Trombosis Vena Serebral
Trombosis Vena Serebral
Penegakkan diagnosis
Pemeriksaan laboratorium
Kadar D-dimer dalam darah merupakan penanda terjadinya proses
thrombosis. Meskipun demikian, hasil D-dimer yang normal tidak dapat
digunakan untuk mengeksklusi kemungkinan diagnosis thrombosis vena
serebral. Dalam beberapa studi D-dimer pada kasus thrombosis vena serebral,
didapatkan bahwa pemeriksaan D-dimer memiliki angka positif palsu sebesar
9% dan angka negative palsu 24%.
Mengingat tingginya insidens trombofilia pada pasien thrombosis vena
serebral, maka kondisi ini harus didiagnosis awal. Trombofilia adalah kondisi
dimana terdapat kecenderungan untuk terjadi thrombosis. Kelainan ini
ditandai oleh abnormalitas molecular atau hemostasis yang menjadi
predisposisi terjadinya tromboemboli. Trombofilia dapat bersifat herediter
akibat defisiensi antitrombin, atau defisiensi protein C atau S. trombofilia
yang didapat (acquired thrombophilia) umumnya berhubungan dengan
sindrom antifosfolipid dan adanya antikoagulan lupus. Pada beberapa kasus,
tidak ditemukan adanya kelainan molecular maupun hemostasis, namun
sering terjadi episode thrombosis berulang, yang disebut sebagai trombofilia
klinis. Pemeriksaan skrining kondisi trombofilia mencakup evaluasi mutasi
factor V leiden, mutasi gen protrombin 20210, antikoagulan lupus, antibody
antikardiolipin, hiperhomosisteinemia, serta defisiensi protein c, protein s, dan
antitrombin. Kadar protein c, protein s, dan antitrombin yang abnormal juga
dapat dijumpai pada thrombosis akut, penggunaan antikoagulan, kontrasepsi
oral maupun kehamilan.8
Pemeriksaan pencitraan
Pencitraan yang menjadi pilihan pada pasien kecurigaan thrombosis vena
serebral adalah computed tomography (CT) scan, magnetic resonance
imaging (MRI), CT venografi, dan magnetic resonance (MR) venografi.8
1. CT scan
Pemeriksaan CT scan dengan atau tanpa kontras merupakan pencitraan
yang paling banyak tersedia di fasilitas kesehatan dan paling banyak
dikerjakan pada kasus neurologi akut, termasuk pasien yang dicurigai
thrombosis vena serebri. Gambaran CT scan thrombosis vena serebri yang
paling banyak dijumpai adalah area hiperdens umum atau terlokalisir di
sekitar dalam area hipodens yang menunjukkan gambaran infark
hemoragik di area otak yang tidak khas untuk stroke arterial. Selain itu
dapat dijumpai pula gambaran perdarahan subaraknoid akibat adanya
ekstravasasi atau rupture darah dari vena menuju ruang subaraknoid.
Sensitivitas CT scan tanpa kontras dalam mendiagnosis thrombosis vena
serebri cukup rendah, sekitar 25-56%. Meskipun demikian, ditemukannya
gambaran direct sign (visualisasi thrombus dalam pembuluh darah) atau
indirect sign (kerusakan parenkim otak akibat iskemia atau gangguan
aliran vena) akan membantu meingkatkan spesifitas diagnosis.
a. Direct sign
Terdapat 3 direct sign thrombosis vena serebri pada CT scan yakni
string sign, dense triangle sign, dan empty delta sign. String sign atau
cord sign merupakan gambaran hiperdens memanjang pada CT scan
tanpa kontras, ditemukan pada 25% kasus. Gambaran ini terjadi akibat
adanya thrombosis pada vena kortikal. Namun dapat ditemukan pada
kondisi slow flow, sehingga tanda ini merupakan tanda yang non-
spesifik.
Empty delta atau empty triangle sign, dapat dijumpai pada CT scan
dengan kontras, sebanyak 10-35% kasus. Gejala ini terjadi akibat
adanya defek pengisian kontras intraluminal di bagian posterior SSS.
Pada CT scan, tampak penyangatan dinding sinus yang mengelilingi
area hipodens (gambaran clot) dalam lumen.
Gambar 7. Delta Sign
b. Indirect sign
Tanda ini lebih sering ditemukan pada CT scan dibandingkan direct
sign. Meskipun tidak spesifik, jika dijumpai adanya indirect sign maka
pemeriksaan venografi perlu dipertimbangkan untuk memastikan
diagnosis. Gambarannya antara lain berupa edema serebri, ukuran
ventrikel yang mengecil, hidrosefalus, penyangatan pada falks atau
tentorium (Gambar 8), serta infark vena dengan atau tanpa perdarahan.
Selain itu dapat pula dijumpai erosi struktur telinga tengah dan
perubahan region mastoid pada thrombosis septik sinus lateralis
(Gambar 9).
Gambar 8. Penyangatan Falx pada CT Scan Tanpa Kontras
F. Diagnosis banding
Mengingat gejala klinis yang amat bervariasi, diagnosis banding thrombosis vena
serebri cukup banyak, antara lain stroke iskemik dan hemoragik, pseudotumor
serebri, tumor intracranial, status epileptikus, dan abses intracranial.8
G. Tatalaksana
I.prognosis
Daftar pustaka
BAB III
KESIMPULAN