ABSTRACT
An experiment of determining TSS and TDS in sewage waste water has been conducted to determine the quality
of waste water in terms of dissolved solids and suspended solids through filtration process. The waste water is
filtered with a 2 μm pore filter, so that the larger residues (TSS) will be retained on the filter paper. While
dissolved solids (TDS), will break through filter paper. The TSS value can be determined from weighing after
heating to obtain a constant weight. TSS content allowed in waters up to 500 mg / L. The higher the content of
TSS, the dissolved oxygen content in water will be lower.
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan penentuan TSS dan TDS dalam air limbah selokan untuk mengetahui kualitas dari
air limbah tersebut dari segi padatan terlarut dan padatan tersuspensinya. Air limbah disaring dengan saringan
yang berukuran pori 2µm, sehingga residu-residu yang berukuran lebih besar (TSS) akan tertahan pada kertas
saring. Sedangkan padatan terlarut (TDS), akan menerobos kertas saring. Nilai TSS dapat ditentukan dari
penimbangan setelah pemanasan sehingga diperoleh berat yang konstan. Kandungan TSS yang diperbolehkan
dalam perairan maksimal 500 mg/L. Semakin tinggi kandungan TSS maka kandungan oksigen terlarut dalam air
akan semakin rendah.
2.3 Persiapan Kertas Saring dan Cawan Total Suspended Solid (TSS) atau padatan
tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan
Kertas saring kering ditempatkan pada kaca arloji kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat
lalu dipanaskan pada suhu 110 ⁰C selama 1 jam. mengendap. Padatan tersuspensi terdiri dan
Didinginkan dalam desikator selama 5 menit, partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya
kemudian ditimbang. Diulangi sampai berat yang lebih kecil dari pada sedimen, seperti bahan-bahan
diperoleh konstan. Langkah-langkah tersebut Organik tertentu, tanah liat dan lainnya. Partikel
dilakukan juga terhadap cawan penguap. menurunkan intensitas cahaya yang tersuspensi
dalam air umumnya terdiri dari fitoplankton,
2.4 Penentuan TSS zooplatkton, kotoran hewan, sisa tanaman dan
hewan, kotoran manusia dan limbah industri
Disiapkan sejumlah sampel air limbah dan (Azwir, 2006).
dihomogenkan. Diambil 50 mL air limbah tersenut Pada penentuan kadar padatan tersuspensi di
kemudian disaring. Kertas saring dan kaca arloji dalam sampel air ini digunakan metode gravimetri
dipanaskan pada suhu 110 ⁰C selama 1 jam. dengan cara mengendapkan padatan tersuspensi
Didinginkan dalam desikator selama 5 menit lalu yang terkandung di dalam sampel air yang
ditimbang. Diulangi sampai mendapat berat yang dianalisa. Pengendapan dilakukan dengan cara
konstan (± 0,0002 gram) menyaring sampel air sehingga keduanya menjadi
terpisah, dimana padatan tersuspensi memiliki
2.5 Penentuan TDS ukuran molekul yang lebih besar dari pada padatan
terlarut sehingga padatan tersuspensi ini akan
Filtrat hasil penyaringan pada penentuan TSS tertinggal pada kertas saring saat penyaringan
diambil sebanyak 10 mL, dipindahkan ke cawan dilakukan. Sebelum disaring, sampel air terlebih
yang telah konstan. Dilakukan pemanasan selama 2 dahulu dikocok agar zat-zat yang terkandung di
jam pada suhu 110 ⁰C. Didinginkan dalam dalamnya tersebar merata dan homogen kemudian
desikator selama 5 menit lalu ditimbang. Langkah disaring sebanyak 50 mL menggunakan kertas
tersebut diulangi sampai diperoleh berat yang whatman. Endapan yang tertinggal pada kertas
konstan. saring sebagai padatan tersuspensi ini kemudian
diletakkan pada kaca arloji kemudian dilakukan
pemanasan di dalam oven dengan suhu 110 ⁰C
3. Hasil dan Pembahasan selama 1 jam bertujuan untuk menghilangkan kadar
air yang terdapat pada kertas saring maupun
3.1 Prinsip Analisa endapan sehingga akan diperoleh berat padatan
tersuspensi yang akurat. Setelah dilakukan
Prinsip analisa ini adalah menentukan kadar pemanasan maka kertas saring beserta wadahnya
padatan tersuspensi di dalam sampel air dengan didinginkan di dalam desikator selama 5 menit.
menggunakan metode gravimetri. Metode ini Selanjutnya ditimbang hingga diperoleh berat yang
dilakukan dengan menyaring sampel air konstan. Perlu diperhatikan jika tidak diperoleh
menggunakan kertas saring kemudian padatan yang berat konstan maka tahapan pengeringan,
tersaring beserta kertas saringnya dikeringkan pada pendinginan dalam desikator, dan lakukan
penimbangan harus diulangi sampai diperoleh dimana A adalah berat kertas saring, residu dan
berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kaca arloji, B adalah berat kertas sarig dan kaca, C
kecil dari 4% terhadap penimbangan sebelumnya adalah berat cawan dan residu setelah pemanasan,
atau lebih kecil dari 0,5 mg. Hasil penimbangan dan D adalah berat cawan kosong (semua dalam
dari penentuan TSS dapat dilihat pada Tabel 1. miligram).
Adapun hasil TSS yang diperoleh dari sampel
Tabel 1. Penimbangan penentuan TSS air limbah adalah 140 mg/L dari syarat mutu
menurut PP RI No. 82 Thn 2001 untuk Total
Penimbangan Berat (g) Suspended Solid adalah sebesar 400 mg/L. Dan
Kertas saring 0,8096 TDS 2240 mg/L dari standar kualitas air bersih
Kaca arloji yang telah ditentukan oleh PerMenKes No.
22,9013
416/Men.Kes/Per/IX/1990 untuk Total Dissolved
Kertas saring + kaca +
Solid adalah sebesar 1000 mg/L. Sehingga air
residu setelah 23, 7179
tersebut tidak layak untuk dikonsumsi dan tidak
pemanasan
memenuhi syarat baku mutu air bersih.
Ukuran partikel tersuspensi lebih besar
Untuk padatan terlarut juga dilakukan daripada partikel terlarut. Ukuran ini disebabkan
prosedur yang sama seperti pada penentuan kadar oleh kandungan dari padatan tersuspensi dan
padatan tersuspensi. Filtrat yang dihasilkan dari padatan terlarut tersebut dimana kandungan
penyaringan TSS ini yang kemudian digunakan padatan tersuspensi terdiri dari semua zat padat
untuk menentukan kadar padatan terlarut. Filtrat ini (pasir, lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel
dipindahkan ke dalam cawan porselen untuk yang tersuspensi dalam air dan dapat berupa
kemudian dilakukan penguapan di dalam oven komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton,
dengan suhu 110⁰C hingga dalam cawan hanya zooplankton, bakteri, fungi, ataupun komponen
tersisa padatan kering (tidak ada sisa-sisa air) mati (abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel
selanjutnya didinginkan dalam desikator dan anorganik. Sedangkan kandungan padatan terlarut
dilakukan penimbangan hingga diperoleh berat terdiri dari ion-ion terlarut seperti Merkuri (Hg),
yang konstan. Hasil penimbangan dari penentuan Timbal (Pb), Arsenik (As), Cadmium (Cd),
TDS dapat dilihat pada Tabel 2. Kromium (Cr), nikel (Ni), serta garam magnesium
dan kalsium.
Tabel 1. Penimbangan penentuan TDS Karena secara fisik, sampel terlihat tidak
banyak mengandung padatan maka kandungan
Penimbangan Berat (g) padatan tersuspensinya pun lebih kecil dari padatan
Cawan kosong 36,2058 terlarutnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Cawan+10 mL filtrat jumlah padatan terlarut diantaranya faktor geologi
36,2282
setelah pemanasan dan tanah di daerah aliran selokan, limpasan
perkotaan, pupuk limpasan, air limbah dan septic
sistem limbah, serta efek tumbuhan dan hewan
Melalui perhitungan dibawah ini, dapat yang membusuk.
diperoleh kadar TSS dalam sampel air, yaitu:
4. Kesimpulan
(A − B)mg x 1000 Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kadat
V sampel (mL) TSS sebesar 140 mg/L dan TDS 2240 mg/L. Yang
mana berdasarkan PP RI No. 82 Thn 2001 tentang
dan untuk TDS, Syarat Mutu Air Sungai dan PerMenKes No.
(C − D) mg x 1000 416/Men.Kes/Per/IX/1990 tentang Syarat Mutu Air
Bersih, maka sampel air selokan kampus UIN
V sampel (mL)
Sunan Gunung Djati bandung tidak memenuhi
syarat mutu air bersih dan tidak layak konsumsi.
Daftar Pustaka
Amanda, Friska. 2014. Standar Baku Air Besih dan Air Minum. http://barusan-aja.blogspot.co.id/2014
/07/standar-baku-air-bersih-dan-air-minum.html. diakses pada tanggal 12 Maret 2018
Anonim. 2015. Analisis Kadar TSS, pH, COD, dan logam Fe, Mn, Zn dalam Air Sungai dan Air Limbah di
Laboratorium Lingkungan Balai Riset dan Standarisasi Industri Banjarbaru.
lahttps://dcycheesadonna.wordpress.com/2015/01/14/analisis-kadar-tss-ph-cod-dan-logam-fe-mn-zn-
dalam-air-sungai-dan-air-limbah-di-laboratorium-lingkungan-balai-riset-dan-standarisasi-industri-
banjarbaru/. Diakses pada tangal 12 Maret 2018
Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri Oleh Limbah Industri Kelapa Sawit PT. Peputra
Masterindo Di Kabupaten Kampar. Tesis Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro. Semarang
Tarigan, M.S, dan Edward, 2003, Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total Suspended Solid) di Perairan
Raha, Sulawesi Tenggara, MAKARA, SAINS, VOL. 7, NO. 3