35
1.5.3 Karbon Dioksida (CO2)
Terlarut.............................................. 36
1.5.4 Fosfat dalam
PO4........................................................................ 37
1.5.5 Nitrogen dalam
NO3.................................................................. 37
1.5.6 Amonia dalam
NH3...................................................................... 38
1.5.7 Biological Oxygen Demand
(BOD)......................................... 39
1.5.8 Chemical Oxygen Demand (COD)
.......................................... 38
1.5.9 Total Coliform (Eschericia
coli)................................................. 40
1.6 Kawasan
Lindung..................................................................................... 41
2. Evaluasi Tingkat Kritis (Critical Level
Evaluation)...................................... 42
4
2.1 Ramin (Gonystylus bancanus
Kurz.)..................................................... 42
2.2 Kebakaran Hutan
.................................................................................... 42
2.3 Habitat Satwa
Liar.................................................................................. 42
2.4 Kawasan
Mangrove................................................................................ 42
3. Evaluasi Penaatan (Compliance
Evaluation)............................................... 43
BAB III
KESIMPULAN..........................................................................................................
.............. 44
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................................................................
45
DAFTAR
TABEL
BAB I
PENDAHULU
AN
A. IDENTITAS
PERUSAHAAN
Base camp:
Camp Sei Senepis, Kelurahan Batu Teritip, Kecamatan Sungai Sembilan,
Kota Dumai.
C. DESKRIPSI KEGIATAN
Areal kerja PT. DRT. berada di Kota Dumai, dimana basecamp terletak di
Sei Sinepis, Kelurahan Batu Teritip, Kecamatan Sungai Sembilan yang
berjarak ± 48 km dari Kota Dumai.
Gambar 1. Peta Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam Berbasis
IHMB Periode 2010-2019.
BAB II
PELAKSANAAN DAN
EVALUASI
A. PELAKSANAAN
1. Pengelolaan Lingkungan
1.1 Fisik
Kimia
1.2 Biologi
1.2.1 Struktur vegetasi dan potensi kayu
Areal PT. DRT memiliki dua tipe hutan, yaitu hutan rawa
gambut dan hutan mangrove dengan areal ekoton sebagai
peralihan antara kedua tipe hutan tersebut. Tipe ekosistem
hutan rawa gambut di areal PT. DRT termasuk tipe gambut
pantai yang terletak di daerah depresi antara sungai Rokan
dan selat Malaka.
2. Pemantauan Lingkungan
2.1 Flora
Hutan rawa gambut merupakan ekosistem yang unik dan khas.
Keunikan ini dilihat dari kondisi lahannya yang selalu basah dan
tergenang air sehingga pohon-pohon yang mampu tumbuh adalah
jenis yang mampu beradaptasi dengan kondisi tanah yang asam
dan miskin hara. Vegetasi khas hutan rawa gambut adalah ramin
(Gonystylus bancanus), meranti batu (Shorea uliginosa), meranti
bunga (Shorea teysmanniana), durian burung (Durio carinatus),
balam (Palaquium obovatum), bintangur (Callophyllum soulattri),
geronggang (Cratoxylon arborescens), punak (Tetramerista glabra),
jangkang (Xylopia malayana), pisang-pisang (Mezzetia parviflora),
dan kelat (Eugenia sp.).
Areal hutan PT. DRT juga memuat jenis-jenis pohon langka dan
dilindungi oleh Undang-Undang, yaitu ramin, katiau, pinang merah,
anggrek hutan, dan kantong semar. Berikut adalah nama-nama
fora langka dan dilindungi dalam areal PT. DRT
2.3 Hidrologi
2.3.1 Suhu
Pemantauan suhu udara dilakukan di lima stasiun pengamatan,
yaitu: di Sei Senepis, Camp Tengah (T.8), Sei Sinaboi, Sei
Nyamuk, dan Sei Teluk Dalam. Pengukuran dilakukan pada
pagi hari, siang hari, dan malam hari. Rekapitulasi hasil
pengukuran suhu udara pada kelima stasiun pengamatan
terdapat dalam Tabel 5. di bawah ini.
Tabel 5. Hasil pemantauan suhu udara di lima stasiun
pengamatan dalam areal konsesi PEKERJAAN
PEMBANGUNAN TEMPAT PARKIR DAN VIEW POINT
KAWASAN SABANG (LANJUTAN) periode Juli-Desember
2012
2.4 Limbah
Kegiatan pengendalian limbah bertujuan untuk menangani sisa-sisa
kegiatan
pemanenan hutan dan meminimalkan dampak limbah terhadap
lingkungan. Limbah yang dihasilkan oleh rangkaian kegiatan
pemanenan adalah limbah kayu, limbah kimia, dan limbah rumah
tangga. Limbah kayu dapat berupa sisa penebangan, bekas jalan
sarad, dan bekas TPn. Limbah kimia terdiri atas tumpahan obat
pengawet kayu dan tumpahan bahan bakar. Sedangkan limbah
rumah tangga adalah sampah organik dan anorganik yang
dihasilkan dari kegiatan karyawan di dalam areal kerja.
84,20 Rata-rata
80,00
75,00
PSP 2011 PSP 2012
Tahun
18
20 16 15
12 13
15 12
10
10 6
5
0
Jumlah
20 16 17
15
15 10 12
10 8
6
5 3
0
80 Total 2011
60 Total 2012
40
20
0
Jumlah
80 Total 2011
60
Total 2012
40
20
0
1.3 Hidrologi
1.3.1
Suhu
Pada periode Juli-Desember 2012, suhu tertinggi dicapai pada
siang hari dan suhu
terendah pada pagi hari. Gambar 8 – Gambar 12 menunjukan
fuktuasi suhu
bulanan pada waktu pagi, siang dan
malam hari.
25
Suhu Udara (°C)
20
Pagi
15
Siang
10 Malam
0
Jul Ags Sept Okt Nov Des
Gambar 8. Grafik fuktuasi suhu udara di Sei Senepis periode Juli-
Desember 2012
Grafik Suhu Udara Stasiun II Camp T-8
30
25
Pagi
15
Siang
10 Malam
0
Jul Ags Sept Okt Nov Des
25
Suhu Udara (°C)
20
Pagi
15
Siang
10 Malam
0
Jul Ags Sept Okt Nov Des
Gambar 10. Grafik fuktuasi suhu udara di Sei Teluk Dalam periode Juli-
Desember 2012
Grafik Suhu Udara Stasiun IV Sungai Sinaboi
30
25
Pagi
15
Siang
10 Malam
0
Jul Ags Sept Okt Nov Des
Gambar 11. Grafik fuktuasi suhu udara di Sei Sinaboi periode Juli-
Desember 2012
25
20
Pagi
15
Siang
10 Malam
0
Jul Ags Sept Okt Nov Des
Gambar 12. Grafik fuktuasi suhu udara di Sei Nyamuk periode Juli-
Desember 2012
Grafik Trend Suhu Udara di Beberapa Stasiun Pengamatan
PT. Diamond Raya Timber 2011-2012
26,4
26,2 26,2 Camp Sei Senepis
26,1
Suhu Udara (°C)
Camp T -8
26 26,0
26,0
Sei Teluk Dalam
25,2
25
Tahun 2012
2011
1.3.2 Curah
Hujan
Gambar 14 dan 15 menunjukkan curah hujan rata-rata dan curah
hujan total serta jumlah hari hujan pada periode Juli-Desember
2012. Curah hujan total tertinggi dicapai pada bulan Desember,
sedangkan jumlah hari hujan terbanyak juga terjadi pada bulan
Desember.
Rekapitulasi Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Bulanan
(Basecamp Sei Senepis) Tahun 2012
200
180 Curah hujan (mm³)
Jumlah Hari Hujan (E)
160
Total CH (mm³)
140
120
100 183,7
80
149,1
60
111,7 118,5 118
40 81,7
20
9,08 9 9,3112 9,1213 9,0813 9,3216 9,6719
0
Jul Ags Sept Okt Nov Des
850 880,7
728,9
650
450
250
Camp Sei Senepis Camp T -8
50
12
10
6 Persemaian
Ptk 614
4 Ptk 639
Insitu
2
0
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Gambar 17. Grafik fuktuasi tinggi muka air gambut periode Juli-
Desember 2012
11
10,6
10 9,9
9 8,7
8,2 7,8
8
7,2 6,9
7
6,4
6
Pada periode tahun 2011 sampai 2012 terjadi kenaikan tinggi muka
air gambut yang tercatat di semua stasiun pengamatan. Kenaikan
tinggi muka air gambut yang terjadi besar kemungkinan
dikarenakan adanya peningkatan volume curah hujan yang
tercacat.
1.3.4 Tinggi Muka Air Sungai
Seperti terlihat pada Gambar 19 di bawah, tinggi muka air sungai
selama periode Juli-Desember 2012 cenderung mengalami
peningkatan tetapi tidak terlalu signifikan. Peningkatan tinggi muka
air sungai diduga berkaitan dengan naiknya curah hujan yang
terjadi pada periode tersebut. Air hujan yang turun biasanya akan
ditangkap oleh gambut dan kemudian disimpan untuk dikeluarkan
secara bertahap. Apabila air hujan telah melebihi daya tangkap
Rata-rata tnggi muka air sungai (cm)
200
180
S. Senepis
160 S. Sinaboi
S. Teluk Dalam
140 S. Nyamuk
120
100
Juli Agustus September Oktober November Desember
200 198,8
195 194,5
192,5
190,1 190,9
190 188,7
185 185,3
184,6
180
Camp Sei Senepis S. Sinaboi Sei Teluk Dalam Sei Nyamuk
175
2011 Tahun 2012
26,0
24,0
S. Senepis
S. Teluk Dalam
22,0 S. Sinaboi
S. Nyamuk
20,0
Juli Agustus September Oktober November Desember
Bulan
24,6
24,4
24,4
24,2 24,1
24,0
24
23,8
23,8 23,7
23,6 23,5
23,4 23,3
23,2
23,2
23
Camp Sei Senepis S. Sinaboi Sei Teluk Dalam Sei Nyamuk
22,8
22,6
2011 Tahun 2012
Gambar 22. Grafik trend debit air sungai di beberapa stasiun
pengamatan
PT. Diamond Raya Timber periode
2011- 2012
18 18,1 18,0
17,1
17
16,4
16,0 16,3
16
15,3
15 15,0
14
Tahun 2012
2011
1.4 Limbah
Persentase pemanfaatan limbah kayu yang berasal dari bekas
jalan sarad dan TPn
memiliki persentase yang seimbang dibanding dengan penebangan
baru. Jumlah limbah kayu yang bisa dimanfaatkan kembali
tergantung pada kondisi kayu tersebut apakah masih bisa
digunakan kembali atau tidak sehingga besarnya pemanfaatan
setiap bulannya tidak dapat ditentukan dengan pasti. Gambar 25
dan 26 menunjukkan bahwa adanya pemanfaatan kembali bekas
kontruksi jalan sarad dan TPn untuk bahan jari-jari dan galangan
selama periode Juli-Desember 2012.
Grafik komposisi asal bahan jari-jari periode Juli-Desember 2012
100%
90%
80%
Bekas Jalan Sarad
70%
Sisa TPn
60%
Sisa Penebangan
50%
Pohon Tumbang
40%
Penebangan RKT
30%
20%
10%
0%
Juli Agustus September Oktober November Desember
6 6666
6
5
3,95
S. Sinaboi Hilir
4
Parit Camp
S. Senepis Hilir
S. Sinaboi Hulu
Blok Tebangan
Tengah
S. Nyamuk
S. Nyamuk
3
S. Senepis
Hulu
Hulu
Hilir
6
6,0 6,0 6,0 6,0 5,8 6,0 6,0
5,5
5 Kelas II
4,5
Blok Tebangan
S. Nyamuk Hulu
S. Senepis Hulu
S. Nyamuk Hilir
S. Sinaboi Hulu
Parit Camp
S. Sinaboi Hilir
4
Tengah
S. Senepis H
Gambar 28. Grafik trend nilai DO dan standar baku
mutu kualitas air
PT. Diamond Raya Timber periode
2011- 2012
Dari grafik di atas terlihat bahwa secara hampir semua lokasi tidak
terjadi perubahan konsentrasi DO, hanya lokasi Hulu Sungai Sinaboi
yang mengalami penurunan. Menurut Achmad (2004) sebagian
besar oksigen dari dalam air berasal dari atmosfer. Oleh karena itu
kemampuan untuk mengisi oksigen kembali dengan cara kontak
dengan atmosfer merupakan hal yang sangat penting. Sifat air
gambut yang mengaliri sungai-sungai di sekitar areal PT. Diamond
Raya Timber yang berwarna dan keruh menyebabkan kontak
dengan matahari menjadi rendah. Hal ini berakibat pada kecilnya
peluang fotosintesis dari mikroorganisme dan tumbuhan air yang
akan menghasilkan oksigen. Selain itu adanya penguraian bahan-
bahan organik dan anorganik oleh mikroorganisme aerob yang
menggunakan oksigen membuat penurunan konsentrasi DO pada
sungai karena penggunaan oksigen dalam proses penguraian.
9
8,00
8
7,20 7,20
7,00 7,00 7,00 7,10 7,106,80
7
6,00
6
S. Sinaboi Hilir
S. Nyamuk
S. Nyamuk
S. Sinaboi
Parit Camp
5
S. Senepis
Blok
Hulu
Hulu
Tebangan
Hilir
Tengah
S. Senepis
Hulu
Hilir
Kelas I & II
0,25 0,2461
0,2152 0,2177
0,2032 0,2021
0,2
0,2200 0,2112 0,2220
0,15 0,1011 0,0989
0,1 Kelas I & II
0,058 0,1170
0,047 0,051 0,1000
0,05 0,032 0,002
S. Sinaboi Hilir
S. Nyamuk
S. Nyamuk
S. Senepis Hilir
Blok Tebangan
S. Sinaboi
Parit Camp
S. Senepis
Hulu
Hilir
Tengah
Hulu
Hulu
S. Nyamuk
S. Sinaboi
S. Sinaboi
0
S. Senepis
S. Senepis
S. Nyamuk
Parit Camp
Blok
Hulu
Tebangan
Hilir
Hulu
Tengah
Hulu
Hilir
Hilir
Gambar 31. Grafik trend nilai NO3 dan standar baku
mutu kualitas air
PT. Diamond Raya Timber periode
2011- 2012
Pada evaluasi trend nilai NO3 dari tahun 2011 sampai tahun 2012,
hampir semua lokasi mengalami penurunan konsentrasi. Hanya air
pada Sumur Blok Tebangan dan Parit Camp Tengah yang
mengalami peningkatan konsentrasi tetapi tidak signifikan.
Walaupun begitu, konsentrasi NO3 di semua lokasi masih berada
jauh di bawah ambang batas kelas I Baku Mutu Kualitas Air.
0,000,02012
Parit Camp
S. Nyamuk
0
S. Senepis
S. Senepis
S. Sinaboi
S. Sinaboi
1
Blok
Tebangan
Hulu
Tengah
Hulu
Hulu
Hilir
Hilir
Hilir
Gambar 32. Grafik trend nilai NH3 dan standar baku mutu
kualitas air
PT. Diamond Raya Timber periode 2011- 2012 dengan AMDAL
1996
Dalam kurun waktu 2011-2012, terdapat perubahan konsentrasi
NH3 yang bervariasi di setiap lokasi. Perubahan konsentrasi NH3
kemungkinan terkait adanya aktivitas mikroorganisme dalam
perombakan bahan-bahan organik seperti protein dan urea. Kondisi
tersebut tidak merubah kelas kualitas air dari tahun sebelumnya
yaitu Kelas I karena masih dibawah ambang batas kelas. Namun
berdasarkan data rona awal AMDAL tahun 1996, nilai NH3 di
setiap lokasi pengamatan terdapat pada kelas II yaitu air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk sarana/prasarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan air untuk mengairi
tanaman. Perbedaan yang cukup tinggi dari tahun 1996 dengan
tahun 2011 dan 2012 disebabkan oleh tinggi dan rendahnya
pasokan oksigen. Kondisi pada tahun 1996 memiliki pasokan
oksigen yang rendah dikarenakan lokasi air yang terhindar dari
matahari (hutan masih rapat) sehingga proses fotosintesis oleh
tumbuhan air sedikit/kecil dan penguraian bahan-bahan organik
dan anorganik oleh mikroorganisme aerob membuat konsentrasi
oksigen semakin rendah. Oleh karena itu nilai amonia tinggi pada
perairan di setiap lokasi karena kurangnya pasokan oksigen.
14 12,5
11,8 12,0 11,6 12,0 12,1
12 14,0
10 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0
6,0 7,5
8 Kelas IV
6
2 Kelas II
S. Sinaboi Hilir
Blok
Kelas I
Tebangan
S. Nyamuk
S. Nyamuk
Tengah
S. Senepis
S. Sinaboi
S. Senepis
0
Hulu
Hulu
Hulu
Hilir
Hilir
Gambar 33. Grafik trend nilai BOD dan standar baku
mutu kualitas air
PT. Diamond Raya Timber periode
2011- 2012
1.5.8 COD (Chemical Oxygen Demand)
20
24,00 23,00 Kelas II 23,60 12,00 15,00
10 21,00 20,05 22,50
S. Sinaboi Hulu
10,00 12,00
S. Sinaboi Hilir
S. Senepis Hilir
Blok Tebangan
0 Kelas I
S. Senepis
Parit Camp
S. Nyamuk
S. Nyamuk
Tengah
Hulu
Hulu
Hilir
Gambar 34. Grafik trend nilai COD dan standar baku mutu
kualitas air
PT. Diamond Raya Timber periode 2011- 2012 dengan AMDAL
1996
Pada evaluasi trend nilai COD dari tahun 2011 sampai tahun 2012
(Gambar 34), terlihat adanya perubahan nilai COD walaupun
begitu tidak ada kenaikan atau penurunan Kelas Kualitas Air pada
semua lokasi. Seperti halnya BOD, nilai COD juga sangat
dipengaruhi aktifitas mikroorganisme dalam menguraikan zat-zat
organik maupun non organik. Sedangkan pada rona awal AMDAL
tahun 1996 nilai COD berada pada kelas IV (air yang hanya dapat
digunakan untuk mengairi tanaman). COD yang tinggi menunjukan
tingginya jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob
untuk mengoksidasi bahan secara kimiawi.
1.5.9 Total Coliform (Eschericia coli)
Parit Camp
S. Nyamuk
30 20 14 8 10
S. Nyamuk
0
S. Sinaboi
S. Senepis
S. Senepis
S. Sinaboi
Blok
Tebangan
Tengah
Hilir
Hulu
Hulu
Hulu
Hilir
Hilir
Terlepas dari usaha sungguh-sungguh yang selalu dilakukan oleh PT. DRT
untuk mengelola lingkungan di areal konsesinya, peningkatan usaha
pengelolaan akan terus dilakukan di masa mendatang, agar tujuan
pengelolaan hutan lestari PT Diamond Raya Timber dapat tercapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kota Dumai. 2010. Dumai Dalam Angka 2010.
Badan Pusat Statistik
Kota Dumai, Kota Dumai.