Disusun oleh :
Kelompok :4
Kelas : KE-2A
Nama Anggota :
2016
1
KATA PENGANTAR
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mesin
Listrik. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian generator dan
motor arus searah, jenis generator dan motor arus searah, komponen dari
generator dan motor arus searah, karakteristik dari generator dan motor arus
searah, prinsip kerja generator dan motor arus searah, serta rendamen pada
generator dan motor arus searah. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih
atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi diri penulis dan khususnya pembaca pada
umumnya.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.7 Prinsip Penyearahan Tegangan Listrik Mesin Arus Searah (Komutasi) ……..46
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Pada prinsipnya motor DC bisa dipakai sebagai generator DC, sebaliknya
generator DC bisa digunakan sebagai motor DC.
5
BAB II
ISI
Dengan arti :
N : banyak lilitan dari kumparan
Δϕ : perubahan fluks magnet (Weber)
Δt : perubahan waktu (sekon)
GGL induksi yang terbentuk dalam kumparan (e) bertanda negative sesuai
Hukum Lenz yang berbunyi “Arah dari arus induksi ialah sedemikian rupa sehingga
melawan sebab yang menimbulkannya.” Jadi Percobaan Faraday membuktikan
bahwa sebuah kumparan akan dibangkitkan GGL apabila jumlah garis gaya yang
6
diliputi oleh kumparan berubah-ubah. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
kawat penghantar bergerak dengan jumlah garis gaya yang diliputi tetap dan kawat
penghantar diam dengan jumlah garis gaya yang diliputi berubah. Oleh karena itu
prinsip kerja generator terdapat 3 hal pokok yaitu :
Arah GGL induksi, medan dan gerak dapat dilakukan dengan kaidah tangan
kanan dengan membuat ibu jari, telunjuk jari dan jari tengah tangan kanan hingga
saling tegak lurus.
Pada generator arus searah (DC) diperlukan fluks magnet yang cukup besar.
Kutub-kutub magnet yang digunakan untuk generator arus searah dari magnet tetap
namun kenyataannya yang digunakan ialah magnet buatan yang dibuat dengan
prinsip elektromagnetisme dengan melilitkan kawat email pada bahan feromagnetik
kemudian dialiri arus searah.
7
mengalir dalam kawat mendekati kita maka medan-medan magnet medan magnet
yang terbentuk di sekitar kawat arahnya berlawanan dengan putaran jarum jam.
Adapun cara untuk menentukan kutub U dan S pada magnet buatan yakni :
Jika arus yang mengalir dalam kumparan sesuai dengan arah putaran
jarum jam maka ujung tempat melihat adalah kutub S. Begitu
sebaliknya bila arah arus yang mengalir berlawanan dengan arah
putaran jarum jam maka ujung tempat melihat adalah kutub U.
Bila magnet kumparan dipegang dengan tangan kanan dimana
keempat jari menggenggam kumparan sehingga arus yang mengalir
dalam kumparan sesuai arah keempat jari tersebut, maka arah ibu jari
yang direntangkan menunjukkan arah kutub U magnet buatan.
F = B.ℓ. I (newton)
9
2.2 Jenis-jenis dari Generator dan Motor Arus Searah (DC)
Im IL
+
Em Rm
G E EK RL
ΔE
Ia = IL
Persamaan tegangan :E = Ek + IaRa + 2ΔE
Ek = ILRL
Dimana :
E = GGL induksi yang terbentuk pada lilitan jangkar
Ek = tegangan jepit (U atau V)
EM = tegangan sumber penguat magnet
ΔE = kerugian tegangan pada sikat
Im = arus kemagnitan (arus penguat magnet)
Ia = arus jangkar
IL = arus beban
Ra = tahanan lilitan jangkar
10
RM = tahanan lilitan penguat
Ia
ΔE
Rsh G E EK RL
o Generator seri
11
Generator seri adalah generator penguat sendiri dimana
lilitan penguat magnetnya dihubungkan seri dengan lilitan
jangkar.
Ia
Rse IL
Ise
EK
G E
12
Ish IL
Ia
Rsh E
EK
RL
Rse
Ish IL
IL
Rsh
RL EK
Rse
13
Berdasarkan sumber arus kemagnetan (arus penguat) motor arus
searah (DC) dapat dibedakan menjadi :
a) Motor DC dengan penguat terpisah
Im
Ea
Vm Rm V
Persamaan arus : Ia = I
Im
E
Rm
14
b) Motor DC dengan penguat sendiri
Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet dengan lilitan
jangkar motor DC dengan penguat sendiri dibedakan atas :
o Motor shunt
Motor shunt adalah motor penguat sendiri dimana lilitan
penguat magnetnya dihubungkan shunt (paralel) dengan lilitan
jangkar. Pada motor shunt, gulungan medan disambungkan
secara paralel dengan gulungan dynamo. Oleh karena itu, total
arus dalam jalur merupakan penjumlaham arus medan dan arus
dynamo.
Ea
V
o Motor seri
Motor seri adalah motor yang dihubungkan secara seri
dengan gulungan dynamo. Oleh karena itu, arus medan sama
oleh arus dynamo.
15
Ea
V
Persamaan arus : I = Ia = Is
Persamaan tegangan : V = Ea + Ia.Ra + Is.Rs + 27e
dimana :
Is = Arus penguat seri yang besarnya sama dengan
arus sumber
Rs = Tahanan lilitan penguat seri
16
Gambar Rangkaian Listrik Motor Kompon Panjang
Ea
V
17
2.3 Komponen dari Generator dan Motor Arus Searah (DC)
1. Komponen Generator Arus Searah (DC)
Pada mesin listrik, ada bagian yang diam (stator) dan ada bagian yang
berputar (rotor). Untuk generator arus searah yang termasuk dalam stator
adalah badan (body), magnit, dan sikat-sikat. Sedangkan rotornya adalah
jangkar dan lilitannya.
1) Badan generator
Fungsi utama dari badan generator adalah sebagai bagian dari
tempat mengalirnya fluks magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub
magnet. Oleh karena itu, badan generator terbuat dari bahan
feromagnetik dan bahan yang kuat. Disamping itu, fungsinya juga
sebagai meletakkan alat-alat tertentu dan melindungi bagian mesin
lainnya.
Pada umumnya, badan generator untuk mesi-mesin kecil terbuat
dari besi tuang, sedangkan generator yang besar dibuat dari plat-
plat campuran baja. Spesifikasi umum dari generator dapat name
plate (papan nama) untuk mengetahui data-data teknik generator.
Terdapat juga terminal box yang merupakan tempat ujung-ujung
lilitan penguat magnit dan lilitan jangkar yang merupakan ujung
kawat penghubung lilitan jangkar melalui komutator dan sikat-sikat.
Dengan adanya terminal box ini, akan memudahkan pergantian
susunan lilitan penguat magnit dan memudahkan pemeriksaan
kerusakan yang terjadi pada lilitan jangkar maupun lilitan penguat
tanpa membongkar mesin.
Berikut ini adalah table huruf pada terminal menurut system
VEMET & VDE :
18
Bagian mesin/lilitan VEMET VDE
Lilitan jangkar B-b A-B
Lilitan shunt F-f C-D
Lilitan deret S-s E-F
Lilitan penguat asing E-e I-K
3) Sikat-sikat
Fungsi dari sikat-sikat adalah untuk jembatan bagi aliran arus
dari liitan jangkar dengan beban dan memegang peranan penting
untuk terjadinya komutasi. Agar gesekan antara komutator dan sikat
tidak mengakibatkan adanya aus komutator, maka sikat dibuat
harus lebih lunak daripada komutator. Pada umumnya terbuat dari
bahan arang (coal).
4) Komutator
Komutator berfungsi sebagai penyearah mekanik, yang bersama
dengan sikat-sikat membuat suatu kerja sama yang disebut dengan
komutasi. Fungsi lainnya dalah untuk mengumpukan GGL induksi
yang terbentuk pada sisi-sisi kumpatan. Agar menghasilkan
penyearah yang lebih baik, maka komutator yang digunakan dalam
jumlah besar. Setiap belahan komutator tidak lagi bentuk separo
atau cincin melainkan berbentuk lempeng-lempeng yang diantara
setiap segmennya terdapat bahan isolator.
Komutator terdiri dari komutator bar yang merupakan tempat
terjadinya pergesekan antara komutator dengan sikat-sikat dan riser
yang merupakan bagian yang menjadi tempat hubungan komutator
19
dengan ujung dari juluran lilitan jangkar. Oleh karena itu, komutator
terbuat dari bahan konduktor yakni campuran tembaga.
Isolator yang digunakan terletak antara komutator-komutator dan
komutator-komutator dengan as (poros) menentukan kelas dari
generator berdasarkankemampuan terhadap suhu yang timbul.
Berdasarkan jenis isolator yang digunakan, dari kemampuan panas
ini dikenal kelas-kelas sebagai berikut :
a) Kelas A : katun, sutera alam, sutera buatan, kertas.
b) Kelas B : serat asbes, serat gelas.
c) Kelas C : mika, gelas, kwarsa, poselin, keramik.
Keterangan :
5) Jangkar
Jangkar yang umumnya digunakan dalam generator arus
searah adalah yang berbentuk silinder yang terdapat alur-alur pada
permukaannya untuk tempat melilitkan kumparan-kumparan tempat
terbentuknya GGL induksi.
20
Jangkar dibuat dari bahan feromagnetik dengan tujuan agar
kumparan-kumparan (lilitan jangkar) terletak dalam daerah yang
induksi magnetnya besar, supaya GGL induksi yang terbentuk
dapat bertambah besar. Jangkar juga dibuat berlapis-lapis tipis
untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus liar.
Pada umumnya alur tidak hanya diisi satu sisi kumparan tetapi diisi
lebih dari sisi satu kumparan yang disusun secara berlapis.
6) Lilitan jangkar
21
3) Juluran, yaitu bagian ujung kumparan yang menghubungkan
sisi aktif dengan komutator.
I = f (Im) pada RL =0
n = konstan
24
Rm
Em
G E0
RV
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada suatu arus penguat
magnet Im masih nol, sedangkan GGL induksi E0 sudah terbangkit
sebesar Oa. GGL ini dihasilkan oleh magnet remanen dari kutub-
kutub generator. Kemudian bila arus medan diperkuat GGL yang
dibangkitkan akan bertambah besar, sehingga untuk mendapatkan
GGL sebesar Od diperlukan arus penguat sebesar Oe. Apabila
arus penguat magnet diperkecil kembali sampai nol maka GGL juga
akan turun membentuk kurva lengkung kemagnetan.
E0 d E0
b
n1 >n
n
n2 <n
c
a e
0 0
Im Im
b. Karakteristik beban
IL
RL
EK
RV G
Im
Rm
+
-
Em
EK E0 E
. E0
m
S E
P
EK 25
q
m1 P1
Gambar Karakteristik Beban Generator Penguat Terpisah
c. Karakteristik luar
26
Generator kebanyakan tak berbeban tetap. Tahanan lilitan
penguat magnet (Rm) tetap, maka pada generator penguat
terpisah ini arus penguat magnet (Im) juga tetap.
Im IL
RL
G
Rm
+
-
Em
d. Karakteristik pengatur
27
Pada generator penguat terpisah tegangan jepit turun sesuai
dengan beban. Untuk membuat tegangan jepit konstan, arus
medan harus diperkuat.
Im
Imo
0
IL
Ihs
RV G
Rm
+
-
Em
Ia
28
r
Im
0
Kurva karakteristik hubung singkat generator penguat terpisah
merupakan garis lurus karena membangkitkan GGL kerika
fluksnya bekerja pada saat di luar daerah jenuh. Pada saat arus
penguat magnet sama dengan nol, telah mengalir arus hubung
singkat sebesar Or. Hal ini disebabkan karena GGL yang
dibangkitkan magnet sisa kutub-kutub magnet.
RV
Rsh RL
G
e
Gambar Karakteristik Beban Nol Generator Shunt
EK
b
1
a IL
0
30
Pada karakteristik gambar kurva kedua ini, yang di bawah lebih
membengkok ke sumbu I. ini disebabkan karena arus penguat magnet
pada generator penguat terpisah tetap besarnya, sedangkan pada
generator penguat sendiri ini arus penguat magnet berkurang
sebanding dengan tegangan jepit. Oleh karena itu E menjadi lebih kecil
yang mengakibatkan tegangan jepit yang lebih rendah dan arus medan
yang lebih kecil. Medan menjadi lebih lemah lagi dan tegangan jepit
bertambah rendah.
Apabila tahanan luar (RL ) selalu diperkecil, suatu ketika EK
EK
berkurang lebih cepat dari RL, sehingga I = berkurang, yang
R
Rse
G RL
31
Oleh karena arus beban juga merupakan arus medan, maka
karakteristik luar daripada generator seri akan serupa dengan
karakteristik beban nol, jadi seperti lengkung permagnetan.
EK Eo
Eo
EK
0 1
KARAKTERISTIK GENERATOR KOMPON
Rsh G RL
Rse
32
Rsh RL
G
Rse
33
Untuk GGL Or pada beban nol dibutuhkan arus penguat magnet
Oa. Untuk menghilangkan reaksi jangkar, arus penguat magnet ab
diperkuat. Dengan adanya lilitan penguat seri, arus penguat magnet
dapat diperkecil dengan jumlah sp. Jika kerugian tegangan dimisalkan
sama dengan pq, maka q merupakan titik karakteristik beban.
EK II
III
V− Ia Ra
1. Persamaan kecepatan n= Cϕ
2. Persamaan torsi T = k Ia ϕ
34
Karakteristik pada motor DC akan memberikan informasi dalam pemilihan suatu
motor DC untuk penggunaan yang tepat dan sesuai. Karakteristik itu adalah :
n = f (Ia) , V konstan
T = f (Ia) , V konstan
1. KARAKTERISTIK PUTARAN
Motor shunt memiliki karakteristik putaran yang kaku artinya bila ada
perubahan beban yang besae hanya terjadi penurunan putaran yang kecil.
Penurunan putaran tersebut sekitar 2%-8%. Dari persamaan kecepatan n =
V− Ia Ra
dapat dilihat bahwa penurunan harga Ia akan memberikan pengaruh
Cϕ
yang kecil terhadap n. Hal ini disebabkan oleh nilai Ra (tahanan jangkar)
biasanya kecil dan untuk motor shunt pada tegangan jepit (U) yang konstan
maka fluks magnet (ϕ) juga konstan.
Pada motor seri, arus jangkar (Ia) sama dengan arus penguat (Im)
sehingga :
Φ = f (Ia) = f (Im)
V− Ia Ra
Oleh karena itu dari persamaan kecepatan n = Cϕ
V− Ia Ra
n= K(Ia)
V Ra
n = K(I − , dengan bentuk karakteristik adalah hyperbolic.
a) K
Motor kompon memiliki sifat diantara motor seri dan shunt. Menurut
arah lilitan penguat magnet, motor kompon ada dua jenis yakni :
differensial
n
shunt
komulatif
seri
Ia
2. KARAKTERISTIK TORSI
Dari persamaan torsi T = k Ia ϕ, pada motor shunt jika tegangan jepit (U)
konstan, maka arus penguat magnet (Im) juga konstan sehingga ϕ juga
konstan sehingga untuk tegangan jepit yang konstan torsi motot shunt hanya
tergantung pada arus jangkar (Ia). maka grafiknya berupa garis lurus. Akan
tetapi pada beban berat, meskipun arus penguat tetap maka fluks magnet
berubah karena adanya reaksi jangkar.
Pada motor seri, Ia = Im sehingga ϕ sebanding denganC. Jika bebannya
ringan, dimana magnet tidak berada pada daerah jenuh, fluks magnet (ϕ)
akan sebanding dengan arus jangkar (Ia). Pada kondisi ini, grafiknya
cenderung akan lurus. Pada beban berat (magnet berada pada daerah jenuh)
fluks tidak sebanding dengan arus jangkar. Penambahan harga I a tidak diikuti
kenaikan ϕ sehingga torsi akan turun.
Untuk motor kompon, ϕse dan ϕsh saling berpengaruh. Karakteristik
torsinya merupakan kombinasi dari motor seri dan motor shunt. Jika beban
motor besar, arus pada belitan seri besar sehingga fluks bertambah,
sedangkan arus pada belitan shunt tetap. Oleh karena itu resultan fluks
magnetnya akan memberikan torsi agak cekung di atas (antara motor seri dan
motor shunt) pada beban ringan dan pada daerah jenuh grafiknya lurus
(antara grafik motor seri dan motor shunt).
T seri kompon
Overload
range shunt
Rated torsi 36
Rated arus jangkar Ia
Gambar Karaktersitik Torsi
3. KARAKTERISTIK MEKANIS
V− Ia Ra
Dari n = , dapat dilihat bahwa pada motor shunt dimana torsi
Cϕ
seri
Rated speed
komulatif
T (HP output)
Rated HP
Gambar Karakteristik Mekanis Motor DC
37
Dari karakteristik pada gambar dapat disimpulkan bahwa :
1. Kecepatan motor shunt cenderung konstan pada pembebanan yang
berubah-ubah.
2. Motor seri cenderung untuk berputar sangat cepat pada keadaan
beban ringan.
3. Motor kompon memiliki karakteristik mekanis yang terletak diantara
motor seri dan shunt. Kecepatannya cenderung agak konstan pada
pembebanan yang berubah-ubah.
38
Bila persamaan kedua dimasukkan pada persamaan pertama maka
diperoleh besarnya GGL induksi sesaat e(t) = Emax sin ωt
dimana e (t) = GGL induksi sesaat terbentuk (volt)
Emax = GGL induksi maksimum terbentuk (volt)
ϕ (t) = fluks magnet yang dipotong pada saat tertentu (Weber)
ϕmax = fluks magnet maksimum yang dipotong (Weber)
ω = kecepatan sudut berputarnya kumparan (rad/s)
t = waktu tertentu (sekon)
Prinsip penyearah
a) Mula-mula, sisi pertama berada pada kedudukan nol dan sisi kedua
pada kedudukan berlawanan yaitu 6. Pada saat ini kumparan belum
terbentuk GGL dan sikat-sikat berhubungan dengan bagian isolator
kedua komutator (sikat-sikat berpotensi nol).
b) Kumparan berputar terus dengan sisi pertama bergerak di daerah utara
dan sisi kedua bergerak di daerah selatan. Sesuai dengan hukum
tangan kanan, maka GGL yang terbentuk pada sisi pertama arahnya
menjauhi kita (⨂) sedangkan pada sisi kedua arahnya mendekati kita
39
(⨀). Apabila arus listrik didalam sumber mengalir dari negative ke
positif, maka pada saat itu komutator 1 dan sikat 1 berpotensial
negative sedangkan komutator 2 dan sikat 2 berpotensial positif.
c) Saat sisi pertama sampai pada kedudukan 6 dan sisi kedua pada
kedudukan 12, pada saat ini sikat-sikat berpotensial nol karena GGL
induksi yang terbentuk pada masing-masing kumparan adalah nol,
sikat-sikat hanya berhubungan dengan isolator.
d) Kumparan bergerak terus sehingga GGL yang terbentuk pada sisi
pertama arahnya mendekati kita dan pada sisi kedua menjauhi kita.
Pada saat itu komutator 1 dan sikat 1 berpotensial positif sedangkan
komutator 2 dan sikat 2 berpotensial negative.
40
Aturan Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan
arah garis fluks di sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan
kanan dengan jempol mengarah pada arah aliran arus, maka jari-jari anda
akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar diatas menunjukkan medan
magnet yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karena bentuk U.
Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus
mengalir pada konduktor tersebut. Jika konduktor berbentuk U (angker
dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan selatan yang kuat medan
magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet kutub.
41
Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran /
loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan
mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar
kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah
tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun
sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan
magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi,
sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
b. Daya listrik dalam (Pd) berubah menjadi daya listrik luar (P). pada
proses pengubahan ini mengalami kerugian-kerugian akibar adanya
rugi-rugi tembaga pada lilitan jangkar, lilitan seri/shunt (Ptb) dan
kerugian akibat adanya rugi-rugi inti besi (Pb). Dari persamaan Pd →
P diperoleh persamaan :
Pd = P + Ptb + Pb
dimana Pd = daya listrik dalam E Ia
P = daya listrik yang dihasilkan dalam EK IL
Ptb = kerugian daya dalam I2aRa + I2seRse + I2shRsh
Pb = kerugian daya akibat adanya rugi-rugi inti besi
Rugi-rugi tembaga dan inti besi menimbulkan panas, maka dapat
disebut juga kerugian Joulle (PJ ) sehingga PJ = Ptb + Pb .
43
P
Pd
Pmk
PY
PG
Gambar Diagram Proses Pengubahan Pmk →P
44
Inti besi
Gesekan
Arus yang mengalir pada belitan/rheostat
1. REAKSI JANGKAR
Seperti halnya pada generator DC, garis netral pada motor DC juga
akan bergeser bilamana motor dibebani. Dengan adanya reaksi jangkar
tersebut, agar pada saat komutasi tidak timbul bunga api, sikat-sikat harus
digeser pada garis netral yang baru.
45
2.7 PRINSIP PENYEARAHAN TEGANGAN LISTRIK MESIN ARUS SEARAH
(KOMUTASI)
Pembangkitan tegangan yang dihasilkan oleh mesin arus searah pada prinsipnya
sama seperti pada mesin arus bolak-balik yaitu tegangan yang dihasilkan berupa
tegangan listrik bolak-balik.
Gambar 1 : Mesin arus searah sederhana dengan satu belitan rotor tunggal
eind = (v x B).l
di mana v = kecepatan gerak penghantar rotor
B = kerapatan fluks magnetik
l = panjang penghantar
46
eloop = 2 Blv
Dengan bergeraknya belitan, maka polaritas tegangan pada belitan akan berubah
bergantung posisi penghantar terhadap kutub utara dan kutub selatan. Bentuk
gelombang tegangan yang terinduksi pada belitan rotor diperlihatkan pada gambar
berikut ini. Dapat dilihat bahwa tegangan yang terbentuk adalah tegangan bolak-balik
(AC). Untuk itu diperlukan proses penyearahan didalam mesin arus searah.
Prinsip penyearahan pada mesin arus searah dilakukan oleh komutator dan
sikat secara mekanis, dan prosesnya dapat dilihat pada penjelesan berikut :
Segmen komutator tepat berhimpit pada sikat, pada saat ini arus listrik dari dua jalur
pararel seluruhnya sebesar ½IA + ½ IA = IA’ mengalir melalui segmen komuntator
sebelah kanan ke sikat. Arus yang mengalir pada kumparan k adalah sebesar ½ IA
kearah kanan.
Pada waktu T3 :
Pada waktu T4 :
Pada waktu T5 :
Segmen komuntator sebelah kiri tepat berhimpit pada sikat ( segmen telah
meninggalkan segmen komuntator sebelah kanan sama sekali), pada saat ini arus
listrik dari dua jalur pararel seluruhnya sebesar ½ A1 + ½ IA = IA’ mengalir melalui
48
segmen mengalir melalui segmen komutator sebelah kiri ke sikat. Arus yang
mengalir pada kumparan k adalah sebesar ½ IA ke arah kiri.
Perpindahan arus yang terjadi pada kumparan k (kumparan jangkar) yang berputar
pada medan magnet menyebabkan gaya gerak listrik (tegangan induksi) membentuk
gelombang searah (terjadi pembalikan), seperti pada gambar berikut :
Sedangkan gambar arus sebagai fungsi waktunya dilukiskan pada gambar berikut :
Dalam proses komutasi (penyearahan) mesin arus searah terdapat dua masalah
utama yang mempengaruhi kerja mesin tersebut, yaitu :
- Reaksi jangkar
- Tegangan L di/dt
REAKSI JANGKAR
Jika kumparan medan (stator) mesin arus searah dihubungkan ke catu daya dan
rotor diputar oleh daya mekanis dari sumber eksternal, maka tegangan akan
diinduksikan pada konduktor rotor. Tegangan ini akan disearahkan ke dalam
keluaran arus oleh komutator.
Kemudian pada saat beban dihubungkan ke terminal mesin, arus listrik akan
mengalir pada kumparan jangkarnya. Aliran listrik ini akan menghasilkan medan
magnet sendiri, yang akan mempengaruhi (distort) medan magnet yang telah ada
sebelumnya dari kutub mesin. Distrorsi fluks ini pada mesin pada saat beban
dinaikan disebut reaksi jangkar, yang menyebablan timbulnya 2 masalah serius.
Masalah pertama yang disebabkan oleh reaksi jangkar adalah pergeseran bidang
netral (neutral plane). Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai bidang di dalam
mesin dimana kecepatan gerak kumparan rotor benar-benar pararel dengan garis
fluks magnet, sehingga gaya gerak listrik induksinya pada konduktor yang berada
pada bidang tersebut benar-benar nol.
50
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 6. Pada gambar 6a diperlihatkan mesin arus
searah dengan dua kutub (utara dan selatan), serta bidang netral magnetik, fluks
yang mengalir adalah serba sama (uniform). Kumparan rotor memiliki tegangan
dengan arah masuk ke halaman untuk sisi kutub selatan dan kearah luar halaman
untuk tegangan pada sisi utara. Bidang netral magnetik berada tegak lurus tegangan
tersebut.
Gambar 6.a memperlihatkan jalur garis fluks magnet yang ideal , sedangkan pada
gambar 6.b diperlihatkan jalur garis fluks magnetik yang melengkung akibat
pengaruh adanya celah udara antara kumparan rotor dan kumparan stator.
Pada gambar 6.c diperlihatkan fluks medan yang timbul akibat terminal mesin di
hubungkan dengan beban listrik. Kemudian pada gambar 6.d diperlihatkan interaksi
antara medan magnet pada gambar 6.b dan medan magnet pada gambar 6.c.
Sedangkan pada gambar 6.e diperlihatkan hasil interaksi antara 2 medan magnet
pada kumparan jangkar, yang mengakibatkan pergeseran bidang netral magnetik.
Hal ini dikarenakan, seperti terlihat pada gambar 6.d, fluks magnetik dari arus
jangkar menyebabkan terjadinya pengurangan fluks magnetik utama di beberapa titik
di depan kutub medan dan penguatan fluks pada bebrapa titik lainnya. Dengan
demikian, distribusi kepadatan fluks di antara kedua muka kutub menjadi berubah,
dalam kasus ini bergeser berlawanan arah dengan jarum jam (counter clockwise).
Implikasinya adalah bidang netral magnet bergeser pada arah yang sama seperti
diperlihatkan pada gambar 6.e. Gambar 6.e juga memperlihatkan bahwa pergeseran
bidang netral magnet ini, pada generator adalah searah dengan putaran rotor.
Sedangkan bila mesin pada gambar 6 bekerja sebagai motor, dengan polaritas
tegangan jangkar seperti yang diperlihatkan, maka arus jangkar akan memiliki arah
yang berlawanan. Dengan demikian arah medan magnet jangkarnya juga
berlawanan arah dengan apa yang diperlihatkan pada gambar 6.c, sehingga pada
akhirnya bidang netral magnetik akan bergeser berlawanan arah dengan arah
putaran jangkar (rotor).
51
Gambar 6 : Pergeseran bidang netral magnetik akibat reaksi jangkar
Masalah kedua akibat reaksi jangkar adalah pelemahan fluks. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut (lihat gambar 7). Kebanyakan mesin listrik bekerja pada
kerapatan fluks yang dekat dengan titik jenuhnya. Karena itu pada lokasi di
permukaan kutub dimana gaya gerak magnet (ggm) rotor menambahkan ggm kutub,
terjadi sedikit peningkatan kerapatan fluks (i). Tetapi pada lokasi permukaan kutub
dimana ggm rotor mengurangi ggm kutub, terdapat penurunan kerapatan fluks (d)
yang lebih besar. Karena t < t, maka penjumlahan rata-rata kerapatan fluks
yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub yang semakin berkurang (pelemahan fluks
– flux weakening)
Akibat pelemahan fluks ini pada generator arus searah adalah pengurangan nilai
pasokan tegangan oleh generator ke beban (E a = k). Pada motor arus searah efek
52
yang ditimbulkan menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan
motor arus searah, khususnya motor arus searah pararel akan berputar demikian
cepatnya hingga tak terkendali (runaway).
n
t
Fk - Fj Fk Fk + Fj
di
TEGANGAN L
dt
di
Masalah utama kedua adalah tegangan L yang terjadi pada segmen komutator
dt
yang terhubung singkat oleh sikat-sikat (inductive kick). Misalkan arus pada sikat (IA)
sebesar 400A, arus tiap jalur ½ IA sebesar 200A. Pada saat segmen komutator
terhubung singkat, arus yang melalui segmen komutator terbalik arahnya. Apabila
mesin berputar dengan kecepatan 800 putaran permenit, dan mesin memiliki 50
segmen komutator, maka tiap segmen komutator berpindah pada sikat elemen t =
0,0015 detik. Sedangkan rentang / kisar perubahan arus terhadap waktu pada
rangkaian terhubung singkat rata-rata sebesar di/dt – 400/0.0015 = 266,667 Ampere
/ detik. Dengan induktansi yang kecil pada rangkaian, tegangan V = Ldi/dt yang
signifikan akan diinduksikan pada segmen komutator. Tegangan tinggi ini secara
alami menyebabkan adanya percikan bunga api pada sikat-sikat mesin.
53
Gambar 8 : Pembalikan arah arus di dalam penghantar rotor menyebabkan tegangan
di
L
dt
Ada 3 cara mengatasi permasalahan yang timbul akibat proses komutasi, yaitu :
PENGGESERAN SIKAT
Ide dasarnya adalah memindahkan sikat seirama dengan perpindahan bidang netral
untuk meghindari percikan bunga api yang mungkin timbul. Namun dalam
penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang netralnya sangat
ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul oleh mesin, sehingga setiap ada
perubahan besarnya beban yang dipikul oleh mesin, maka jarak perpindahan bidang
netralnya pun berpindah, sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, seirama
dengan perubahan jarak perpindahan bidang netral. Selain itu penggeseran sikat ini
akan memperburuk pelemahan fluks akibat reaksi jangkar mesin, dan sangat tidak
ekonomis terutama unutk mesin-mesin berukuran kecil.
54
Gambar 9 : Pelemahan fluks akibat penggeseran bidang netral magnet
KUTUB-KUTUB KOMUTASI
Ide dasar dari solusi ini adalah jika nilai tegangan pada kawat-kawat yang sedang
melakukan proses komutasi / penyearah dibuat menjadi nol, maka tidak akan
terdapat percikan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu, kutub-kutub
kecil yang disebut kutub komutasi ini ditempatkan ditengah-tengah, diantara kutub-
kutub utama. Kumparan kutub komutasi (commutating poles) atau antar kutub
(interpoles) ini dihubungkan seri terhadap kumparan rotor (lihat gambar 10)
55
Gambar 10 : Kutub-kutub komutasi (interpoles)
Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus rotor pun meningkat, besarnya
perubahan/pergeseran bidang netral dan besarnya efek Ldi/dt meningkat pula. Hal
tersebut akan menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang
sedang melakukan komutasi. Pada saat itu juga fluks kutub komutasi juga meningkat
, menghasilkan tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan
dengan tegangan yang timbul akibat pergeseran bidang netral.
Patut dicatat, bahwa dengan metode ini mesin dapat bekerja pada daerah operasi
motor maupun generator, karena ketika mesin berubah fungsi dari sebagai motor
menjadi generator, arus baik di rotor maupun antar kutub akan berubah polaritasnya,
karenanya efek tegangan yang mungkin timbul dapat tetap ditiadakan. Namun
demikian reaksi jangkar tetap tidak dapat dihilangkan, sebab kutub-kutub komutasi
hanya membuat nol tegangan penghantar-penghantar yang berada pada bidang
netral magnet yang lama ketika terjadi pergeseran bidang netral magnet akibat reaksi
jangkar.
BELITAN KOMPENSASI
Belitan kompensasi ini dihubungkan serti terhadap kumparan rotor. Belitan inii
bertujuan untuk mengeliminir distorsi yang timbul akibat reaksi jangkar. Fluks yang
ditimbulkan oleh reaksi jangkar diimbangi oleh fluks yang ditimbulkan oleh belitan
kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan, karena arus yang
menyebabkannya sama dan berlawanan arah; yaitu arus jangkar. Ketika beban
berubah, maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi oleh fluks belitan
kompensasi, sehingga bidang netralnya tidak akan bergeser.
56
Gambar 11 : Belitan kompensasi
Teknik ini memiliki kelemahan karena mahal harganya , dan juga masih memerlukan
interpoles untuk mengatasi efek tegangan L di/dt yang tidak dapat diatasi oleh belitan
kompensasi. Karenanya teknik ini digunakan untuk motor-motor yang bekerja ekstra
berat, dimana fluks akan menjadi masalah yang serius.
57
2.8 GGL INDUKSI
Teori yang mendasari terbentuknya GGL induksi pada generator ialah Percobaan
Faraday. Percobaan Faraday membuktikan bahwa pada sebuah kumparan akan
dibangkitkan GGL Induksi apabila jumlah garis gaya yang diliputi oleh kumparan
berubah-ubah.
EMF yang dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1. kuat medan magnet atau yang ekuivalen dengan jumlah garis gaya medan
magnet yang terbentuk (B).
2. Panjang konduktut yang memutus medan magnet (l)
3. Kecepatan gerak dari konduktor (v)
e=Bxlxv
dan dapat disimpulkan, menambah kuat medan magnet atau menambah panjang
dari konduktor atau mempercepat gerak konduktor memotong medan magnet akan
dapat meningkatkan EMF yang terbentuk.perumusan ini hanya berlaku jika kawat
konduktor bergerak dalam garis lurus, atau dengan kata lain pemutusan garis
dengan magnet dengan jumlah yang sama pada setiap gerakannya. Tetapi pada
mesin yang sebenarnya konduktor tidak bergerak dalam garis lurus melainkan
bergerak secara rotasi.
Ketika konduktor bergerak sera melingkar, jumlah garis medan magnet yang terputus
adalah bervariasi tergantung pada posisi dari konduktor. Pada saat kondutor derada
diatas atau di bawah dari medan magnet, maka tidak ada garis gaya magnet yang
terpotong sehingga tidak ada EMF yang timbul. Tetapi pada saat konduktor berputar
jumlah garis gaya medan magnet yang terpotong akan bertambah dan EMF
maksimum yang ditimbulkan adalah pada jumlah pemotongan gaya medan magnet
maksimum yaitu pada sudut 90o dan 270o . artinya ketika konduktor berputar 360o
secara mekanik akan menghasilkan 360o EMF secara elektrik. Sehingga besar EMF
yang terbentuk bergantung pada posisi sudut dari konduktor, dan dapat
diformulasikan menjadi:
e = B.l.v.sin θ
sehingga arus yang di hasilkan secara internal oleh semua generator adalah dalam
bentuk gelombang sinus atau arus bolak-balik (AC), dan untuk mendapatkan
keluaran arus searah (DC) kita perlu menambahkan komutataor, sehingga EMF yang
digunakan hanya satu arah saja.
58
prinsip kerja generator-dc
Pada gambar tersebut, dengan memutar rotor ( penghantar ) maka pada penghantar
akan timbul EMF.
• Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga sisi A-B
dan C-D terletak tegak lurus pada arah fluks magnet.
• Kumparan ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap sumbu
putarnya yang sejajar dengan sisi A-B dan C-D.
• GGL induksi yang terbentuk pada sisi A-B dan sisi C-D besarnya sesuai dengan
perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap detik sebesar :
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi perpotongan
medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan tegangan
induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi seperti
Gambar 2 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara
maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar 2.(b), akan
menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan
magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut
daerah netral.
59
gambar 3 Tegangan Rotor yang
Dihasilkan Melalui Cincin Serat dan komutator
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut juga
dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 3.(1), maka dihasilkan listrik AC
(arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan dengan
komutator satu cincin Gambar 3.(2) dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC
dengan dua gelombang positip.
• Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan
banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).
60
kipas-kipas
Kerugian inti Kerugian pada kipas pendingin
Kerugian pada lilitan jangkar Kerugian I2R pada lilitan jangkar
Kerugian pada kerugian seri Kerugian I2R pada lilitan penguat seri
Kerugian listrik pada sikat-sikat dan
Kerugian pada kotak sikat
kontak-kontak
Kerugian-kerugian akibat arus liar
pada tembaga, kerugian inti, reaksi
Kerugian Stray load
jangkar, kerugian short circuit pada
saat komutasi.
output
Efisiensi = input
x 100%
HP output x 746
Pada motor η = x 100%
watt input
61
HP output x 746
η = [(HP output x 746)] x 100%
+ watt rugi
HP output x 746
η = [1- (HP output x 746)] x 100%
+ watt rugi
Pmk
Pd
PL
PJ
PG
Untuk mengubah daya listrik (PL) menjadi daya mekanik (Pmk) motor DC mengalami
kerugian-kerugian yaitu :
PG (rugi gesekan)
PJ (PJoule) ialah kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kerugian tembaga
dan kerugian besi
PJ = Ptb + Pb
P pada eksiter
P pada sikat-sikat dan sebagainya
62
c
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Generator arus searah (DC) adalah generator dimana tegangan yang
dihasilkan (output) berupa tegangan searah karena didalamnya terdapat
system penyearah yang dilakukan bisa berupa komutator ataupun diode.
2. Motor arus searah (DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah
tenaga listrik arus searah (DC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik
dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran dari rotor.
3. Jenis generator DC dibedakan menjadi dua yakni generator dengan
penguat terpisah dan generator penguat sendiri. Generator penguat
sendiri dibedakan menjadi generator shunt, generator seri dan generator
kompon.
4. Jenis motor DC juga dibedakan menjadi dua yakni motor DC penguat
terpisah dan motor Dc penguat sendiri dimana penguat sendiri terdiri dari
motor seri, motor shunt, dan motor kompon.
5. Penambahan dan penurunan tegangan jangkar dari motor DC akan
menyebabkan motor naik dan turun secara sebanding.
63
DAFTAR PUSTAKA
1. Blocher, Richard. 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
2. MA, Drs. Sumanto. 1984. Mesin Arus Searah: Generator Arus Searah, Motor
Arus Searah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
3. Fitzgerald, A.E. dkk. 1989. Mesin-mesin Listrik Edisi Keempat. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
4. FUNGSI 3 KOMPONEN UTAMA MOTOR DC | okanandaferry
okanandaferry.wordpress.com. Jumat, 13 Oktober 2016 Pukul 9.13 WIB.
5. Jenis Jenis Motor DC. electric-mechanic.blogspot.co.id. Rabu, 11 Oktober
2016 Pukul 8.33 WIB.
6. Nisa, Azzahratun.Motor penguat terpisah. azzahratunnisa.files.wordpress.com.
Rabu, 11 Oktober 2016 Pukul 8.23 WIB.
7. Generator DC. dunia-listrik.blogspot.co.id. Senin, 9 Oktober 2016 Pukul 16.21.
8. Teori Motor DC Dan Jenis-Jenis Motor DC. Elektronika-Dasar.Web.Id. Senin, 9
Oktober 2016 Pukul 20.03.
9. Karakteristik Beban Nol Pada Generator DC Penguat Terpisah.
www.scribd.com/doc/286185086. Selasa, 10 Oktober 2016 Pukul 17.10.
10. Generator Dan Motor DC. arifsh2009.wordpress.com. 2014/11/02
11. Ir. Budi Yanto Husodo, MSc. Mesin Arus Searah & Transformator.
dosen.narotama.ac.id
64