PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
39% penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut. Hal ini
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut adalah semua upaya dan aktifitas
yang mempengaruhi orang – orang untuk bertingkah laku yang baik bagi
mulut serta memberikan pengertian cara – cara memelihara kesehatan gigi dan
mulut. Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak mengganggu adalah karies
gigi dan penyakit periodontal. Penyakit gigi dan mulut adalah suatu penyakit
yang tidak kalah pentingnya dengan penyakit lain yang dapat mengganggu
2005)
kesehatan gigi dan mulut (DHE) kepada pasien tentang metode yang tepat dan
1
2
gigi ini merupakan penerapan dari konsep pendidikan dan konsep sehat
Keberhasilan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada prinsipnya tidak dapat
diberikan dalam satu kali kunjungan saja, sehingga diperlukan tahapan yang
diulang secara periodik yang nantinya akan dievaluasi atas keberhasilan DHE
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Gigi
Pada keadaan normal di rongga mulut gigi hanya akan terlihat bagian
mahkotanya, sedangkan bagian akar gigi tertanam dalam gusi dan jaringan
1. Email atau enamel, yaitu: jaringan keras gigi yang paling keras, paling
kuat dan merupakan pelindung gigi yang paling kuat terhadap rangsangan-
2. Dentin, yaitu: jaringan keras gigi yang strukturnya lebih lunak daripada
3
4
3. Sementum, yaitu: bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari
4. Pulpa, yaitu: jaringan lunak gigi yang terdapat dalam rongga pulpa sampai
C. Saluran pulpa yaitu saluran di akar gigi, kadang-kadang bercabang dan ada
saluran tambahan.
D. Foramen apikal yaitu lubang di ujung akar gigi tempat masuknya jaringan
B. Jaringan Periodontal
membuat gigi dapat melekat kuat dan berfungsi dengan baik dalam rongga
1. Gingiva atau gusi, yaitu : bagian mukosa mulut yang mengelilingi gigi dan
mulut.
2. Tulang alveolar, yaitu : bagian tulang rahang yang menopang gigi geligi.
dengan tulang alveolar. Ligamen ini dapat menyerap beban yang mengenai
ke tulang pendukung.
BAB III
A. Karies Gigi
2. Sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum asam, manis
atau dingin.
dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam
jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.
Bechal, 1991).
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure, dan daerah
interproksimal meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap
orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas
6
7
ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya: dari email ke dentin atau ke
1. Karbohidrat
membaik. Spot ini disebut stain dan dapat dibersihkan, sebaliknya spot
aktif oleh karena itu diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini
timbulnya lubang
3. Jika kerusakan telah mencapai dentin terdapat keluhan sakit atau ngilu
setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin, bila dilakukan
sonde.
4. Apabila rasa sakit bukan hanya saat setelah makan, maka kerusakan gigi
B. Penyakit Periodontal
ditemukan pada rongga mulut sehingga akan sangat luas untuk dibicarakan.
menyatakan bahwa penyakit ini adalah yang paling luas penyebarannya pada
manusia. Gingivitis mengenai lebih dari 80% anak usia muda sedangkan
pada gingiva dan tulang pendukung gigi serta seringkali melibatkan satu atau
kehilangan gigi .
1. Etiologi
penyebab primer adalah bakteri dalam plak gigi yang pada proses awalnya
tetapi sangat bervariasi dan ulet dan tersusun dari 70% mikroorganisme dan
30% matriks. Plak terbentuk di daerah supragingiva dan subgingiva dan bisa
juga pada permukaan padat yang lain seperti pada permukaan restorasi atau
disclosing (disclosing agent). Namun pada lapisan plak yang tebal, plak akan
9
terlihat sebagai deposit kekuningan atau keabu-abuan yang tidak dapat dilepas
pembersihan plak. Faktor-faktor ini disebut sebagai faktor retensi plak yaitu
restorasi yang keliru, kavitas karies, tumpukan sisa makanan, gigi tiruan
lepasan yang desainnya buruk, piranti ortodontik, susunan gigi yang tidak
teratur, kebiasaan bernafas lewat mulut, dan merokok tembakau (Manson &
Eley 1993).
Adanya trauma pada jaringan periodontal yang disertai dengan pengaruh plak
arah vertikal maupun horisontal. Hal ini disebabkan adanya peradangan dan
sistemik dapat memperberat keadaan yang diakibatkan oleh faktor lokal. Faktor
2. Patogenesa
jaringan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara merangsang
reaksi imun dan inflamasi. Untuk dapat menimbulkan kerusakan bakteri harus
bakteri. Epitel sulkus dan epitel penghubung merupakan barier efektif terhadap
invasi bakteri dan metabolitnya. Keadaan kronis akan diperlemah oleh adanya
maupun subgingiva. Flora subgingiva dapat melekat pada akar, bebas di dalam
Pada semua tahap periodontitis, bakteri dapat ditemukan pada permukaan akar
dan bebas pada poket. Dari daerah ini, produk-produk bakteri masuk ke
merangsang resorpsi tulang diketahui berasal dari 3 sumber yaitu bakteri plak,
gingiva, dan faktor yang berasal dari sistem imun (Manson & Eley 1993).
tulang, dan kegoyangan gigi. Hal tersebut dapat dilihat pada gambaran berikut
a) Gingivitis
Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal yang paling ringan.
perawatan dokter gigi serta pemeliharaan kesehatan gigi yang baik di rumah.
yang semakin jelas. Papilla interdental menjadi sedikit lebih merah dan
bengkak serta mudah berdarah pada saat penyondean. Dalam waktu 2-3
minggu akan terbentuk gingivitis yang lebih parah akibat perubahan patologis
dalam tingkat mikroskopik. Pseudo pocket dapat terbentuk pada tahap ini
dimana tepi gingiva menjadi lebih mudah dilepas dari permukaan gigi yang
yang terjadi umumnya terlokalisir karena hanya mengenai gingiva dan bersifat
reversibel apabila plak sudah dihilangkan. Lesi ini dapat tetap terlokalisir
b) Periodontitis
Periodontitis adalah bentuk penyakit periodontal yang melibatkan
kerusakan tulang alveolar di sekeliling gigi dalam derajat ringan hingga berat.
lain.
3) Resesi gingiva
4) Supurasi
6) Kegoyangan gigi.
berbeda dan terus menerus disempurnakan oleh para ahli. Bentuk periodontitis
Periodontology
disekitar gigi pada jaringan penyangga gigi, serta hilangnya tulang dan
atau resesi gingiva. Tipe ini merupakan insidens yang paling sering
diabetes.
imun.
15
BAB IV
kombinasi yang baik antara individu itu sendiri dengan dokter gigi serta
diantaranya dapat berupa kontrol plak dan pengaturan diet serta melakukan
A. Kontrol Plak
berikut :
1. Menyikat Gigi
Plak akan tetap ada walaupun telah dilakukan penyikatan gigi dua
15
16
belum tepat. Beberapa metode disarankan oleh para ahli, namun belum
dapat dibuktikan bahwa metode yang satu lebih baik daripada metode
secara horizontal. Ujung bulu sikat diletakan pada area batas gusi dan
permukaan gigi sisanya. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan
sikatnya pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45
derajat dengan sumbu tegak gigi. Sikat gigi digetarkan di tempat tanpa
sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi
dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi
Secara umum hingga saat ini disimpulkan bahwa cara sikat gigi yang
dengan permukaan fasial gigi dan digerakkan dari atas ke bawah atau
terselip di antara lekuk permukaan gigi dan antara gigi dengan gusi. Bulu
sikat bergerak dari arah leher gigi (perbatasan garis gusi dan gigi) ke arah
mahkota gigi yaitu pada gigi atas bulu sikat bergerak dari atas ke bawah
dan gerak sebaliknya pada gigi bawah. Hal ini dilakukan untuk mencegah
gigi yaitu permukaan palatal pada gigi atas dan lingual pada gigi bawah.
Seperti pada permukaan fasial, bulu sikat bergerak menarik sisa makanan
atas sampai bawah dari belakang kiri, ke depan dan belakang kanan.
Gerakan ini dilakukan pada posisi gigi atas berkontak dengan bawah.
10. Seluruh gerakan ini dapat diulang-ulang tanpa perlu berurutan seperti
2. Sikat Gigi
adalah memiliki bulu sikat yang halus dan bentuk kepala sikat yang
ramping dan bulu yang halus. Pembersihan gigi tidak akan merusak email
dijangkau. Sikat gigi sebaiknya diganti saat kondisi bulu sikat mulai
mekar dan menyebar, kondisi bulu sikat ini tidak akan dapat menyikat gigi
(Pratiwi, 2007).
3. Flossing
dental floss atau yang lebih dikenal dengan benang gigi. Flossing
1. Gunakan floss yang unwaxed (tidak dilapisi lilin). Floss yang waxed
4. Berkumur
kuman sebagai timbulnya plak, radang gusi dan bau mulut. Namun,
kumur juga dapat menjadi penyegar mulut atau mengurangi bau mulut
bersikat gigi dua kali sehari. Obat kumur dikulum dalam mulut selama 30
kalsium. Bahan lain yang juga terkandung adalah air, pemanis seperti
B. Pengaturan Diet
secara umum. Faktor yang paling penting dalam hubungan diet dan kesehatan
terutama sukrosa, jika sisa makanan tersebut membentuk plak yang kemudian
email gigi sebagai tahap awal munculnya gigi berlubang. Sukrosa banyak
terkandung dalam makanan manis dan camilan (snack), karena itu tujuan
periodontal. Namun, apabila penyakit akibat plak sudah ada, defisiensi nutrisi
kali dalam setahun minimal 6 bulan sekali. Dokter gigi dapat memonitor
kebersihan gigi dan mulut serta untuk mendidik masyarakat. Tujuannya tidak
BAB V
KESIMPULAN
sistemik yang tidak baik. Penyakit periodontal yang umum seperti gingivitis
dan periodontitis tidak dapat dilepaskan dari kondisi lokal yaitu tingkat
memerlukan kerjasama yang baik antara individu itu sendiri dengan dokter gigi
serta lingkungannya.
memadai dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut sangat berguna dalam
upaya pencegahan penyakit di rongga mulut. Dokter gigi memiliki peran dalam
dan mulut dengan benar. Selain itu kunjungan pasien secara periodik dapat
membantu dokter gigi memonitor kesehatan gigi dan mulut pasien serta
24