Anda di halaman 1dari 45

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

ANTE NATAL CARE (ANC) KURANG DARI 4 KALI MENINGKATKAN


RISIKO TERJADINYA PERSALINAN PATOLOGIS

TESIS
Program Pendidikan Dokter Spesialis I Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Tesis

Oleh:
Andrianto Dwi Utomo
NIM S 5507001

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I


BIDANG OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FK UNS / RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
2011
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI


Pada tanggal
10 Januari 2011

Oleh :

Pembimbing I

H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K)


NIP : 19510421 1980 11 1002

Pembimbing II

Docang Tjiptosisworo, dr. SpOG (K), MMR


NIP : 140 051 690

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Telah diuji pada ujian proposal


Tanggal 28 Agustus 2010
Oleh Tim Ujian Proposal Tesis
Ketua Tim Ujian Tesis :
1. Dr. Hj. Sri Sulistyowati, dr. SpOG (K)

Anggota Ujian Proposal Tesis :


1. H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K)
2. Docang Tjiptosisworo, dr. SpOG (K), MMR
3. Wuryatno, dr. SpOG
4. Dr. Supriyadi Hari Respati, dr. SpOG
5. Eriana Melinawati, dr. SpOG (K)
6. M. Arief TQ, dr. MS

Telah diuji pada ujian Tesis


Tanggal 10 Januari 2011
Oleh Tim Ujian Tesis
Ketua Tim Ujian Tesis :
1. Dr. Hj. Sri Sulistyowati, dr. SpOG (K)

Anggota Ujian Tesis :


1. H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K)
2. Docang Tjiptosisworo, dr. SpOG (K), MMR
3. Wuryatno, dr. SpOG
4. Dr. Supriyadi Hari Respati, dr. SpOG
5. Eriana Melinawati, dr. SpOG (K)
6. M. Arief TQ, dr. MS
commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelasaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan rasa hormat yang
setinggi – tingginya dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat:
H. Tri Budi Wiryanto, dr. SpOG (K) atas kesediaan beliau menjadi
pembimbing I, yang ditengah kesibukan beliau yang begitu padat masih berkenan
meluangkan waktu untuk membimbing, memberi petunjuk, dorongan dan fasilitas
yang begitu luas dalam mengumpulkan sampel penelitian serta membantu dalam
rangka penelitian tesis ini.
Docang Tjiptosisworo, dr. SpOG (K), MMR sebagai pembimbing II, yang
ditengah kesibukannya berkenan meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya dan
memberi bimbigan dan arahan serta memecahkan masalah yang timbul dan ikut
membantu penyelesaian penelitian ini.
Dr. Hj. Sri Sulistyowati,dr. SpOG (K) sebagai koordinator tesis yang
ditengah kesibukan beliau yang begitu padat masih berkenan meluangkan waktu
untuk memberikan petunjuk, nasihat ,dukungan dan kemudahan dalam
menyelesaikan penulisan ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat H. Rustam
Sunaryo, dr. SpOG selaku Kepala Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Saya juga sampaikan terima kasih kepada yang terhormat H. Glondong
Suprapto, dr. SpOG selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis I
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini perkenankan pula saya menyampaikan ucapan terima
kasih yang sedalam – dalamnya kepada yang terhormat seluruh staf pengajar Program

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pendidikan Dokter Spesialis I Obstetri dan Ginekologi Universitas Sebelas Maret


Surakarta :
H.Loekmono Hadi, dr.SpOG (K), Prof. Dr. JB. Dalono, dr. SpOG (K), Prof. Dr.
KRMT. Tedjo Danudjo Oepomo, dr. SpOG (K), dr. SpOG, Wuryatno, dr.
SpOG, M. Mochtarom, dr. SpOG, Dr. H. Abkar Raden, dr. SpOG (K), Dr.
H.Soetrisno, dr. SpOG(K), Dr. Hj. Sri Sulistyowati, dr. SpOG (K), Hermawan
Udiyanto, dr. SpOG, Dr. Supriyadi Hari Respati, dr. SpOG, Teguh Prakosa, dr.
SpOG, Darto, dr. SpOG, Eriana Melinawati, dr. SpOG (K), Laqief, dr. SpOG
(K), Heru Priyanto dr. SpOG (K), Wisnu Prabowo, dr. SpOG , dan H. Istar
Yuliadi, dr. Atas segala bimbingan, nasihat, arahan, pengetahuan, dan ketrampilan
yang telah diberikan kepada saya selama menempuh pendidikan dokter spesialis.
Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada yang terhormat M. Arief
TQ, dr, MS atas petunjuk dan bimbingannya dalam metode penelitian ini.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua guru – guru kami
yang tidak dapat saya sebut satu persatu di RSUD Sragen, RSUD Wonogiri, RSUD
Kebumen, RSUD Cepu dan RSUD Blora yang ditengah kesibukannya selalu
berkenan membimbing kami sehingga kami dapat menimba ilmu pada rumah sakit
jejaring tersebut.
Kepada para bidan, paramedis serta teman sejawat residen, saya ucapkan
terima kasih atas kerjasamanya selama masa pendidikan.
Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya
mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya. Semoga amal dan budi
baik kita semua mendapat balasan dari Allah SWT.
Wassalamu’alaikum Wr. WB

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Antenatal Care (ANC) Kurang Dari 4 kali Meningkatkan


Risiko Terjadinya Persalinan Patologis

ABSTRAK

Tujuan : Untuk mengetahui apakah ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan
patologis.

Bahan dan Cara : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan
rancangan penelitian kohort retrospektif. Jumlah masing-masing sampel minimal sebesar 165 dan
menggunakan tehnik insidental sampling. Sampel diambil dari RSUD. Dr. Moewardi Surakarta mulai
Januari 2010 – September 2010. Data dikumpulkan berdasarkan data status frekuensi ANC dengan
persalinan patologis yang didapatkan melalui pemeriksaan status pasien. Untuk menganalisis Antenatal
care (ANC) kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis (α = 0,05). Analisis
data dibantu dengan perangkat lunak komputer menggunakan Statistical Package for the Social
Sciences (SPSS) for Windows 10.0 version.

Hasil : Dari 165 ibu yang melakukan kunjungan ANC sebanyak 4 kali terdapat 37 ibu (22,8%) yang
mengalami persalinan patologis, lebih sedikit dibandingkan yang tidak mengalami persalinan patologis
yaitu sebanyak 128 ibu (77,2%). Adapun dari 165 ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4
kali terdapat 111 ibu (67,3%) yang mengalami persalinan patologis, lebih banyak dibandingkan yang
tidak mengalami persalinan patologis yaitu sebanyak 54 ibu (32,7%). Secara keseluruhan terdapat 148
ibu (44,8%) yang mengalami persalinan patologis dan 182 ibu (55,2%) yang tidak mengalami
persalinan patologis. Berdasarkan uji x2 didapatkan nilai p = 0.0.

Kesimpulan : ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis.

Kata Kunci: antenatal care, persalinan patologis.

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Antenatal Care (ANC) less than 4 times


Increased Risk of Pathological Delivery

ABSTRACT

Objective : to find out if the ANC is less than 4 times increased risk of pathological delivery

Material and Method : This study is an observational analytic with a cohort retrospective design. We
acquire the number of each sample minimal 165, in which we use incidental sampling method e to
fullfill the number required. Samples were taken from the hospital Dr. Moewardi Surakarta January
2010 - September 2010. Data were collected on the basis of frequency data status of ANC with
abnormal labour obtained through examination of the patient. To analyze antenatal care (ANC) less
than 4 times increased risk of pathological delivery we use the x2 test with an α value of 0.05.
Analysis was performed using the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) for Windows 10.0
version software.

Result : From 165 women attending ANC four times the 37 mothers (22,8%) who experienced
pathological labor, fewer than those who do not experience pathological labor was 128 mothers
(77,2%). At 165 mothers who visited ANC less than 4 times there were 111 mothers (67,3%) who
experienced pathological labor, more than those who do not experience pathological deliveries of 54
mothers (32,7%). Overall there were 148 mothers (44,8%) who experienced pathological labor and
182 women (55,2%) who did not experience pathological labor. Based on x2 test p value = 0.0.

Conclussion :
antenatal care (ANC) less than 4 times increased risk of pathological delivery

Keywords : antenatal care (ANC), pathological delivery

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………............ i
Lembar Pengesahan……………………………………………………………........ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................................xii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1


A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................4
E. Keaslian Penelitian...........................................................................................4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5


A. Tinjauan Tentang Ante Natal Care (ANC) ................................................... 5
1. Pengertian ...........................................................................................5
2. Tujuan ANC.......... ............................................................................. 5
3. Manfaat ANC...................................................................................... 6
4. Jadwal Pemeriksaan ANC................................................................... 7
5. Kebijakan Pelayanan ANC...…………................................................7
6. Pemeriksaan Dalam Pelayanan ANC…………………….………… .8
7. Praktek Asuhan ANC………………………………… ....................10
B. Tinjauan Tentang Persalinan………………………………………………..12
1. Pengertian Persalinan……………………………………………….12
2. Bentuk Persalinan .............................................................................12
C. Kerangka Konsep...........................................................................................13
D. Hipotesis..............................………………………………………………..14

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III. METODE PENELITIAN .. ……………………………………………… 15


A. Desain Penelitian ........................................................................................... 15
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 16
C. Subjek Penelitian ........................................................................................... 16
D. Besar Sampel.................................................................................................. 16
E. Tehnik Sampling ........................................................................................... 17
F. Opersional Variabel ....................................................................................... 17
G. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 18
H. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................................... 18

BAB IV. HASIL PENELITIAN.. …………………………………………………. 19


BAB V. PEMBAHASAN….. …………………………………………………….. 23
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ….............................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………29

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Kerangka konsep penelitian....................................................................13
Gambar 3.1 Rancangan penelitian Studi Kohort Retrospektif
untuk ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko
terjadinya persalinan patologis................................................................15

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Umur ............................................19
Tabel 4.2. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Paritas ...........................................19
Tabel 4.3. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Jenis Pekerjaan Ibu Hamil.............20
Tabel 4.4. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Tingkat Pendidikan Ibu Hamil......20
Tabel 4.5. Hasil Analisis antenatal care (ANC) kurang dari 4 kali
meningkatkan risiko persalinan patologis..................................................21

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR SINGKATAN

ASEAN : Association of South East Asian Nations


ANC : Antenatal Care
Bumil : Ibu hamil
Depkes : Departemen Kesehatan
KRT : Kehamilan Risiko Tinggi
MPS : Making Pregnancy Safer
NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
TT : Tetanus Toxoid
WHO : World Health Organization

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Data Status ANC.....................................................................................33
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian................................................................................34
Lampiran 3. Data Uji Statistik.....................................................................................35

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan patologis pada saat ini makin meningkat oleh karena keadaan
patologis dari kehamilannya ataupun seperti kelainan letak. Oleh karena itu tindakan
aktif persalinan seperti vakum ekstraksi, persalinan bokong, terutama seksio sesarea
pada saat ini mengalami peningkatan baik di negara yang sudah maju apalagi di
negara yang masih berkembang, kejadiannya melampaui perkiraan angka yang sudah
ditetapkan oleh WHO sekitar 20% (WHO, 2002).

Untuk menanggulanginya, pemerintah menyusun rencana strategik nasional


“Making Pregnancy Safer” (MPS) dalam konteks Rencana Pembangunan Kesehatan
Menuju Indonesia Sehat 2010, memiliki visi ”Kehamilan dan persalinan di Indonesia
berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat.” (Saifuddin, 2000).

Sebagai upaya untuk mencapai Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia


Sehat 2010, maka Departemen Kesehatan mengeluarkan kebijakan Safe Motherhood
yang dikenal sebagai empat pilar Safe Motherhood yaitu : pelayanan Antenatal Care
(ANC), keluarga berencana, persalinan yang aman dan pelayanan obstetri esensial
(Depkes RI, 1995).

Peranan ANC dalam menurunkan angka morbiditas dan mortalitas maternal


dan perinatal sangat penting, sehingga sangat perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan cakupan pelayanan ANC ini. Kemudahan dan kelengkapan yang
terdapat pada ANC, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran ibu hamil dalam
menjalankan ANC sehingga kehamilan dan persalinannya dapat berlangsung baik
(Husin M, et all, 1997). Penyuluhan mengenai pendidikan kesehatan kepada ibu
hamil yang dilakukan oleh petugas kesehatan pada saat ANC didalamnya juga

commit to user

  1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menyangkut penyuluhan mengenai kehamilan risiko tinggi dan rencana persalinan.


(Depkes RI, 1994).

Sebagai upaya untuk mengurangi komplikasi yang terjadi pada kehamilan dan
persalinan, maka WHO menetapkan metode ANC dengan jumlah kunjungan hanya 4
kali. Diharapkan dengan jumlah kunjungan yang lebih sedikit, maka waktu dan biaya
yang harus dikeluarkan oleh ibu hamil akan menjadi lebih sedikit sehingga ibu hamil
dapat tetap memeriksakan kehamilannya dengan lengkap (Husin M, et all, 1997).

Tujuan ANC yaitu : memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan


kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan
persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin, sekaligus mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam
menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, et
all, 2000). Selain itu usaha preventif dapat dilakukan pada janin dengan kelainan
letak seperti knee chest position, dan versi luar. Asuhan antenatal penting untuk
menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan sekaligus persalinan berjalan normal.
Sekarang ini sudah dapat diterima bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu.
WHO memperkirakan bahwa sekitar 20% dari seluruh wanita yang hamil akan
mengembangkan komplikasi berkaitan dengan kehamilan dan jalannya persalinan
yang dapat mengancam ibu dan bayi.(WHO,2002)
Secara nasional cakupan K1 (kunjungan pertama kali) ke fasilitas kesehatan
adalah 84,54% sedang cakupan K4 adalah 64,06% ini berarti masih terdapat 15,46%
ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan (Depkes,
1997). Cakupan pelayanan ANC dapat dipantau melalui kunjungan baru ibu hamil
(K1) atau disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit
empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua
commit to user

  2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan dua kali pada triwulan ketiga (K4) untuk melihat kualitas. Pelayanan K1 adalah
pelayanan/pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan
oleh tenaga kesehatan terampil (Dokter, Bidan, dan Perawat). Akan tetapi terdapat
laporan dari WHO bahwa di China dengan adanya ANC terdapat peningkatan
persalinan patologis dari 7,3% menjadi 12,5% dari tahun 1999 ke 2001. Hal ini
kemungkinan dicurigai oleh karena cakupan ANC yang tidak memenuhi dan tempat
fasilitas pemeriksaan ANC. (WHO,2002)

Berdasarkan alasan ini penulis ingin mempelajari apakah ANC kurang dari 4
kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka yang menjadi
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ANC kurang dari 4 kali
meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya
persalinan patologis.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui data tentang frekuensi ANC ibu hamil.
b. Mengetahui data tindakan persalinan.
c. Membuktikan ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya
persalinan patologis.

commit to user

  3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
Diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi masyarakat
khususnya ibu hamil untuk dapat menambah pengetahuan, mengenal tentang risiko
persalinan dan untuk melakukan pemeriksaan ANC.

2. Bagi pelayanan kesehatan


Diharapkan dapat sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada pelayanan ANC.

3. Bagi institusi pendidikan


Diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan
dan wawasan tentang pelayanan ANC dan risiko persalinan.

4. Bagi peneliti
Sebagai bahan awal untuk penelitian berikutnya mengenai hubungan
frekuensi ANC dengan terjadinya persalinan patologis.

E. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran kami, belum ada penelitian yang mempelajari apakah
ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis.
 

commit to user

  4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Antenatal Care (ANC)


A.1. Pengertian
The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG)
mendefinisikan asuhan antenatal sebagai program asuhan antepartum komprehensif
yang melibatkan pendekatan terkoordinir pelayanan medis dan dukungan psikososial
yang optimalnya dimulai sebelum konsepsi dan berlangsung selama periode
antepartum.

Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan komprehensif adalah meliputi


penilaian selama masa pra konsepsi, pemeriksaan awal adanya kehamilan, dan
follow-up selama kunjungan asuhan antenatal. (Munjaja P., et all, 1996)
a. Antenatal Care : Pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Mannabe IBG,
2001).
b. Antenatal Care : Perawatan sebelum masa persalinan atau perawatan pada
ibu hamil (Ibrahim Cristina. S, 1993).
c. Antenatal Care : Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksakan ibu dan janin secara berkala, diikuti dengan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan (Mochtar, 1998).

A.2. Tujuan Antenatal Care


a. Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik, mental ibu dan janin selama
kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang
sehat (Mochtar, 1998).

commit to user

  5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Tujuan Khusus
1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin.
3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
4) Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan Keluarga
Berencana, kehamilan persalinan, nifas dan laktasi (Mochtar,1998).

Secara objektif ANC dapat dijabarkan sebagai berikut : meningkatkan dan


menjaga fisik, mental, sekaligus kesehatan sosial ibu dan janin dengan memberikan
pendidikan tentang nutrisi, kebersihan perorangan dan tentang proses kelahiran ;
mendeteksi dan menangani jika terdapat komplikasi selama kehamilan dengan
memberikan pengobatan maupun tindakan ; menyiapkan proses kelahiran dan
membuat rencana tindakan apabila terdapat komplikasi.; membantu ibu menyiapkan
proses menyusui, menghadapi masa nifas, dan merawat bayi. (Bernstein P, 2000).

A.3. Manfaat Antenatal Care


a. Dapat mengikuti dan mengetahui tindakan kesehatan ibu dan janin
sehingga kalau ada kelainan bisa segera diperbaiki.
b. Memperoleh pelayanan 5 T (Timbang, Tensi, Tinggi fundus uteri, Tetanus
Toxoid, Tablet Fe) dan pelayanan lainnya.
c. Supaya memperoleh nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana
yang meliputi berbagai hal seperti :
1) Perawatan diri selama hamil
2) Kebutuhan makanan
3) Penjelasan tentang kehamilan
4) Persiapan persalinan
5) Tanda dan bahaya pada kehamilan dan persalinan
commit to user

  6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6) Penyuluhan keluarga berencana (Dep-kes RI, 1997)

A.4. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care


a. Jadwal melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 12 - 13 kali selama
kehamilan.
1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat
haidnya satu bulan dilanjutkan setiap bulan.
2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu dari usia 28 minggu sampai
umur kehamilan 36 minggu
3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan 36 minggu
sampai terjadinya persalinan.
b. Jadwal pemeriksaan ANC sebanyak 12-13 kali selama kehamilan. Di
negara berkembang pemeriksaan ANC dilakukan sebanyak 4 kali sudah
cukup sebagai kasus tercatat.
c. Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu
trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.
d. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan
atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknaes, 2003).

A.5. Kebijakan Pelayanan Antenatal Care


a. Kebijakan Program
Walaupun pelayanan ANC selengkapnya mencakup banyak hal yang
meliputi anamnese, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), dan
pemeriksaan laboratorium dengan sesuai indikasi. Akan tetapi dalam
penerapan operasional dikenakan standar minimal 5 T, yang terdiri dari :

1) Timbang BB dan ukur tinggi badan


2) Ukur tekanan darah
3) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap
commit to user

  7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan


5) Ukur tinggi fundus uteri (Dep-kes RI, 1997)

b. Kebijakan Tekhnis
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi
setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan
selama kehamilannya.

Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-


komponen sebagai berikut :

1) Mengupayakan kehamilan sehat


2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan serta
rujukan bila diperlukan
3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman (Saefudin AB, et all,
2002).

A.6. Pemeriksaan Dalam Pelayanan Antenatal Care


1) Pemeriksaan fisik umum
a) Tinggi badan
b) Berat badan, TTV : Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu

2) Kepala dan leher


a) Edema pada wajah
b) Ikterus pada mata
c) Mulut pucat
d) Leher, pembesaran kelenjar tiroid

3) Tangan dan kaki


a) Edema di ujung jari
commit to user

  8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Kuku jari pucat


c) Varices vena
d) Reflek/patella resiko atau tidak

4) Payudara
a) Ukuran simetris
b) Puting susu menonjol atau masuk
c) Keluarnya kolustrum atau cairan lain
d) Massa, ada/tidak ada
e) Nodul axilla

5) Abdomen
a) Luka bekas operasi
b) Tinggi fundus uteri (jika > 12 minggu)
c) Letak presentasi, posisi dan penurunan kepala (kalau > 36 minggu)
d) Denyut jantung janin (DJJ) jika > 18 minggu

6) Genetalia Luar (Eksternal)


a) Varices
b) Perdarahan
c) Luka
d) Cairan yang keluar
e) Pengeluaran dari uretra dan skene
f) Kelenjar bartholin, bengkak (massa), cairan yang keluar

7) Genetalia Dalam (Internal)


a) Serviks meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi
mobilitas, tertutup atau terbuka.
b) Vagina meliputi cairan yang keluar
commit to user

  9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Ukuran adneksa, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan massa (pada


trimester pertama) (Syarifudin AB, et all, 2002).

A.7. Praktek Asuhan Antenatal

ANC harus dimulai segera setelah terdapat kemungkinan adanya kehamilan.


Hal ini berarti dapat dilakukan beberapa hari setelah terlambat menstruasi (Dodd J., et
all, 2002).

Dasar dari asuhan antenatal adalah penapisan ibu hamil yang meliputi deteksi
dini tanda dan gejala penyakit serta penanganan yang tepat waktu. Program asuhan
antenatal yang saat ini digunakan memiliki filosofi dasar yaitu kunjungan dilakukan
semakin sering sejalan dengan meningkatnya usia kehamilan pada kondisi normal.
Dimulai dengan sebulan sekali hingga mencapai usia kehamilan 28 minggu,
kemudian setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 36 minggu dan selanjutnya
setiap minggu (WHO, 2002).

Perkiraan terkini menunjukkan 71% wanita di negara berkembang telah


melakukan paling tidak satu kali kunjungan asuhan antenatal pada tenaga kesehatan
terlatih (dokter, perawat, atau bidan). Angka ini paling tinggi ditemukan di Asia
timur, Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia (87%) dan terendah di Asia Selatan (54%)
(UNICEF Statistic, 2002).

Di Eropa terdapat beberapa variasi frekuensi kunjungan asuhan antenatal.


Belanda menerapkan 12 sampai 14 kali kunjungan sedangkan Luxemburg hanya
menerapkan 5 kali kunjungan. Menurut NICE (National Institute for Clinical
Exelence) Inggris menerapkan 10 kali kunjungan pada wanita nulipara dan 7 kali
pada wanita yang pernah melahirkan sebelumnya. Survei terbaru di Skotlandia
mengungkapkan bahwa rata – rata jumlah kunjungan asuhan antenatal wanita dengan
risiko rendah adalah 14 kali. Di Swedia jumlah yang direkomendasikan 16 kali dan di
Finlandia 15 kali (James D., 1996).
commit to user

  10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Cakupan ANC di Indonesia menurut SDKI 2002 – 2003 adalah sebesar 96%,
sedangkan ibu hamil yang mendapatkan kunjungan antenatal yang diharapkan adalah
64% (Badan Pusat Statistik dan ORC Macro, 2003).

Di negara berkembang, program ANC yang secara rutin direkomendasikan


jarang diimplementasikan dan kunjungan yang dilakukan dapat tidak teratur, dengan
waktu yang menunggu yang lama dan feedback yang buruk. Tujuan dari asuhan
antenatal yang terkini adalah membatasi jumlah kunjungan ke klinik, tes – tes yang
dilakukan, prosedur klinik, dan tindakan follow-up yang terbukti melalui penelitian
dapat mempengaruhi luaran untuk wanita dan bayinya (Villar J., 2001).

ANC membedakan wanita hamil ke dalam 2 golongan yaitu mereka yang


memenuhi syarat untuk menerima ANC rutin (yang disebut komponen dasar) dan
mereka yang memerlukan perawatan khusus berdasarkan kondisi fisik kesehatan
mereka atau adanya faktor risiko. Wanita yang digolongkan ke dalam komponen
dasar dianggap tidak memerlukan penilaian lebih lanjut atau perawatan khusus pada
kunjungan pertama, tanpa memperhatikan usia kehamilan saat memulai program.
Sedangkan wanita dalam golongan yang lainnya diberikan perawatan sesuai dengan
kondisi yang terdeteksi atau faktor risiko yang ditemukan. Wanita yang
membutuhkan perawatan khusus rata – rata ditemukan pada hampir 25% dari seluruh
wanita hamil pada kunjungan asuhan antenatal pertama (WHO, 2002).

Tindakan yang dilakukan pada komponen dasar meliputi 3 hal : (WHO, 2002)

1. Skrining mengenai kondisi kesehatan dan sosio – ekonomi yang dapat


meningkatkan kemungkinan terjadinya luaran yang buruk.
2. Menyediakan intervensi terapetik yang dapat membantu
3. Mendidik wanita hamil mengenai rencana persalinan aman, kegawatan selama
kehamilan dan bagaimana menanganinya.
Pengawasan ANC memberikan manfaat dengan ditemukan berbagai kelainan
yang menyertai kehamilan secara dini dan dapat dipersiapkan langkah-langkah
commit to user

  11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

persalinannya. Selain itu untuk mempersiapkan mental ibu hamil untuk menghadapi
persalinannya.(Saefuddin, 2002)

B. Tinjauan Tentang Tindakan Persalinan

B.1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998).

B.2. Bentuk Persalinan


Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut: (Manuaba,1998) :
a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri.
b. Persalinan patologis :
1) Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
2) Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. Persalinan dapat dilakukan
melalui vagina ataupun abdominal.

Sedangkan menurut Wiknjosastro, 2008 persalinan mempunyai definisi


sebagai berikut :
a. Persalinan spontan , bila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa
memakai alat-alat dan bantuan penolong, murni dari tenaga ibu sendiri.
b. Persalinan patologis atau abnormal ialah bila bayi dilahirkan pervaginam
dengan bantuan vakum, forceps, versi dan ekstraksi, embriotomi dan lain-lain.
Sekaligus dapat juga melalui abdominal.

commit to user

  12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Kerangka Konsep

Ante Natal Care

Faktor Pendukung : Eksklusi :


< 4X Plasenta previa totalis,
‐ Pengetahuan hamil Panggul sempit,
Janin Ganda, PEB
‐ Kondisi financial

‐ Dukungan suami Deteksi Dini ↓


‐ Dukungan keluarga

Usaha Preventif ↓
Faktor Predisposisi :

‐ Pengetahuan
Risiko Komplikasi ↑
‐ Sikap

‐ Keyakinan

‐ Kepercayaan
Tindakan Persalinan
‐ Persepsi Patologis ↑

Faktor Pendorong :

‐ Sarana

‐ Perilaku Kesehatan

: variabel luar

Gambar 2.1. Kerangka konsep penelitian

commit to user

  13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan Kerangka Konsep :

ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakan ibu


dan janin secara berkala, diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan (Mochtar, 1998). Pengawasan ANC memberikan manfaat dengan
ditemukan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini dan dapat
dipersiapkan langkah-langkah persalinannya. Selain itu untuk mempersiapkan mental
ibu hamil untuk menghadapi persalinannya.
Oleh karena itu jika pada ibu hamil yang ANC nya kurang memenuhi,
dikhawatirkan tidak terdapat deteksi dini terhadap kelainan pada kehamilannya.
Sehingga petugas kesehatan sudah terlambat dalam melakukan usaha pecegahannya.
Dengan adanya cakupan ANC yang tidak memenuhi mengakibatkan risiko
komplikasi pada kehamilan dan persalinan meningkat. Sehingga berpengaruh dalam
peningkatan persalinan patologis umtuk mengatasi komplikasi yang terjadi pada
kehamilan dan persalinannya.

D. Hipotesis

ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis.

commit to user

  14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan
rancangan penelitian kohort retrospektif, dengan diagram sebagai berikut :
(Sastroasmoro, 1995)

RETROSPEKTIF START

TINDAKAN

PERSALINAN PATOLOGIS

 
YA

ANC

4X
TIDAK

YA
ANC

< 4X
TIDAK

Gambar 3.1 Rancangan penelitian Studi Kohort Retrospektif untuk ANC


kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis.

commit to user

  15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dimulai Januari 2010 – September 2010 di RSUD. Dr.


Moewardi Surakarta.

C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah semua ibu yang melakukan persalinan di RSUD. Dr.
Moewardi Surakarta.
1. Kriteria inklusi
a. Ibu yang melakukan persalinan di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta
b. Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC
2. Kriteria eksklusi
a. Data tidak lengkap
b. Ibu yang melakukan kunjungan ANC lebih dari 4x
c. Kasus Plasenta Previa
d. Kasus panggul sempit
e. Janin Ganda
f. Preeklampsia Berat

D. Besar Sampel
Besar sampel pada jumlah populasi (N) yang tidak diketahui untuk rancangan
penelitian kohort retrospektif dihitung berdasarkan rumus :

n = (p0q0 + p1q1) (Zα + Zβ)2


( p1 – p0)2

n = besarnya sampel minimal yang diperlukan


p0 = proporsi efek pada kelompok kontrol
p1 = proporsi efek pada kelompok studi = p0 (RR)
q0 = 1 - p0
commit to user

  16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

q1 = 1 - p1
Zα = suatu nilai pada distribusi normal standar untuk uji dua sisi pada tingkat
kemaknaan α. Misalnya 1,96 untuk α = 0,05
Zβ = suatu nilai pada distribusi normal standar untuk uji satu sisi pada kuasa
statistik yang diinginkan. Misalnya 0,84 untuk kuasa statistik sebesar 80% atau
β=20%.
RR = 1,75
Dengan perhitungan diatas, maka diperoleh sampel minimal sebesar 165. Karena
metode kohort jadi jumlah sampel (2n) menjadi 330

E. Tehnik Sampling
Tehnik sampling dengan menggunakan insidental sampling. (Hulley B ,
1998) dari bulan Mei 2010 – September 2010.

F. Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas : Frekuensi Ante Natal Care (ANC) adalah nominal
dikotomik.
Frekuensi ANC dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu trimester pertama 1
kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.
Usaha Preventif yang dapat dilakukan dengan adanya ANC gerakan untuk
mengurangi persalinan patologis knee chest position, versi luar, dan
pengaturan berat badan ibu.

2. Variabel terikat : Persalinan patologis. Skala pengukuran adalah


nominal dikotomik.
a. Pesalinan patologis atau abnormal ialah bila bayi dilahirkan pervaginam
dengan bantuan vakum, forceps, versi dan ekstraksi, dan embriotomi.
Sekaligus dapat juga melalui abdominal.
commit to user

  17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Persalinan normal , bila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa
memakai alat-alat dan bantuan penolong, murni dari tenaga ibu sendiri.
(Wiknjosastro, 2008)
3. Variabel luar : Sarana, perilaku kesehatan, pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, persepsi, pengetahuan hamil, kondisi finansial,
dukungan suami, dukungan keluarga.

G. Instrumen Penelitian
Frekuensi ANC dengan persalinan patologis didapatkan melalui pemeriksaan
status pasien.

H. Pengolahan Data
Hasil didapatkan melalui relative risk (RR) yang kemudian dianalisis apakah
ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis
menggunakan uji statistik x2 (α = 0,05). Analisis data dibantu dengan perangkat lunak
komputer menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) for
Windows 10.0 version.

commit to user

  18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ANC kurang dari 4 kali


meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis. Berdasarkan hasil pengolahan
data dengan menggunakan software SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Umur


Umur (tahun) Frekuensi Persentase
< 27 132 40,6 %
≥ 27 198 58,4 %
Total 330 100 %

Tabel 4.1. menunjukkan gambaran distribusi penelitian menurut umur. Dari


tabel 4.1. tampak umur responden terbanyak adalah umur ≥ 27 (58,4%).

Tabel 4.2. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Paritas


No. Paritas Frekuensi Persentase
1. Primigravida 114 34,5%
2. Multigravida 205 62,2%
3. Grandemultigaravida 11 3,3%
Total 330 100%

Tabel 4.2. menunjukkan gambaran distribusi penelitian menurut paritas. Dari


tabel 4.2. tampak paritas yang terbanyak adalah multigravida (62,2%).

commit to user

  19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.3. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Jenis Pekerjaan Ibu Hamil

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase


1. IRT 194 59%
2. Swasta 67 19,5%
3. PNS 28 9%
4. Wiraswasta 41 12,5%
Total 330 100%

Tabel 4.3. menunjukkan gambaran distribusi penelitian menurut jenis


pekerjaan. Dari tabel 4.3 tampak pekerjaan responden yang terbanyak adalah yang
bekerja sebagai IRT sebanyak 194 orang (59%) sedangkan terendah adalah yang
bekerja sebagai PNS sebanyak 28 orang (9%).

Tabel 4.4 Distribusi Subyek Penelitian Menurut Tingkat Pendidikan Ibu Hamil

No. Tingkat pendidikan formal bumil Frekuensi Persentase


1 Rendah 83 25%
2 Menengah 214 65%
3 Tinggi 33 10%
Total 330 100%

Tabel 4.4. menunjukkan gambaran distribusi penelitian menurut tingkat


pendidikan formal ibu hamil. Dari tabel 4.4 tampak responden dengan tingkat
pendidikan rendah sebanyak 83 orang (25%), tingkat pendidikan menengah sebanyak
214 orang (65%), dan tingkat pendidikan tinggi sebanyak 33 orang (10%).

commit to user

  20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.5. Hasil Analisis Antenatal Care (ANC) Kurang Dari 4 kali
Meningkatkan Risiko Persalinan Patologis
Persalinan Patologis
Frekuensi
Ya Tidak Jumlah
ANC
f % F %
4 kali 37 22,8% 128 77,2% 165 100%
< 4 kali 111 67,3% 54 32,7% 165 100%
Total 148 44,8% 182 55,2% 330 100%
Keterangan: RR : 5,2 ; CI (95%) : 3,2 – 8,2 ; P: 0,0

Berdasarkan tabel 4.5. tersebut dapat diperoleh beberapa informasi bahwa


secara deskriptif, dari 165 ibu yang melakukan kunjungan ANC sebanyak 4 kali
terdapat 37 ibu (22,8%) yang mengalami persalinan patologis, lebih sedikit
dibandingkan yang tidak mengalami persalinan patologis yaitu sebanyak 128 ibu
(77,2%). Adapun dari 165 ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali
terdapat 111 ibu (67,3%) yang mengalami persalinan patologis, lebih banyak
dibandingkan yang tidak mengalami persalinan patologis yaitu sebanyak 54 ibu
(32,7%). Secara keseluruhan terdapat 148 ibu (44,8%) yang mengalami persalinan
patologis dan 182 ibu (55,2%) yang tidak mengalami persalinan patologis.
Berdasarkan angka deskriptif dapat dilihat bahwa ibu yang melakukan
kunjungan ANC 4 kali tidak mengalami persalinan patologis, sedangkan ibu yang
melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali mengalami persalinan patologis.
Pengujian statistik (dengan Mantel-Haenszel Chi Square Test) menghasilkan
angka probabilitas atau signifikansi (P) sebesar 0,0. Angka ini signifikan pada taraf
signifikansi 5% (0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara frekuensi ANC dengan persalinan patologis.
Sesuai dengan analisis berdasarkan angka-angka deskriptif, diketahui bahwa
ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali memiliki risiko lebih besar

commit to user

  21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

untuk mengalami persalinan patologis. Besarnya perbandingan peluang kejadian


persalinan patologis dari kedua kelompok ibu dapat diketahui berdasarkan nilai RR
(Relative Risk). Perhitungan menghasilkan nilai RR sebesar 5,2 yang berarti bahwa
ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali beresiko mengalami
persalinan patologis 5,2 kali lebih besar dibandingkan ibu yang melakukan kunjungan
ANC 4 kali.
Oleh karena angka RR dihitung berdasarkan data sampel maka tidak bisa
dikatakan sebagai angka resiko sebenarnya. Angka resiko yang sebenarnya
dinyatakan dalam rentang nilai menurut tingkat kepercayaan (Confidence Interval
atau CI) tertentu. Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5% sehingga besarnya
tingkat kepercayaan adalah 95%. Dengan tingkat kepercayaan 95% diperkirakan
angka resiko (RR) berkisar antara 3,228 hingga 8,250. Hal ini berarti bahwa ibu yang
melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali beresiko mengalami persalinan
patologis kira-kira 3 sampai 8 kali lebih besar dibandingkan ibu yang melakukan
kunjungan ANC 4 kali.

commit to user

  22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional retrospektif, dengan


menggunakan rancangan retrospektif cohort study. Untuk meneliti apakah ANC
kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis. Dari hasil
penelitian ini ,secara retrospektif didapatkan dari 165 ibu yang melakukan kunjungan
ANC sebanyak 4 kali terdapat 37 ibu (22,8%) yang mengalami persalinan patologis,
lebih sedikit dibandingkan yang tidak mengalami persalinan patologis yaitu sebanyak
128 ibu (77,2%). Adapun dari 165 ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari
4 kali terdapat 111 ibu (67,3%) yang mengalami persalinan patologis, lebih banyak
dibandingkan yang tidak mengalami persalinan patologis yaitu sebanyak 54 ibu
(32,7%). Secara keseluruhan terdapat 148 ibu (44,8%) yang mengalami persalinan
patologis dan 182 ibu (55,2%) yang tidak mengalami persalinan patologis.
Berdasarkan angka deskriptif dapat dilihat bahwa ibu yang melakukan kunjungan
ANC 4 kali cenderung tidak mengalami persalinan patologis, sedangkan ibu yang
melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali mengalami persalinan patologis.
Sesuai dengan penelitian Husin, 1997 yang menyebutkan bahwa dengan ANC
diharapkan persalinan berlangsung dengan aman. Selain itu, menurut departemen
kesehatan diharapan dengan adanya ANC kehamilan dan persalinan di Indonesia
berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat.
Sedangkan angka kejadian persalinan patologis dapat juga terjadi pada ibu
yang melakukan kunjungan ANC 4 kali, yaitu sebanyak 37 kasus (22,8%). Hal ini
bisa terjadi kemungkinan oleh karena beberapa faktor risiko seperti : a) faktor
sosiodemografi yaitu usia, dan pendidikan ibu b) faktor cakupan distribusi ANC c)
riwayat kehamilan seperti paritas.
Tampak perbedaan yang bermakna dengan angka probabilitas atau
signifikansi (P) sebesar 0,0, Relative Risk : 5,2. Angka ini signifikan pada taraf
signifikansi 5% (0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
commit to user

  23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

yang signifikan antara frekuensi ANC dengan tindakan persalinan patologis. Hal ini
menunjukkan bahwa ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali
mempunyai risiko persalinan patologis yang lebih besar.
Di Eropa terdapat beberapa variasi frekuensi kunjungan asuhan antenatal.
Belanda menerapkan 12 sampai 14 kali kunjungan sedangkan Luxemburg hanya
menerapkan 5 kali kunjungan. Menurut NICE (National Institute for Clinical
Exelence) Inggris menerapkan 10 kali kunjungan pada wanita nulipara dan 7 kali
pada wanita yang pernah melahirkan sebelumnya. Survei terbaru di Skotlandia
mengungkapkan bahwa rata – rata jumlah kunjungan asuhan antenatal wanita dengan
risiko rendah adalah 14 kali. Di Swedia jumlah yang direkomendasikan 16 kali dan di
Finlandia 15 kali (James D., 1996).
Cakupan ANC di Indonesia menurut SDKI 2002 – 2003 adalah sebesar 96%,
sedangkan ibu hamil yang mendapatkan kunjungan antenatal yang diharapkan adalah
64% (Badan Pusat Statistik dan ORC Macro, 2003).
Penyebab kurangnya pencapaian target kunjungan Ibu hamil dalam ANC ini
tentu saja sangat kompleks, namun sebagian besar berkaitan dengan faktor penyedia
pelayanan ANC di satu pihak dan ibu hamil di lain pihak. Secara umum dalam tulisan
ini adalah dalam rangka membantu memperoleh kejelasan bagaimana gambaran
hubungan pemanfaatan pelayanan antenatal dengan faktor karakteristik Ibu hamil,
dengan faktor sarana dan prasarana pelayanan antenatal, serta beberapa faktor lain
yang bersifat penguat seperti sikap tokoh masyarakat dan petugas kesehatan, aturan
dan sebagainya.
Di negara berkembang, program ANC yang secara rutin direkomendasikan
jarang diimplementasikan dan kunjungan yang dilakukan dapat tidak teratur, dengan
waktu yang menunggu yang lama dan feedback yang buruk. Tujuan dari asuhan
antenatal yang terkini adalah membatasi jumlah kunjungan ke klinik, tes yang
dilakukan, prosedur klinik, dan tindakan follow-up yang terbukti melalui penelitian
dapat mempengaruhi luaran untuk wanita dan bayinya (Villar J., et all, 2001).

commit to user

  24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam memberikan penyuluhan melalui ANC, bidan atau petugas kesehatan


sebaiknya memberikan informasi yang mencakup deteksi dini, konseling,
peningkatan kesehatan (health promotion), persiapan persalinan, dan kesiapan apabila
terjadi suatu komplikasi. (Depkes, 1991)
Informasi penting yang diberikan dalam kunjungan ibu hamil pada trimester
pertama, atau sebelum minggu ke 14, yakni membangun hubungan saling percaya
antara bidan dan ibu agar supaya hubungan penyelamatan jiwa bisa dibina bilamana
perlu, mendeteksi masalah yang bisa diobati sebelum menjadi bersifat mengancam
jiwa, mencegah masalah seperti neonatal tetanus, anemia kekurangan zat besi,
penggunaan praktek tradisional yang merugikan, memulai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi, dan mendorong perilaku yang sehat (gizi,
latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya). (Pusdiknakes, 2002)
Informasi penting yang diberikan dalam kunjungan ibu hamil pada trimester
kedua, atau sebelum minggu ke 28, yakni sama seperti dalam kunjungan pada
trimester pertama, ditambah kewaspadaan khusus mengenai PIH (Pregnancy Induced
Hypertension) (tanya ibu tentang gejala PIH, pantau tekanan darahnya, evaluasi
edemanya, periksa untuk mengetahui protein urine). (Pusdiknakes, 2002)
Informasi penting yang diberikan dalam kunjungan ibu hamil pada trimester
ketiga, atau antara minggu ke 28 dengan 36, yakni sama seperti dalam kunjungan
pada trimester sebelumnya, ditambah palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda. (Pusdiknakes, 2002)
Informasi penting yang diberikan dalam kunjungan ibu hamil pada trimester
keempat, atau setelah 36 minggu, yakni sama seperti dalam kunjungan pada trimester
sebelumnya, ditambah pendeteksian letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain
yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. (Pusdiknakes, 2002)
Strategi MPS yang digalakkan pemerintah meliputi tiga pesan kunci, yakni
setiap persalinan harus ditolong tenaga medis, setiap komplikasi persalinan harus
ditangani tenaga adekuat (dokter ahli) dan setiap wanita usia subur harus mempunyai
akses pencegahan kehamilan dan penanganan komplikasi keguguran. Pada
commit to user

  25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pelaksanaannya, strategi ini terbentur pada keterbatasan jumlah tenaga yang


berkualitas dan berbagai kendala lainnya.
Selain itu juga disampaikan agar ibu hamil dapat meningkatkan dan menjaga
baik fisik, mental, kesehatan sosial ibu dan janin dengan memberikan pendidikan
tentang nutrisi, kebersihan perorangan dan tentang proses kelahiran, mendeteksi dan
menangani jika terdapat komplikasi selama kehamilan dengan memberikan
pengobatan maupun tindakan, menyiapkan proses kelahiran dan membuat rencana
tindakan apabila terdapat komplikasi, serta membantu ibu menyiapkan proses
menyusui, menghadapi masa nifas, dan merawat bayi. (Bernstein P., et all, 2000).
Oleh karena itu ANC penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan dengan normal selamam kehamilan. WHO memperkirakan bahwa sekitar
15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang
berkaitan dengan kehamilan dan jiwanya. Selain itu ANC mempunyai tujuan utama
mempersiapkan ibu dan bayinya dalam keadaan sehat dengan cara membangun
hubungan saling percaya dengan ibu, deteksi dini tanda bahaya dalam kehamilan, dan
mempersiapkan persalinannya.
Pengembangan diarahkan sedemikian rupa sehingga seluruh masyarakat,
terutama ibu hamil, dapat dengan mudah dan cepat menjangkaunya termasuk biaya
yang harus dikeluarkan oleh mereka. Seiring dengan pengembangan komunikasi,
informasi, dan edukasi dalam hal pelayanan ibu hamil, terdapat beberapa hal penting
seperti pengetahuan, sikap dan perilaku positif pelaksana pelayanan beserta
masyarakat. (Pusdiknakes, 2002)
Literatur dan beberapa hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan
faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pendidikan, jumlah
anak, pendidikan suami, umur, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan ibu hamil dan
keahlian petugas kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di sarana
kesehatan pada umumnya bervariasi.
Pada penelitian ini masih terdapat beberapa faktor bias yang dapat
mempengaruhi hasil sehingga dapat menjadi kelemahan pada penelitian ini. Oleh
commit to user

  26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

karena itu untuk menguranginya kemungkinan dapat lebih baik dengan menggunakan
faktor matching. Akan tetapi mempunyai risiko dalam hal menentukan subyek
penelitian dan waktu penelitian. Literatur menyebutkan selain dengan matching,
faktor bias dapat dikurangi dengan cara memasukkan faktor inklusi dan eklusi
sekaligus menaikkan jumlah sampelnya. Hal tersebut telah dilakukan pada penelitian
ini. (Sastroasmoro, 1995)

commit to user

  27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pada ibu yang melakukan ANC kurang dari 4 kali mempunyai risiko
persalinan patologis sebesar 111 kasus (67,3%), sedangkan ibu yang
melakukan ANC 4 kali mempunyai risiko sebesar 37 kasus (22,8%).
2. ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis
sebesar 5 kali yang secara statistik signifikan . (RR : 5,2 ; (P: 0,0))

B. SARAN
Atas dasar hasil penelitian tersebut di atas, untuk menurunkan risiko
terjadinya persalinan patologis sebaiknya dilakukan ANC minimal 4 kali dengan
distribusi trisemester pertama 1 kali, trisemester kedua 1 kali, dan trisemester ketiga 2
kali.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut beberapa faktor lain dalam ANC yang
dapat mengurangi terjadinya persalinan patologis.

commit to user

  28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Arief M., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan, Klaten,

Penerbit Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS, hal: 128

Badan Pusat Statistik dan ORC Macro, 2003. Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia 2002 - 2003, Calverton – Maryland, ORC Macro, hal : 159 – 70

Bernstein P., et all, 2000. Preconceptional and Prenatal Care. Complications of


Pregnancy, 5th ed., Philadelphia, Lippincot William and Wilkins, page : 1 - 12

Departemen Kesehatan, R.I., 1994, Perencanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat,


Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Departemen Kesehatan, R.I., 1995, Sistem Kesehatan Nasional, cetakan keempat,


Jakarta

Depkes RI, 1997, Pedoman Pelayanan Antenatal Di Tingkat Pelayanan Dasar,


Jakarta.

Dodd J., Robinson J., Crowther C., 2002. Guiding Antenatal Care, AMJOG ; 176 (6) :
253 – 4

Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopkins
University, Myfield Publishing Co., 1980.

Husin M, Saifuddin A.B, dkk, 1997. Safe Motherhood dalam Inti Pendidikan Dokter
di Indonesia Jakarta, Departemen Kesehatan, hal : 1 – 11
commit to user

  29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ibrahim Christina. S, 1993, Perawatan Kebidanan, Buana Karya Aksara, Jakarta.

James D., 1996. Organization of Prenatal Care and Identification of Risk in James
DK High Risk Pregnancy, 1st ed, London : W.D Saunders Company Ltd, hal :
21 – 23

Mochtar Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, Jilid 2,
Edisi 2, Jakarta, EGC.

Mannabe IBG, 2001, Kapita Selecta Penatalaksanaan Rutin Obstetric Ginecologi


dan KB, Jakarta, EGC.

Manuaba, 1998, Memahami Kesehatan Reroduksi Wanita, Jilid 2, Jakarta, EGC, hal:
157.

Martaadisoebrata D, Sastrawinata S., Saifudin AB., 2005. Bunga Rampai Obstetri


dan Ginekologi Sosial, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
hal : 43 – 8

Munjaja P., Lindmark G., Nystron L., 1996. Randomized Control Trial of Reduced
Visite Programme of Antenatal Care in Harare Zimbabwe dalam The Lancet,
hal : 364 – 8, 384 , http://www.nice.org.uk, 5 September 2007

Notoatmodjo, 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan,


Yogyakarta, Andi Offset.

Notoatmodjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

commit to user

  30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Notoadmodjo S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta,
hal : 46 – 55

Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003,Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan


Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO,
2003, hal:45

Ryadi, 1982, Public Health Publications Ilmu Kesehatan Masyarakat, Usaha


Nasional, Surabaya.

Saifuddin, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, hal : 91 – 3

Sarwono, 2000, Pelayanan Kesehatan Anternal dan Neonatal 2, NPPKN, Rogi,


Jakarta.

Sastroasmoro S., 1995. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta,


Binarupa Aksara, hal : 51 – 2

UNICEF, 2002. Statical profile of ASEAN, New York, UN, page : 98 - 9

Villar J., Ba’aqeel H., Piaggio, 2001. WHO Antenatal Care Trial Research Group in
WHO Antenatal Care Randomized Trial for the Evaluation of a New Model of
Routine Antenatal Care, The Lancet, page : 357, 1551 – 64

WHO, 2002. WHO Antenatal Care Randomized Trial in Manual for the
Implementation of the New Model, Geneva, Departement of Reproductive
Health and Research WHO, hal : 116 – 9

commit to user

  31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Wiknjosastro, 2008, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,


Jakarta, 2008

commit to user

  32

Anda mungkin juga menyukai