FIBROADENOMA MAMAE
Disusun Oleh:
Ike Kumala Sari
1102013131
Pembimbing:
Letkol (CKM) dr. Wicaksono, Sp.B
IDENTITAS PASIEN
•Nama : Nn. U
•Usia : 25 tahun
•Jenis Kelamin : Perempuan
•Alamat : Jl.Pangkalan No 29 pd.Ranggon, cipayung, Jakarta timur
•Agama : Islam
•Pendidikan : D.IV
•Status Perkawinan: Belum Menikah
•Masuk RS : 7 Januari 2018
•Ruang : Anyelir
ANAMNESA
• Keluhan Utama : Terdapat benjolan pada payudara kiri, sejak 7 bulan yang lalu.
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
Leher
KGB : tidak ada pembesaran
Kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
JVP : tidak dilakukan pemeriksaan
Toraks
- Paru
Inspeksi : Pergerakan pernapasan kedua hemitoraks simetris
Palpasi : Fremitus vokal dan taktil sama kanan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, batas paru-hati normal,
peranjakan paru positif
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rh -/-, wh -/-
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada sela iga V garis midklavikula
kiri
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar , simetris
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
Perkusi : Tymphani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus ( + ) dalam batas normal
Ekstremitas
- Atas
Akral : Hangat
Sianosis : Tidak sianosis
Perfusi : Baik
- Bawah
Akral : Hangat
Sianosis : Tidak sianosis
Perfusi : Baik
Udem :-/-
B. STATUS LOKALIS
Regio : Mammae sinistra kuadran lateral atas
3. Hemostasis
•Waktu perdarahan : 2’
•Waktu pembekuan : 5’
4. Thorax foto :
Sinus, diaphragm, cor : normal
Pulmones : kedua hillus tak melebar, corakan bronchovaskuler kedua paru normal.
Tak tampak infiltrate pada parenchym.
Tulang dan jaringan lunak baik.
Kesan : tak tampak kelainan pada foto thorax.
DIAGNOSA KERJA
Fibroadenoma mamae sinistra.
DIAGNOSA BANDING
Fibro Cystic Disease, Tumor mamae suspect maligna
PENATALAKSANAAN
- Operasi Eksisi Biopsi
LAPORAN OPERASI :
- Pasien terlentang dalam general anestesi.
- Dilakukan aseptic dan antiseptic pada daerah operasi dan sekitarnya.
- Medan operasi di persempit dengan duk steril.
- Dilakukan insisi dari mulai kutis, subkutis hingga massa tumor
- Dilakukan eksisi massa secara tajam
- Perdarahan dikontrol
- Luka operasi dijahit kemudian ditutup
- Operasi selesai
DO : ditemukan massa berukuran 2x1x2cm, kenyal, berwarna putih, batas tegas.
- TNM
- • T (Tumor size), ukuran tumor :
- T 0 : tidak ditemukan tumor primer
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding
dada atau pada keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit
payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
- • N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :
- N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla
N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb
di mammary interna di dekat tulang sternum
- • M (Metastasis) , penyebaran jauh :
- M x : metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh
M 1 : terdapat metastasis jauh
- STADIUM
- Setelah masing-masing faktor T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian
digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :
- Stadium 0 : T0 N0 M0
Stadium 1 : T1 N0 M0
Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0
Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
Stadium III C : Tiap T N3 M0
Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1
PROGNOSA
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Qua ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria
organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti
pada wanita. Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya
dari linea parasternalis sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan ukuran
payudara bervariasi sesuai pertambahan umur, pada masa pubertas membesar, dan
bertambah besar selama kehamilan dan sesudah melahirkan, dan menjadi atropi pada
usia lanjut.
Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut
terdapat jaringan lemak. Di antara lobus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut
ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara, yang bersatu dengan
lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan
memberi rangka untuk payudara.
Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan
anterior.
Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis
lateralis. Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosa yang bermuara ke
vena mamaria interna da
n vena torakalis interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis
lateralis. Aliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke
kelenjar terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula aliran ke kelenjar
interpektoralis.
Untuk lebih jelas dari anatomi payudara dapat dilihat pada gambar berikut:
Fisiologi
Perkembangan dan fungsi payudara dimulai oleh berbagai hormon. Esterogen
diketahui merangsang perkembangan duktus mamilaris. Progesteron memulai
perkembangan lobulus-lobulus payudara juga diferensiasi sel epitelial.
• Pubertas
Pengaruh estrogen dan progesteron dan Growth hormone yang diproduksi ovarium
dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan ductus berkembang dan bercabang
cabang membentuk asinus.
• Masa menstruasi
Pada waktu menstruasi, ductus akan menciut dan sebagian epital akan berdesquamasi.
Setelah ‘bersih’ ( + 8 hari post menstruasi), ductus berproliferasi, sel epitel membesar
atau bertambah, jaringan periductal diinflitrasi oleh limfosit dan kemudian terjadi
intersisial edeme, sehingga bengkak. Hingga beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya, terjadi pembesaran maksimal payudara, dan payudara menjadi tegang dan
nyeri, sehingga kadang pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu ini, mammografi juga tidak terlalu berguna karena kontras kelenjar terlalu
besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Ada kalanya, dimana siklus
menstruasi berubah, dapat timbul kelainan benigna. Keadaan mammae yang paling
bagus adalah saat ovulasi.
• Masa hamil dan menyusui
Prolactin hormone memicu epitel ductus berproliferasi dan tumbuh ductus baru,
seolah-olah jaringan lemak bergeser oleh karena HCG.
• Partus
Hormon placenta menurun dan merangsang peningkatan kadar hormon prolactin (dari
hipofise anterior), sehingga mentrigger laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel
alveolus, mengisiasinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.
Pengeluaran ASI dipicu oleh penurunan hormone estrogen dan rangsangan mekanik
dari hisapan bayi.
• Post lactasi
Sebagian mengalami involusi / penyusutan ductus dan alveoli, dan sebagian lagi
menetap hingga masa menopause.
• Menopause
Jaringan kelenjar mulai diganti oleh jaringan ikat. Banyak tetapi tidak padat. Jaringan
periductal tebal, sehingga seakan-akan ada obstruksi. Batas lobulus kabur, dapat
terjadi dilatasi ductus dan kista kecil-kecil.
Remaja
Kehamilan
Menyusui
Orang Tua
Fibroadenoma Mamae
Definisi
Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat
pada wanita muda, dan jarang ditemukan setelah menopause, berasal dari jaringan
fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel). Fibroadenoma adalah kelainan
pada perkembangan payudara normal dimana ada pertumbuhan berlebih dan tidak
normal pada jaringan payudara dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang
melapisi saluran air susu di payudara. Fibroadenoma merupakanjenis tumor jinak
mamma yang paling banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling
banyak ditemukan pada kelompok umur muda.
Epidemiologi
Fibroadenoma mamae adalah tumor jinak pada payudara yang lebih sering didiagnosa
pada wanita muda. Fibroadenoma dilaporkan terjadi pada lebih dari 9% penduduk
wanita. Fibroadenoma sangat dipengaruhi oleh hormon dan bervariasi selama siklus
menstruasi dan masa kehamilan.
Fibroadenoma mammae terutama sering terjadi pada wanita muda di Afrika. Sebuah
analisis klinikopatologi melaporkan bahwa dari 202 lesi jinak payudara terjadi pada
wanita kulit hitam. Hasil studi menunjukkan bahwa kejadian puncak fibroadenoma
terjadi pada usia lebih dini yang terjadi pada pasien kulit hitam dibandingkan pada
pasien kulit putih.
Etiologi
Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa
faktor yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan mutlak aktivitas
estrogen, yang diperkirakan berperan dalam pembentukannya.Peningkatan aktivitas
estrogen absolut atau relatif dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan
fibroadenoma, dan sesungguhya lesi serupa dapat muncul dengan perubahan
fibrokistik (perubahan fibroadenomatoid). Selain itu, diperkirakan terdapat prekursor
embrional yang dormant di kelenjar mammaria yang dapat memicu pembentukan
fibroadenoma yang akan berkembang mengikuti aktivitas ovarium.
Faktor Risiko
Sampai saat ini penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, namun
berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya
tumor ini antara lain:
a. Umur
Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi terjadinya
Fibroadenoma Mammae. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30
tahun. Terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun. Berdasarkan data
dari penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di
Ghana, dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita fibroadenoma adalah
23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.
b. Riwayat Perkahwinan
d. Penggunaan Hormon
Perkembangan payudara dan fungsinya diprakarsai oleh berbagai rangsangan hormon
,termasuk estrogen , progesteron , prolaktin , oksitosin , hormon tiroid dan kortisol.
Pertumbuhan Estrogen, progesteron, dan prolaktin terutama memiliki efek mendalam
pada pengembangan dan fungsi payudara yang normal. Estrogen memulai
pembangunan duktal,sedangkan progesteron bertanggung jawab untuk diferensiasi
epitel dan untuk pengembangan lobular. Prolaktin adalah primer stimulus hormonal
untuk lactogenesis pada akhir kehamilan dan periode postpartum, prolaktin juga
meregulasi reseptor hormon dan merangsang pengembangan epitel . Hormon
gonadotropin luteinizing (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) mengatur
pelepasan estrogen dan progesteron dari indung telur. Sebaliknya, pelepasan LH dan
FSH dari sel basofilik dari hipofisis anterior diatur oleh sekresi gonadotropin
releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus, umpan balik positif dan negatif dari
sirkulasi estrogen dan progesteron mengatur sekresi LH, FSH, dan GnRH. Hormon ini
yang bertanggung jawab untuk pengembangan, fungsi, dan pemeliharaan jaringan
payudara. Pada bayi perempuan, estrogen dan progesteron yang beredar menurun
setelah lahir dan tetap rendah selama masa kanak-kanan karena sensitivitas dari aksis
hipotalamus-hipofisis terhadap umpan balik negatif dari hormon ini. Pada masa
pubertas, terjadi penurunan sensitivitas aksis hipotalamus-hipofisis terhadap umpan
balik negatif sehingga terjadi peningkatan kepekaan terhadap umpan balik positif dari
estrogen. Peristiwa fisiologis ini mengawali peningkatan GnRH, FSH, dan sekresi LH
dan akhirnya terjadi peningkatan estrogen dan sekresi progesteron oleh indung telur,
yang mengarah pada pembentukan siklus menstruasi. Pada awalnya dari siklus
menstruasi, terjadi peningkatan dalam ukuran dan kepadatan payudara, yang diikuti
oleh kendurnya jaringan payudara dan epitel proliferasi. Dengan terjadinya
menstruasi, pembengkakan payudara mereda dan epitel proliferasi menurun.
e. Gaya Hidup
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal merupakan
faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian , diketahui bahwa IMT > 30
kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM, artinya wanita dengan IMT > 30 kg/m2
memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM dibandingkan wanita dengan IMT < 30
kg/m2 .
Selain itu, kebiasaan mengkonsumsi junk food dan makanan dengan kolesterol tinggi
juga menjadi salah satu fakor resiko FAM, diketahui bahwa sintesis kolesterol dapat
menghasilkan estrogen dan progesterone, dimana dapat meningkatkan proliferasi sel
sel pada payudara.
Perubahan kolesterol menjadi estrogen memerlukan sejumlah langkah berurutan,
dengan langkah terakhir adalah perubahan androgen menjadi estrogen. Sel-sel teka
banyak menghasilkan androgen tetapi kapasitas mereka mengubah androgen menjadi
estrogen terbatas. Sel-sel granulosa, dipihak lain mudah mengubah androgen menjadi
estrogen tetapi tidak mampu membuat androgen sendiri. LH bekerja pada sel-sel teka
untuk merangsang pembentukan androgen, sementara FSH bekerja pada sel-sel
granulosa untuk meningkatkan perubahan androgen teka menjadi estrogen.
f. Riwayat Keluarga
g. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga akan
meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian, diketahui orang yang mengalami
stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM yaitu orang yang mengalami stress
memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM dibandingkan dengan orang yang tidak
stress.
h. Faktor Lingkungan
Patofisiologi
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses
hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya
dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. Fibroadenoma
berkembang dari unit lobular duktus terminal karena proliferasi tak terkendali dari
komponen epitel dan stroma (kemungkinan karena stimulasi estrogen) yang
melibatkan bagian dari jaringan sekitarnya. Pertumbuhan jaringan ini sebagian
dikompresi, sehingga menciptakan semacama pseudokapsul. Fibroadenoma memiliki
struktur internal yang terdiri dari stroma dan elemen epitel. Unsur stroma mungkin
mengalami degenerasi myxoid, seperti sklerosis, hialinisasi dan kalsifikasi,
sedangkan elemen epitel dapat menimbulkan semua aspek proliferasi dan non-
proliferasi yang mungkin dari parenkim payudara, seperti metaplasia apokrin,
hiperplasia duktus, sclerosing adenosis dan kemerahan. Fibroadenoma yang ditandai
dengan apokrin metaplasia, hiperplasia duktus, sclerosing adenosis atau kista
didefinisikan sebagai fibroadenoma kompleks.
1. Common Fibroadenoma
Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel
fibroadenoma. Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25
tahun. Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya
berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat bebas. Sekitar 80% dari
seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal.
2. Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan
diameter lebih dari 5 cm.33 Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma sekitar
4% dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya ditemui pada
wanita hamil dan menyusui. Giant fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar
dan pembesaran massa enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat
merusak bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang
besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap tumor ini.
3. Juvenile Fibroadenoma
Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan,33 dengan insiden 0,5-
2% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile
fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral.18 Tumor jenis ini lebih
banyak ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang
Kaukasia. Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:
a. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
b. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk
panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang. Pada saat
menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause
terjadi regresi
Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah adanya bagian
yang menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki batas yang tegas dengan
konsistensi padat dan kenyal. Ukuran diameter benjolan yang sering terjadi sekitar 1-4
cm, namun kadang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat dengan ukuran
benjolan berdiameter lebih dari 5 cm.
1. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik penderita diperiksa dengan sikap tubuh duduk tegak atau
berbaring atau kedua-duanya. Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara,
warna kulit, tonjolan, lekukan, adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus,
dan benjolan. Kemudian dilakukan palpasi dengan telapak jari tangan yang
digerakkan perlahan-lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran payudara. Palpasi
dilakukan untuk mengetahui ukuran, jumlah, dapat bergerak-gerak, kenyal atau
keras dari benjolan yang ditemukan.
Dilakukan pemijatan halus pada puting susu untuk mengetahui pengeluaran
cairan, darah atau nanah dari kedua puting susu. Cairan yang keluar dari puting
susu harus dibandingkan.
Pengeluaran cairan diluar masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai kelainan
seperti fibroadenoma atau bahkan karsinoma.
2. Mammografi
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika
menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau
tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi
memberikan ketepatan diagnosa yang tinggi.
Beberapa gambar hasil USG pada payudara :
4. Biopsi
Merupakan tindakan untuk mengambil contoh jaringan payudara dan dilihat di bawah
lensa mikroskop, guna mengetahui adakah sel kanker .
Pada FNAC akan diambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap
berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat
memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut
dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop (Pamungkas,
2011).
Menurut Taufan (2011) di bawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :
(1) Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan
berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus
(2) Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler)
(3) Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek
uniform
(c)Biopsy stereotaktis
Biopsy jenis ini menggunakan sinar x dan computer untuk melihat gambar. Tekhnik
ini dapat menemukan benjolan yang tidak teraba, namun terlihat saat pemeriksaan
mammogram.
(d) Biopsy terbuka atau pembedahan
6. USG payudara
Diagnosis Banding
1. Tumor Filodes
Tumor ini lebih jarang ditemui daripada fibroadenoma dan dipikirkan berasal
dari stroma periduktal dan bukan dari fibroadenoma sebelumnya. Tumor filodes atau
dikenal dengan sistosarkoma filodes adalah tumor fibroepitelial yang ditandai dengan
hiperselular stroma dikombinasikan dengan komponen epitel. Beberapa menjadi
lobus dan kista.
Tumor ini mungkin kecil (berdiameter 3-4 cm), tetapi kebanyakan tumbuh besar,
kemungkinan berukuran sangat besar seperti buah pepaya, sehingga payudara ikut
membesar, unilateral, tunggal, tidak nyeri, dengan benjolan yang dapat teraba,
payudara terlihat mengilat dengan permukaan kulit seperti teregang disertai pelebaran
vena permukaan kulit. Pada kasus-kasus yang tidak tertangani baik, dapat terjadi luka
borok kulit akibat iskemi jaringan.
Perubahan mikroskopik paling merugikan ialah peningkatan selularitas
stromal dengan anaplasia dan aktivitas miosis yang tinggi, diikuti dengan
pertumbuhan cepat tumor, biasanya dengan invasi dari jaringan payudara yang
berdampingan oleh stroma ganas. Kebanyakan tumor ini tetap terlokalisasi dan
disembuhkan dengan eksisi. Lesi maligna mungkin kambuh, tetapi lesi ini juga
cenderung terlokalisasi. Gambaran radiologis (mammografi) dari tumor ini berupa
massa berbentuk bulat dan berbatas tegas. umumnya
Gambaran USG tumor ini, pada umumnya hipoekoik dengan batas yang masih
tegas, eko-internal dapat homogen atau sedikit inhomogen serta adanya penyangatan
akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan struktur kistik pada tumor
tersebut.
USG tumor filodes memperlihatkan gambaran lesi bulat hipoekoik berbatas tegas
2. Papiloma Intraduktal
Gejala klinis berupa munculnya sekret papila mamae yang serous atau berwarna
merah gelap, ini di sebabkan tumor disertai infeksi peradangan mengalami
perembesan darah, terasa nyeri pada payudara, bila areolar ditekan ringan dapat
teraba massa tumor dengan diameter beberapa milimeter, terkadang juga disertai
dengan retraksi papil.
3. Kista Payudara
Kista adalah ruang berisi cairan yang dibatasi sel-sel glandular. Kista
terbentuk dari cairan yang berasal dari kelenjar payudara. Kista payudara dapat
berasal dari adenosis, ketika lamina duktus dan asinus mengalami dilatasi dan dibatasi
oleh jaringan epitel.
Kista payudara sangat sering ditemukan pada praktek sehari-hari, terbanyak pada usia
40 tahunan sampai peri-menopause. Besarnya berubah sesuai dengan siklus haid.
Secara etiopatogenesis, kista terbentuk akibat obstruksi dan dilatasi duktus koligentes.
Bila membesar dengan cepat, umumnya disertai rasa nyeri. Seringkali diduga maligna
apabila cairan di dalamnya sangat banyak sehingga tekanannya tinggi dan teraba
keras.
Gambaran mamografinya berupa massa bulat atau oval yang berbatas tegas.
Tepi kista ini dapat berbatasan dengan jaringan fibroglandular, baik sebagian maupun
seluruhnya Gambaran mamografi kista payudara dengan kompresi nodul
menunjukkan massa berbatas tegas. Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan
bentuk bulat atau oval, mempunyai batas tegas dan teratur, anekoik dan adanya
penyangatan akustik posterior.
Gambaran mamografi
kista payudara dengan
kompresi nodul
menunjukkan massa
berbatas tegas.
Tatalaksana
Pilihan tatalaksana konservatif yang tersedia bagi perempuan yang didiagnosis
fibroadenoma meliputi observasi atau observasi bedah. Terapi untuk fibroadenoma
tergantung dari beberapa hal yaitu ukuran, terdapat rasa nyeri atau tidak, usia pasien
dan hasil biopsy. Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka
pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu
diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus
memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila
ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada
pasien maka diperlukan pengangkatan. Terapi pengangkatan tumor ini disebut dengan
biopsi eksisi yaitu pembedahan dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta
sedikit jaringan sehat disekitarnya Terapi dengan operasi pengangkatan tumor ini
tidak akan merubah bentuk payudara tetapi hanya akan meninggalkan jaringan parut
yang akan digantikan jaringan normal secara perlahan.
Tipe insisi yang paling sering digunakan adalah tipe radial. Tipe
circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi hanya
memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk
fibroadenoma yang tunggal dan kecil serta lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas
areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang besar
dan berada di daerah lateral payudara.
Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar
tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Konsep dasar dari
pencegahan primer adalah untuk menurunkan insiden penyakit. Cara yang dilakukan
adalah dengan menghindari faktor-faktor tertentu yang dapat merangsang
pertumbuhan sel-sel tumor antara lain:
a. Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat memicu berkembangnya
sel-sel tumor fibroadenoma, seperti mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi
dengan bahan atau zat-zat hormonal, menghindari pemakaian pil kontrasepsi dengan
komponen utama estrogen. Penggunaan zat tersebut jika dipakai terus menerus akan
menyebabkan terjadinya perubahan jaringan pada payudara yang meningkatkan angka
kejadian FAM.
Selain itu menghindari terpapar dengan zat Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs)
yang bersifat karsinogenik.
b. Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang dapat menurunkan kejadian
FAM antara lain dengan mengkonsumsi buah dan sayuran. Penggunaan alat
kontrasepsi oral juga dapat menurunkan risiko terjadinya FAM.
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil)
di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam
sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di
bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara
mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga
daerah antara kedua payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting
susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan
kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan
kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan
pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan
bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara
dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
7. Pemeriksaan no.5. dan 6. akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam
keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin. SADARI secara
visual dapat dilihat pada gambar berikut :
Pencegahan Sekunder
a. Anamnesa
Anamnesa terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan pemeriksaan fisik.
Penyelidikan terperinci tentang faktor risiko harus meliputi riwayat kehamilan dan
ginekologi seperti usia, paritas, serta riwayat menstruasi dan menyusui. Riwayat
terapi hormonal sebelumnya yang mencakup kontrasepsi oral dan estrogen.
b. Diagnosa
Fibroadenoma dapat didiagnosa dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik
(phisycal examination), pemeriksaan radiologi (dengan foto thorax dan mammografi
atau ultrasonografi), dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).
Pencegahan Tersier
Prognosis
Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai resiko yang tinggi
untuk menderita kanker payudara di kemudian hari. Pemeriksan berkala payudara
meningkatkan kemungkinan prognosis yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA