Anda di halaman 1dari 53

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN................................................................................................. iii
LEMBAR ASISTENSI.....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR....................................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 3
1.2. Tujuan Dan Manfaat ........................................................................................ 5
1.3. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
2.1. Sistem Kelistrikan Pada Sepeda Motor .......................................................... 6
2.2. System Starter ................................................................................................... 7
2.1.1. Komponen Sistem Elektrik Starter Sepeda Motor ................................ 8
2.1.2. Cara Kerja. ................................................................................................ 9
2.1.3. Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Starter ........................................ 12
2.1.4. Diagnosis Kerusakan .............................................................................. 13
2.2. SYSTEM PENGAPIAN ................................................................................. 15
2.2.1 Sistem Pengapian Elektronik Magnet (CDI-AC) ................................. 17
2.2.2 Sistem Pengapian Elektronik Baterai (CDI-DC) ................................. 25
2.3. SISTEM PENGISIAN DAN PENERANGAN.............................................. 38
2.3.1. Sistem Pengisian ...................................................................................... 39
2.3.2. Sistem Penerangan .................................................................................. 42
2.3.3. Pemeriksaan dan Perawatan Komponen Sistem Pengisian dan
Penerangan .............................................................................................................. 44
2.3.4. Diagnose Kerusakan pada Sistem Pengisian dan Penerangan ........... 49
BAB III............................................................................................................................. 51
PENUTUP........................................................................................................................ 51

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

3.1. KESIMPULAN ............................................................................................... 51


3.2. SARAN ............................................................................................................. 51

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sepeda motor pada saat ini telah menjadi moda transportasi yang paling

digemari oleh masyarakat. Hal ini didukung dengan berlomba-lombanya para

produsen sepeda motor dalam memproduksi sepeda motor dengan berbagai

macam model, teknologi serta strategi pemasaran yang sangat menarik oleh

para dealer-dealer resmi. Perawatan yang sederhana serta tidak membutuhkan

biaya perawatan yang terlalu tinggi juga menambah alasan bagi masyarakat

luas untuk memilih sepeda motor sebagai moda transportasi. Maka tidak heran

jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada 2013 lalu mencapai 104,211 juta

unit.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka peluang pekerjaan dalam dunia

industri otomotif khususnya sepeda motor masih sangat luas. Dengan demikian

maka para lulusan SMK diharapakan mempunyai kompetensi yang memadai

dalam bidang perbaikan sepeda motor. Tuntutan tersebut juga akan berlaku

bagi para guru SMK untuk juga mampu menguasai materi tentang sepeda

motor yang dibutuhkan siswanya untuk menghadapi tuntutan zaman dan

perkembangan teknologi.

Untuk menghadapi tantangan tersebut mahasiswa Program Studi D-III

Pendidikan Teknik Mesin yang dicetak sebagai tenaga pengajar mendapatkan

mata kuliah tentang praktikum sepeda motor. Tujuannya adalah agar para

lulusan mahasiswa yang menjadi tenaga pengajar dapat menyampaikan materi

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

tentang kompetensi Sepeda Motor yang dibutuhkan siswa SMK. Mengingat

saat ini mata pelajaran sepeda motor pada beberapa SMK hanya menjadi mata

pelajaran muatan lokal dan jarang sekali mendapat perhatian khusus sehingga

beberapa guru sedikit menyepelekan tentang mata pelajaran ini. Padahal

peluang pekerjaan dalam bidang kompetensi ini masih sangat luas.

Pada mata kuliah tersebut setiap mahasiswa diwajibkan mampu

menyampaikan materi tentang sepeda motor yang dibagi menjadi empat pokok

pembahasan, yaitu system kerangka/chasis/body, system pemindah tenaga,

system kelistrikan dan system bahan bakar. Pada masing-masing system

tersebut dijelaskan tentang cara kerja, fungsi komponen serta diagnosis

kerusakan yang terjadi.

Untuk menyampaikan materi sepeda motor yang harus disajikan maka

disusunlah makalah yang berjudul “Sistem Kelistrikan Sepeda Motor”. System

kelistrikan tersebut meliputi system penerangan, system pengapian, system

pengisian, dan system starter. System-sistem tersebut akan dibahas lebih jelas

pada pembahasan berikutnya.

Dengan ditulisnya makalah ini maka diharapkan mahasiswa mampu

menyajikan materi tentang sepeda motor dan menguasi kompetensinya serta

dapat dijadikan referensi tambahan tentang kompetensi system kelistrikan

sepeda motor.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

1.2. Tujuan Dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dari ditulisnya makalah yang berjudul “Sistem

Pengapian Sepeda Motor” secara umum adalah untuk memenuhi kebutuhan

materi tentang system kelistrikan pada matakuliah sepeda motor. Tujuan

khususnya adalah sebagai berikut:

1. Agar mahasiswa mampu membuat materi dan referensi tentang system

kelistrikan pada sepeda motor.

2. Agar mahasiswa mampu menguasai materi tentang system kelistrikan pada

sepeda motor.

3. Agar mahasiswa mampu menyampaikan materi tentang system kelistrikan

sepeda motor.

4. Agar mahasiswa mampu menguasai kompetensi tentang system kelistrikan

sepeda motor.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah tentang system

kelistrikan sepeda motor ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan system kelistrikan pada sepeda motor?

2. System apa saja yang termasuk dalam system kelistrikan sepeda motor?

3. Bagaimana cara kerja dari masing-masing system tersebut?

4. Bagaimana cara perawatan dan diagnosis kerusakan pada masing-masing

system tersebut?

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Kelistrikan Pada Sepeda Motor

Hampir pada semua jenis kendaraan yang ada terdapat suatu system

yaitu system kelistrikan. Baik kendaraan yang menggunakan teknologi motor

bensin ataupun kendaraan yang menggunakan teknologi motor diesel. Lampu

yang terdapat pada kendaraan yang berfungsi sebagai system penerangan juga

merupakan bagian dari system kelistrikan. Bahkan untuk menggerakan suatu

mesin/motor pada kendaraan juga menggunakan arus listrik sebagai sumber

energy utamnya, yaitu mengunakan motor starter. Motor starter berfungsi

mengubah arus listrik menjadi energy gerak sehingga dapat menghidupkan

suatu motor/mesin pada kendaraan.

Pada kendaraan yang menggunakan teknologi motor bensin sistem

kelistrikan memegang peranan penting. Pada motor bensin, proses pembakaran

membutuhkan suatu percikan bunga api yang dihasilkan oleh busi. Percikan

bunga api oleh busi tersebut merupakan hasil dari system kelistrikan, dimana

arus listrik yang terdapat pada busi terjadi konsleting sehingga menimbulkan

percikan bunga api.

Sepeda motor yang juga menggunakan teknologi motor bensin pada

saat bekerjanya juga akan dipengaruhi oleh system kelistrikan. Pada sepeda

motor, system kelistrikan adalah “suatu system yang berfungsi menyediakan

arus listrik untuk mendukung sistem yang bekerja pada proses pembakaran dan

sistem pendukung lainnya yang bekerja untuk mendukung kinerja

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

mesin”(belajar-otomotif-blogspot.com). sistem tersebut diantaranya adalah

system starter, system pengisian/system pembangkit, system pengapian dan

system penerangan atau system kelistrikan body.

Berikut ini akan dibahas tentang fungsi, komponen, cara kerja dan

diagnosa kerusakan pada system-sistem tersebut.

2.2. System Starter

System starter atau yang dikenal juga dengan system penggerak mula

merupakan system yang berfungsi sebagai system yang memberikan tenaga

putar pertama untuk mesin sehingga mesin tersebut menyala. Menurut Nugraha

Setya dalam Modul Sistem Starter UNY menyebutkan bahwa “Sistem starter

berfungsi memberikan tenaga putar bagi mesin untuk memulai siklus

kerjanya”.

Pada system starter tenaga yang digunakan sebagai penggerak mula

suatu mesin bermacam-macam. Tetapi yang digunakan pada sepeda motor

hanya dua jenis yaitu sistem starter dengan penggerak motor listrik (elektrik

starter) dan menggunakan penggerak mekanik/tenaga manusia (kick starter).

Sistem kelistrikan pada sepeda motor melayani kinerja dari sistem

starter dengan penggerak motor listrik, yang bekerja dengan cara mengubah

energy listrik menjadi energy gerak/mekanik untuk penggerak mula suatu

mesin/motor. Umumnya, motor listrik dipasangakan pada poros engkol

menggunakan perantara roda gigi ,aupun rantai. Motor starter memperoleh

sumber energy listrik dari baterai, sehingga motor starter harus mampu

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

menghasilkan momen yang besar dari energy listrik yang hanya 12 v dari

baterai. Dengan menggunakan elektrik starter, maka kinerja manusia dalam

mengidupkan suatu mesin sepeda motor menjadi lebih mudah.

2.1.1. Komponen Sistem Elektrik Starter Sepeda Motor

a) Baterai. Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk

mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada sepeda motor

menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem pengapian,

starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai

menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan

apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya.

b) Kunci kontak. Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung

dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.

c) Relay starter. Sebagai relay utama sistem starter yang berfungsi

untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke

motor starter.

d) Saklar starter. Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada

saat kunci kontak pada posisi ON.

e) Motor starter. Merupakan motor starter listrik (kebanyakan tipe

DC) yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi

tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk

menghidupkan mesin

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 1. Letak Komponen Sistem Starter

2.1.2. Cara Kerja.

Sistem starter bekerja pada beberapa kondisi, yaitu pada saat

kunci kontak OFF, pada saat kunci kontak ON saklar starter belum

tertekan dan saat kunci kontak ON saklar starter ditekan.

Gambar 2. Skema rangkaian sistem starter

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

a) Pada saat kunci kontak OFF. Hubungan baterai sebagai sumber

tegangan listrik dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada

arus yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.

b) Pada saat kunci kontak ON, saklar starter belum ditekan. Jika

saklar starter belum ditekan tetapi kunci kontak ON, maka arus dari

baterai akan mengalir ke relay starter akan tetapi motor starter

belum menyala.

c) Pada saat kunci kontak ON saklar starter ditekan. Apabila tombol

starter ditekan (posisi START) pada saat kunci kontak ON, maka

kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan arus akan

mengalir:

Baterai ⇒ Sekering ⇒ Kunci Kontak (ON) ⇒ Kumparan Relay

Starter ⇒ Tombol Starter (START) ⇒ massa.

Motor starter akan bekerja memutarkan poros engkol dengan cara

mengubah arus listrik menjadi gerak putar.

d) Mekanisme penggerak motor starter. Motor starter dihubungkan

pada poros engkol melaluai dua mekanisme penggerak.

Mekanisme penggerak bertujuan untuk meningkatkan momen

putar melalui gigi reduksi dan mencegah berputarnya motor starter

saat mesinsudah menyala. Kedua mekanisme tersebut yaitu

mekanisme menggunakan rantai penggerak dan sprocket dan

mekanisme penghubung menggunakan roda gigi.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 3. Mekanisme penggerak motor starter

Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik

melalui perantaraan rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin

hidup motor starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel

dipasangkan mekanisme kopling satu arah.

Gambar 4. Cara kerja kopling satu arah

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

2.1.3. Pemeriksaan dan Perawatan Sistem Starter

a) Pemeriksaan dan perawatan baterai baterai

 Memeriksan cairan baterai/air aki.

 Memeriksa berat jenis baterai dengan hydrometer.

 Memeriksa selang-selang ventilasi baterai.

b) Pemeriksaan relay starter

 Menekan saklar starter saat kunci kontak ON. Harus terdapat

bunyi klik pada relay starter.

 Jika tidak terdapat bunyi klik maka periksa tegangan pada

terminal relay starter yang menuju tombol starter, harus terdapat

tegangan 12 v.

 Jika tidak ada tegangan maka periksa hubungan/kontinuitas

pada kumparan relay starter. Jika tidak ada hubungan ganti relay

starter.

c) Memeriksa motor starter

 Melakukan pembongkaran dan pelepasan motor starter.

 Periksa komutator. Jika warna beubah maka terjadi huungan

singkat dengan kumparan armature.

 Pemeriksaan bantalan.

 Pemeriksaan kumparan armature. Pemeriksaan kontinuitas

kumparan dan kebocoran kumparan.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

 Memeriksa sikat arang. Meliputi panjang sikat, pegas, hubungan

singkat terminal kabel dan kontinuitasnya.

d) Memeriksa mekanisme kopling satu arah

 Melepas kopling starter

 Memeriksa sil terhadap kerusakan.

 Memeriksa bantalan jarum.

 Memeriksa pengglinding kopling satu arah.

Gambar 5. Pemeriksaan mekanisme kopling satu arah

2.1.4. Diagnosis Kerusakan

Langkah utama sebelum melakukan diagnosis kerusakan adalah

periksa kabel-kabel pada sistem dari hubungan longgar atau berkarat.

Berikut ini adalah gejala kerusakan pada sistem starter dan diagnosa

kerusakannya.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

1) Motor starter tidak berputar

2) Motor starter berputar pelan

 Tegangan baterai lemah.

 Ada tahanan yang berlebihan di dalam rangkaian kelistrikan

sistem starter.

 Kabel motor starter, kabel massa atau kabel positip baterai

longgar.

 Sikat motor starter aus.

3) Motor starter berputar tetapi mesin tidak ikut berputar

 Kopling starter rusak.

 Rantai penggerak/sprocket atau roda gigi starter rusak.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

4) Motor starter dan mesin berputar tetapi mesin tidak hidup

 Putaran motor starter terlalu pelan.

 Sistem pengapian rusak.

 Problem lain pada mesin (kompresi rendah, busi kotor, dsb.)

2.2. SYSTEM PENGAPIAN

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sepeda motor menggunakan

teknologi motor bensin pada proses pembakarannya membutuhkan percikan

bunga api yang disupali oleh sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan yang

menghasilkan percikan bunga api pada proses pembakaran disebut dengan

sistem pengapian.

Menurut Nugraha Setya dalam Modul Sistem Starter UNY

menyebutkan bahwa “Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan

bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan

bakar dan udara di dalam silinder”. Pada sepeda motor, sistem pengapian

terbagai menjadi beberapa macam. Menurut sumber tegangannya terbagi

menjadi sistem pengapian baterai (DC) dan sistem pengapian magnet (AC).

Menurut perkembangan teknologinya maka sistem pengapian dibagi menjadi

dua macam yaitu sistem pengapian konvensional (platina) dan sistem

pengapian elektronik (CDI).

Dikarenakan pada kondisi saat ini semua kendaraan telah menggunakan

sistem pengapian elektronik, maka pada pembahasan berikut ini akan dibahas

mengenai sistem pengapian elektronik baterai (DC) dan magnet (AC).

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Pengapian elektronik pada sepeda motor lebih dikenal dengan sistem

pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition).

Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian elektronik yang

bekerja dengan memanfaatkan pengisian (charge) dan pengosongan

(discharge) muatan kapasitor. Proses pengisian dan pengosongan muatan

kapasitor dioperasikan oleh saklar elektronik seperti halnya kontak platina

(pada sistem pengapian konvensional).

Sebagai pengganti kontak platina, pada sistem pengapian elektronik

digunakan SCR/Silicon Controlled Rectifier (yang disebut Thyristor switch).

SCR bekerja berdasarkan sinyal-sinyal listrik, sehingga pada sistem pengapian

elektronik didapatkan beberapa keuntungan yaitu :

1) Keuntungan Mekanik :

 Tidak terdapat gerakan mekanik/gesekan antar komponen pada SCR,

sehingga tidak terjadi keausan komponen.

 Tidak memerlukan perawatan/penyetelan dalam jangka waktu yang

pendek seperti pada sistem pengapian konvensional.

 Kerja sistem pengapian elektronik stabil (karena tidak ada keausan

komponen) sehingga bahan bakar relatif ekonomis karena pembakaran

lebih sempurna.

 Tidak sensitif terhadap air karena komponen sistem pengapian dapat

dikemas kedap air.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

2) Keuntungan Elektrik

 Tegangan pengapian cukup besar dan konstan, sehingga pembakaran

lebih sempurna dan kendaraan mudah dihidupkan.

 Busi menjadi lebih awet karena pembakaran lebih sempurna.

3) Kekurangan Sistem Elektrik

 Apabila terjadi kerusakan terhadap salah satu komponen di dalam unit

CDI, berakibat seluruh rangkaian CDI tidak dapat bekerja dan harus

diganti satu unit.

 Biaya/harga penggantian unit CDI relatif lebih mahal.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem pengapian pada sepeda

motor menurut sumber tegangannya terbagi menjadi dua macam, yaitu

pengapian baterai (DC) dan pengapian arus bolak-balik (AC). Pengapian arus

bolak-balik (AC) sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang

digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sedangkan pengapian baterai

(DC) sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh

sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC).

2.2.1 Sistem Pengapian Elektronik Magnet (CDI-AC)

Komponen-komponen yang bekerja pada sistem pengapian

diantaranya adalah:

1) Sumber Tegangan.

Berfungsi sebagai penyedia tegangan yang diperlukan oleh

sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian magnet

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

elektronik AC merupakan sumber tegangan AC (Alternating

Current), berupa Alternator (Kumparan Pembangkit/stator dan

Magnet/rotor). Alternator berfungsi untuk mengubah energi

mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik

arus bolak-balik (AC). Pada sepeda motor, rotor juga berfungsi

sebagai fly wheel.

2) Kunci Kontak

Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan

memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan

lainnya) pada sepeda motor. Kunci kontak untuk pengapian AC

merupakan tipe pengendali massa.

 Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak membelokkan

tegangan dari sumber tegangan (alternator) yang dibutuhkan

oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E

kunci kontak, sehingga sistem pengapian tidak dapat bekerja.

Di sisi lain, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga

memutuskan hubungan tegangan (+) baterai (terminal BAT

dan BAT 1) sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat

dioperasikan.

 Pada posisi ON, kunci kontak memutuskan hubungan

terminal IG dan E, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh

alternator diteruskan ke sistem pengapian. Sistem pengapian

dapat dioperasikan, disamping itu hubungan terminal BAT

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistem kelistrikan

dapat dioperasikan.

Gambar 6. Kunci kontak

3) Koil Pengapian

Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan

tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi

tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

Gambar 7. Koil pengapian

4) Unit CDI arus bolak-balik (AC-CDI)

Unit AC-CDI, merupakan serangkaian komponen elektronik

yang berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian,

menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

untuk melakukan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge)

muatan kapasitor, kemudian dialirkan melalui kumparan primer

koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi

pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet.

RECTIFIER CAPACITOR
(1) (3)

THYRISTOR
RECTIFIER
SWITCH
(2)

(4)

Keterangan :

1) Dari sumber tegangan alternator.

2) Dari signal generator.

3) Ke ignition coil.

4) Massa CDI

CDI adalah sebagai berikut : Rectifier bekerja menyearahkan arus

AC yang dihasilkan oleh sumber tegangan (alternator) maupun

oleh signal generator (pick up coil).

Kapasitor (capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari

kumparan stator alternator dimana terdapat magnet permanen

yang berputar (rotor alternator) di dekat kumparan stator.

Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan

mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut, sinyal

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick up coil

yang mengalir melalui kaki Gate (G). Akibatnya Thyristor aktif

dan menghubungkan kedua terminal kapasitor melalui

terhubungnya terminal Anoda (A) dan Katoda (K) pada Thyristor.

Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat

(discharge) melalui kumparan primer koil pengapian (Ignition

Coil) untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer maupun

induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil pengapian.

5) Kumparan Pembangkit Pulsa (pick up coil)

Kumparan Pembangkit Pulsa (Signal generator/Pick up coil),

bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal trigger

(pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk mendischarge

seluruh muatan kapasitor.

Pick up coil terdiri dari suatu lilitan kecil yang akan

menghasilkan arus listrik AC apabila dilewati oleh perubahan garis

gaya magnit yang dilakukan oleh reluctor yang terpasang pada

rotor alternator. Prinsip kerja pick up coil dapat dilihat pada gambar

di bawah ini.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

1 2 3

(+)

(-)
1 2 3

Gambar 8. Prinsip kerja kumparan penghasil pulsa

Keterangan :

1) Reluctor mencapai pickup coil

2) Reluctor di tengah pick up coil

3) Reluctor meninggalkan pick up coil

6) Busi

Busi terbagi menjadi 3 jenis, yaitu busi panas, busi dingin

dan busi sedang. Busi dingin adaalah busi yang mempunyai

kemampuan untuk menyerap dan melepas/membuang panas

dengan cepat sekali. Busi dingin biasanya digunakan pada mesin

yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya tinggi. Sedangkan

busi panas adalah busi dengan kemampuan menyerap dan melepas

panas yang lambat. Jenis ini digunakan untuk mesin yang

temperatur kerja dalam ruang bakarnya rendah. Berikut ini adalah

penjelasan tentangsistem kode busi.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Berikut ini akan dibahas tentang bagaimana cara kerja dari

sistem pengisian elektronik arus bolak-balik CDI-AC dan gambar

skema sistem pengapian magnet elektronik.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 9 skema sistem pengapian magnet elektronik.

 Pada saat kunci kontak OFF

Kunci kontak dalam posisi terhubung dengan massa. Arus

listrik yang dihasilkan sumber tegangan (Alternator) dibelokkan

ke massa melalui kunci kontak, tidak ada arus yang mengalir ke

unit CDI sehingga sistem pengapian tidak bekerja dan motor

tidak dapat dihidupkan.

 Pada saat kunci kontak ON

Hubungan ke massa melalui kunci kontak terputus sehingga

arus listrik yang dihasilkan alternator akan mengalir masuk ke

sistem pengapian.

Ketika rotor alternator (magnet) berputar, kumparan stator

menghasilkan arus listrik ⇒ disearahkan dioda ⇒ mengisi

kapasitor sehingga muatan kapasitor penuh.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Pada saat yang ditentukan (saat pengapian), arus sinyal

dihasilkan oleh signal generator (pick up coil). Arus sinyal pick

up coil ⇒ Gate (G) Thyristor switch dan mengaktifkan

Thyristor. Thyristor aktif (kaki Anoda ke Katoda terhubung)

dan arus listrik dapat mengalir dari kaki Anoda (A) ⇒ Katoda

(K). Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge

(dikosongkan muatannya) dengan cepat ⇒ melalui kumparan

koil pengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan primer

primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri

sebesar 200 – 300 V.

Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan

timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒

disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi

pijaran api listrik.

2.2.2 Sistem Pengapian Elektronik Baterai (CDI-DC)

Setelah membahas sistem pengapian elektronik magnet (CDI-AC),

dalam pembahasan selanjutnya akan dibahas tentang sistem pengapian

elektronik baterai (CDI-DC). Komponen sistem pengapian baterai akan

dijelaskan sebagai berikut.

1) Sumber tegangan.

Sumber tegangan DC (Direct Current), berupa Baterai yang

didukung oleh sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet dan

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Rectifier/Regulator), berfungsi sebagai penyedia tegangan DC

yang diperlukan oleh sistem pengapian.

Gambar 10. Baterai

2) Kunci kontak.

Berbeda dengan kunci kontak pada sistem pengapian

elektronik magnet, kunci kontak pada sistem pengapian elektronik

baterai menggunakan sistem pengendali positip.

 Pada posisi ON, kunci kontak menghubungkan tegangan (+)

baterai ke seluruh sistem kelistrikan (termasuk sistem

pengapian) untuk mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan

yang ada.

 Pada posisi OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan

hubungan kelistrikan dari sumber tegangan (terminal (+)

baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan,

sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 11. Kunci kontak dan terminalnya

3) Koil pengapian

Koil pengapian (Ignition Coil), berfungsi untuk menaikkan

tegangan yang diterima dari sumber tegangan (alternator) menjadi

tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

Gambar 12. Koil

4) Unit DC-CDI

Merupakan serangkaian komponen elektronik yang

berfungsi sebagai saklar rangkaian primer pengapian,

menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang dimanfaatkan

untuk melakukan pengisian (charge) dan pengosongan (discharge)

muatan kapasitor, kemudian dialirkan melalui kumparan primer

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi

pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet.

1) Dari sumber tegangan

2) Dari signal generator (pick up coil)

3) Ke ignition coil

4) Massa CDI

Prinsip kerja dari komponen DC CDI adalah sebagai berikut:

 DC-DC Conventer merupakan serangkaian komponen

elektronik yang menaikkan tegangan sumber (baterai) dan

menyearahkannya lagi untuk dialirkan ke kapasitor. Kapasitor

(capacitor) menyimpan energi hasil induksi dari DCDC

Conventer sampai kapasitas muatannya penuh.

 Thyristor switch merupakan saklar elektronik yang akan

mengosongkan kapasitor yang sudah bermuatan tersebut,

sinyal trigger didapatkan dari arus yang dihasilkan oleh pick

up coil yang terlebih dahulu diperkuat di dalam rangkaian

penguat sinyal (amplifier), dialirkan ke kaki Gate (G).

Akibatnya Thyristor aktif dan menghubungkan kedua terminal

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

kapasitor melalui terhubungnya terminal Anoda (A) dan

Katoda (K) pada Thyristor.

 Kapasitor akan melepaskan muatannya secara cepat

(discharge) melalui kumparan primer koil pengapian (Ignition

Coil) untuk menghasilkan induksi pada kumparan primer

maupun induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil

pengapian.

5) Kumparan pembangkit pulsa (signal generator)

Bekerja bersama reluctor sehingga menghasilkan sinyal

trigger (pemicu) yang dimanfaatkan oleh Thyristor untuk

mendischarge seluruh muatan kapasitor. Komponen ini sama

dengan komponen pada sistem pengapian elektronik magnet.

6) Busi.

Berfungsi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi

loncatan bunga api melalui elektrodanya. Loncatan bunga api

terjadi disebabkan adanya perbedaan tegangan diantara kedua

kutup elektroda busi (± 20.000 volt).

Pembahasan tentang cara kerja sistem pengapian elektronik

baterai (CDI-DC) akan dijelaskan sebagai berikut.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 13. Rangkaian sistem pengapian elektronik baterai

 Saat kunci kontak OFF

Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem pengapian

terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga motor tidak

dapat dihidupkan.

 Saat kunci kontak ON

Kunci kontak menghubungkan sumber tegangan ((+) baterai)

dengan rangkaian sistem pengapian, sehingga arus listrik dari

baterai dapat disalurkan ke unit CDI (DC-DC Conventer).

Ketika rotor alternator (magnet) berputar, reluctor ikut berputar.

Pada saat reluctor mulai mencapai lilitan pick up coil, lilitan

pick up coil akan menghasilkan sinyal listrik yang dimanfaatkan

untuk mengaktifkan Switch Transistor (Tr) pada DC-DC

Conventer. Kumparan primer dan sekunder (Kump.) pada DC-

DC Conventer akan bekerja secara induksi menaikkan tegangan

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

sumber ⇒ disearahkan lagi oleh dioda (D) ⇒ mengisi kapasitor

(C) sehingga muatan kapasitor penuh.

“Sinyal yang dihasilkan lilitan pick up coil tersebut belum

mampu membuka gerbang (Gate) Thyristor switch (SCR)

sehingga SCR belum bekerja.“

Pada saat yang hampir bersamaan (saat pengapian), arus

sinyal yang dihasilkan oleh signal generator (pick up coil)

mampu membuka gerbang SCR sehingga SCR menjadi aktif

dan membuka hubungan arus listrik dari kaki Anoda (A) ⇒

Katoda (K).

Hal ini akan menyebabkan kapasitor terdischarge

(dikosongkan muatannya) dengan cepat ⇒ melalui kumparan

primer koil pengapian ⇒ massa koil pengapian. Pada kumparan

primer koil pengapian dihasilkan tegangan induksi sendiri

sebesar 200 – 300 V.

Akhirnya pada kumparan sekunder koil pengapian akan

timbul induksi tegangan tinggi sebesar ± 20 KVolt ⇒

disalurkan melalui kabel busi ke busi untuk diubah menjadi

pijaran api listrik.

Setelah membahas komponen dan cara kerja sistem pengapian, maka

pembahasan berikutnya adalah perwatan dan pemeriksaan komponen

sistem pengapian.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

1) Pemeriksaan alternator

 Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator

Pemeriksaan dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap

terpasang. Dengan ohm meter.

Gambar 14. Pemeriksaan alternator

 Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran,

kondisi pasak/spie pada poros engkol).

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 15. Pemeriksaan magnet rotor

2) Pemeriksaan dan perawatan baterai

 Memeriksa cairan baterai.

 Memeriksa berat jenis baterai

 Memeriksa cairan baterai

3) Pemeriksaan kunci kontak

 Memeriksa hubungan antar terminal menggunakan ohm meter.

Gambar 16. Pemeriksaan kunci kontak dan terminalnya.

4) Pemeriksaan koil pengapian

 Memeriksa tahanan kumparan primer 0,5-1 Ω.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

 Memeriksa tahanan kumparan skunder dengan cap busi 7,2-8,8

KΩ.

 Memeriksa tahanan kumparan skunder tanpa cap busi 11,5-14,5

KΩ

Gambar 17. Pemeriksaan terminal pada koil pengapian

 Memeriksa kabel tegangan tinggi busi secara visual dan dengan

tes percikan. Percikan yang baik lebih dari 6 mm

Gambar 18. Pemerksaan kabel tegangan tinggi

5) Pemeriksaan CDI

 Memeriksa kontinuitas antar terminal dengan menggunakan

ohm meter.

(+) SW EXT FP/PC E IGN


(-)

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

SW ~ ~ ~ ~

EXT 16 260 180 ~

FP/PC 260 ~ 60 ~

E 18 ~ 22 ~

IGN ~ ~ ~ ~

Keterangan:

1) SW : Switch (Bl/W)

2) EXT : Exiter (Bl/R)

3) FP/PC : Fixed Pulser/Pick up coil (Bu/Y)

4) E : Earth (G/W)

5) IGN : Ignition (Bl/Y)

6) Pemeriksaan kumparan pembangkit pulsa

 Memeriksa tahanan kumparan menggunakan Ohm Meter.

Tahanan pick up coil : 50 – 200 Ω (Honda).

7) Pemeriksaan dan penyetelan busi

 Memeriksa keausan elektroda busi

 Memeriksa warna hasil pembakaran pada ujung insulator dan

elektroda busi.

Gambar 19. Ujung celah busi

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Keterangan:

1) Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna

coklat atau abu-abu. Kondisi mesin normal dan penggunaan

nilai panas busi yang tepat.

2) Tidak normal : Terdapat kerak berwarna putih pada ujung

insulator dan elektroda akibat kebocoran oli pelumas ke

ruang bakar atau karena penggunaan oli pelumas yang

berkualitas rendah.

3) Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna

hitam disebabkan campuran bahan bakar & udara terlalu

kaya atau kesalahan pengapian. Setel ulang, apabila tidak

ada perubahan naikkan nilai panas busi.

4) Tidak Normal : Ujung insulator dan elektroda berwarna

hitam dan basah disebabkan kebocoran oli pelumas atau

kesalahan pengapian.

5) Tidak Normal : Ujung insulator berwarna putih mengkilat

dan elektroda meleleh disebabkan pengapian terlalu maju

atau overheating. Coba atasi dengan menyetel ulang sistem

pengapian, campuran bahan bakar & udara ataupun sistem

pendinginan. Apabila tidak ada perubahan, ganti busi yang

lebih dingin.

 Membersihkan insulator dengan sikat baja.

 Menyetel celah elektroda busi. Celah : 0,6 – 0,7

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 20. Penyetelan celah busi

8) Pemeriksaan timming pengapian

Pemeriksaan menggunakan timming light dengan langkah sebagai

berikut:

 Memasang timing light

 Mesin dihidupkan pada putaran stasioner (± 1.300 rpm).

 Arahkan timing light ke tanda penyesuai pada tutup magnet

Gambar 21. Penyetelan top kompresi

 Waktu pengapian tepat apabila terlihat “Garis-F” sejajar dengan

tanda “Penyesuai”.

F
TEPAT

Gambar 22. Penyetelan timming pengapian

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

 Apabila “Garis-F” terlihat sebelum melewati “Penyesuai”,

berarti pengapian terlalu cepat (Voor).

 Sebaliknya, Apabila “Garis-F” terlihat sesudah melewati

“Penyesuai”, berarti pengapian terlaku lambat.

 Pada saat putaran tinggi, waktu pengapian tepat apabila terlihat

“Penyesuai” di tengah tanda “Advance (//)”.

ADVANCE

Gambar 23. Penyetelan timming pengapian

 Pada umumnya, waktu pengapian untuk sistem pengapian

elektronik tidak dapat disetel karena konstruksi dudukan

komponen (pick up coil dan reluctor, dsb) dibuat tetap.

 Jika pengapian tidak tepat maka disebabkan adanya komponen

sistem pengapianyang mengalami kerusakan.

2.3. SISTEM PENGISIAN DAN PENERANGAN

Sistem pengisian dan penerangan sepeda motor merupakan dua sistem

yang saling berkaitan. Hal tersebut dapat dilihat karena sistem tersebut bekerja

pada saat kendaraan/motor sudah menyala. Beberapa sistem penerangan yang

dapat bekerja sebelum motor/kendaraan menyala ada beberapa saja,

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

diantaranya lampu tanda belok maupun klakson. Berikut ini adalah skema

rangkaian kedua sistem.

Gambar 24. Skema rangkaian sistem pengisian dan penerangan

2.3.1. Sistem Pengisian


Sistem pengisian berfungsi sebagai pendukung fungsi baterai.

Fungsi baterai pada sepeda motor adalah untuk mensuplai kebutuhan

listrik pada komponen-komponen sistem kelistrikan seperti motor

starter, lampu-lampu dan sistem kelistrikan lainnya. Satu hal yang perlu

diingat adalah kapasitas baterai yang sangat terbatas, sehingga tidak

akan dapat mensuplai kebutuhan tenaga listrik secara terus-menerus.

Baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan

listrik setiap waktu yang diperlukan oleh sistem kelistrikan pada sepeda

motor tersebut. Untuk itu pada sepeda motor diperlukan sistem

pengisian yang memproduksi tenaga listrik untuk mengisi kembali

baterai sekaligus mendukung kinerja baterai mensuplai kebutuhan

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

listrik ke sistem yang membutuhkannya pada saat sepeda motor

dihidupkan. Berikut ini adalah skema gamar sistem pengisian.

Gambar 25. Skema sistem pengisian

Sistem pengisian terdiri dari beberapa komponen, komponen

tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Sumber Tegangan

Sumber Tegangan, berfungsi sebagai penyedia tegangan

yang digunakan untuk mengisi baterai dan mensuplai kebutuhan

sistemsistem kelistrikan. Sumber tegangan yang digunakan pada

sistem pengisian sepeda motor merupakan sumber tegangan AC

(Alternating Current), yang sering disebut Alternator.

Alternator terdiri atas Kumparan Pembangkit (Kumparan Stator)

dan Magnet permanen (Rotor), berfungsi untuk mengubah energi

mekanis yang didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik

arus bolakbalik (AC).

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 26. Kumparan stator dan rotor

2) Baterai

Baterai, merupakan penyimpan tenaga listrik yang

dihasilkan oleh sistem pengisian, energi listrik diubah kedalam

bentuk energi kimia. Baterai juga berfungsi sebagai penyedia

tenaga listrik sementara (dalam bentuk tegangan DC) yang

diperlukan oleh sistem-sistem kelistrikan sepeda motor, dengan

didukung oleh sistem pengisian.

Pada saat kita akan mengisi baterai menggunakan battery

charger, besar arus dan lamanya waktu pengisian tergantung dari

kapasitas baterai dan prosentase pengosongan baterai yang

didapatkan dari hasil pengukuran b.j elektrolit.

arus untuk pengisian normal maksimal 10% dari kapasitas

baterai, sedangkan untuk pengisian cepat besarnya arus pengisian

maksimal 50% dari kapasitas baterai.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

3) Rectifier

Merupakan serangkaian komponen elektronik, fungsi utama

rectifier adalah sebagai penyearah arus bolak-balik yang dihasilkan

alternator menjadi arus searah. Pada sistem pengisian sepeda motor,

rectifier juga berfungsi sebagai pengatur/pembatas (regulator) arus

dan tegangan pengisian yang masuk ke baterai maupun ke lampu-

lampu pada saat tegangan baterai sudah penuh maupun pada putaran

tinggi.

Terdapat berbagai jenis rectifier yang digunakan pada sistem

pengisian sepeda motor, diantaranya : a) silikon rectifier, b) silikon

regulator rectifier, c) selenium rectifier, dan d) regulator rectifier.

a) b) c) d)

Gambar 27. Jenis rectifier

4) Sekring

Sebagai pengaman dalam rangkaian sistem kelistrikan.

Sekring yang biasa digunakan pada sistem pengisian adalah 10 A.

2.3.2. Sistem Penerangan

Sistem penerangan juga dapat disebut sebagai sistem kelistrikan

body standard. Sistem tersebut digunakan sebagai salah satu sistem

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

yang aplikable pada sepeda motor. Fungsi utama dari sistem

penerangan adalah untuk menerang jalan bagi pengendara saat malam

hari. Selain itu sistem tersebut dapat digunakan sebagai aksesoris

tambahan pada sepeda motor.

Komponen sistem penerangan lebih sederhana, yaitu baterai

sebagai sumber tegangan, saklar, sekring dan lampu/beban. Akan tetapi

skema rangkaian pada kendaraan membutuhkan pembahasan yang

lebih mendalam.

Sistem penerangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu sistem

penerangan AC dan sistem penerangan DC.

1) Sistem Penerangan AC

Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang

digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sistem penerangan tipe

AC banyak digunakan pada kendaraan tipe Cub. Sistem penerangan

tipe AC mempunyai kelemahan dimana untuk mengoperasikan

lampu harus menyalakan motor terlebih dahulu, disamping itu nyala

lampu tidak stabil, sangat tergantung kepada naik-turunnya putaran

motor (rpm). Berikut ini skema rangkaiannya.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 28. Skema rangkaian sistem penerangan AC

2) Sistem Penerangan DC

Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang

disuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan

merupakan arus searah (DC).

Keuntungan sistem penerangan tipe DC :

 Lampu penerangan dapat dioperasikan walaupun motor dalam

kondisi dimatikan

 Nyala lampu terang dan stabil, tidak tergantung kepada putaran

motor (rpm)

2.3.3. Pemeriksaan dan Perawatan Komponen Sistem Pengisian dan

Penerangan

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

1) Pemeriksaan Alternator

 Pemeriksaan tahanan kumparan pembangkit/stator Pemeriksaan

dapat dilakukan dalam keadaan stator tetap terpasang. Dengan

ohm meter.

Gambar 29. Pemeriksaan alternator

 Pemeriksaan magnet/rotor secara visual (keretakan, kotoran,

kondisi pasak/spie pada poros engkol).

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 30. Pemeriksaan magnet rotor

2) Pemeriksaan dan Perawatan Baterai

 Memeriksa cairan baterai.

 Memeriksa berat jenis baterai

 Memeriksa cairan baterai

3) Pemeriksaan rectifier

4) Pemeriksaan tegangan pengisian

Motor dalam kondisi hidup, dan baterai dalam kondisi terisi

penuh. Pasangkan Volt meter dan Amper meter, kemudian lakukan

pengukuran. Tegangan pengisian yang diatur : 14,0 – 16,0 V pada

5000 rpm (Arus : 0,5 A – 5 A)

Gambar 31. Pemeriksaan tegangan pengisian

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

5) Pemeriksaan tegangan yang diatur pada lampu kepala

Tegangan penerangan yang diatur adalah 10,5 – 14,5 V pada

5000 rpm.

Gambar 32. Pemeriksaan tegangan pada lampu kepala

6) Memeriksa hubungan terminal saklar lampu penerangan dan saklar

dim pada tiap posisi kerjanya menggunakan Ohm meter

Gambar 33. Pemeriksaan hubungan saklar lampu

7) Penggantian bolam lampu

 Lepaskan tutup/batok lampu depan

 Lepaskan tutup debu bola lampu depan, dorong soket bola

 lampu dan putar berlawanan arah jarum jam dan lepaskan

soket.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

Gambar 34. Melepas Tutup Debu dan Soket Lampu

 Lepaskan bola lampu depan.

 Pasang bola lampu baru dengan mentepatkan tonjolannya

dengan alur pada unit lampu depan.

Gambar 35. Memasang Bola Lampu Depan

 Pasang soket bola lampu dan tutup soket bola lampu dengan tanda

“TOP” menghadap ke atas.

Gambar 36. Memasang soket bolam lampu

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

2.3.4. Diagnose Kerusakan pada Sistem Pengisian dan Penerangan

1) Tidak ada arus listrik – Kunci kontak dalam keadaan hidup :

 Baterai mati, disebabkan oleh :

 Baterai tidak terisi

 Elektrolit baterai kering/menguap

 Kerusakan pada sistem pengisian

 Kabel baterai lepas/putus

 Sekering utama putus

2) Tenaga listrik lemah – Kunci kontak dalam keadaan hidup :

 Baterai lemah, karena :

 Elektrolit baterai kurang/Tinggi permukaan elektrolit rendah

 Muatan baterai bekurang

 Kerusakan pada sistem pengisian

 Kabel baterai longgar/kendor

3) Tenaga listrik kadang-kadang ada/tidak ada :

 Hubungan kabel baterai longgar/kendor

 Hubungan kabel sistem pengisian longgar/kendor

 Ada hubungan singkat pada sistem penerangan

4) Tenaga listrik lemah – Mesin dalam keadaan hidup :

 Baterai tidak terisi penuh, karena :

 Elektrolit baterai kurang

 Ada satu atau lebih dari sel baterai yang rusak/mati

 Kerusakan pada sistem pengisian

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

5) Pengisian baterai berlebihan

 Ada rangkaian terbuka atau hubungan singkat pada kabel

massa regulator/rectifier.

 Ada kelonggaran/kontak yang kurang baik pada kabel massa

regulator/rectifier.

 Regulator/rectifier rusak.

6) Lampu depan tidak menyala atau bola lampu sering terbakar pada

saat mesin dihidupkan

 Saklar lampu dan/atau lampu jauh rusak

 Bola lampu rusak

 Kumparan penerangan alternator rusak

 Regulator/rectifier rusak

 Konektor tidak terhubung dengan baik atau longgar.

7) Arah sinar lampu depan tidak berpindah ketika saklar lampu jauh

ditekan

 Bola lampu terbakar

 Saklar lampu jauh rusak

 Konektor tidak terhubung dengan baik atau longgar.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Terdapat 4 sistem kelistrikan pada sepeda motor, yaitu sistem starter,

sistem pengapian, sistem pengisian dan penerangan. Keempat sistem tersebut

saling berkaitan bekerja, maka diperlukan pembahasan yang menyeluruh pada

keempa sistem tersebut

Dari pembahasan tentang sistem kelistrkan sepeda motor yang telah

dibahas di atas menunujukan bahwa pembahasan pada bagian ini teramat sagat

luas. Akan tetapi pada beberapa sistem terdapat komponen-komponen yang

sama dengan cara kerja yang sama.

3.2. SARAN

Pembahasan dari keempat sistem kelistrikan tersebut berkutat pada

komponen, cara kerja, pemeriksaan dan perawatan, serta diagnose kerusakan.

Akan tetapi seiring berkembanganya teknologi, sistem-sistem tersebut

mengalami berbagai macam perubahan. Maka diharapkan bagi para pembaca

untuk terus mencari kekurangan yang dari apa yang telah dituliskan pada

makalah ini.

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

DAFTAR PUSTAKA

Nugraha Beni, Sistem Starter Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Nugraha Beni, Sistem Pengapian Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Nugraha Beni, Sistem Pengisian dan Penerangan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Yogyakarta

vii
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
D-III TEKNIK MESIN
Jl.HEA Mokodompit, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu Kendari,F-Teknik
Universitas Halu Oleo Kendari 93232, Telepon :+62401-3005628, Email : lkspftuho@gmail.com

LAMPIRAN KERJA

vii

Anda mungkin juga menyukai