DINAS PARIWISATA
Jl. Tebaununggu No. 2 Telp. (0401) 3126634 Fax. (0401) 3127435 Kendari
PEMBANGUNAN TALUD
LOKASI
PULAU BOKORI, KEC. SOROPIA KAB. KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2018
DAFTAR ISI
BAGIAN 1
BAGIAN 2
- bersepuh
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1.1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar serta
penuh dengan tanggung jawab dan teliti sesuai dengan ketentuan Kontrak;
1.2. Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semua pekerjaan sementara
yang akan dilaksanakan, semuanya harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
1.3. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mentaati peraturan-
peraturan pemerintah dan peraturan daerah yang berlaku yang berhubungan
dengan pekerjaan ini.
Pasal 2
LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah di Pulau Bokori, Kabupaten.
Konawe
2.2. Lingkup pekerjaan dimaksud adalah Pekerjaan PEMBUATAN TALUD
Pasal 3
RENCANA KERJA
Pasal 4
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP PEKERJAAN
RKS - 2
Pasal 5
SETTING OUT
Pasal 6
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK
6.1. Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
Lokasi tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa / pinjam berdasarkan
ketentuan yang berlaku dan harus membatasi operasinya dilapangan yang
betul-betul
6.2. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan
dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan persetujuan
Pengawas Lapangan.
RKS - 3
Pasal 7
MATERIAL
Pasal 8
KODE, STANDARD, SERTIFIKAT DAN LITERATUR DARI PABRIK
8.1. Pemborong harus menyediakan dilapangan antara lain foto copy persyaratan,
standard bahan, katalog, rekomendasi dan sertifikat serta informasi lainnya
yang diperlukan untuk semua material yang digunakan dalam proyek ini serta
petunjuk pemasangan barang-barang tersebut harus mengikuti prosedur yang
direkomendasikan oleh pabrik.
Pasal 9
LALU LINTAS
RKS - 4
Pasal 10
CUACA
Pasal 11
SERVICE SEMENTARA
11.1. Apabila diperlukan, Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang
diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Pasal 12
SHOP DRAWING, AS BUILT DRAWING
RKS - 5
Pasal 13
LAPORAN PEKERJAAN DAN FOTO-FOTO
RKS - 6
RKS - 7
SYARAT-SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT KHUSUS
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
RKS - 8
c. Pemberi kerja/pengawas lapangan berhak memerintahkan untuk
menambah peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak
memenuhi peralatan.
d. Bila pekerjaan telah selesai, kontraktor diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang di
akibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.
2.3 Gudang bahan peralatan
a. Kontraktor harus menyediakan gudang yang bersifat nonpermanen
dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan
peralatan-peralatan agar terhindar dari cuaca dan pencurian.
b. Kontraktor mengajukan rencana penempatan gudang bahan dan
peralatan yang harus mendapat persetujuan pengawas lapangan.
2.4 Pengukuran dan pemasangan bouwplank
a. Pengawas Lapangan akan menetapkan Benchmark sebagai referensi
yang ditetapkan dilapangan. Bila Benchmark belum ada maka
pemborong berkewajiban membuat Benchmark sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
b. Pemborong harus atau wajib membuat bouwplank dan memasang patok-
patok pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan
untuk menjamin ketelitian, bentuk, posisi, arah elevasi dan lain-lain,
yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama
pekerjaan berlangsung
c. Sebelum pekerjaan dimulai, patok-patok pembantu, bouwplank harus
disetujui Pengawas Lapangan. Patok-patok dan referensi lainnya tidak
boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.
2.5 Pemotongan dan Pembersihan Pohon
a. Kontraktor harus menebang dan membersihkan area sekitar lokasi
pekerjaan sebelum memulai pekerjaan, penebangan pohon dengan
diameter besar menggunakan alat Chainsaw, agar memudahkan dalam
pembersihan lokasi.
b. Sisa akar pohon, daun serta tangkai pohon terlebih dahulu di buang ke
pembuangan yang telah disetujui Pengawas Lapangan.
RKS - 9
2.6 Izin-Izin
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH
3.1. Umum
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang
berasal dari air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab,
pengeringan diusahakan dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan
keparit-parit atau lain-lain dan biaya untuk pekerjaan- pekerjaan tersebut
harus dianggap telah termasuk harga kontrak/borongan.
RKS - 10
disingkirkan. Bahan-bahan sisa galian tersebut harus segera dikeluarkan
dari pekerjaan paling lambat 2 x 24 jam dan dibuang pada tempat yang
disetujui Konsultan Pengawas.
Tanah hasil kupasan yang berupa humus harus dipisahkan dari lapisan
tanah dibawahnya. Pengupasan dengan kedalaman rata-rata 20 cm
digunakan sebagai lapisan penutup sekeliling bangunan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas. Jika tebal lapisan humus lebih besar dari 20 cm,
maka seluruh tebal humus harus digali dan digunakan kembali sebagai
urugan lapisan penutup dan biaya yang diakibatkannya dianggap telah
termasuk dalam harga kontrak.
Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi
dari 20 cm dan setiap lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan
steamper atau compactor.
PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN
RKS - 11
gambar-gambar detail perencanaan dan harus meminta persetujuan
Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada Konsultan Pengawas,
bila ada perbedaan gambar-gambar dari gambar konstruksi dengan gambar
arsitektural atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
4.3. Bahan-bahan
1. Jika ditemukan lubang pada dasar galian pondasi, maka lubang tersebut
harus diurug dengan pasir pasangan dan harus dipadatkan dengan vibro
stamper.
2. Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, sampah- sampah
harus disingkirkan.
4. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecah menjadi komponen- komponen
yang lebih kecil lebih dahulu.
5. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max. 30 cm/lapis) dengan
vibro stamper dengan memperhatikan kadar air tanah.
RKS - 12
beton dalam buku spesifikasi ini dan gambar detail perencanaan.
3. Stek kolom, stek kolom penguat, stek tangga, sparing-sparing yang
diperlukan harus terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi sesuai
gambar kerja.
4. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada
kelainan/ ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan Konsultan
Pengawas.
1. Pondasi batu Gunung digunakan untuk dinding dan pagar, sesuai yang
tertera dalam gambar kerja.
2. Pada dasar pondasi, digunakan alas lantai kerja dengan beton cor campuran
1 PC : 3 pasir : 6 kerikil dalam perbandingan volume, dengan ketebalan
sesuai gambar kerja.
3. Campuran semen untuk pengisi spesi batu kali adalah 1 PC : 3 pasir
pasangan dalam perbandingan volume.
4. Pemasangan spesi batu kali tidak boleh berongga.
5. Diatas pondasi pasangan batu kali diberi sloof untuk meratakan penyebaran
beban dari atas.
6. Ukuran dari pada balok sloof disesuaikan dengan gambar kerja.
PASAL 5
PEKERJAAN BETON
Kecuali ditentukan lain berikut ini, maka Sebagai dasar code PBI 1971 dan SKSNI
Tahun 1991 tetap digunakan.
5.3. Bahan-bahan
RKS - 13
5.3.1 Portland Cement Digunakan Portland semen yang memenuhi No. SII
(Standard Industri Indonesia) S.400 menurut Standard Semen Indonesia
(SSI 8-1972). Tidak boleh mencampur merek semen yang berbeda untuk 1
tahap proses pengecoran
5.3.2 Agregat
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi seperempat
ukuran yang telah ditetapkan
Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan organik atau
kotoran lainnya, serta tidak mengandung garam asam.
Batu kerikil yang digunakan rata-rata berukuran Ø 20 sampai 30 mm
dengan kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus mendapat
persetujuan untuk dipakai dari Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
Untuk pekerjaan dengan pasangan batu kali digunakan batu kali
berukuran rata-rata Ø 10 - 20 cm.
5.3.3 Besi Beton
Ukuran yang digunakan adalah ukuran pas sesuai dengan gambar
kerja.
Besi yang digunakan tidak kotor, tidak berminyak dan tidak berkarat.
5.3.4 Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton ditentukan dari jenis kawat beton pengikat
No.16 SWG (Ø 1 mm) dan tidak bersepuh seng.
5.3.5 Air
Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih, bebas dari
bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen, seperti asam dan garam.
RKS - 14
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule & network
plan).
Semen harus didatangkan dalam kantongan/kemasan standard (zak).
Semen harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), jika
ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat
ditekan hancur dengan melebihi dari berat 5% berat dan kepada
campuran diberi tambahan semen yang baik dalam jumlah yang sama.
Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing
lainnya, misalnya ; minyak dan lain-lain.
Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara satu dengan yang
lain menurut jenis dan gradasinya.
5.4. Bekisting
5.4.1 Material
Bekisting harus dipakai kayu yang cukup kering dan kuat sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi
dari beton, seperti pada gambar kerja. Papan-papan untuk cetakan harus
bermutu baik, lurus dan rata atau menggunakan triplex dengan ketebalan
yang sesuai.
5.4.2 Perencanaan
RKS - 15
Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.
5.4.3 Pembongkaran Cetakan
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu
kekuatan khusus untuk memikul 2 x beban sendiri atau melalui waktu
pengerasaan selama 21 (dua puluh satu) hari, kecuali campuran beton
menggunakan bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan
beton.
Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan
bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap
berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan
konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor.
Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas bilamana ia
bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi
utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan ini
tidak berarti Kontraktor lepas dari tanggung jawab atas hasil
pekerjaan tersebut.
Pemasangan pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan
konstruksi.
1. Kecuali yang ditentukan dalam gambar, kualitas beton untuk bagian sloof,
pondasi tapak, kolom selain kolom dan ring balok adalah K.175.
(tegangan tekanan hancur karakteristik untuk kubus uji beton pada usia 28
(dua puluh delapan) hari, dengan derajat konfidensi 0,95.
2. Untuk bagian kolom praktis menggunakan beton cor campuran 1 PC : 2
pasir : 5 kerikil dalam perbandingan volume.
3. Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya
membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan
dilain tempat atau dengan mengadakan trialmixes.
4. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump.
RKS - 16
5. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus
percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan hasilnya tidak
boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 (dua puluh
delapan) hari.
6. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
7. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara tidak mengakibatkan terjadinya separasi
komponen-komponen beton.
RKS - 17
Konstruksi beton yang sangat keropos.
Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan
atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
Konstruksi beton tidak tegak lurus, atau rata seperti yang
direncanakan.
1. Besi tulangan beton yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera
pada gambar kerja.
2. Dalam hal ini berdasarkan pengalaman Kontraktor atau menurutnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan
pembesian yang ada, maka :
Kontraktor dapat menambah besi ekstra dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera pada gambar, secepatnya hal ini
diberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian untuk
kesempurnaan pekerjaan maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga
keharusan dari Kontraktor.
RKS - 18
melihat/mengawasi/ menegur atau memberi nasehat tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor tersebut diatas.
PASAL 6
PEKERJAAN DEWATERING
6.3. Pemasangan
PASAL 7
PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN
1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan atau kesalahan pada
borongan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor pada waktu pelaksanaan
maupun selama dalam masa pemeliharaan atau kekurangan setelah serah terima
pertama dilaksanakan.
2. Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan sebelum diserah
terimakan akibat dari kesalahan atau kekeliruan Kontraktor atau Sub
Kontraktor atau karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan kesalahan
pelaksanaan yang dibuat Kontraktor dan belum mendapat persetujuan dari
Developer atau Konsultan Pengawas (kecuali perencanaan yang diserahkan
RKS - 19
Developer) seluruhnya adalah tanggungan Kontraktor.
3. Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%, Kontraktor
bertanggung jawab memperbaiki selekas mungkin segala kerusakan dan
kekurangan-kekurangan akibat dari kesalahan atau kelalaian Pemborong.
4. Konsultan Pengawas akan memberitahukan terlebih dahulu kepada Kontraktor
tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka waktu pemeliharaan
dan berdasarkan ini Kontraktor menunjuk seorang wakil yang bertanggung
jawab untuk hadir dalam waktu dan tanggal yang ditentukan. Wakil ini akan
memberi bantuan yang diperlukan untuk mencatat semua hal dan persoalan yang
perhatikan sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas.
5. Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan selama dalam masa pemeliharaan,
Konsultan Pengawas akan memberitahukannya kepada Kontraktor secara
tertulis, agar Kontraktor secepatnya memperbaiki/ mengganti yang rusak atau
yang tidak baik.
6. Bilamana Kontraktor tidak memperbaiki yang rusak atau yang kurang baik
dalam waktu yang wajar sebelum berakhirnya masa pemeliharaan, Developer
dapat melakukannya atas biaya Kontraktor.
7. Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak praktis atau sukar
diperbaiki, Konsultan Pengawas harus menentukan pengurangan nilai borongan
dan memotongnya dari jumlah yang akan dibayarkan kepada Kontraktor.
8. Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima terakhir dikeluarkan,
Kontraktor wajib pada jam-jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri
mengadakan pemeriksaan apakah semua bagian dari borongan dapat bekerja
dengan baik atau tidak dengan membuat catatan-catatan mengenai kerusakan
atau malfungsi dari elemen-elemen borongan.
9. Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan dan kerapihan lapangan selama
jangka waktu Kontrak.
10. Selain itu Kontraktor sewaktu-waktu wajib memelihara kelayakan dari setiap
areal dan jika diminta Konsultan Pengawas, memindahkan semua kotoran,
alat-alat konstruksi, kelebihan bahan dan segala rongsokan bekas pekerjaan
konstruksi dari areal tersebut.
11. Kebersihan ini termasuk tugas Kontraktor sehingga lokasi pekerjaan
umumnya selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.
12. Setelah selesai pekerjaan Kontraktor harus membersihkan seluruh lapangan
sehingga mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, Sub Kontraktor lain
RKS - 20
berkewajiban hadir di lapangan untuk turut/ikut melaksanakan pembersihan.
13. Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian pekerjaan
pembantu yang diperlukan selama pelaksananaan pekerjaan (proyek)
berlangsung harus dibongkar sebelum seluruh pekerjaan diserah terimakan.
14. Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya dalah tanggung jawab
Kontraktor.
RKS - 21