ABSTRAK
Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi sistemik pada bayi baru lahir. Risiko infeksi
tali pusat mudah dihindari dengan perawatan tali pusat yang baik. Tujuan penelitian untuk
mengetahui hubungan praktik perawatan tali pusat dengan kejadian infeksi tali pusat bayi baru
lahir. Jenis penelitian deskripitif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu dan bayi baru lahir yang bayinya lahir di RB Rumah
Zakat Semarang. Sampel penelitian yang berjumlah 60 orang menggunakan teknik sampling
jenuh. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
praktik perawatan tali pusat sebagian besar kurang baik sebanyak 33 responden (55,0%). Hasil
penelitian: Ada hubungan yang signifikan antara praktik ibu tentang perawatan tali pusat dengan
kejadian infeksi tali pusat bayi baru lahir dengan nilai p value 0,003 (α< 0,05).
1145
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
bengkak, dan/ atau panas) pada kulit perut mengatasi masalah tingginya infeksi tali
di sekitar umbilikal dengan jarak lebih dari pusat pemerintah dengan melibatkan tenaga
5mm dari umbilikus (Janssen, 2007). Risiko kesehatan telah melakukan pendidikan
infeksi tali pusat pada bayi baru lahir dapat kesehatan kepda ibu bagaimana cara
dicegah dengan perawatan tali pusat yang melakukan perawatan tali pusat yang benar.
baik (Liyah,2013). Namun hasilnya belum dilakukan
penelitian. Oleh karena itu penelitian ini
Perawatan tali pusat sangat penting bertujuan mengetahui bagaimana praktik
dilakukan terutama oleh ibu melahirkan perawatan tali pusat bayi baru lahir oleh
karena ibu yang lebih mengetahui ibu.
perkembangan bayi ssetiap harinya.
Perawatan tali pusat yang baik seperti 2. METODE
menghindari penggunaan bedak dermatol, Jenis penelitian yang digunakan adalah
dan penggunaan ramuan-ramuan tradisional deskripitif korelasional dengan pendekatan
yang kurang memperhatikan kesterilannya cross sectional. Populasi dalam penelitian
(DepKes RI, 2009) sangat penting. ini adalah semua ibu dan bayi baru lahir
Kenyataan di masyarakat masih banyak ibu yang bayinya lahir di RB Rumah Zakat
yang mengikuti tradisi budaya yang ada di Semarang berjumlah 60 orang yang diambil
masyarakat. Misalnya meletakkan atau secara keseluruhan (total sampling).
membalutkan ramuan tradisonal ke tali Penelitian dilakukan di RB Rumah Zakat
pusat supaya tali pusat cepat lepas (puput) Semarang. Alat pengumpul data dengan
atau ditutupi dengan koin agar pusat tidak lembar kuesioner dan lembar observasi.
bodong. Padahal tindakan tersebut tidak Data dianalisis secara univariat dan bivariat
perlu dilakukan justru dapat dengan uji Chi Square.
membahayakan. Sehingga jika diberikan
ramuan, bubuk kopi, koin dapat menularkan
kuman. Akibatnya terjadi infeksi atau 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tetanus yang sangat membahayakan karena
tingkat mortalitasnya tinggi Karakteristik ibu sebagian besar berumur
(Zacharia,2008). 20-35 tahun sebanyak 46 responden
(81,7%), pendidikan ibu sebagian besar
Ibu post patum lebih mempercayakan SMA sebanyak 30 responden (80,0%),
perawatan bayi kepada orang lain yang jumlah anak sebagian besar 1 sebanyak 23
berpengalaman. Ibu post partum sebagian responden (38,3%), multigravida sebanyak
besar belum mampu melaksanakan 37 responden (61,7%), dan status persalinan
tugasnya sebagai ibu dikarenakan kurang normal sebanyak 51 responden (85,0%).
percaya akan kemampuan diri mereka Sedangkan karakteristik bayi sebagian besar
untuk merawat bayi yang benar, salah berjenis kelamin perempuan sebanyak 35
satunya tentang perawatan tali pusat. responden (58,3%), berusia rata-rata 9
Fenomena tersebut merupakan masalah bulan dan berat bayi lahir rata-rata 2906
yang sering ditemui di masyarakat gram.
(Maylani, 2008 dan Siti 2013). Untuk
1146
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
Tabel 1
Distribusi Frekuensi kwalitas Praktik perawatan Tali Pusat oleh ibu di RB Rumah Zakat
Semarang
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kejadian Infeksi Tali Pusat di RB Rumah Zakat Semarang
Tabel 3
Praktik Perawatan Tali Pusat oleh ibu Dengan Kejadian Infeksi Tali Pusat Bayi Baru Lahir di
RB Rumah Zakat Semarang
1147
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1148
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
bayi. Hal tersebut menandakan sisa tali berat badan lahir rendah, jenis kelamin
pusat mengalami infeksi (Febrina, 2006). dan kelainan congenital. Bayi laki-laki
Bayi yang terinfeksi tali pusatnya, pada terpapar infeksi tali pusat 4x lebih sering
tempat tersebut biasanya akan dari bayi perempuan.
mengeluarkan nanah dan pada bagian
sekitar pangkal tali pusat akan terlihat Hasil penelitian terdapat 23,3% bayi
merah dan dapat disertai dengan edema. yang mengalami infeksi tali pusat, hal ini
Pada keadaan yang berat infeksi dapat terjadi karena masih banyak ibu bayi
menjalar ke hati (hepar) melalui yang mengikuti tradisi budaya yang ada
ligamentum falsiforme dan menyebabkan seperti meletakkan atau membalutkan
abses yang berlipat ganda. Pada keadaan ramuan tradisonal ke tali pusat supaya
menahun dapat terjadi granuloma pada tali pusat cepat lepas (puput) atau
umbilikus (Prawirohardjo, 2008). Jika ditutupi dengan koin agar pusat tidak
tali pusat bayi bernanah atau bertambah bodong. Infeksi tali pusat juga
bau, berwarna merah, panas, bengkak, dipengaruhi oleh ibu tidak melakukan
dan ada area lembut di sekitar dasar tali praktik perawatan tali pusat yang baik
pusat seukuran uang logam seratus dan benar sesuai anjuran tenaga
rupiah, ini merupakan tanda infeksi tali kesehatan.
pusat (Sean, 2004).
Didukung oleh teori bahwa kenyataan di
Faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat masih banyak ibu yang
terjadinya infeksi tali pusat pada bayi mengikuti tradisi budaya yang ada di
baru lahir adalah faktor kuman, proses masyarakat. Misalnya meletakkan atau
persalinan dan faktor tradisi (Mieke, membalutkan ramuan tradisonal ke tali
2006). Pusponegoro (2010) menyatakan pusat supaya tali pusat cepat lepas
bahwa faktor yang berhubungan dengan (puput) atau ditutupi dengan koin agar
risiko infeksi tali pusat pada bayi baru pusat tidak bodong. Padahal tindakan
lahir dapat dibagi menjadi tiga kategori: tersebut tidak perlu dilakukan justru
risiko prenatal, risiko nosokomial dan dapat membahayakan. Sehingga jika
risiko neonatal. Faktor risiko prenatal diberikan ramuan, bubuk kopi, koin dapat
meliputi: ketuban pecah dini (KPD) dan menularkan kuman. Akibatnya terjadi
infeksi selama kehamilan. Faktor infeksi atau tetanus yang sangat
nosokomial yang dapat menjadi membahayakan karena tingkat
predisposisi neonatus terkena infeksi mortalitasnya tinggi (Zacharia,2008).
meliputi: lama rawat, prosedur invasif,
ruang perawatan penuh, staf Ibu post patum lebih mempercayakan
perawatan,prosedur cuci tangan dan perawatan bayi kepada orang lain yang
pengetahuan dan perilaku ibu dalam berpengalaman. Ibu post partum sebagian
perawatan tali pusat. besar belum mampu melaksanakan
tugasnya sebagai ibu dikarenakan kurang
Hasil penelitian ini sebagian besar bayi percaya akan kemampuan diri mereka
tidak mengalami kejadian infeksi tali untuk merawat bayi yang benar, salah
pusat, hal ini terjadi karena dilihat dari satunya tentang perawatan tali pusat.
karakteristik bayi sebagian besar bayi Fenomena tersebut merupakan masalah
adalah perempuan dan sebagian besar yang sering ditemui di masyarakat
bayi tidak mengalami berat badan bayi (Maylani, 2008 dan Siti 2013).
lahir rendah, sehingga bayi tidak mudah
terpapar infeksi tali pusat. Didukung oleh Hasil penelitian sejalan dengan penelitian
teori Pusponegoro (2010) bahwa faktor yang dilakukan oleh Sari (2010) yang
yang mempengaruhi terjadinya infeksi menyatakan bahwa sebagian besar bayi
tali pusat yaitu faktor neonatal meliputi:
1149
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1150
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1151
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1152