Anda di halaman 1dari 64

MAKALAH MESIN LISTRIK

“MESIN ARUS SEARAH (DC)”

Disusun oleh :

Kelompok :4

Kelas : KE-2A

Nama Anggota :

1. Nurul Khalim Maulidiyah 3.22.15.0.18


2. Phypit Marisa 3.22.15.0.19
3. Prakash Yoreniko M. P. 3.22.15.0.20
4. Rendi Pangestuningtyas 3.22.15.0.21
5. Tanti Heriawati 3.22.15.0.22
6. Tiwi Krismeryana 3.22.15.0.24

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2016
1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang


masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “Mesin Arus Searah (DC)”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mesin
Listrik. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian generator dan
motor arus searah, jenis generator dan motor arus searah, komponen dari
generator dan motor arus searah, karakteristik dari generator dan motor arus
searah, prinsip kerja generator dan motor arus searah, serta rendamen pada
generator dan motor arus searah. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih
atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi diri penulis dan khususnya pembaca pada
umumnya.

Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif


sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Semarang, 16 Desember 2016

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………..1

Kata Pengantar …..………………………………………………………….....2

Daftar Isi …..…………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….......4

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………...5

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………..……….5

BAB II GENERATOR DAN MOTOR DC

2.1 Pengertian Generator dan Motor DC ……………..………………………….6

2.2 Jenis Generator dan Motor DC ……….……………………………….10

2.3 Komponen Generator dan Motor DC …………………………………….….18

2.4 Karakteristik Generator dan Motor DC …………………..……………………23

2.5 Prinsip Kerja Generator dan Motor DC …………….………………………….38

2.6 Rendamen Generator dan Motor DC ……………………………….……….43

2.7 Prinsip Penyearahan Tegangan Listrik Mesin Arus Searah (Komutasi) ……..46

2.8 GGL Induksi ………………………………………………………………….…… 58

2.9 Rugi – rugi Dan Efisiensi ………………………………………………………..60

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………..63

3.2 Daftar Pustaka …..……………………………………………………………64

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Generator ialah suatu mesin yang mengubah tenaga mekanik menjadi


tenaga listrik. Tenaga mekanik tersebut digunakan untuk memutar kumparan
kawat penghantar dalam medan magnet ataupun sebaliknya memutar magnet
diantara kumparan kawat penghantar. Tenaga mekanik dapat berasal dari
tenaga panas, tenaga potensial air, motor diesel, motor bensin bahkan motor
listrik. Sedangkan tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut bisa
arus searah maupun arus bolak-balik tergantung dari konstruksi generator dan
system pengambilan arusnya.
Generator arus searah sebagai salah satu pembangkit listrik arus
searah banyak kegunaannya di bengkel-bengkel, pabrik-pabrik, maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaannyapun dapat ditempatkan secara
tetap maupun bergerak. Dapat ditempatkan secara tetap misalnya generator
yang digunakan untuk mengisi accu pada perusahaan pengisi accu. Pada
tempat bergerak misalnya pada accu mobil. Kegunaan lainnya adalah untuk
memberi arus pada lampu, untuk menggerakkan control, dan untuk
penggerak. Namun pada pusat tenaga listrik, generator digunakan sebagai
sumber penguat magnet (exciter) pada generator utama misalnya pada pabrik
penyepuhan.
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetik yang
mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik dimana tenaga mekanik
tersebut berupa putaran dari rotor. Tenaga mekanik tersebut digunakan untuk
misalnya memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakkan
kompresor, dan mengangkat bahan. Motor listrik dapat pula digunakan
dirumah misalnya pada mixer, bor listrik dan kipas. Motor listrik juga
dibedakan menjadi dua macam yakni motor arus searah (DC) dan arus bolak-
balik (AC). Motor arus searah (DC) menggunakan arus langsung yang tidak
langsung (direct-unidirectional).
Dalam kehiduan sehari-hari, motor DC dapat kita lihat pada motor
starter mobil, tape recorder, maupun mainan anak-anak. Sedangkan pada
pabrik-pabrik, motor DC dapat dijumpai pada traksi, elevator, dan conveyer.

4
Pada prinsipnya motor DC bisa dipakai sebagai generator DC, sebaliknya
generator DC bisa digunakan sebagai motor DC.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan kegunaan generator dan motor arus searah (DC) ?.
2. Apa saja jenis dari generator dan motor arus searah (DC) ?.
3. Bagaimana komponen dari generator dan motor arus searah (DC) ?.
4. Bagaimana karakteristik dari generator dan motor arus searah (DC) ?.
5. Bagaimana prinsip kerja generator dan motor arus searah (DC) ?.
6. Apa yang dimaksud dengan rendamen pada generator dan motor arus
searah (DC) ?.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dan kegunaan dari generator dan motor arus
searah (DC).
2. Untuk mengetahui jenis dari generator dan motor arus searah (DC).
3. Untuk mengetahui komponen dari generator dan motor arus searah (DC).
4. Untuk mengetahui karakteristik dari generator dan motor arus searah (DC).
5. Untuk mengetahui prinsip kerja generator dan motor arus searah (DC).
6. Untuk mengetahui rendamen pada generator dan motor arus searah (DC).

5
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Generator dan Motor Arus Searah (DC)

1. Pengertian Generator Arus Searah (DC)


Generator arus searah (DC) adalah generator dimana tegangan yang
dihasilkan (output) berupa tegangan searah karena didalamnya terdapat
system penyearah yang dilakukan bisa berupa komutator ataupun diode.
Salah satu percobaan yang erat hubungannya dengan prinsip generator
adalah Pecobaan Faraday.

Gambar GGL Induksi


Ujung-ujung kumparan dihubungkan dengan galvanometer. Apabila
batang magnet didorongkan maka jarum galvanometer akan bergerak dan
kembali diam bila batang magnet dihentikan. Apabila bateng magnet diubah
arah geraknya maka jarum galvanometer juga bergerak sesaat dan kembali
diam seperti semula bila batang magnrt dihentikan menariknya. Arah
penunjukkan berlawanan dengan arah penunjukkan jarum galvanometer dari
percobaan yang pertama.
Bergeraknya jarum tersebut dosebabkan oleh adanya gaya gerak listrik
induksi (GGL induksi) pada kumparan. Besarnya GGL induksi rata-rata :
Δϕ
(e) = - N ( Δt ) volt

Dengan arti :
N : banyak lilitan dari kumparan
Δϕ : perubahan fluks magnet (Weber)
Δt : perubahan waktu (sekon)

GGL induksi yang terbentuk dalam kumparan (e) bertanda negative sesuai
Hukum Lenz yang berbunyi “Arah dari arus induksi ialah sedemikian rupa sehingga
melawan sebab yang menimbulkannya.” Jadi Percobaan Faraday membuktikan
bahwa sebuah kumparan akan dibangkitkan GGL apabila jumlah garis gaya yang
6
diliputi oleh kumparan berubah-ubah. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
kawat penghantar bergerak dengan jumlah garis gaya yang diliputi tetap dan kawat
penghantar diam dengan jumlah garis gaya yang diliputi berubah. Oleh karena itu
prinsip kerja generator terdapat 3 hal pokok yaitu :

a) Adanya fluks magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet.


b) Adanya kawat penghantar listrik yang merupakan tempat terbentuknya
GGL.
c) Adanya gerakan relative antara fluks magnet dengan kawat penghantar
listrik.

Arah GGL induksi, medan dan gerak dapat dilakukan dengan kaidah tangan
kanan dengan membuat ibu jari, telunjuk jari dan jari tengah tangan kanan hingga
saling tegak lurus.

Gambar Hukum Tangan Kanan

Pada generator arus searah (DC) diperlukan fluks magnet yang cukup besar.
Kutub-kutub magnet yang digunakan untuk generator arus searah dari magnet tetap
namun kenyataannya yang digunakan ialah magnet buatan yang dibuat dengan
prinsip elektromagnetisme dengan melilitkan kawat email pada bahan feromagnetik
kemudian dialiri arus searah.

Prinsip dasar dari pembuatan kutub magnet buatan tersebut merupakan


percobaan Oerstedt yang mengakatan bahwa jarum kompas akan menyimpang
apabila ada didekat kawat yang berarus dan di sekitarnya terdapat medan magnet.
Dapat diambil kesimpulan bahwa disekitar kawat berarus listrik terdapat medan-
medan magnet. Maka arah medan magnet yang terbentuk di sekitar kawat berarus
listrik diperoleh berdasar percobaan Maxwell. Bila arus listrik mengalir dalam kawat
arahnya menjauhi kita (maju), maka medan-medan magnet yang terbentuk di sekitar
kawat arahnya searah dengan putaran jarum jam, dan sebaliknya bila arus yang

7
mengalir dalam kawat mendekati kita maka medan-medan magnet medan magnet
yang terbentuk di sekitar kawat arahnya berlawanan dengan putaran jarum jam.

Gambar Arah Medan Magnet pada Penghantar Berarus

Adapun cara untuk menentukan kutub U dan S pada magnet buatan yakni :

Gambar membuat magnet buatan dan arah garis gayanya

 Jika arus yang mengalir dalam kumparan sesuai dengan arah putaran
jarum jam maka ujung tempat melihat adalah kutub S. Begitu
sebaliknya bila arah arus yang mengalir berlawanan dengan arah
putaran jarum jam maka ujung tempat melihat adalah kutub U.
 Bila magnet kumparan dipegang dengan tangan kanan dimana
keempat jari menggenggam kumparan sehingga arus yang mengalir
dalam kumparan sesuai arah keempat jari tersebut, maka arah ibu jari
yang direntangkan menunjukkan arah kutub U magnet buatan.

2. Pengertian Motor Arus Searah (DC)


Motor arus searah (DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah
tenaga listrik arus searah (DC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik
dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran dari rotor.
Dalam kehidupan sehari-hari, motor DC dapat kita temukan pada motor
starter mobil, tape recorder, maupun mainan anak-anak. Sedangkan dalam
pabrik-pabrik terdapat pada traksi, elevator, maupun conveyer.
Prinsip dasar dari motor arus searah (DC) adalah jika kawat berarus
diletakkan antara kutub magnet (U-S) maka pada kawat itu akan bekerja suatu
8
gaya yang menggerakkan kawat itu. Arah gerak kawat tersebut dapat
ditentukan dengan kaidah tangan kiri yang berbunyi “Apabila tangan kiri
terbuka diletakkan diantara kutub Utara dan Selatan sehingga garis-garis gaya
yang keluar dari kutub Utara menembus telapak tangan kiri dan arus didalam
kawat mengalir searah dengan arah keempat jari, kawat itu akan mendapat
gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu jari.”

Gambar Kaidah Tangan Kiri

Besarnya gaya tersebut adalah :

F = B.ℓ. I. 10-1 (dyne)

Dimana : B = kepadatan fluks magnet (gauss)

ℓ = panjang penghantar (cm)

I = arus listrik yang mengalir (Ampere)

Dalam satuan mks,

F = B.ℓ. I (newton)

Dimana : B = kepadatan fluks magnet (Weber)

ℓ = panjang penghantar (m)

I = arus listrik yang mengalir (Ampere)

9
2.2 Jenis-jenis dari Generator dan Motor Arus Searah (DC)

1. Jenis-Jenis Generator Arus Searah (DC)


Berdasarkan sumber arus kemagnetan (arus penguat) bagi kutub
magnet buatan tersebut generator arus searah dapat dibedakan menjadi :
a) Generator dengan penguat terpisah
Generator dengan penguat terpisah hanya dipakai dalam
keadaan tertentu dan jarang terjadi. Dengan terpisahnya sumber arus
kemagnetan dari generator, berarti besar kecilnya arus kemagnetan
tidak terpengaruh oleh nilai arus ataupun tegangan generator.

Im IL

+
Em Rm
G E EK RL

ΔE

Gambar Rangkaian Listrik Generator Penguat Terpisah

Dari rangkaian listrik generator penguat terpisah pada gambar


dapat diperoleh :
E
Persamaan arus : Im = Rm
m

Ia = IL
Persamaan tegangan :E = Ek + IaRa + 2ΔE
Ek = ILRL
Dimana :
E = GGL induksi yang terbentuk pada lilitan jangkar
Ek = tegangan jepit (U atau V)
EM = tegangan sumber penguat magnet
ΔE = kerugian tegangan pada sikat
Im = arus kemagnitan (arus penguat magnet)
Ia = arus jangkar
IL = arus beban
Ra = tahanan lilitan jangkar

10
RM = tahanan lilitan penguat

b) Generator penguat sendiri


Generator penguat sendiri memperoleh arus kemagnitan dari
dalam generator itu sendiri. Oleh karena itu, arus kemagnitannya
terpengaruh oleh nilai-nilai tegangan dan arus yang terdapat pada
generator. Dalam hal ini medan magnet yang dapat menimbulkan GGL
mula-mula, ditimbulkan oleh adanya remanensi magnet pada kutub-
kutubnya. Pengaruh nilai tegangan dan arus generator terdapat arus
penguat tergantung cara bagaimana hubungan lilitan penguat magnet
dengan lilitan jangkar. Karena berdasarkan hubungan lilitan penguat
magnet dengan lilitan jangkar generator penguat sendiri dibedakan
atas :
o Generator shunt
Generator shunt adalah generator penguat sendiri dimana
lilitan penguat magnetnya dihubungkan shunt (paralel) dengan
lilitan jangkar.
Ish IL

Ia
ΔE

Rsh G E EK RL

Gambar Rangkaian Listrik Generator Shunt

Karena lilitan penguat magnet (Rsh) paralel dengan lilitan jangkar


maka berdasarkan rangkaian listriknya diperoleh :
Persamaan arus Ia = IL + Ish
Persamaan tegangan E = Ek + IaRa + 2ΔE
Ek = Ish · Rsh

o Generator seri
11
Generator seri adalah generator penguat sendiri dimana
lilitan penguat magnetnya dihubungkan seri dengan lilitan
jangkar.

Ia
Rse IL
Ise

EK
G E

Gambar Rangkaian Listrik Generator Seri

Berdasarkan rangkaian listriknya diperoleh :


Persamaan arus Ia = Ise = IL
Persamaan tegangan E = Ek + IaRa + IseRse + 2ΔE
E = Ek + Ia (Ra + Rse) + 2ΔE

o Generator kompon (campuran)


Generator kompon adalah generator arus searah yang
lilitan penguat magnetnya terdiri dari lilitan penguat shunt dan
lilitan penguat seri. Ada dua kemungkinan cara meletakkan lilitan
penguat yakni :

 Generator kompon panjang


Generator kompon yang lilitan penguat serinya terletak
pada rangkaian jangkar.
Berdasarkan rangkaian listriknya diperoleh :
Persamaan arus Ise = Ia
Ia = IL + Ish
Persamaan tegangan E = Ek + Ia (Ra + Rse) + 2ΔE
E = Ish Rsh + Ia (Ra + Rse) + 2ΔE

12
Ish IL

Ia

Rsh E
EK
RL
Rse

Gambar Rangkaian Listrik Generator Kompon Panjang

Berdasarkan rangkaian listriknya diperoleh :

Persamaan arus Ise = IL


Ia = IL + Ish

 Generator kompon pendek


Generator kompon yang lilitan penguat serinya terletak
pada rangkaian beban.

Ish IL

IL

Rsh
RL EK

Rse

Gambar Rangkaian Listrik Generator Kompon Pendek

Berdasarkan rangkaian listriknya diperoleh :


Persamaan arus Ise = IL
Ia = IL + Ish
Persamaan tegangan E = Ek + IaRa + IseRse + 2ΔE
E = Ia Ra + IshRsh + 2ΔE
2. Jenis-jenis Motor Arus Searah (DC)

13
Berdasarkan sumber arus kemagnetan (arus penguat) motor arus
searah (DC) dapat dibedakan menjadi :
a) Motor DC dengan penguat terpisah

Motor penguatan terpisah adalah salah satu jenis motor DC


yang penguatannya terpisah, artinya pada motor ini memiliki suplai
tegangan yang yang berbeda sehingga tegangan penguatannya bisa
diubah-ubah tanpa mempengaruhi tegangan suplainya.

Im

Ea
Vm Rm V

Gambar Rangkaian Listrik Motor Penguat Terpisah

Berdasarkan rangkaian listriknya diperoleh :

Persamaan arus : Ia = I
Im
E
Rm

Persamaan tegangan : V = Ea + Ia.Ra + 27 e


dimana :

V = Tegangan jepit (volt)


Ea = GGL lawan (volt)
Ia = Arus jangkar (Ampere)
Ra = Tahanan lilitan jangkar (Ohm)
Im = Arus penguat terpisah(Ampere)
Rm = Tahanan penguat terpisah (Ohm)
e = Kerugian tegangan pada sikat-sikat (karena relatif kecil
biasanya harga tersebut diabaikan)

14
b) Motor DC dengan penguat sendiri
Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet dengan lilitan
jangkar motor DC dengan penguat sendiri dibedakan atas :
o Motor shunt
Motor shunt adalah motor penguat sendiri dimana lilitan
penguat magnetnya dihubungkan shunt (paralel) dengan lilitan
jangkar. Pada motor shunt, gulungan medan disambungkan
secara paralel dengan gulungan dynamo. Oleh karena itu, total
arus dalam jalur merupakan penjumlaham arus medan dan arus
dynamo.

Ea
V

Gambar Rangkaian Listrik Motor Shunt

Berdasarkan rangkaian listriknya diperoleh :


Persamaan arus : I = Ia + Ish
V / Rsh

Persamaan tegangan : V = Ea + Ia.Ra + 27 e


V = Ish . Rsh
dimana :
Rsh = Tahanan penguat shunt
Ish = Arus penguat shunt

o Motor seri
Motor seri adalah motor yang dihubungkan secara seri
dengan gulungan dynamo. Oleh karena itu, arus medan sama
oleh arus dynamo.
15
Ea
V

Gambar Rangkaian Listrik Motor Seri

Berdasarkan rangkaian listriknya diperoleh :

Persamaan arus : I = Ia = Is
Persamaan tegangan : V = Ea + Ia.Ra + Is.Rs + 27e
dimana :
Is = Arus penguat seri yang besarnya sama dengan
arus sumber
Rs = Tahanan lilitan penguat seri

o Motor kompon (campuran)


Motor kompon adalah gabungan motor seri dan shunt,
yang gulungan medan shunt dihubungkan secara paralel dan
seri dengan gulungan dynamo. Ada dua kemungkinan cara
meletakkan lilitan penguat yakni :
 Motor kompon panjang
Motor kompon panjang adalah motor penguat
sendiri yang mempunyai dua buah lilitan penguat seri dan
shunt, dimana lilitan penguat seri dihubung seri dengan
lilitan jangkar.

16
Gambar Rangkaian Listrik Motor Kompon Panjang

Berdasarkan rangkaian listriknya diperoleh :

Persamaan arus : I = Is + Ish


Is = I a
Rsh / V
Persamaan tegangan : V = Ea + Ia.Ra + Is.Rs
Vsh = V

 Motor kompon pendek


Motor kompon pendek, motor penguat sendiri yang
mempunyai dua lilitan penguat magnet yaitu lilitan shunt
dan seri, dimana lilitan seri terletak pada rangkaian
sumber tegangan.

Ea
V

Gambar Rangkaian Listrik Motor Kompon Pendek

Persamaan arus : I = Is = Ia + Ish


Rsh / Vsh
Persamaan tegangan : V = Ea + Ia.Ra
+Is.Rs+27e
Vsh = V – Is.Rs
dimana :
Vsh = Tegangan pada lilitan penguat shunt

17
2.3 Komponen dari Generator dan Motor Arus Searah (DC)
1. Komponen Generator Arus Searah (DC)
Pada mesin listrik, ada bagian yang diam (stator) dan ada bagian yang
berputar (rotor). Untuk generator arus searah yang termasuk dalam stator
adalah badan (body), magnit, dan sikat-sikat. Sedangkan rotornya adalah
jangkar dan lilitannya.

Gambar Bagian-bagian Terpenting dari Generator Arus Searah

1) Badan generator
Fungsi utama dari badan generator adalah sebagai bagian dari
tempat mengalirnya fluks magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub
magnet. Oleh karena itu, badan generator terbuat dari bahan
feromagnetik dan bahan yang kuat. Disamping itu, fungsinya juga
sebagai meletakkan alat-alat tertentu dan melindungi bagian mesin
lainnya.
Pada umumnya, badan generator untuk mesi-mesin kecil terbuat
dari besi tuang, sedangkan generator yang besar dibuat dari plat-
plat campuran baja. Spesifikasi umum dari generator dapat name
plate (papan nama) untuk mengetahui data-data teknik generator.
Terdapat juga terminal box yang merupakan tempat ujung-ujung
lilitan penguat magnit dan lilitan jangkar yang merupakan ujung
kawat penghubung lilitan jangkar melalui komutator dan sikat-sikat.
Dengan adanya terminal box ini, akan memudahkan pergantian
susunan lilitan penguat magnit dan memudahkan pemeriksaan
kerusakan yang terjadi pada lilitan jangkar maupun lilitan penguat
tanpa membongkar mesin.
Berikut ini adalah table huruf pada terminal menurut system
VEMET & VDE :
18
Bagian mesin/lilitan VEMET VDE
Lilitan jangkar B-b A-B
Lilitan shunt F-f C-D
Lilitan deret S-s E-F
Lilitan penguat asing E-e I-K

2) Inti kutub magnet dan lilitan penguat magnet


Fluks magnet yang terdapat pada generator arus searah
dihasilkan oleh kutub-kutub magnet buatan yang dibuat dengan
prinsip elektromagnetisme. Lilitan penguat magnet berfungsi untuk
mengalirkan arus listrik agar terjadinya proses elektromagnetisme.
Aliran fluks magnet dimulai dari kutub Utara melalui celah udara,
terus mengalir ke jangkar kemudian melalui celah udara menuju ke
kutub Selatan dan kembali ke kutub Utara melalui badan generator.

3) Sikat-sikat
Fungsi dari sikat-sikat adalah untuk jembatan bagi aliran arus
dari liitan jangkar dengan beban dan memegang peranan penting
untuk terjadinya komutasi. Agar gesekan antara komutator dan sikat
tidak mengakibatkan adanya aus komutator, maka sikat dibuat
harus lebih lunak daripada komutator. Pada umumnya terbuat dari
bahan arang (coal).

4) Komutator
Komutator berfungsi sebagai penyearah mekanik, yang bersama
dengan sikat-sikat membuat suatu kerja sama yang disebut dengan
komutasi. Fungsi lainnya dalah untuk mengumpukan GGL induksi
yang terbentuk pada sisi-sisi kumpatan. Agar menghasilkan
penyearah yang lebih baik, maka komutator yang digunakan dalam
jumlah besar. Setiap belahan komutator tidak lagi bentuk separo
atau cincin melainkan berbentuk lempeng-lempeng yang diantara
setiap segmennya terdapat bahan isolator.
Komutator terdiri dari komutator bar yang merupakan tempat
terjadinya pergesekan antara komutator dengan sikat-sikat dan riser
yang merupakan bagian yang menjadi tempat hubungan komutator
19
dengan ujung dari juluran lilitan jangkar. Oleh karena itu, komutator
terbuat dari bahan konduktor yakni campuran tembaga.
Isolator yang digunakan terletak antara komutator-komutator dan
komutator-komutator dengan as (poros) menentukan kelas dari
generator berdasarkankemampuan terhadap suhu yang timbul.
Berdasarkan jenis isolator yang digunakan, dari kemampuan panas
ini dikenal kelas-kelas sebagai berikut :
a) Kelas A : katun, sutera alam, sutera buatan, kertas.
b) Kelas B : serat asbes, serat gelas.
c) Kelas C : mika, gelas, kwarsa, poselin, keramik.

Keterangan :

a. Segmen komutator 2. Riser

b. Pemasangan komutator 3. Isolator

c. Susunan komutator 5. Ring pengunci

1. Komutator bar 6. Poros

5) Jangkar
Jangkar yang umumnya digunakan dalam generator arus
searah adalah yang berbentuk silinder yang terdapat alur-alur pada
permukaannya untuk tempat melilitkan kumparan-kumparan tempat
terbentuknya GGL induksi.
20
Jangkar dibuat dari bahan feromagnetik dengan tujuan agar
kumparan-kumparan (lilitan jangkar) terletak dalam daerah yang
induksi magnetnya besar, supaya GGL induksi yang terbentuk
dapat bertambah besar. Jangkar juga dibuat berlapis-lapis tipis
untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus liar.
Pada umumnya alur tidak hanya diisi satu sisi kumparan tetapi diisi
lebih dari sisi satu kumparan yang disusun secara berlapis.

Gambar Jangkar Beralur dan Lempeng Plat Jangkar

6) Lilitan jangkar

Gambar Jangkar dan Lilitannya

Lilitan jangkar pada generator searah berfungsi sebagai tempat


terbentuknya GGL induksi. Pada prinspnya kumparan terdiri atas :

1) Sisi kumparan aktif, yaitu bagian sisi kumparan yang terdapat


dalam alur jangkar yang merupakan bagian yang aktif (terjadi GGL
lawan sewaktu motor bekerja).
2) Kepala kumparan, yaitu bagian dari kumparan yang terletak di
luar alur yang berfungsi sebagai penghubung satu sisi kumparan
aktif dengan sisi kumparanaktif lain dari kumparan tersebut.

21
3) Juluran, yaitu bagian ujung kumparan yang menghubungkan
sisi aktif dengan komutator.

Gambar Kumparan Jangkar

2. Komponen Motor Arus Searah (DC)

Gambar diatas memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga


komponen utama :
1. Kutub Medan Magnet
Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet
akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki
kutub medan yang stasioner dan kumparan motor DC yang
menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC
sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan.
Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-
kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih
komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet
menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur
medan.
2. Kumparan Motor DC
Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini akan
menjadi elektromagnet. kumparan motor DC yang berbentuk silinder,
dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus
motor DC yang kecil, kumparan motor DC berputar dalam medan
magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan
22
selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik
untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan kumparan motor DC.
3. Kommutator Motor DC
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya
adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam kumparan motor DC.
Kommutator juga membantu dalam transmisi arus antara kumparan
motor DC dan sumber daya.

2.4 Karakteristik dari Generator dan Motor Arus Searah (DC)

1. Karakteristik Generator Arus Searah (DC)

Karakteristik adalah grafik yang menyatakan hubungan antara dua


besaran listrik yang menentukan sifat sebuah mesin. Besaran-besaran yang
mempengaruhi kerja dari generator arus searah adalah :

 Tegangan jepit (EK) / tegangan yang ditimbulkan (E)


 Arus jangkar
 Arus penguat magnet (Im)
 kecepatan putar (n)

Karakteristik generator arus searah yang terpenting adalah :

a) Karakteristik beban nol


Yaitu grafik yang menggambarkan hubungan antara tegangan
jepit sebagai fungsi arus penguat magnet pada putaran konstan dan
generator dalam keadaan tanpa beban (beban nol). Dalam keadaan ini,
tegangan terminal sama dengan GGL yang dibangkitkan sehingga :
Eo = f (Im) pada IL = 0
n = konstan
b) Karakteristik beban
Bila generator dibebani, maka akan mengalir arus beban
sebesar IL. Pada karakteristik beban, generator diberi beban konstan.
Karateristik beban menggambarkan hubungan antara tegangan jepit
sebagai fungsi arus penguat magnet pada pembebanan dan kecepatan
yang konstan.
EK = f (Im) pada beban dan n konstan
23
c) Karakteristik luar
Karakteristik luar menggambarkan hubungan antara tegangan
jepit sebagai fungsi arus beban pada tahanan penguat magnet konstan
dan putaran konstan.
EK = f (IL) pada Rm = konstan
n = konstan
d) Karakteristik pengatur

Karakteristik pengatur menggambarkan hubungan antara arus


penguat magnet sebagai fungsi arus beban pada tegangan jepit
konstan dan putaran konstan.

Im = f (I) pada EK = konstan


n = konstan
e) Karakteristik hubung singkat

Karakteristik hubung singkat menggambarkan hubungan antara


arus jangkar sebagai fungsi arus penguat magnet, pada mesin yang
dihubung singkat dari putaran konstan.

I = f (Im) pada RL =0
n = konstan

KARAKTERISTIK GENERATOR PENGUAT TERPISAH

a. Karakteristik beban nol


Bila generator diputar pada kecepatan konstan maka GGL yang
dibangkitkan adalah berbanding lurus dengan fluks per kutubnya.
Kearena lilitan penguat magnet yang menghasilkan fluks tersebut
adalah konstan maka berarti fluks sebagai arus penguat magnet,
tetapi tidak berbanding lurus karena menurut persamaan E=C.n.ϕo.
sedangkan besarnya ϕ0 sebagai fungsi arus penguat magnet
terpengaruh oleh permeabilitas. Hubungan GGL induksi sebagai
fungsi arus penguat magnet akan berbentuk lengkung kemagnetan.

24
Rm
Em
G E0

RV

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada suatu arus penguat
magnet Im masih nol, sedangkan GGL induksi E0 sudah terbangkit
sebesar Oa. GGL ini dihasilkan oleh magnet remanen dari kutub-
kutub generator. Kemudian bila arus medan diperkuat GGL yang
dibangkitkan akan bertambah besar, sehingga untuk mendapatkan
GGL sebesar Od diperlukan arus penguat sebesar Oe. Apabila
arus penguat magnet diperkecil kembali sampai nol maka GGL juga
akan turun membentuk kurva lengkung kemagnetan.

E0 d E0
b
n1 >n
n
n2 <n
c

a e
0 0
Im Im

b. Karakteristik beban

IL

RL

EK
RV G
Im
Rm
+
-
Em
EK E0 E
. E0
m
S E
P
EK 25
q
m1 P1
Gambar Karakteristik Beban Generator Penguat Terpisah

Dalam gambar sebelumnya, grafik E0 menggambarkan


karakteristik beban nol. Untuk membangkitkan GGL Os maka
beban nol diperlukan arus penguat magnet Oa. pada keadaan
berbeban belitan Ampere lawan mengakibatkan pengurangan
medan utama. Untuk menghilangkan pengurangan medan utama
(penglemahan) haruslah arus penguat magnet diperbesar
dengan ab. Belitan Ampere lintang juga mengakibatkan
penglemahan medan utama di daerah jenuh. Untuk
melenyapkan penglemahan, arus penguat magnet diperbesar
lagi dengan bc. Pada keadaan berbeban yang harusnya arus
penguat magnet diperkuat dengan suatu jumlah ac.

Menurut persamaan EK = E - IaƩR - 2ΔE jika pada


pembebanan yang telah diketahui kerugian tegangan IaƩR + 2ΔE
sama dengan pq, maka q itu merupakan titik karakterisktik
beban, artinya pada arus penguat magnet Oe harus ada
tegangan jepit cq.

Di luar daerah jenuh (dalam bagian garis lurus karakteristik),


pengaruh Belitan Ampere Lintang diabaikan. Pada E0 = Or maka
Im = Oa dan oleh karena pengaruh Belitan Ampere Lintang sama
dengan nol, maka arus penguat magnet untuk menghilangkan
reaksi jangkar, sama dengan a1b1 = ab = m1p1. Pada
pembebanan yang telah diketahui, kerugian tegangan tetap.
Apabila dibuat p1q1 = pq maka q1 merupakan titik kedua daripada
karakteristik beban. Garis yang melalui titik q dan q1
menggambarkan karakteristik beban. Garis yang melalui p dan p1
menggambarkan GGL sebagai fungsi arus penguat magnet pada
mesin yang dibebani yang merupakan karakteristik pada beban
penuh.

c. Karakteristik luar

26
Generator kebanyakan tak berbeban tetap. Tahanan lilitan
penguat magnet (Rm) tetap, maka pada generator penguat
terpisah ini arus penguat magnet (Im) juga tetap.

Im IL

RL

G
Rm
+
-
Em

Gambar Rangkaian Karakteristik Luar Generator Penguat Terpisah

Jika tidak terdapat reaksi jangkar dan kerugian tegangan,


maka pada tiap pembebanan EK = E0 = E. kenyataannya jika
beban bertambah, maka jangkar juga bertambah yang
mengakibatkan GGL turun hingga E.Kerugian tegangan pada
beban (IaƩR + 2ΔE) dianggap bertambah memanjang. Kerugian
tegangan pada beban untuk arus beban sebesar I1 = ar (ar=a1r1)
maka a1 merupakan titik pada karakteristik luar.

Gambar Karakteristik Luar Generator Penguat Terpisah

d. Karakteristik pengatur

27
Pada generator penguat terpisah tegangan jepit turun sesuai
dengan beban. Untuk membuat tegangan jepit konstan, arus
medan harus diperkuat.

Im

Imo

0
IL

Karakteristik Pengatur Generator Penguat Terpisah


e. Karakteristik hubung singkat
Pada mesin yang sedang dihubung singkat beban dari
generator sama dengan nol. Sesuai dengan persamaan EK = E –
IaRa - 2ΔE. Dalam hal ini RL = 0, sehingga untuk memperoleh
arus hubung singkat yang besar hanya dibutuhkan GGL yang
rendah.

Ihs
RV G
Rm
+
-
Em

Ia

28
r
Im
0
Kurva karakteristik hubung singkat generator penguat terpisah
merupakan garis lurus karena membangkitkan GGL kerika
fluksnya bekerja pada saat di luar daerah jenuh. Pada saat arus
penguat magnet sama dengan nol, telah mengalir arus hubung
singkat sebesar Or. Hal ini disebabkan karena GGL yang
dibangkitkan magnet sisa kutub-kutub magnet.

KARAKTERISTIK GENERATOR SHUNT


Karakteristik dari generator shunt hampir sama bentuknya
dengan karakteristik generator penguat terpisah. Generator penguat
sendiri, generator itu sendirilah yang membangkitkan arus penguat
magnet (Im). apabila untuk pengamatan karakteristik beban, luar dan
pengatur, switch S pada gambar dibuat dalam keadaan terhubung,
sedangkan untuk karakteristik hubung singkat, secara langsung pada
generator shunt tidak bisa dilakukan.

RV

Rsh RL
G

Dari gambar grafik tahanan lilitan penguat magnet, dapat dilihat


dengan menggunakan hukum Ohm, diperoleh bahwa harga tahanan
29
penguat lilitan penguat magnet yang konstan, maka arus penguat
magnet akan selalu sebanding dengan tegangan. Apabila tegangan
dilukiskan sebagai fungsi arus penguat magnet maka grafik tahanan
penguat magnet (Rsh) akan terbentuk garis lurus.

e
Gambar Karakteristik Beban Nol Generator Shunt

Menurut hukum Ohm maka tahanan lilitan penguat magnet adalah :


E
Rm = I K
m

Perbandingan ini bagi Rm konstan merupakan sebuah garis lurus


melalui 0. Untuk tahanan Rm yang telah diketahui garis 0X merupakan
fungsi tersebut. Pada Im = 0 magnet tinggal sudah membangkitkan GGL
= 0a. GGL ini mengadakan arus penguat magner 0a yang
menyebabkan GGL naik lagi hingga 0c. hal ini terus berulang hingga
mencapai titik X pada karakteristik beban nol. Untuk membangkitkan
GGL 0t pada titik ini diperlukan arus penguat magnet 0e. jadi generator
tersebut akan memperkuat sendiri sampai tegangan 0t.

EK

b
1

a IL
0

30
Pada karakteristik gambar kurva kedua ini, yang di bawah lebih
membengkok ke sumbu I. ini disebabkan karena arus penguat magnet
pada generator penguat terpisah tetap besarnya, sedangkan pada
generator penguat sendiri ini arus penguat magnet berkurang
sebanding dengan tegangan jepit. Oleh karena itu E menjadi lebih kecil
yang mengakibatkan tegangan jepit yang lebih rendah dan arus medan
yang lebih kecil. Medan menjadi lebih lemah lagi dan tegangan jepit
bertambah rendah.
Apabila tahanan luar (RL ) selalu diperkecil, suatu ketika EK
EK
berkurang lebih cepat dari RL, sehingga I = berkurang, yang
R

seharusnya bertambah besar artinya lengkung EK = f (I) membengkok


kembali hingga terjadinya hubung singkat EK = 0 (jadi Im = 0). Lewat b1
keadaan menjadi berubah, EK berkurang lebih cepat daripada RL. arus
Oa ini disebut arus hubung singkat yang diberikan oleh GGL dan
dibangkitkan oleh magnet tinggal.

KARAKTERISTIK GENERATOR SERI

Pada generator seri, lilitan penguat magnet dihubungkan seri


terhadap lilitan jangkar sehingga arus penguat magnet sama dengan
arus jangkar maupun arus beban. Dalam keadaan tanpa beban berarti
arus penguat magnet sama dengan nol yang merupakan karakteristik
beban nol.

E = f (Im) pada Rm dan n konstan

Rse

G RL

Gambar Rangkaian Karakteristik Generator Seri

31
Oleh karena arus beban juga merupakan arus medan, maka
karakteristik luar daripada generator seri akan serupa dengan
karakteristik beban nol, jadi seperti lengkung permagnetan.

Pada kurva, digambarkan karakteristik beban nol dibuat pada


penguat terpisah dan karakteristik luar daripada generator seri. Sebagai
akibat dari reaksi jangkar dan kerugian tegangan dalam jangkar dan
lilitan penguat magnet, maka karakteristik luar letaknya lebih rendah
daripada karakteristik beban nol. Dalam daerah jenuh bertambahnya
GGL yang disebabkan oleh pertambahan arus penguat magnet, tidak
lagi dapat mengimbangi berkurangnya tegangan akibat reaksi jangkar
dan kerugian tegangan. Oleh karena itu karakteristik luar akan selalu
bertambah menyimpang dari karakteristik beban nol dan membelok ke
sumbu I.

EK Eo
Eo

EK

0 1
KARAKTERISTIK GENERATOR KOMPON

Rsh G RL

Rse

Gambar Rangkaian Karakteristik Generator Kompon Panjang

32
Rsh RL
G

Rse

Gambar Rangkaian Karakteristik Generator Kompor Pendek

Untuk generator kompon panjang maka lilitan penguat seri


terletak pada rangkaian jangkar, sedangkan untuk generator kompon
pendek lilitan penguat seri terletak pada rangkaian beban.

Bila generator kompon pendek tidak dibebani maka lilitan


penguat magnet seri tidak dialiri arus, sehingga generator hanya
bekerja dengan lilitan penguat magnet shunt saja. Maka dari itu
karakteristik tanpa beban sama seperti pada generator shunt.

Bentuk karakteristik beban generator kompon adalah mirip


karakteristik generator shunt, tetapi letaknya agak lebih tinggi karena
generator ini memiliki lilitan penguat magnet seri.
EK EK
p E
m s
q

Pada kurva diatas dapat dilihat karakteristik beban generator


a b l
kompon. Pada generator penguat terpisah apabila generator dibebani
maka untuk mengimbangi penurunan tegangan, arus penguat magnet
harus diperkuat. Lain halnya dengan generator kompon yang mana
arus beban juga mengalir pada lilitan penguat magnet seri yang berarti
akan memperkuat medan. Jadi besar arus penguat magnet yang
harusnya sebesar Ob pada generator penguat terpisah, pada generator
kompon hanya dibutuhkan sebesar Oa.

33
Untuk GGL Or pada beban nol dibutuhkan arus penguat magnet
Oa. Untuk menghilangkan reaksi jangkar, arus penguat magnet ab
diperkuat. Dengan adanya lilitan penguat seri, arus penguat magnet
dapat diperkecil dengan jumlah sp. Jika kerugian tegangan dimisalkan
sama dengan pq, maka q merupakan titik karakteristik beban.

Lilitan penguat magnet seri merupakan mesin sebanding


dengan beban. Jika jumlah belitan lilitan penguat magnet seri itu bangi
dan GGL ditambah sebanding dengan penurunan IaRa. oleh karena itu
tegangan generator kompon dalam batas-batas beban yang lebar
hampir selalu tetap (kurva I). Apabila belitan lilitan penguat magnet seri
cukup banyak, maka jika beban bertambah, tegangan jepit akan naik
(kurva II).

EK II

III

Karakteristik luar generator kompon pendek

2. Karakteristik Motor Arus Searah (DC)

Untuk menentukan karakteristik dari sebuah motor DC, diperlukan dua


rumus pokok yakni :

V− Ia Ra
1. Persamaan kecepatan n= Cϕ

2. Persamaan torsi T = k Ia ϕ

Dengan persamaan diatas akan membantu dalam menduga sifat-sifat dari


motor DC dengan hubungan yang berbeda (seri, shunt, dan kompon).

34
Karakteristik pada motor DC akan memberikan informasi dalam pemilihan suatu
motor DC untuk penggunaan yang tepat dan sesuai. Karakteristik itu adalah :

1. Putaran sebagai fungsi arus jangkar (karakteristik putaran)

n = f (Ia) , V konstan

2. Torsi sebagai fungsi arus jangkar (karakteristik torsi)

T = f (Ia) , V konstan

3. Pitaran sebagai fungsi torsi (karakteristik mekanis)


n = f (T) , U konstan

1. KARAKTERISTIK PUTARAN

Motor shunt memiliki karakteristik putaran yang kaku artinya bila ada
perubahan beban yang besae hanya terjadi penurunan putaran yang kecil.
Penurunan putaran tersebut sekitar 2%-8%. Dari persamaan kecepatan n =
V− Ia Ra
dapat dilihat bahwa penurunan harga Ia akan memberikan pengaruh

yang kecil terhadap n. Hal ini disebabkan oleh nilai Ra (tahanan jangkar)
biasanya kecil dan untuk motor shunt pada tegangan jepit (U) yang konstan
maka fluks magnet (ϕ) juga konstan.

Pada motor seri, arus jangkar (Ia) sama dengan arus penguat (Im)
sehingga :

Φ = f (Ia) = f (Im)

V− Ia Ra
Oleh karena itu dari persamaan kecepatan n = Cϕ

V− Ia Ra
n= K(Ia)

V Ra
n = K(I − , dengan bentuk karakteristik adalah hyperbolic.
a) K

Motor kompon memiliki sifat diantara motor seri dan shunt. Menurut
arah lilitan penguat magnet, motor kompon ada dua jenis yakni :

 Komulatif, jika medan shunt dan seri saling memperkuat.


ϕ = ϕsh + ϕse
35
 Defferensial, jika medan seri memperlemah medan shunt.
ϕ = ϕsh - ϕse

differensial
n
shunt

komulatif

seri

Ia

2. KARAKTERISTIK TORSI
Dari persamaan torsi T = k Ia ϕ, pada motor shunt jika tegangan jepit (U)
konstan, maka arus penguat magnet (Im) juga konstan sehingga ϕ juga
konstan sehingga untuk tegangan jepit yang konstan torsi motot shunt hanya
tergantung pada arus jangkar (Ia). maka grafiknya berupa garis lurus. Akan
tetapi pada beban berat, meskipun arus penguat tetap maka fluks magnet
berubah karena adanya reaksi jangkar.
Pada motor seri, Ia = Im sehingga ϕ sebanding denganC. Jika bebannya
ringan, dimana magnet tidak berada pada daerah jenuh, fluks magnet (ϕ)
akan sebanding dengan arus jangkar (Ia). Pada kondisi ini, grafiknya
cenderung akan lurus. Pada beban berat (magnet berada pada daerah jenuh)
fluks tidak sebanding dengan arus jangkar. Penambahan harga I a tidak diikuti
kenaikan ϕ sehingga torsi akan turun.
Untuk motor kompon, ϕse dan ϕsh saling berpengaruh. Karakteristik
torsinya merupakan kombinasi dari motor seri dan motor shunt. Jika beban
motor besar, arus pada belitan seri besar sehingga fluks bertambah,
sedangkan arus pada belitan shunt tetap. Oleh karena itu resultan fluks
magnetnya akan memberikan torsi agak cekung di atas (antara motor seri dan
motor shunt) pada beban ringan dan pada daerah jenuh grafiknya lurus
(antara grafik motor seri dan motor shunt).

T seri kompon
Overload
range shunt

Rated torsi 36
Rated arus jangkar Ia
Gambar Karaktersitik Torsi

Dari kurva diatas terlihat bahwa pada beban biasa dengan


pertambahan Ia (yang sama) pada motor shunt pertambahan torsinya lebih
besar disbanding motor seri. Motor kompon diantara motor seri dan motor
shunt. Sebaliknya pada overload range dengan bertambahnya beban,
pertambahan torsi pada motor seri lebih besar dibanding motor shunt,
sedangkan motor kompon terletak diantara keduanya.

3. KARAKTERISTIK MEKANIS
V− Ia Ra
Dari n = , dapat dilihat bahwa pada motor shunt dimana torsi

bertambah, arus jangkar bertambah sedangkan fluks tetap. Didapatkan


dengan bertambahnya torsi pada motor shunt, kecepatannya menurun.
Pada motor seri, dengan bertambahnya torsi akan menyebabkan
bertambahnya arus jangkar dan fluks magnet, karena pada motor seri fluks
magnet merupakan fungsi arus jangkar. Dari rangkaian listrik motor seri
terlihat bahwa untuk harga arus jangkar nol (Im = 0) sehingga dari persamaan
kecepatan diperoleh harga n menuju tak terhingga. Sedangkan untuk harga
arus jangkar yang cukup besar, harga n akan mendekati nol. Untuk motor
kompon, karakteristiknya terletak diantara karakteristik motor seri dan motor
shunt.

seri

Rated speed
komulatif

T (HP output)
Rated HP
Gambar Karakteristik Mekanis Motor DC

37
Dari karakteristik pada gambar dapat disimpulkan bahwa :
1. Kecepatan motor shunt cenderung konstan pada pembebanan yang
berubah-ubah.
2. Motor seri cenderung untuk berputar sangat cepat pada keadaan
beban ringan.
3. Motor kompon memiliki karakteristik mekanis yang terletak diantara
motor seri dan shunt. Kecepatannya cenderung agak konstan pada
pembebanan yang berubah-ubah.

2.5 Prinsip Kerja Generator dan Motor Arus Searah (DC)


1. Prinsip Kerja Generator Arus Searah (DC)
Terbentuknya GGL pada kumparan berputar

Gambar diatas adalah prinsip terbentuknya GGL pada kumparan yang


berputar. Kumparan terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga
sisi kumparan tegak lurus pada arah fluks magnet. Kumparan diputar dengan
kecepatan sudut yang tetap terhadap sumbu putarnya yang sejajar dengan
sisi. Sesuai dengan hukum Faraday, GGL induksi yang terbentuk pada sisi
kumparan besarnya sesuai dengan perubahan fluks magnet yang dipotong
kumparan tiap detik yakni :

e (t) = - volt, dimana e (t) = GGL induksi sesaat yang terbentuk
dt

dϕ = perubahan fluks magnet (Weber)


dt = perubahan waktu (sekon)
Bila kumparan berputar dengan kecepatan sudut yang tetap dalam
medan magnet serba sama, maka besarnya fluks magnet yang dipotong
setiap saat adalah ϕ (t) = ϕmax cos ωt.

38
Bila persamaan kedua dimasukkan pada persamaan pertama maka
diperoleh besarnya GGL induksi sesaat e(t) = Emax sin ωt
dimana e (t) = GGL induksi sesaat terbentuk (volt)
Emax = GGL induksi maksimum terbentuk (volt)
ϕ (t) = fluks magnet yang dipotong pada saat tertentu (Weber)
ϕmax = fluks magnet maksimum yang dipotong (Weber)
ω = kecepatan sudut berputarnya kumparan (rad/s)
t = waktu tertentu (sekon)

Sesuai dengan hukum tangan kanan, maka GGL induksi yang


terbentuk pada sisi kumparan di daerah utara dan selatan arahnya
berlawanan. Sedangkan tepat pada kedudukan kumparan tegak lurus fluks
magnet, GGL induksi yang terbentuk pada masing-masing sisi kumparan
adalah nol.

Prinsip penyearah

Pada generator arus searah, penyearahan dilakukan secara mekanis


dengan menggunakan alat yang disebut komutator yang pada prinsipnya
memiliki bentuk yang sama dengan cincin seret (slip ring), hanya cincin
tersebut terbelah dua kemudian disatukan kembali dengan menggunakan
bahan isolator.

Masing-masing belahan komutator dihubungkan dengan sisi kumparan


tempat terbentuknya GGL. Jika kumparan berputar maka sikat—sikat akan
bergeser dengan komutator secara bergantian. Peristiwa bergesekan sikat-
sikat dari satu komutator ke komutator berikutnya disebut komutasi. Peristiwa
inilah yang menyebabkan terjadinya prinsip penyearahan sebagai berikut :

a) Mula-mula, sisi pertama berada pada kedudukan nol dan sisi kedua
pada kedudukan berlawanan yaitu 6. Pada saat ini kumparan belum
terbentuk GGL dan sikat-sikat berhubungan dengan bagian isolator
kedua komutator (sikat-sikat berpotensi nol).
b) Kumparan berputar terus dengan sisi pertama bergerak di daerah utara
dan sisi kedua bergerak di daerah selatan. Sesuai dengan hukum
tangan kanan, maka GGL yang terbentuk pada sisi pertama arahnya
menjauhi kita (⨂) sedangkan pada sisi kedua arahnya mendekati kita

39
(⨀). Apabila arus listrik didalam sumber mengalir dari negative ke
positif, maka pada saat itu komutator 1 dan sikat 1 berpotensial
negative sedangkan komutator 2 dan sikat 2 berpotensial positif.
c) Saat sisi pertama sampai pada kedudukan 6 dan sisi kedua pada
kedudukan 12, pada saat ini sikat-sikat berpotensial nol karena GGL
induksi yang terbentuk pada masing-masing kumparan adalah nol,
sikat-sikat hanya berhubungan dengan isolator.
d) Kumparan bergerak terus sehingga GGL yang terbentuk pada sisi
pertama arahnya mendekati kita dan pada sisi kedua menjauhi kita.
Pada saat itu komutator 1 dan sikat 1 berpotensial positif sedangkan
komutator 2 dan sikat 2 berpotensial negative.

Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa walaupun GGL yang


terbentuk pada sisi-sisi kumparan merupakan listrik arus bolak-balik,
namun potensial sikat-sikat senantiasa tetap. Kedudukan dimana GGL
yang terbentuk sama dengan nol merupakan garis tegak lurus medan
magnet dan melalui sumbu perputaran disebut garis netral.

2. Prinsip Dasar Cara Kerja Motor Arus Searah (DC)


Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar
konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada
konduktor. Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar Medan Magnet Yang Membawa Arus Mengelilingi Konduktor

40
Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan
arah garis fluks di sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan
kanan dengan jempol mengarah pada arah aliran arus, maka jari-jari anda
akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar diatas menunjukkan medan
magnet yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karena bentuk U.
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus
mengalir pada konduktor tersebut. Jika konduktor berbentuk U (angker
dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan selatan yang kuat medan
magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet kutub.

Gambar Garis Fluks

Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang


dilengkungkan (looped conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan
keluar melalui ujung B. Medan konduktor A yang searah jarum jam akan
menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di bawah
konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke atas untuk keluar dari
medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan
menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di atas
konduktor. Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari
medan yang kuat tersebut.
Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum
jam.

 Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :


 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.

41
 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran /
loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan
mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar
kumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah
tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun
sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan
magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi,
sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara


sempurna, maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan
gerak yang disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan
jangkar yang dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada
motor.

Prinsip Arah Putaran Motor

Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming


tangan kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan
arah dari kutub utara ke kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah
kawat penghantar yang dialiri arus searah dengan empat jari, maka akan
timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya Lorentz, yang besarnya
sama dengan F. Prinsip motor : aliran arus di dalam penghantar yang berada
42
di dalam pengaruh medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya
gaya pada penghantar akan bertambah besar jika arus yang melalui
penghantar bertambah besar.

2.6 Rendamen pada Generator dan Motor Arus Searah (DC)


1. Rendamen (η) pada Generator DC
Untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik dari suatu
generator arus searah mengalami proses sebagai berikut :
a. Daya mekanik yang digunakan untuk memutar generator (Pmk)
berubah menjadi daya dalam (Pd = E Ia). Pada proses pengubahan
tersebut mengalami kerugian-kerugian daya yaitu kerugian daya
akibat gesekan dapat berupa gesekan as dengan bantalan, jangkar
dengan udara, maupun sikat dengan komutator. Kerugian akibat
gesekan dapat dinyatakan dengan Pg. Dari proses Pmk → Pd
diperoleh persamaan :

Pmk = Pd + Pg, dimana Pmk = daya mekanik untuk memutar genetator

Pd = daya listrik dalam E Ia

Pg = kerugian karena gesekan

b. Daya listrik dalam (Pd) berubah menjadi daya listrik luar (P). pada
proses pengubahan ini mengalami kerugian-kerugian akibar adanya
rugi-rugi tembaga pada lilitan jangkar, lilitan seri/shunt (Ptb) dan
kerugian akibat adanya rugi-rugi inti besi (Pb). Dari persamaan Pd →
P diperoleh persamaan :
Pd = P + Ptb + Pb
dimana Pd = daya listrik dalam E Ia
P = daya listrik yang dihasilkan dalam EK IL
Ptb = kerugian daya dalam I2aRa + I2seRse + I2shRsh
Pb = kerugian daya akibat adanya rugi-rugi inti besi
Rugi-rugi tembaga dan inti besi menimbulkan panas, maka dapat
disebut juga kerugian Joulle (PJ ) sehingga PJ = Ptb + Pb .

43
P
Pd
Pmk

PY

PG
Gambar Diagram Proses Pengubahan Pmk →P

Oleh karena dalam proses untuk mengubah daya mekanik


menjadi daya listrik mengalami bermacam-macam kerugian, maka
dalam hal ini juga terdapat beberapa macam daya guna atau
rendamen (efisiensi). Rendamen tersebut adalah :
a. Rendamen brutto (ηb)
Yaitu perbandingan dalam prosen antara daya listrik dalam
dengan daya mekanik yang digunakan.
P
ηb = P d 100%
mk

b. Rendamen listrik (ηlt)


Yaitu perbandingan dalam prosen antara daya generator
dengan daya listrik dalam.
P
ηlt = P 100%
d

c. Rendamen total (ηt atau η)


Yaitu perbandingan dalam prosen antara daya generator
dengan daya mekanik yang digunakan.
P
η=P 100%
mk

2. Rendamen (η) pada Motor DC


Untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik, pada motor
DC mengalami bermacam-macam kerugian (kehilangan).
Dengan adanya kerugian-kerugian pada motor DC, tenaga listrik (input) dari
motor tidak seluruhnya berubah menjadi tenaga mekanik. Kerugian-kerugian
itu disebabkan oleh adanya :
 Reaksi jangkar

44
 Inti besi
 Gesekan
 Arus yang mengalir pada belitan/rheostat
1. REAKSI JANGKAR
Seperti halnya pada generator DC, garis netral pada motor DC juga
akan bergeser bilamana motor dibebani. Dengan adanya reaksi jangkar
tersebut, agar pada saat komutasi tidak timbul bunga api, sikat-sikat harus
digeser pada garis netral yang baru.

Namun cara tersebut hasilnya kurang memuaskan terutama pada


motor yang sering mengalami pembebanan yang berubah-ubah. Untuk itu
mesin DC biasa dilengkapi dengan interpoles (komutating poles = kutub
bantu) yang dipasang seri terhadap lilitan jangkar.

Selain cara tersebut, untuk mengatasi reaksi jangkar pada mesin


dilengkapi dengan lilitan kompensasi. Lilitan tersebut dipasang pada alur-
alur yang dibuat pada sepatu kutub dari kutub utama yang dihubung seri
dengan lilitan jangkar. Arah arusnya berlawanan dengan arah arus kawat
jangkar yang berada dibawahnya.

45
2.7 PRINSIP PENYEARAHAN TEGANGAN LISTRIK MESIN ARUS SEARAH
(KOMUTASI)

Pembangkitan tegangan yang dihasilkan oleh mesin arus searah pada prinsipnya
sama seperti pada mesin arus bolak-balik yaitu tegangan yang dihasilkan berupa
tegangan listrik bolak-balik.

Gambar 1 : Mesin arus searah sederhana dengan satu belitan rotor tunggal

Perhatikan gambar 1. Untuk terjadinya induksi tegangan, penghantar rotor tyang


bergerak harus memotong medan magnet. Dengan demikian, maka tegangan hanya
akan terinduksi pada segmen ab dan cd dari belitan rotor pada gambar 1. Tegangan
induksi yang terjadi dinyatakan sebagai :

eind = (v x B).l
di mana v = kecepatan gerak penghantar rotor
B = kerapatan fluks magnetik
l = panjang penghantar

Arah (v x B) merupakan arah arus di dalam penghantar bila terhubung dengan


beban, seperti pada gambar 1. Besar tegangan induksi yang terbentuk pada
penghantar tunggal adalah sbb :
eloop = eab + ebc + ecd + eda

eloop = Blv + 0 + Blv + 0

46
eloop = 2 Blv

Dengan bergeraknya belitan, maka polaritas tegangan pada belitan akan berubah
bergantung posisi penghantar terhadap kutub utara dan kutub selatan. Bentuk
gelombang tegangan yang terinduksi pada belitan rotor diperlihatkan pada gambar
berikut ini. Dapat dilihat bahwa tegangan yang terbentuk adalah tegangan bolak-balik
(AC). Untuk itu diperlukan proses penyearahan didalam mesin arus searah.

Gambar 2 : Bentuk gelombang tegangan induksi pada belitan rotor

Prinsip penyearahan pada mesin arus searah dilakukan oleh komutator dan
sikat secara mekanis, dan prosesnya dapat dilihat pada penjelesan berikut :

Gambar 3 : Proses penyearahan tegangan (komutasi)


47
Pada waktu t1 :

Segmen komutator tepat berhimpit pada sikat, pada saat ini arus listrik dari dua jalur
pararel seluruhnya sebesar ½IA + ½ IA = IA’ mengalir melalui segmen komuntator
sebelah kanan ke sikat. Arus yang mengalir pada kumparan k adalah sebesar ½ IA
kearah kanan.

Pada waktu t2:

Segmen komuntator berhimpit pada sikat dengan perbandingan 1 : 3 antara segmen


komuntator sebelah kiri dan kanan, sehingga arus listrik yang mengalir pada dua
jalur pararel tersebut (kiri dan kanan) juga proporsional dengan perbandingan bagian
komutator yang berhimpit dengan sikat, distribusi arusnya : segmen komuntator
sebelah kiri sebesar ¼ IA dengan segmen komuntator sebelah kana sebesar 3/4 IA.
Arus yang mengalir pada kumparan k adalah sebesar ¼ IA kearah kanan.

Pada waktu T3 :

Sikat tepat bearada ditengah-tengah segmen komuntator, sehingga arus yang


mengalir terdistribusi menjadi dua bagian yang sama besar antara segmen
komuntator sebelah kiri dan kanan, sehingga pada kumparan k tidak ada arus yang
mengalir (nol).

Pada waktu T4 :

Segmen komuntator berhimpit pada sikat dengan perbandingan 3 : 1 antar segmen


komuntator sebelah kiri dan kanan, sehingga arus listrik yang mengalir pada dua
jalur pararel tersbut (kiri dan kanan) juga proporsional dengan perbandigan bagain
komuntator yang berhimpit dengan sikat, distribusi arusnya : segmen komuntator
sebelah kiri sebesar ¾ IA dan segmen komuntator sebelah kanan sebesar ¼ IA. Arus
yang mengalir pada kumparan k adalah sebesar ¼ IA ke arah kiri.

Pada waktu T5 :

Segmen komuntator sebelah kiri tepat berhimpit pada sikat ( segmen telah
meninggalkan segmen komuntator sebelah kanan sama sekali), pada saat ini arus
listrik dari dua jalur pararel seluruhnya sebesar ½ A1 + ½ IA = IA’ mengalir melalui

48
segmen mengalir melalui segmen komutator sebelah kiri ke sikat. Arus yang
mengalir pada kumparan k adalah sebesar ½ IA ke arah kiri.

Perpindahan arus yang terjadi pada kumparan k (kumparan jangkar) yang berputar
pada medan magnet menyebabkan gaya gerak listrik (tegangan induksi) membentuk
gelombang searah (terjadi pembalikan), seperti pada gambar berikut :

Gambar 4 : Tegangan mesin arus searah hasil komutasi

Sedangkan gambar arus sebagai fungsi waktunya dilukiskan pada gambar berikut :

Gambar 5 : Arus searah mesin arus searah

Prinsipnya penyearahan ideal terlihat sebagai garis linear. Sedangkan hasil


penyearahan pada parakteknya berbentuk seperti gambar setengah lingkaran yang
bergaris putus-putus, hal ini akibat pengaruh induktansi kumparan dan tahanan sikat.
Solusi untuk menjadikannya idel (berupa garis liner), dapat ditempuh dengan
49
menetralkan ggm yang timbul akibat induktansi tersebut, salah satunya dengan
menambahkan kutub bantu (kumparan kompensasi), dimana ggm nya sama dan
berlawanan dengan ggm induktansi.

PERMASALAHAN DENGAN KOMUTASI (PENYEARAHAN) PADA MESIN ARUS


SEARAH

Dalam proses komutasi (penyearahan) mesin arus searah terdapat dua masalah
utama yang mempengaruhi kerja mesin tersebut, yaitu :
- Reaksi jangkar
- Tegangan L di/dt

REAKSI JANGKAR

Jika kumparan medan (stator) mesin arus searah dihubungkan ke catu daya dan
rotor diputar oleh daya mekanis dari sumber eksternal, maka tegangan akan
diinduksikan pada konduktor rotor. Tegangan ini akan disearahkan ke dalam
keluaran arus oleh komutator.

Kemudian pada saat beban dihubungkan ke terminal mesin, arus listrik akan
mengalir pada kumparan jangkarnya. Aliran listrik ini akan menghasilkan medan
magnet sendiri, yang akan mempengaruhi (distort) medan magnet yang telah ada
sebelumnya dari kutub mesin. Distrorsi fluks ini pada mesin pada saat beban
dinaikan disebut reaksi jangkar, yang menyebablan timbulnya 2 masalah serius.

Masalah pertama yang disebabkan oleh reaksi jangkar adalah pergeseran bidang
netral (neutral plane). Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai bidang di dalam
mesin dimana kecepatan gerak kumparan rotor benar-benar pararel dengan garis
fluks magnet, sehingga gaya gerak listrik induksinya pada konduktor yang berada
pada bidang tersebut benar-benar nol.

50
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 6. Pada gambar 6a diperlihatkan mesin arus
searah dengan dua kutub (utara dan selatan), serta bidang netral magnetik, fluks
yang mengalir adalah serba sama (uniform). Kumparan rotor memiliki tegangan
dengan arah masuk ke halaman untuk sisi kutub selatan dan kearah luar halaman
untuk tegangan pada sisi utara. Bidang netral magnetik berada tegak lurus tegangan
tersebut.

Gambar 6.a memperlihatkan jalur garis fluks magnet yang ideal , sedangkan pada
gambar 6.b diperlihatkan jalur garis fluks magnetik yang melengkung akibat
pengaruh adanya celah udara antara kumparan rotor dan kumparan stator.

Pada gambar 6.c diperlihatkan fluks medan yang timbul akibat terminal mesin di
hubungkan dengan beban listrik. Kemudian pada gambar 6.d diperlihatkan interaksi
antara medan magnet pada gambar 6.b dan medan magnet pada gambar 6.c.
Sedangkan pada gambar 6.e diperlihatkan hasil interaksi antara 2 medan magnet
pada kumparan jangkar, yang mengakibatkan pergeseran bidang netral magnetik.
Hal ini dikarenakan, seperti terlihat pada gambar 6.d, fluks magnetik dari arus
jangkar menyebabkan terjadinya pengurangan fluks magnetik utama di beberapa titik
di depan kutub medan dan penguatan fluks pada bebrapa titik lainnya. Dengan
demikian, distribusi kepadatan fluks di antara kedua muka kutub menjadi berubah,
dalam kasus ini bergeser berlawanan arah dengan jarum jam (counter clockwise).
Implikasinya adalah bidang netral magnet bergeser pada arah yang sama seperti
diperlihatkan pada gambar 6.e. Gambar 6.e juga memperlihatkan bahwa pergeseran
bidang netral magnet ini, pada generator adalah searah dengan putaran rotor.
Sedangkan bila mesin pada gambar 6 bekerja sebagai motor, dengan polaritas
tegangan jangkar seperti yang diperlihatkan, maka arus jangkar akan memiliki arah
yang berlawanan. Dengan demikian arah medan magnet jangkarnya juga
berlawanan arah dengan apa yang diperlihatkan pada gambar 6.c, sehingga pada
akhirnya bidang netral magnetik akan bergeser berlawanan arah dengan arah
putaran jangkar (rotor).

51
Gambar 6 : Pergeseran bidang netral magnetik akibat reaksi jangkar

Masalah kedua akibat reaksi jangkar adalah pelemahan fluks. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut (lihat gambar 7). Kebanyakan mesin listrik bekerja pada
kerapatan fluks yang dekat dengan titik jenuhnya. Karena itu pada lokasi di
permukaan kutub dimana gaya gerak magnet (ggm) rotor menambahkan ggm kutub,
terjadi sedikit peningkatan kerapatan fluks (i). Tetapi pada lokasi permukaan kutub
dimana ggm rotor mengurangi ggm kutub, terdapat penurunan kerapatan fluks (d)
yang lebih besar. Karena t < t, maka penjumlahan rata-rata kerapatan fluks
yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub yang semakin berkurang (pelemahan fluks
– flux weakening)

Akibat pelemahan fluks ini pada generator arus searah adalah pengurangan nilai
pasokan tegangan oleh generator ke beban (E a = k). Pada motor arus searah efek

52
yang ditimbulkan menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan
motor arus searah, khususnya motor arus searah pararel akan berputar demikian
cepatnya hingga tak terkendali (runaway).

 n
 t

Fk - Fj Fk Fk + Fj

Gambar 7 : Pelemahan fluks (flux weakening)

di
TEGANGAN L
dt

di
Masalah utama kedua adalah tegangan L yang terjadi pada segmen komutator
dt
yang terhubung singkat oleh sikat-sikat (inductive kick). Misalkan arus pada sikat (IA)
sebesar 400A, arus tiap jalur ½ IA sebesar 200A. Pada saat segmen komutator
terhubung singkat, arus yang melalui segmen komutator terbalik arahnya. Apabila
mesin berputar dengan kecepatan 800 putaran permenit, dan mesin memiliki 50
segmen komutator, maka tiap segmen komutator berpindah pada sikat elemen t =
0,0015 detik. Sedangkan rentang / kisar perubahan arus terhadap waktu pada
rangkaian terhubung singkat rata-rata sebesar di/dt – 400/0.0015 = 266,667 Ampere
/ detik. Dengan induktansi yang kecil pada rangkaian, tegangan V = Ldi/dt yang
signifikan akan diinduksikan pada segmen komutator. Tegangan tinggi ini secara
alami menyebabkan adanya percikan bunga api pada sikat-sikat mesin.

53
Gambar 8 : Pembalikan arah arus di dalam penghantar rotor menyebabkan tegangan
di
L
dt

MENGATASI MASALAH KOMUTASI

Ada 3 cara mengatasi permasalahan yang timbul akibat proses komutasi, yaitu :

1. Penggeseran sikat (brush shifting)


2. Kutub-kutub komutasi (comutating poles/interpoles).
3. Belitan kompensasi (compensating windings).

PENGGESERAN SIKAT

Ide dasarnya adalah memindahkan sikat seirama dengan perpindahan bidang netral
untuk meghindari percikan bunga api yang mungkin timbul. Namun dalam
penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang netralnya sangat
ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin, sehingga setiap ada
perubahan besarnya beban yang dipikul oleh mesin, maka jarak perpindahan bidang
netralnya pun berpindah, sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, seirama
dengan perubahan jarak perpindahan bidang netral. Selain itu penggeseran sikat ini
akan memperburuk pelemahan fluks akibat reaksi jangkar mesin, dan sangat tidak
ekonomis terutama unutk mesin-mesin berukuran kecil.

54
Gambar 9 : Pelemahan fluks akibat penggeseran bidang netral magnet

KUTUB-KUTUB KOMUTASI

Ide dasar dari solusi ini adalah jika nilai tegangan pada kawat-kawat yang sedang
melakukan proses komutasi / penyearah dibuat menjadi nol, maka tidak akan
terdapat percikan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu, kutub-kutub
kecil yang disebut kutub komutasi ini ditempatkan ditengah-tengah, diantara kutub-
kutub utama. Kumparan kutub komutasi (commutating poles) atau antar kutub
(interpoles) ini dihubungkan seri terhadap kumparan rotor (lihat gambar 10)

55
Gambar 10 : Kutub-kutub komutasi (interpoles)

Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus rotor pun meningkat, besarnya
perubahan/pergeseran bidang netral dan besarnya efek Ldi/dt meningkat pula. Hal
tersebut akan menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang
sedang melakukan komutasi. Pada saat itu juga fluks kutub komutasi juga meningkat
, menghasilkan tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan
dengan tegangan yang timbul akibat pergeseran bidang netral.

Patut dicatat, bahwa dengan metode ini mesin dapat bekerja pada daerah operasi
motor maupun generator, karena ketika mesin berubah fungsi dari sebagai motor
menjadi generator, arus baik di rotor maupun antar kutub akan berubah polaritasnya,
karenanya efek tegangan yang mungkin timbul dapat tetap ditiadakan. Namun
demikian reaksi jangkar tetap tidak dapat dihilangkan, sebab kutub-kutub komutasi
hanya membuat nol tegangan penghantar-penghantar yang berada pada bidang
netral magnet yang lama ketika terjadi pergeseran bidang netral magnet akibat reaksi
jangkar.

BELITAN KOMPENSASI
Belitan kompensasi ini dihubungkan serti terhadap kumparan rotor. Belitan inii
bertujuan untuk mengeliminir distorsi yang timbul akibat reaksi jangkar. Fluks yang
ditimbulkan oleh reaksi jangkar diimbangi oleh fluks yang ditimbulkan oleh belitan
kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan, karena arus yang
menyebabkannya sama dan berlawanan arah; yaitu arus jangkar. Ketika beban
berubah, maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi oleh fluks belitan
kompensasi, sehingga bidang netralnya tidak akan bergeser.

56
Gambar 11 : Belitan kompensasi

Teknik ini memiliki kelemahan karena mahal harganya , dan juga masih memerlukan
interpoles untuk mengatasi efek tegangan L di/dt yang tidak dapat diatasi oleh belitan
kompensasi. Karenanya teknik ini digunakan untuk motor-motor yang bekerja ekstra
berat, dimana fluks akan menjadi masalah yang serius.
57
2.8 GGL INDUKSI

Teori yang mendasari terbentuknya GGL induksi pada generator ialah Percobaan
Faraday. Percobaan Faraday membuktikan bahwa pada sebuah kumparan akan
dibangkitkan GGL Induksi apabila jumlah garis gaya yang diliputi oleh kumparan
berubah-ubah.
EMF yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:

1. kuat medan magnet atau yang ekuivalen dengan jumlah garis gaya medan
magnet yang terbentuk (B).
2. Panjang konduktut yang memutus medan magnet (l)
3. Kecepatan gerak dari konduktor (v)

Sehingga dapat dirumuskam sebagai berikut:

e=Bxlxv

dan dapat disimpulkan, menambah kuat medan magnet atau menambah panjang
dari konduktor atau mempercepat gerak konduktor memotong medan magnet akan
dapat meningkatkan EMF yang terbentuk.perumusan ini hanya berlaku jika kawat
konduktor bergerak dalam garis lurus, atau dengan kata lain pemutusan garis
dengan magnet dengan jumlah yang sama pada setiap gerakannya. Tetapi pada
mesin yang sebenarnya konduktor tidak bergerak dalam garis lurus melainkan
bergerak secara rotasi.

Ketika konduktor bergerak sera melingkar, jumlah garis medan magnet yang terputus
adalah bervariasi tergantung pada posisi dari konduktor. Pada saat kondutor derada
diatas atau di bawah dari medan magnet, maka tidak ada garis gaya magnet yang
terpotong sehingga tidak ada EMF yang timbul. Tetapi pada saat konduktor berputar
jumlah garis gaya medan magnet yang terpotong akan bertambah dan EMF
maksimum yang ditimbulkan adalah pada jumlah pemotongan gaya medan magnet
maksimum yaitu pada sudut 90o dan 270o . artinya ketika konduktor berputar 360o
secara mekanik akan menghasilkan 360o EMF secara elektrik. Sehingga besar EMF
yang terbentuk bergantung pada posisi sudut dari konduktor, dan dapat
diformulasikan menjadi:

e = B.l.v.sin θ

sehingga arus yang di hasilkan secara internal oleh semua generator adalah dalam
bentuk gelombang sinus atau arus bolak-balik (AC), dan untuk mendapatkan
keluaran arus searah (DC) kita perlu menambahkan komutataor, sehingga EMF yang
digunakan hanya satu arah saja.

58
prinsip kerja generator-dc

Pada gambar tersebut, dengan memutar rotor ( penghantar ) maka pada penghantar
akan timbul EMF.
• Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga sisi A-B
dan C-D terletak tegak lurus pada arah fluks magnet.
• Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap sumbu
putarnya yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D.
• GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sisi C-D besarnya sesuai dengan
perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap detik sebesar :

Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:

• dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.


• dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat dilihat pada


Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 2 Pembangkitan Tegangan


Induksi

Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan
medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan
induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti
Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara
maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan
menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan
magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut
daerah netral.

59
gambar 3 Tegangan Rotor yang
Dihasilkan Melalui Cincin Serat dan komutator

Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga
dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 3.(1), maka dihasilkan listrik AC
(arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan
komutator satu cincin Gambar 3.(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC
dengan dua gelombang positip.

• Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah


komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.

• Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan
banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).

2.8 RUGI - RUGI DAN EFISIENSI

Sebagian tenaga listrik (input) motor DC hilang atau berubah menjadi


panas. Dalam hal ini panas berlebih dapat merusak isolasi yang
sebenarnya panas tersebut tidak dikehendaki. Hal ini dapat terjadi pada
mesin DC dan AC. Kerugian-kerugian itu antara lain disebabkan oleh
reaksi jangkar, arus liar, gesekan, arus yang mengalir pada belitan,
rheostat, dan sebagainya. Generator DC dan motor DC memiliki tipe
kerugian-kerugian yang sama antara lain :
Tipe-tipe Kerugian Keterangan
Kerugian I2R pada belitan penguat
Kerugian pada belitan shunt
shunt
Kerugian I2R pada tahanan geser (Rst ,
Kerugian pada rheostat
R pengatur)
Kerugian pada penguat
Kerugian oleh gesekan dan angin
Kerugian karena gesekan sikat-sikat
Kerugian pada ventilasi Kerugian mekanis akibat gesekan

60
kipas-kipas
Kerugian inti Kerugian pada kipas pendingin
Kerugian pada lilitan jangkar Kerugian I2R pada lilitan jangkar
Kerugian pada kerugian seri Kerugian I2R pada lilitan penguat seri
Kerugian listrik pada sikat-sikat dan
Kerugian pada kotak sikat
kontak-kontak
Kerugian-kerugian akibat arus liar
pada tembaga, kerugian inti, reaksi
Kerugian Stray load
jangkar, kerugian short circuit pada
saat komutasi.

Dan berikut merupakan table kerugian-kerugian pada mesin DC dan


bagaimana cara menentukan besarnya kerugian-kerugian tersebut.
Kerugian-kerugian Cara menentukan
PERPUTARAN (STRAY POWER)
Gesekan :
Bantalan
Sikat
Biasanya ditentukan melalui test
Kipas pendingin (windage)
Inti jangkar :
Histerisis
Arus liar
TEMBAGA
Lilitan jangkar Ia2Ra
Lilitan kutub bantu Ia2Rb
Lilitan seri Ia2Rse
Lilitan kompensasi Ia2Rc
Kontak sikat
Lilitan shunt U Ish
STRAY LOAD LOSSES 1 persen dari output untuk mesin yang
lebih besar dari 150 KW (200 HP)

output
Efisiensi = input
x 100%
HP output x 746
Pada motor η = x 100%
watt input
61
HP output x 746
η = [(HP output x 746)] x 100%
+ watt rugi
HP output x 746
η = [1- (HP output x 746)] x 100%
+ watt rugi

Proses pengubahan daya listrik menjadi daya mekanik pada motor DC


digambarkan pada diagram berikut :

Pmk
Pd
PL

PJ

PG
Untuk mengubah daya listrik (PL) menjadi daya mekanik (Pmk) motor DC mengalami
kerugian-kerugian yaitu :

 PG (rugi gesekan)
 PJ (PJoule) ialah kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kerugian tembaga
dan kerugian besi
PJ = Ptb + Pb
 P pada eksiter
 P pada sikat-sikat dan sebagainya

62
c

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Generator arus searah (DC) adalah generator dimana tegangan yang
dihasilkan (output) berupa tegangan searah karena didalamnya terdapat
system penyearah yang dilakukan bisa berupa komutator ataupun diode.
2. Motor arus searah (DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah
tenaga listrik arus searah (DC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik
dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran dari rotor.
3. Jenis generator DC dibedakan menjadi dua yakni generator dengan
penguat terpisah dan generator penguat sendiri. Generator penguat
sendiri dibedakan menjadi generator shunt, generator seri dan generator
kompon.
4. Jenis motor DC juga dibedakan menjadi dua yakni motor DC penguat
terpisah dan motor Dc penguat sendiri dimana penguat sendiri terdiri dari
motor seri, motor shunt, dan motor kompon.
5. Penambahan dan penurunan tegangan jangkar dari motor DC akan
menyebabkan motor naik dan turun secara sebanding.

63
DAFTAR PUSTAKA
1. Blocher, Richard. 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
2. MA, Drs. Sumanto. 1984. Mesin Arus Searah: Generator Arus Searah, Motor
Arus Searah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
3. Fitzgerald, A.E. dkk. 1989. Mesin-mesin Listrik Edisi Keempat. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
4. FUNGSI 3 KOMPONEN UTAMA MOTOR DC | okanandaferry
okanandaferry.wordpress.com. Jumat, 13 Oktober 2016 Pukul 9.13 WIB.
5. Jenis Jenis Motor DC. electric-mechanic.blogspot.co.id. Rabu, 11 Oktober
2016 Pukul 8.33 WIB.
6. Nisa, Azzahratun.Motor penguat terpisah. azzahratunnisa.files.wordpress.com.
Rabu, 11 Oktober 2016 Pukul 8.23 WIB.
7. Generator DC. dunia-listrik.blogspot.co.id. Senin, 9 Oktober 2016 Pukul 16.21.
8. Teori Motor DC Dan Jenis-Jenis Motor DC. Elektronika-Dasar.Web.Id. Senin, 9
Oktober 2016 Pukul 20.03.
9. Karakteristik Beban Nol Pada Generator DC Penguat Terpisah.
www.scribd.com/doc/286185086. Selasa, 10 Oktober 2016 Pukul 17.10.
10. Generator Dan Motor DC. arifsh2009.wordpress.com. 2014/11/02
11. Ir. Budi Yanto Husodo, MSc. Mesin Arus Searah & Transformator.
dosen.narotama.ac.id

64

Anda mungkin juga menyukai