Anda di halaman 1dari 14

WIRING DIAGRAM POWER

Arif Rachman
Arfan Dwi
Yusuf Satria
Randy Zakari
Ivan Nabil
DEFINISI
 Wiring Diagram adalah gambaran rangkaian listrik yang memberikan
informasi secara detail, dari mulai simbol rangkaian sampai dengan koneksi
rangkaian tersebut dengan komponen lain.
 Fungsi : untuk mempermudah mengikuti dari sebuah rangkaian dalam
penginstallan dan jika terjadi kerusakan
 Dalam Wiring diagram digambarkan susunan saklar, sakering,alat starting,
kabel, busbar, MSB, ACB, dsb.
 Macam – macam Wiring Diagram :
1. Panel penerangan, untuk kebutuhan penerangan dan stop kontak
2. Panel Power
3. Panel Battery
4. Main Switch Board
Busbar
 Busbar merupakan penghantar arus listrik yang terbuat dari tembaga.
Fungsi busbar sebenarnya sama dengan kabel, yaitu menghantarkan
listrik. Busbar memiliki daya hantar listrik yang lebih besar dari kabel.
Untuk pemakaian arus lebih dari 250A, maka disarankan menggunakan
busbar. Pemakaian busbar ini untuk mempermudah pemasangan
sambungan komponen-komponen lainnya pada panel.
 Hal ini dikarenakan pada busbar pada tiap bagian penampangnya terdapat
lubang-lubang yang dapat dijadikan tempat penghubung dengan
penghantar lainnya. Berdasarkan standar pada PUIL. maka dalam
penggimaan busbar untuk tiap fasanya diberi warna yang berbeda:
merah untuk fasa R
 kuning untuk fasa S
 hitam untuk fasa T
 biru untuk fasa N
Fuse (sekering)
 Fuse atau sekering merupakan alat pengaman peralatan listrik
dimana ia akan otomatis memutuskan aliran listrik apabila
aliran listrik terlalu besar melebihi spec fuse tersebut.
 Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang
secara Seri dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan
dilindunginya sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut
terputus maka akan terjadi “Open Circuit” yang memutuskan
hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir
masuk ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.
MCB
 MCB merupakan kependekan dari Miniature Circuit Breaker.
Biasanya MCB digunakan untuk membatasi arus sekaligus sebagai
pengaman dalam suatu instalasi listrik. MCB berfungsi sebagai
pengaman hubung singkat (konsleting) dan juga berfungsi sebagai
pengaman beban lebih. MCB akan secara otomatis dengan segera
memutuskan arus apabila arus yang melewatinya melebihi dari
arus nominal yang telah ditentukan pada MCB tersebut. Arus
nominal yang terdapat pada MCB adalah 1A, 2A, 4A, 6A, 10A,
16A, 20A, 25A, 32A dan lain sebagainya. Nominal MCB
ditentukan dari besarnya arus yang bisa ia hantarkan, satuan dari
arus adalah Ampere, untuk kedepannya hanya akan saya tulis
dengan A. Jadi jika MCB dengan arus nominal 2 Ampere maka
hanya perlu ditulis dengan MCB 2A.
Hubung singkat (korsleting)
 Hubung singkat / short circuit adalah salah satu gangguan yg bisa
terjadi di sistem tenaga listrik. Defenisi hubung singkat menurut
IEC 60909 adalah, hubungan konduksi sengaja atau tidak sengaja
melalui hambatan atau impedansi yg cukup rendah antara dua atau
lebih titik yg dalam keadaan normalnya mempunyai beda
potensial.
Penyebab dari hubung singkat diantaranya adalah:
 Hubungan kontak langsung dengan konduktor bertegangan
 Temperatur berlebih karena adanya arus berlebih / overload
 Pelepasan / discharge elektron yg merusak karena tegangan
berlebih
 Busur / arcing karena pengembunan bersama dengan udara,
terutama pada isolator
Arus Start
 Pada peralatan listrik seperti motor listrik, pada saat
peralatan dinyalakan akan terjadi lonjakan arus akibat adanya
gaya kelembaman dari rotor.
 Arus akan naik hingga 3-7 kali dari arus nominal
 Untuk melindungi belitan stator dari arus yang tinggi yang
dapat menyebabkan belitan stator terbakar, diperlukan adanya
alat bantu starting yang bertujuan untuk menurunkan arus
start.
Direct Online
 Direct Online atau DOL adalah sistem starting dengan
menyambungkan langsung rangkaian motor dengan sumber
tegangan. DOL hanya digunakan untuk peralatan listrik yang
tidak menggunakan motor atau peralatan yang menggunakan
motor listrik namun memiliki power yang kecil seperti
peralatan workshop.
Auto-transformator
 Auto-transformator atau auto trafo bekerja dengan
menggunakan trafo satu lilitan dengan beberapa tap. Pada
umumnya tap memiliki presentase 50, 65, 80 dan 100%
 Auto-trafo pada umumnya digunakan untuk motor listrik
dengan power yang besar seperti pompa air laut, motor
windlass.
 Kekurangan dari auto-trafo adalah pada sisi biaya, konstruksi
yang berat dan juga memiliki waktu start yang lebih lama jika
dibandingkan saklar wye-delta.
Saklar Wye-Delta
 Saklar Wye-Delta terdiri dari dua rangkaian. Rangkaian
wye berfungsi untuk menurunkan arus start lalu
kemudian arus tersebut dinaikan (dinormalkan) kembali
oleh rangkaian delta. Switch dilakukan dengan timing
sekitar 5 detik.
 Pada saat ini, umumnya peralatan yang menggunakan
motor listrik dengan penurun tegangan menggunakan
saklar wye-delta.
 Jika pada spesifikasi mesin terdapat tulisan mengenai
tegangan V = 220/380 maka perlu dirangkai wye – delta
dengan penambahan autotrafo.
WIRING DIAGRAM PENERANGAN
 Perhitungan Arus Nominal

 Untuk 3 phase : (Ampere)

 Untuk 1 phase : (Ampere)

 Catatan :
LANGKAH YANG HARUS DITEMPUH :
1. Dibuat per-DECK
2. WIRING DIAGRAM (setiap peralatan penggunakan satu tarikan kabel)
3. Perhitungan ARUS SETIAP BEBAN
4. Menentukan KABEL PENGAMAN, berfungsi sebagai pelindung terluar dari kabel
5. Menentukan ARUS MASUK PANEL
6. BALANCING DAYA, Untuk satu kelompok tarikan yang terdiri dari 3 phase [R, S, T] dibuat
SE-BALANCE MUNGKIN
7. Menentukan KABEL MASUK DAN PENGAMANNYA
8. Menentukan ARUS HUBUNG SINGKAT
9. Menentukan BUSBAR dari Tabel Pemilihan Busbar
Catatan
 Satu busbar digunakan untuk peralatan listrik tiap deck.
 Untuk balancing jika pada satu busbar tidak balance, maka
beban dapat dipindahkan pada busbar lain.
 Balance bukan berarti beban pada seluruh fasa sama persis,
mungkin terdapat selisih. Namun usahakan selisih tiap fasa
pada nilai yang sekecil mungkin.
 Daya untuk peralatan 3 fasa dibagi rata untuk setiap fasanya.

Anda mungkin juga menyukai