Anda di halaman 1dari 1

Berdasarkan analisis DMRT 5% ternyata perlakuan Glibenclamide berpengaruh nyata terhadap kadar

glukosa darah tikus pada seluruh waktu pengamatan. Pada akhir perlakuan, Glibenclamide dapat
menurunkan kadar glukosa darah sebesar 35,66%. Ganiswara (1995) dan Hardjasaputra et al., (2002),
menyatakan bahwa Glibenclamide merupakan salah satu obat turunan sulfonilurea dengan potensi
penurunan kadar glukosa darah lebih tinggi dibanding sulfonilurea lain.

Pengolahan dan Analisis Data

1. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas


Data Analisis statistik dilakukan dengan bantuan program statistik. Hasil penelitian akan
dianalisis apakah memiliki distribusi normal atau tidak secara statistik dengan uji normalitas
Kolmogorov Smirnov karena jumlah sampel N> 50. Jika distribusi data normal, maka didapatkan
hasil p>0,05. Jika tidak normal maka dilakukan transformasi data terlebih dahulu (Dahlan, 2013).
Dan Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data
sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama.

2. Uji One Way ANOVA


Jika distribusi data normal dilanjutkan dengan metode uji parametrik one way ANOVA. Namun,
apabila distribusi data tidak normal dan varians 38 data tidak homogen, maka alternatifnya
dipilih uji Kruskal-Wallis (Dahlan, 2013).

3. Uji Post Hoc LSD (Least Significant Difference)


Jika pada uji one way ANOVA menghasilkan nilai p<0,05 (hipotesis dianggap bermakna), maka
akan dilanjutkan dengan melakukan analisis post-hoc LSD untuk mengetahui perbedaan antar
kelompok yang lebih terinci sehingga didapatkan kelompok perlakuan mana yang mempunyai
efek lebih baik (Dahlan, 2013)

4. Uji regresi
Uji regresi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variable bebas dengan
variable terikatnya.

Anda mungkin juga menyukai