Trauma Capitis
Trauma Capitis
Disususn Oleh
Muhammad Akbar
A. Definisi
TK adalah trauma yang mengenai calvaria dan atau basis cranii serta organ-
organ di dalamnya, dimana kerusakan tersebut bersifat non-degeneratif/non-
kongenital, yang disebabkan oleh gaya mekanik dari luar → timbul gangguan fisik,
kognitif maupun sosial serta berhubungan dengan atau tanpa penurunan tingkat
kesadaran (Dawodu, 2003; Sutantoro, 2004).
B. Anatomi
orbita).
Struktur otak:
Subaraknoid.
Komponen otak : cerebrum, cerebellum dan batang otak.
C. Epidemiologi
Menurut Dawodu (2003) insidensi TK tertinggi pada kelompok umur 15-45 tahun
→ 32,8/100.000. Perbandingan ♂ > ♀ = 3,4 : 1. Penyebab utama → kecelakaan
lalu-lintas (bermotor) tiap tahun 1 juta meninggal & 20 juta cedera (Islam, 1999;
Fauzi, 2002).
Insiden TK 26% dari semua kecelakaan; 33% kematian karena trauma kapitis.
Insiden TK karena kecelakaan → 50% meninggal sebelum tiba di RS, 40%
meninggal dalam 1 hari dan 35% meninggal dalam 1 minggu perawatan. (Sidharta,
2003).
Klasifikasi Patologis TK
a. TK Primer
1. Kulit (hematom kulit kepala; luka kulit kepala luka lecet dan luka robek).
2. Tulang (fraktur calvaria linear, impresi, depresi, ekspresi; fraktur basis cranii).
3. Lesi intrakranial :
Lesi fokal (Kontusio cerebri, PIS, PED, PSD, PSA).
Lesi difus (Konkusio/comutio cerebri, Cedera Axonal Difus, Laserasi cerebri).
b. TK Sekunder
GCS : 13-15 bisa disertai disorientasi, amnesia, sakit kepala, mual, muntah.
GCS : 9-12 atau lebih dari 12 tetapi disertai kelainan neurologis fokal.
GCS : 8 atau kurang (penderita koma), dengan atau tanpa disertai gangguan
fungsi batang otak.
Daftar penilaian GCS selengkapnya adalah seperti terlihat pada tabel di bawah
ini.
Spontaneous 4
To call 3
To pain 2
None 1
Obeys commands 6
Localizes pain 5
Abnorma flexion 3
(decoraticate)
2
Extension (decerebrate)
1
None (flaccid)
Verbal respons (V)
Oriented 5
Confused conversation 4
Inappropriate words 3
Incomprehensible sounds 2
None 1
* GCS sum score = (E + M + V); best possible score = 15; worst possible score = 3
2. Akselerasi-Deselerasi
cerebrum.
kontusio/comutio.
4. Rotational injury
F. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan fisik, meliputi : penilaian GCS, reflek pupil, gerakan bola mata, vital
sign, meningeal sign, nervi kranialis, fungsi motorik.
Px. Penunjang, meliputi: CT-scan, foto polos kepala, MRI, lab. darah dan
elektrolit.
G. Diagnosis
H. Diagnosis Banding
Jika riwayat trauma kurang jelas dan pasien tidak sadar, kita hrs membedakan
cedera kepala tertutup dengan penyebab lainnya, seperti: koma diabetik, koma
alkoholik, CVD atau epilepsy (jika pasien kejang).
I. Komplikasi Jangka Panjang
J. Terapi
a. Tindakan darurat → atasi syok (cairan dan darah) dan prinsip ABC.
K. Prognosis