BENGKEL ELEKTRONIKA
“ POWER SUPPLY “
Di susun Oleh :
NIM : 11502241001
KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
2011
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami penggunaan peralatan tangan.
2. Mahasiswa dapat memahami pengunaaan peralatan mesin.
3. Mahasiswa dapat merancang peralatan elektronika.
B. Dasar Teori
Power Supply merupakan pemberi sumber daya bagi perangkat
elektronika. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh power supply arus
searah DC (direct current) yang stabil agar dapat dengan baik. Baterai atau
accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi
yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup.
Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating
current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu
perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Pada
tulisan kali ini disajikan prinsip rangkaian catu daya (power supply) linier
mulai dari rangkaian penyearah yang paling sederhana sampai pada power
supply dengan regulator zener, op amp dan regulator 78xx.
PENYEARAH (RECTIFIER)
Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan
pada gambar dibawah berikut ini. Transformator diperlukan untuk
menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya
menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.
sehingga jika ini disubsitusi ke rumus (4) dapat diperoleh persamaan yang
lebih sederhana :
Vr = VM(T/RC) …. (6)
VM/R tidak lain adalah beban I, sehingga dengan ini terlihat
hubungan antara beban arus I dan nilai kapasitor C terhadap tegangan
ripple Vr. Perhitungan ini efektif untuk mendapatkan nilai tengangan
ripple yang diinginkan.
Vr = I T/C … (7)
Rumus ini mengatakan, jika arus beban I semakin besar, maka
tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C
semakin besar, tegangan ripple akan semakin kecil. Untuk penyederhanaan
biasanya dianggap T=Tp, yaitu periode satu gelombang sinus dari jala-jala
listrik yang frekuensinya 50Hz atau 60Hz. Jika frekuensi jala-jala listrik
50Hz, maka T = Tp = 1/f = 1/50 = 0.02 det. Ini berlaku untuk penyearah
setengah gelombang. Untuk penyearah gelombang penuh, tentu saja
fekuensi gelombangnya dua kali lipat, sehingga T = 1/2 Tp = 0.01 det.
Penyearah gelombang penuh dengan filter C dapat dibuat dengan
menambahkan kapasitor pada rangkaian gambar 2. Bisa juga dengan
menggunakan transformator yang tanpa CT, tetapi dengan merangkai 4
dioda seperti pada gambar-5 berikut ini.
Bahan
1. PCB
2. Plat alumunium
3. Timah
4. Kabel (secukupnya)
5. Pelarut (secukupnya)
6. Jack kabel AC
7. Capit buaya (3 buah)
8. Kaki bok (4 buah)
9. Baut spacer ( 6 buah)
10. Baut bok (4 buah)
11. Led
D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Berdoalah sebelum memulai kegiatan belajar.
2. Periksalah terlebih dahulu semua komponen aktif maupun pasif
3. Sebelum melaksanakan pengamatan dan melakukan pembuatan
rangkaian rectifier bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar
kegiatan belajar.
4. Tanyakan pada dosen atau guru pembimbing jika mengalami kesulitan
dalam melakuka praktek.
5. Hati-hati dalam penggunaan peralatan pratikum.
E. Langkah kerja
1. Pertama – tama kita menyiapkan gambar desain layout PCB yang
akan kita buat.
2. Print dan gunting layout bawah sesuai ukuran yang telah di
intruksikan.
Layout Atas
Layout Bawah
3. Potong hasil print layout bawah sesuai ukuran yang telah
ditentukan yaitu : 6 x 12 cm
18. Setelah semua box atas dan bawah sudah kering, rangkai dan
pasang rangkaian power supply pada pada box.Seperti gambar dibawah.
F. Kesimpulan
1. Untuk membuat suatu rangkaian harus dibuat suatu rencana agar
langkah –langkah yang di lakukan benar dan hasilnya tepat.
2. Untuk menghasilkan rangkaian Power Suply dengan tepat, harus
memenuhi prosedur dan langkah-langkah sebelumnya,agar rangkaian
jadi dengan sempurna.
3. Hasil keluaran tegangan output pada power suply tidak sesuai teori
yang dijelaskan.Yaitu 12V (CT – 12), 12V (12 – CT) dan 24 (12-12),
tetapi harga tegangan output berkisar 11,8V – 12V untuk 12V (CT–12)
dan 23,6 V – 24V untuk 24V (12 – 12).
G. Saran
1. Untuk bengkel peralatan sebaiknya harus dilengakapi lagi untuk
memudahkan praktikum dalam perkuliahan karena masih banyak alat
ukur yang todak stabil atau tidak standart.
2. Untuk melakukan praktik harus mengamati dan mencermati langkah
langkah kerja dan symbol yang tertera sesuai dengan ketentuan, agar
praktik berjalan dengan lancar.
3. Penggunaan suatu alat lab harus sesuai dengan aturan dan ketentuan
agar tidak terjadi kerusakan terhadap alat lab tersebut.
4. Untuk mlaksanakan proyek pada bengkel, peserta praktikum harus
memakai perlengkapan pengamamanan, supaya tidak terjadi
kecelakaan.