Pendahuluan
Tanah tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-
rongga atau pori di antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi
sebagian atau seluruhnya dengan air atau zat cair lainnya. Rongga-rongga
tanah yang tidak terisi oleh air atau zat cair akan terisi oleh udara atau
bentuk lain dari gas. Volume yang ditempati oleh bagian besar tanah pada
umumnya termasuk bahan penyusun lainnya yaitu bagian padat, cair, dan
gas (udara) yang selanjutnya dikenal sebagai sistem tiga fase tanah (three-
phase systems).
Sifat-sifat mekanis penting tanah, seperti kekuatan (strength) dan
pemampatan (compressibility), secara langsung berhubungan dengan atau
paling tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar seperti rapat masa
(density), berat volume (unit weight), angka pori (void ratio), dan derajat
kejenuhan (degree of saturation).
Gambar 1: (a) Elemen tanah di alam, (b) Tiga fase penyusun tanah.
2. Hubungan Berat Volume
V = Vs + Vv = Vs + Vw + Va (2.1)
Dimana, Vs = Volume tanah padat,
Vv = Volume pori,
Vw = Volume air yang mengisi pori,
Va = Volume udara pada pori.
Dengan mengabaikan berat udara maka berat total tanah adalah :
W = Ws + Ww (2.2)
dimana, Ws = berat butiran tanah,
Ww = berat air.
Hubungan volume biasanya digunakan untuk menyatakan ketiga fase
elemen tanah, yaitu angka pori (void ratio), porositas (porosity) dan derajat
kejenuhan (degree of saturation). Angka pori (e) didefinisikan sebagai
perbandingan volume pori dengan volume butiran tanah, dengan demikian.
Vv
e= (2.3)
V
s
v
V
Vv Vv =V = n
e= = (2.6)
V V −V V 1− n
s v 1− v
V
Dari persamaan 2.6,
e
n= (2.7)
1+ e
Pada umumnya yang digunakan untuk menunjukkan hubungan berat
yaitu kadar air dan berat volume tanah. Kadar air (w) atau jumlah kandungan
air dalam tanah didefinisikan sebagai perbandingan berat air dengan berat
butiran tanah untuk suatu volume tanah, yaitu :
W
w
w=W (2.8)
s
Berat volume tanah (γ) adalah berat total tanah per satuan volume
total, yaitu :
W
γ= (2.9)
V
Berat volume tanah dapat juga dinyatakan dalam berat butiran tanah,
kadar air, dan volume total, dari persamaan (2.2), (2.8) dan (2.9).
W 1 +W W
W Ws + Ww s ( ws ) Ws (1 + w)
γ= = = = (2.10)
V V V V
Berat volume yang diberikan dalam persamaan 2.9 dapat pula diartikan lain
sebagai berat volume basah (moist unit weight).
Seringkali, dalam pekerjaan geoteknik perlu juga untuk mengetahui
berat per satuan volume, tidak termasuk air yang dikandung dalam tanah.
Berat volume ini diartikan sebagai berat volume kering (dry unit weight, γd).
W
s
γd = (2.11)
V
Dari persamaan 2.10 dan 2.11, hubungan berat volume, berat volume kering,
dan kadar air dapat diberikan sebagai berikut :
γ
γd = (2.12)
1+ w
Dalam satuan Sistem Internasional atau SI (Système International), satuan
yang digunakan untuk menyatakan berat volume adalah kilo Newton per meter
kubik (kN/m2). Dikarenakan satuan Newton (N) adalah satuan turunan, dapat
pula menyatakan berat volume tanah dalam rapat masa tanah (soil mass density,
ρ). Satuan SI untuk rapat masa adalah kilogram per meter kubik (kg/m3).
Persamaan massa jenis dapat ditulis serupa dengan persamaan
2.9 dan 2.11, yaitu :
M
ρ= (2.13)
V
dan, M
s
ρd = (2.14)
V
dimana, ρ = rapat masa tanah (kg/m3),
ρd = masa jenis kering (kg/m3),
M = massa total sample tanah (kg),
Ms = massa butiran tanah (kg).
e = Gsγ w − 1 (2.17)
γd
Karena berat air dalam elemen tanah adalah wGsγw, volume yang terisi
oleh air adalah :
V =Ww = w.Gs γ w = wG
w s
γw γw
Kemudian, berdasarkan definisi dari derajat kejenuhan [persamaan (2.5)],
S = Vw = wGs
V e
v
Gambar 3: Elemen tanah pada kondisi jenuh air dengan volume bagian padat
padat Vs = 1
Jika sample tanah dalam keadaan jenuh air, yaitu ruang-ruang pori
terisi penuh oleh air (Gambar 3), maka hubungan berat jenis jenuh
(saturated unit weight, γsat) dapat dinyatakan :
γ =W W+W G γ w + eγ w (Gs + e)γ w
sat
= sw
= s
= (2.19)
V V 1+ e 1+ e
Dan juga, dari persamaan 2.18, untuk S = 1 :
e = wGs (2.20)
Bila dinyatakan dalam rapat masa, dalam satuan SI, dengan mengacu
pada hubungan berat volume seperti dalam persamaan 2.15, 2.16, dan 2.19
maka dapat ditulis :
Rapat masa = ρ =
(1+ w)Gs ρw (2.21)
1+ e
Gs ρw
Rapat masa kering = ρd = 1+ e (2.22)
Ww (masa air) ⋅ g Mw
w = Ws = ( masa bagian padat).g = M s
Dimana, Mw = massa air.
Karena masa tanah dakan elemen tanah adalah Gsρw, massa air :
M w = w ⋅ M s = w ⋅ Gs ⋅ ρw
Dari persamaan 2.13, rapat massa :
M M + M G ρ + wG ρ (1+ w)G ρ
ρ= = s w = s w s w = s w
Ws = Gsγw (1 – n) (2.24)
Ww = wWs = wGsγw (1 – n) (2.25)
Sehingga, berat volume kering :
W
s Gs γ w (1− n)
γd = = = Gs γ w (1− n) (2.26)
V 1
Dan, berat volume basah adalah :
Ws + Ww
γ= = Gs γ w (1− n ) (1+ w) (2.27)
V
Gambar 6 menunjukkan contoh tanah dalam kondisi jenuh air dan
mempunyai V = 1. Berdasarkan gambar ini maka,
γ
W+W (1− n)⋅Gs γ w + nγ w = 1 − n G + nγ
= =
) (2.28)
sw
(
sat s w
V 1
Kadar air tanah pada kondisi jenuh air dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ww n ⋅γ w n
w = Ws = (1 − n )γ w Gs = (1− n )Gs (2.29)
ρ'=
( Gs −1) ρ (2.32)
w
(1+ e)
Tabel 2: Berbagai bentuk hubungan untuk γ, γd dan γsat
Berat volume basah, γ Berat volume kering, γd Berat volume jenuh, γsat
Parameter Hubungan Parameter Hubungan Parameter Hubungan
1+e 1+e Gs d w
(Gs − 1) w
+ w) sat 1+e
1+w
S, Gs, w Gsγw,(1 – n) + e, w, S eSγ w n, wsat sat
n γw
nSγw ( 1 + e )w 1+e
γsat, e eγ w γd, e e
γ γ
sat − d + γw
1+e 1 +e
γsat, n γsat –nγw γd, n γd + nγw
Gs, n Gsγw(1 –n) Gs , n [(1 – n)Gs + n]γw
γd,wsat γd (1 + wsat)
1 1
−
γ d min γ
d γ d − γ d ( min ) γ d ( max)
( ) =
Dr = (2.39)
1 1 γ −γ γd
d ( max )
− d ( min)
)
γd ( min ) γ d ( max)
Dengan,
γd(min) = berat volume kering dalam kondisi lepas (yaitu untuk emax), γd = berat
volume kering di lapangan (yaitu untuk e),
γd(max) = berat volume kering dalam kondisi padat (yaitu untuk emin).