Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

DINAS PARIWISATA
Jl. Tebaununggu No. 2 Telp. (0401) 3126634 Fax. (0401) 3127435 Kendari

RENCANA KERJA DAN SYARAT


( RKS )

PEMBANGUNAN TALUD

LOKASI
PULAU BOKORI, KEC. SOROPIA KAB. KONAWE
TAHUN ANGGARAN 2018
DAFTAR ISI

BAGIAN 1

RINGKASAN SPESIFIKASI BAHAN / MATERIAL BANGUNAN

BAGIAN 2

SYARAT – SYARAT TEKNIS UMUM

Pasal 1. Ketentuan Umum ............................................................................................ 2

Pasal 2. Lokasi Dan Lingkup Pekerjaan .................................................................. 2

Pasal 3. Rencana Kerja ................................................................................................... 2

Pasal 4. Tanggung Jawab Kontraktor Terhadap Pekerjaan ............................ 3

Pasal 5. Setting Out .......................................................................................................... 4

Pasal 6. Daerah Kerja Dan Jalan Masuk .................................................................. 4

Pasal 7. Material ............................................................................................................... 5

Pasal 8. Kode, Standard, Sertifikat Dan Literatur Dari Pabrik ....................... 5

Pasal 9. Lalu Lintas .......................................................................................................... 5

Pasal 10. Cuaca .................................................................................................................... 6

Pasal 11. Service Sementara .......................................................................................... 6

Pasal 12. Shop Drawing, As Built Drawing ............................................................... 6

Pasal 13. Laporan Pekerjaan Dan Foto-Foto ........................................................... 7

SYARAT – SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT KHUSUS

Pasal 1. Lingkup Pekerjaan .......................................................................................... 8

Pasal 2. Pekerjaan Persiapan ...................................................................................... 8

Pasal 3. Pekerjaan Tanah .............................................................................................. 10

Pasal 4. Pekerjaan Pasangan ....................................................................................... 11


Pasal 5. Pekerjaan Beton ............................................................................................... 13

Pasal 6. Pekerjaan Dewatering ................................................................................... 19

Pasal 7. Pembersihan Dan Pemeliharaan ............................................................... 19


RINGKASAN SPESIFIKASI BAHAN / MATERIAL

Pasir : Pasir urug dan pasir kali/pasang

Tanah : Tanah timbunan biasa

Semen (PC) : Semen tonasa atau bosowa atau tiga roda

Batu : Batu kali, batu belah dan batu gunung

Pasir : Pasir kali dan pasir urug

Stuktur : - Beton bertulang K-100 dan K-175, setara

- Campuran 1 : 2 ; 3 dan Campuran 1 : 3 : 5

Tulangan : - Besi beton polos ukuran pas sesuai gambar kerja

- bersepuh

Kayu : Kayu dan papan bekisting, kayu matoa, atau sejenisnya


SYARAT-SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT UMUM

Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1.1. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar serta
penuh dengan tanggung jawab dan teliti sesuai dengan ketentuan Kontrak;
1.2. Seluruh cara dan prosedur yang diikuti, termasuk semua pekerjaan sementara
yang akan dilaksanakan, semuanya harus mendapat persetujuan dari
Pengawas Lapangan.
1.3. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mentaati peraturan-
peraturan pemerintah dan peraturan daerah yang berlaku yang berhubungan
dengan pekerjaan ini.

Pasal 2
LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah di Pulau Bokori, Kabupaten.
Konawe
2.2. Lingkup pekerjaan dimaksud adalah Pekerjaan PEMBUATAN TALUD

Pasal 3
RENCANA KERJA

3.1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal Surat Keputusan Pemberian


Pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan Kepada Direksi Lapangan untuk
mendapat persetujuannya antara lain:
a. Suatu rencana kerja atau jadwal waktu pelaksanaan dalam bentuk Bar
Chart yang lengkap dan terperinci, meliputi seluruh pekerjaan seperti
dimaksud dalam Dokumen Kontrak.
b. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan Personalia yang akan
melaksanakan tugas pekerjaan.
c. Jadwal Pengerahan Tenaga Kerja.
3.2. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang
telah diajukan
3.3. Kelalaian dalam menyerahkan rencana kerja tersebut di atas, dapat
menyebabkan ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 4
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP PEKERJAAN

4.1 Semua pelaksanaan pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Pengawas


Lapangan, tidak berarti bahwa Kontraktor melepaskan tanggung jawab yang
tercantum dalam Kontrak.
4.2 Tanah tempat pekerjaan dalam keadaan pada waktu Penawaran termasuk
segala sesuatu yang berada dalam batas-batas yang ditentukan, diserahkan
tanggung jawab kepada Kontraktor. Namun demikian, semua benda yang
ditemukan di Lapangan tersebut, tetap menjadi milik Pemberi Tugas
(Bouwheer).
4.3 Kantraktor harus mengisi / menimbun kembali semua lobang-lobang dan
bekas galian-galian yang dibuatnya setelah selesai pekerjaan atau tidak
diperlukan lagi untuk pekerjaan, serta harus bersih dari segala sampah /
kotoran dan bahan-bahan yang tidak diperlukan lagi.
4.4 Pemberi Tugas, Pengawas Lapangan berhak untuk mengadakan Inspeksi
kesetiap bagian pekerjaan. Juga apabila pekerjaan tersebut dikerjakan di
bengkel Kontraktor atau Sub Kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor harus
memberi informasi, bantuan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam
pemeriksaan secara teliti dan lengkap.
4.5 Kontraktor bertanggung jawab terhadap ketertiban pegawai serta kendaraan-
kendaraannya dan bersedia memelihara atau memperbaiki segala kerusakan-
kerusakan yang mungkin terjadi, baik di dalam lokasi proyek maupun di
luarnya, sehingga kembali seperti semula.
4.6 Pada waktu penyerahan pertama, seluruh pekerjaan harus diserahkan dalam
keadaan sempurna / selesai, termasuk pembongkaran pekerjaan-pekerjaan
sementara, pembersihan halaman dan sekitarnya sesuai dengan keinginan
Pengawas Lapangan.

RKS - 2
Pasal 5
SETTING OUT

5.1. Untuk menentukan posisi dan ketinggian di lapangan Pemborong harus


melakukan pengukuran dilapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan
referensi Benchmark atau titik tetap dilapangan seperti ditunjukkan dalam
gambar atau atas petunjuk Pengawas Lapangan.
5.2. Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang
mempunyai presisi tinggi dengan metode triangulasi dan
hasilnya disampaikan ke Pengawas Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
5.3. Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil
pengukuran yang dilaksanakan pemborong dilapangan, maka sebelum
melanjutkan pekerjaan yang mungkin dipengaruhi perbedaan tersebut,
pemborong harus melaporkan hal ini kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.
5.4. Keputusan akan hasil pengukuran oleh Pemborong akan didasarkan atas
keamanan konstruksi dan kelancaran operasional.

Pasal 6
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

6.1. Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
Lokasi tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa / pinjam berdasarkan
ketentuan yang berlaku dan harus membatasi operasinya dilapangan yang
betul-betul
6.2. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan
dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan persetujuan
Pengawas Lapangan.

RKS - 3
Pasal 7
MATERIAL

7.1. Material yang akan dipakai dalam pekerjaan-pekerjaan ini diutamakan


produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
7.2. Jika pemborong mengajukan bahan lain yang akan digunakan selain yang
disyaratkan, maka mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan
dalam dokumen tender. Sebelum pemesanan bahan harus diberitahukan
pada Pengawas Lapangan yang meliputi jenis, kualitas dan kuantitas bahan
yang dipesan, untuk mendapat persetujuan.
7.3. Penumpukan material harus pada tempat yang baik agar mutu dari material
dapat terjaga.

Pasal 8
KODE, STANDARD, SERTIFIKAT DAN LITERATUR DARI PABRIK

8.1. Pemborong harus menyediakan dilapangan antara lain foto copy persyaratan,
standard bahan, katalog, rekomendasi dan sertifikat serta informasi lainnya
yang diperlukan untuk semua material yang digunakan dalam proyek ini serta
petunjuk pemasangan barang-barang tersebut harus mengikuti prosedur yang
direkomendasikan oleh pabrik.

Pasal 9
LALU LINTAS

9.1. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk


keperluan pekerjaan, Pemborong harus berhati-hati sedemikian sehingga
tidak mengganggu kelancaran operasional atau menimbulkan kerusakan
terhadap jalan yang telah ada dan prasarana lainnya. Bila terjadi kerusakan,
Pemborong berkewajiban untuk memperbaiki / mengganti.

RKS - 4
Pasal 10
CUACA

10.1. Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengizinkan yang


mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan.

Pasal 11
SERVICE SEMENTARA

11.1. Apabila diperlukan, Pemborong harus menyediakan air dan listrik yang
diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Pasal 12
SHOP DRAWING, AS BUILT DRAWING

12.1. Shop Drawing

Shop Drawing adalah gambar-gambar, daftar bengkokan besi, diagram-


diagram, daftar elemen bangunan dan detail gambar, yang disiapkan oleh
Kontraktor atau Sub Kontraktor yang memberikan penjelasan pekerjaan
pembangunan dengan sebaik-baiknya. Kontraktor tidak dapat menuntut akan
kerusakan atau perpanjangan waktu karena keterlambatan sebagai akibat
perbaikan gambar kerja. Kontraktor bertanggung jawab akan adanya
kesalahan yang terdapat dalam shop drawing tersebut.

12.2. As Built Drawing

Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar dengan pelaksanaan


pekerjaan (atas persetujuan Pengawas Pekerjaan Lapangan), maka segera
setelah pelaksanaan bagian pekerjaan tersebut harus membuat As Built
Drawing. Setelah seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan, pemborong
diwajibkan membuat gambar-gambar dari seluruh pekerjaan termasuk
perubahan-perubahan yang dilaksanakan di lapangan. Gambar-gambar As
Built Drawing dibuat dengan menggunakan software Auto Cad, dan dicetak
rangkap 5 (lima) serta file As Built Drawing diserahkan kepada Pengawas
pekerjaan.

RKS - 5
Pasal 13
LAPORAN PEKERJAAN DAN FOTO-FOTO

13.1. Laporan Pekerjaan :


a. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan rencana,
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pemberi Tugas.
b. Pemborong harus membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
c. Di dalam Laporan Harian harus tercantum keadaan cuaca, bahan yang
masuk, jumlah pekerja/pegawai/karyawan, catatan-catatan tentang
perintah-perintah dari Pemberi Tugas / Direksi atau wakilnya dan hal-hal
lain yang dianggap perlu.
d. Jumlah pekerja setiap hari dicatat menurut golongan dan upah. Daftar
pekerja ini setiap waktu dapat diperiksa oleh Pemberi Tugas, dan ia berhak
mengadakan penelitian tentang produktivitas pekerjaan tersebut.
e. Setiap akhir pekan Pemborong harus menyampaikan Laporan Mingguan
kepada Pemberi Tugas tentang kemajuan pekerjaan dalam minggu yang
bersangkutan, meliputi persediaan bahan di tempat proyek, penambahan,
pengurangan atau perubahan pekerjaan, jumlah/macam dan harga satuan
bahan-bahan yang masuk dan kejadian-kejadian penting lainnya yang terjadi
dalam proyek yang mempengaruhi pelaksanaan proyek.
f. Setiap akhir bulan, Pemborong harus melaporkan kemajuan pekerjaan
secara terperinci dan besarnya persentase terhadap keseluruhan/bagian,
disamping dokumentasi foto berwarna ukuran postcard yang menunjukkan
kemajuan pekerjaan beserta peralatan yang dipakai dan lain-lain foto
ditempel pada album dengan keterangan-keterangan serta tanggal gambar-
gambar diambil. Pemborong harus mengirimkannya kepada Pemberi Tugas
sebanyak 3 (tiga) set album atas biaya kontraktor.
13.2. Foto-Foto.

Kontraktor diharuskan mengadakan pengambilan foto di lapangan, yang


berkenaan dengan kemajuan tahap pekerjaan, detail-detail yang akan
ditutup, adanya bencana dan sebagainya. Hasil cetakan foto tersebut harus
disampaikan pada Pengawas Lapangan sebanyak 3 (tiga) set atas biaya kon-
traktor.

RKS - 6
RKS - 7
SYARAT-SYARAT TEKNIS YANG BERSIFAT KHUSUS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Pekerjaan Pembuatan:


a. Pekerjaan Pendahuluan
b. Pekerjaan Tanah Dan Batu
c. Pekerjaan Buis Beton dan Beton Siklop
d. Pekerjaan Blok Beton
e. Pekerjaan Kansteein
f. Pekerjaan Akhir
1.2 Persyaratan yang disebutkan berikut ini akan berlaku secara umum untuk
semua pekerjaan, kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang disyaratkan
secara khusus.

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1 Survey lokasi


a. Survey lokasi merupakan kegiatan yang sama-sama dilakukan oleh
pemberi kerja/pengawas lapangan dengan kontraktor untuk melihat
kondisi lapangan dan mencari kesesuaian antara rancangan asli yang
ditunjukkan gambar dengan kebutuhan aktual lapangan.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan untuk melakukan survey lokasi
dan melakukan pengukuran awal di lapangan.
2.2 Peralatan kerja
a. Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan kerja dan
peralatan bantu yang akan digunakan dilokasi proyek sesuai dengan
lingkup pekerjaan.
b. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama
pengangkutan peralatan kerja yang menggunakan jalanan umum agar
tidak mengganggu lalu lintas.

RKS - 8
c. Pemberi kerja/pengawas lapangan berhak memerintahkan untuk
menambah peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak
memenuhi peralatan.
d. Bila pekerjaan telah selesai, kontraktor diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang di
akibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.
2.3 Gudang bahan peralatan
a. Kontraktor harus menyediakan gudang yang bersifat nonpermanen
dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan
peralatan-peralatan agar terhindar dari cuaca dan pencurian.
b. Kontraktor mengajukan rencana penempatan gudang bahan dan
peralatan yang harus mendapat persetujuan pengawas lapangan.
2.4 Pengukuran dan pemasangan bouwplank
a. Pengawas Lapangan akan menetapkan Benchmark sebagai referensi
yang ditetapkan dilapangan. Bila Benchmark belum ada maka
pemborong berkewajiban membuat Benchmark sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
b. Pemborong harus atau wajib membuat bouwplank dan memasang patok-
patok pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan
untuk menjamin ketelitian, bentuk, posisi, arah elevasi dan lain-lain,
yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama
pekerjaan berlangsung
c. Sebelum pekerjaan dimulai, patok-patok pembantu, bouwplank harus
disetujui Pengawas Lapangan. Patok-patok dan referensi lainnya tidak
boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.
2.5 Pemotongan dan Pembersihan Pohon
a. Kontraktor harus menebang dan membersihkan area sekitar lokasi
pekerjaan sebelum memulai pekerjaan, penebangan pohon dengan
diameter besar menggunakan alat Chainsaw, agar memudahkan dalam
pembersihan lokasi.
b. Sisa akar pohon, daun serta tangkai pohon terlebih dahulu di buang ke
pembuangan yang telah disetujui Pengawas Lapangan.

RKS - 9
2.6 Izin-Izin

Kontraktor harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat


izin-izn yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
antara lain: izin penerangan/listrik, izin pengambilan material, izin
pembuangan, izin pemakaian jalan, izin penggunaan bangunan serta izin-izin
lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat.

Pasal 3
PEKERJAAN TANAH

3.1. Umum

Semua pekerjaan penggalian tanah harus mendapat persetujuan terlebih


dahulu dari Konsultan Pengawas terutama tentang ukuran galian. Bahan-
bahan galian yang akan dipakai untuk penimbunan harus diperiksa lebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas.

3.2. Penyelidikan Tanah

Pemeriksaan tanah (boring/sondering) ulang harus dilaksanakan oleh


Kontraktor pada titik yang dianggap rawan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.

3.3. Penggalian dan Pengupasan Tanah

 Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang
berasal dari air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab,
pengeringan diusahakan dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan
keparit-parit atau lain-lain dan biaya untuk pekerjaan- pekerjaan tersebut
harus dianggap telah termasuk harga kontrak/borongan.

 Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang,


kedalaman, kemiringan, lokasi serta lingkungan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar kerja dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

 Bahan-bahan sisa alian yang tidak digunakan tidak boleh ditempatkan


berserakan. Tanah-tanah galian yang tidak diperlukan lagi supaya

RKS - 10
disingkirkan. Bahan-bahan sisa galian tersebut harus segera dikeluarkan
dari pekerjaan paling lambat 2 x 24 jam dan dibuang pada tempat yang
disetujui Konsultan Pengawas.

3.4. Urugan dan Pemadatan

 Tanah hasil kupasan yang berupa humus harus dipisahkan dari lapisan
tanah dibawahnya. Pengupasan dengan kedalaman rata-rata 20 cm
digunakan sebagai lapisan penutup sekeliling bangunan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas. Jika tebal lapisan humus lebih besar dari 20 cm,
maka seluruh tebal humus harus digali dan digunakan kembali sebagai
urugan lapisan penutup dan biaya yang diakibatkannya dianggap telah
termasuk dalam harga kontrak.

 Setelah lapisan permukaan dikupas dan sebelum urugan dilaksanakan,


daerah bangunan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai.

 Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi
dari 20 cm dan setiap lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan
steamper atau compactor.

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN

4.1. Lingkup pekerjaan

1. Pekerjaan pembuatan pondasi meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-


bahan material untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapan serta mesin-
mesin yang diperlukan.
2. Macam pondasi yang digunakan adalah :
a. Pondasi pasangan batu kali yang tertera dalam gambar.
b. Pondasi plat/pondasi tapak beton bertulang atau sebagaimana
ditentukan dalam syarat-syarat khusus/gambar kerja.
c. Pondasi batu bata sebagaimana ditentukan dalam gambar kerja.

4.2. Pedoman Pelaksanaan

1. Sebelum dilaksanakan pondasi, maka Kontraktor harus mengadakan


pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti yang tertera pada

RKS - 11
gambar-gambar detail perencanaan dan harus meminta persetujuan
Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada Konsultan Pengawas,
bila ada perbedaan gambar-gambar dari gambar konstruksi dengan gambar
arsitektural atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.

4.3. Bahan-bahan

1. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan dengan kedalaman sesuai gambar


kerja.
2. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapis tanah yang
jelek, maka perlu konsultansi dengan Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan pengarahan tindak lanjutnya.
3. Lebar galian di bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 5 cm (kiri
kanan).
4. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis
tanah yang baik sudah dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang
terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan pasir pasang dan dipadatkan
atas biaya Kontraktor.

4.4. Pengurugan Kembali

1. Jika ditemukan lubang pada dasar galian pondasi, maka lubang tersebut
harus diurug dengan pasir pasangan dan harus dipadatkan dengan vibro
stamper.
2. Tanah yang digunakan untuk pengurugan bekas galian harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, sampah- sampah
harus disingkirkan.
4. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecah menjadi komponen- komponen
yang lebih kecil lebih dahulu.
5. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (max. 30 cm/lapis) dengan
vibro stamper dengan memperhatikan kadar air tanah.

4.5. Pelaksanaan Pondasi

1. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering atau


bebas genangan air.
2. Ketentuan mengenai struktur dan kualitas beton lihat pasal pekerjaan

RKS - 12
beton dalam buku spesifikasi ini dan gambar detail perencanaan.
3. Stek kolom, stek kolom penguat, stek tangga, sparing-sparing yang
diperlukan harus terpasang bersamaan dengan pekerjaan pondasi sesuai
gambar kerja.
4. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar kerja jika ada
kelainan/ ketidaksesuaian harus dikonsultasikan dengan Konsultan
Pengawas.

4.6. Pondasi Batu Gunung

1. Pondasi batu Gunung digunakan untuk dinding dan pagar, sesuai yang
tertera dalam gambar kerja.
2. Pada dasar pondasi, digunakan alas lantai kerja dengan beton cor campuran
1 PC : 3 pasir : 6 kerikil dalam perbandingan volume, dengan ketebalan
sesuai gambar kerja.
3. Campuran semen untuk pengisi spesi batu kali adalah 1 PC : 3 pasir
pasangan dalam perbandingan volume.
4. Pemasangan spesi batu kali tidak boleh berongga.
5. Diatas pondasi pasangan batu kali diberi sloof untuk meratakan penyebaran
beban dari atas.
6. Ukuran dari pada balok sloof disesuaikan dengan gambar kerja.

PASAL 5
PEKERJAAN BETON

5.1. Lingkup pekerjaan

Melengkapi semua tenaga, peralatan (equipment) dan bahan-bahan untuk


menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi, dan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam RKS, Gambar Kerja dan Kontrak Kerja, serta tambahan penjelasan dari
Pimpinan Proyek dan Konsultan Pengawas.

5.2. Pedoman Pelaksanaan

Kecuali ditentukan lain berikut ini, maka Sebagai dasar code PBI 1971 dan SKSNI
Tahun 1991 tetap digunakan.

5.3. Bahan-bahan

RKS - 13
5.3.1 Portland Cement Digunakan Portland semen yang memenuhi No. SII
(Standard Industri Indonesia) S.400 menurut Standard Semen Indonesia
(SSI 8-1972). Tidak boleh mencampur merek semen yang berbeda untuk 1
tahap proses pengecoran
5.3.2 Agregat
 Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi seperempat
ukuran yang telah ditetapkan
 Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan organik atau
kotoran lainnya, serta tidak mengandung garam asam.
 Batu kerikil yang digunakan rata-rata berukuran Ø 20 sampai 30 mm
dengan kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus mendapat
persetujuan untuk dipakai dari Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
 Untuk pekerjaan dengan pasangan batu kali digunakan batu kali
berukuran rata-rata Ø 10 - 20 cm.
5.3.3 Besi Beton
 Ukuran yang digunakan adalah ukuran pas sesuai dengan gambar
kerja.
 Besi yang digunakan tidak kotor, tidak berminyak dan tidak berkarat.
5.3.4 Kawat Pengikat

Kawat pengikat besi beton ditentukan dari jenis kawat beton pengikat
No.16 SWG (Ø 1 mm) dan tidak bersepuh seng.

5.3.5 Air

Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih, bebas dari
bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen, seperti asam dan garam.

5.3.6 Bahan Tambahan

Tidak diperkenankan menambah bahan-bahan tambahan kedalam


campuran beton, kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis
sebelumnya dari Konsultan Pengawas.

5.3.7 Pengiriman dan Penyimpanan


 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus
sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaan pekerjaan, sesuai

RKS - 14
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule & network
plan).
 Semen harus didatangkan dalam kantongan/kemasan standard (zak).
Semen harus masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), jika
ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat
ditekan hancur dengan melebihi dari berat 5% berat dan kepada
campuran diberi tambahan semen yang baik dalam jumlah yang sama.
 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing
lainnya, misalnya ; minyak dan lain-lain.
 Agregat harus ditempatkan secara terpisah antara satu dengan yang
lain menurut jenis dan gradasinya.

5.4. Bekisting

5.4.1 Material

Bekisting harus dipakai kayu yang cukup kering dan kuat sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi
dari beton, seperti pada gambar kerja. Papan-papan untuk cetakan harus
bermutu baik, lurus dan rata atau menggunakan triplex dengan ketebalan
yang sesuai.

5.4.2 Perencanaan

Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada


perubahan bentuk yang nyata dan cukup dapat menampung beban- beban
sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan. Semua
bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga kemungkinan
bergeraknya bekisting dalam pelaksanaan dapat ditiadakan. Juga harus
dapat untuk menghindarkan keluarnya bagian adukan (mortar leakage).
Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga
kontrol atas kekurangannya dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekisting
harus sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak akan
merusak dinding balok atau kolom beton yang bersangkutan.

 Bahan penyangga atau silangan-silangan adalah sepenuhnya


menjadi tanggung jawab Kontraktor, demikian juga kedudukan dan
dimensinya.

RKS - 15
 Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.
5.4.3 Pembongkaran Cetakan
 Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu
kekuatan khusus untuk memikul 2 x beban sendiri atau melalui waktu
pengerasaan selama 21 (dua puluh satu) hari, kecuali campuran beton
menggunakan bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan
beton.
 Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan
bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap
berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan
konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor.
 Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas bilamana ia
bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi
utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan ini
tidak berarti Kontraktor lepas dari tanggung jawab atas hasil
pekerjaan tersebut.

5.5. Pemasangan Pipa-Pipa

Pemasangan pipa dalam beton harus tidak boleh sampai merugikan kekuatan
konstruksi.

5.6. Kualitas Beton

1. Kecuali yang ditentukan dalam gambar, kualitas beton untuk bagian sloof,
pondasi tapak, kolom selain kolom dan ring balok adalah K.175.
(tegangan tekanan hancur karakteristik untuk kubus uji beton pada usia 28
(dua puluh delapan) hari, dengan derajat konfidensi 0,95.
2. Untuk bagian kolom praktis menggunakan beton cor campuran 1 PC : 2
pasir : 5 kerikil dalam perbandingan volume.
3. Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya
membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan
dilain tempat atau dengan mengadakan trialmixes.
4. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump.

RKS - 16
5. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus
percobaan untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan hasilnya tidak
boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 (dua puluh
delapan) hari.
6. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
7. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara tidak mengakibatkan terjadinya separasi
komponen-komponen beton.

5.7. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian- bagian


utama dari pekerjaan, Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan sebagaimana
mestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor dapat diperintahkan untuk menyingkirkan
beton yang telah dicor atas perongkosan Kontraktor sendiri.
2. Adukan beton harus sedemikian rupa, sehingga dapatdihindarkan adanya
pemisahan dari bagian-bagian bahan.
3. Sebelum beton dicor, semua kotoran-kotoran dan benda-benda lepas harus
dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan- pasangan dinding
yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum
dicor.
4. Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.
Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan Konsultan
Pengawas. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika
Kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan yang telah
disetujui Konsultan Pengawas.
5. Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak
termasuk plesteran) adalah 2,5 cm.
6. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Konsultan
Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak hasil konstruksi beton
yang cacat, sebagai berikut :

RKS - 17
 Konstruksi beton yang sangat keropos.
 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan
atau posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
 Konstruksi beton tidak tegak lurus, atau rata seperti yang
direncanakan.

5.8. Penggantian Besi

1. Besi tulangan beton yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera
pada gambar kerja.
2. Dalam hal ini berdasarkan pengalaman Kontraktor atau menurutnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan
pembesian yang ada, maka :
 Kontraktor dapat menambah besi ekstra dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera pada gambar, secepatnya hal ini
diberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
 Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian untuk
kesempurnaan pekerjaan maka perubahan tersebut hanya dapat
dijalankan setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga
keharusan dari Kontraktor.

5.9. Curing Beton

1. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi


penguapan cepat.
2. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan sewaktu
pengecoran, harus diperhatikan.
3. Beton harus terus dibasahi paling sedikit selama 14 (empat belas) hari
setelah pengecoran.

5.10. Tanggung Jawab Kontraktor

Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan


ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang
diberikan. Adanya Konsultan Pengawas yang sejauh mungkin

RKS - 18
melihat/mengawasi/ menegur atau memberi nasehat tidak akan mengurangi
tanggung jawab Kontraktor tersebut diatas.

PASAL 6
PEKERJAAN DEWATERING

6.1. Lingkup pekerjaan

1. Penyediaan bahan/material, tenaga kerja, peralatan


2. Meliputi pekerjaan pembuatan dan pemasangan kistdam.

6.2. Pembuatan kistdam

Kontraktor membuat kistdam, dengan memasukkan material tanah atau pasir


ke dalam karung plastik bagor, dengan ukuran 43 x 65 cm.

6.3. Pemasangan

Kistdam di tumpuk sebanyak 3 (tiga) susun di depan pekerjaan galian,


pondasi dan pekerjaan lain yang berhubungan langsung dengan aliran air.
Kistdam dipasang di sepanjang jalur pekerjaan tersebut.

PASAL 7
PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN

1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan atau kesalahan pada
borongan yang disebabkan oleh kelalaian Kontraktor pada waktu pelaksanaan
maupun selama dalam masa pemeliharaan atau kekurangan setelah serah terima
pertama dilaksanakan.
2. Bila terjadi kerusakan atau kecelakaan pada borongan sebelum diserah
terimakan akibat dari kesalahan atau kekeliruan Kontraktor atau Sub
Kontraktor atau karena bahan yang kurang baik atau dikarenakan kesalahan
pelaksanaan yang dibuat Kontraktor dan belum mendapat persetujuan dari
Developer atau Konsultan Pengawas (kecuali perencanaan yang diserahkan

RKS - 19
Developer) seluruhnya adalah tanggungan Kontraktor.
3. Selama dalam masa pemeliharaan setelah serah terima 100%, Kontraktor
bertanggung jawab memperbaiki selekas mungkin segala kerusakan dan
kekurangan-kekurangan akibat dari kesalahan atau kelalaian Pemborong.
4. Konsultan Pengawas akan memberitahukan terlebih dahulu kepada Kontraktor
tentang maksud untuk melakukan inspeksi selama jangka waktu pemeliharaan
dan berdasarkan ini Kontraktor menunjuk seorang wakil yang bertanggung
jawab untuk hadir dalam waktu dan tanggal yang ditentukan. Wakil ini akan
memberi bantuan yang diperlukan untuk mencatat semua hal dan persoalan yang
perhatikan sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas.
5. Bilamana terjadi kerusakan atau kekurangan selama dalam masa pemeliharaan,
Konsultan Pengawas akan memberitahukannya kepada Kontraktor secara
tertulis, agar Kontraktor secepatnya memperbaiki/ mengganti yang rusak atau
yang tidak baik.
6. Bilamana Kontraktor tidak memperbaiki yang rusak atau yang kurang baik
dalam waktu yang wajar sebelum berakhirnya masa pemeliharaan, Developer
dapat melakukannya atas biaya Kontraktor.
7. Jika kekurangan-kekurangan menurut Konsultan tidak praktis atau sukar
diperbaiki, Konsultan Pengawas harus menentukan pengurangan nilai borongan
dan memotongnya dari jumlah yang akan dibayarkan kepada Kontraktor.
8. Sampai dengan waktu Berita Acara Serah Terima terakhir dikeluarkan,
Kontraktor wajib pada jam-jam kerja atas tanggungan dan biaya sendiri
mengadakan pemeriksaan apakah semua bagian dari borongan dapat bekerja
dengan baik atau tidak dengan membuat catatan-catatan mengenai kerusakan
atau malfungsi dari elemen-elemen borongan.
9. Kontraktor harus berusaha menjaga kebersihan dan kerapihan lapangan selama
jangka waktu Kontrak.
10. Selain itu Kontraktor sewaktu-waktu wajib memelihara kelayakan dari setiap
areal dan jika diminta Konsultan Pengawas, memindahkan semua kotoran,
alat-alat konstruksi, kelebihan bahan dan segala rongsokan bekas pekerjaan
konstruksi dari areal tersebut.
11. Kebersihan ini termasuk tugas Kontraktor sehingga lokasi pekerjaan
umumnya selalu dalam kondisi bersih dan selayaknya.
12. Setelah selesai pekerjaan Kontraktor harus membersihkan seluruh lapangan
sehingga mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, Sub Kontraktor lain

RKS - 20
berkewajiban hadir di lapangan untuk turut/ikut melaksanakan pembersihan.
13. Seluruh bangunan-bangunan sementara atau bagian-bagian pekerjaan
pembantu yang diperlukan selama pelaksananaan pekerjaan (proyek)
berlangsung harus dibongkar sebelum seluruh pekerjaan diserah terimakan.
14. Biaya pembersihan dan pembongkaran sepenuhnya dalah tanggung jawab
Kontraktor.

RKS - 21

Anda mungkin juga menyukai