Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikator yang baik yaitu apabila ia berkomunikasi sesuai dengan


motivasi dari dalam dirinya. Yakni motivasi untuk memberikan pengetahuan baru
bagi pendengarnya. Namun, permasalahannya yaitu tidak semua orang mampu
berbicara dengan baik dan benar di depan banyak orang. Hal tersebut sesuai
dengan pengalaman saya dan sebagian teman saya, bahwa untuk berbicara di
depan banyak orang terdapat beberapa halangan yang terkadang tidak bisa
diidentifikasikan alasannya.
Setiap orang pasti merasa tidak percaya diri untuk berbicara di depan
umum. Akibatnya, munculah suatu persepsi bahwa untuk menjadi seorang public
speaking haruslah memiliki kemampuan mendasar yang dinamakan softskill.
Akan tetapi, masih banyak pulapublic speaking ternama yang berkata bahwa
dirinya selalu mengalami grogi sesaat sebelum berbicara di depan para calon
pendengarnya. Artinya, keterbatasan softskillbukanlah alasan bagi seseorang
untuk tidak mampu terampil berbiacara di depan orang banyak. Ketidakpercayaan
diri itu dipengaruhi oleh sejauh mana seseorang mempersiapkan dirinya untuk
tampil di depan publik, baik dari segi topik pembicaraan, fisik, maupun mental.
Permasalahan lain yang biasa di alami yaitu kurangnya penguasaan materi
yang akan disampaikan. Seorang pembicara selalu berharap mendapatkan banyak
dukungan terhadap pendapat dan materi yang akan ia sampaikan. Akan tetapi,
sebagian besar orang cenderung merasa rendah diri terhadap permasalahan ini.
Khususnya ketika ia membandingkan dirinya dengan tingkat status, nilai,
penampilan, penghasilan, atau kecerdasan dari calon pendengar yang akan
dihadapinya. Secara langsung hal ini akan menyebabkan depresi. Maka dari itu,
dibutuhkanlah sebuah kekuatan dari dalam diri individu untuk selalu berpikir
positif. Potensi-potensi yang ada pada diri mereka hanya butuh ditampilkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari berbicara dan public speaking ?
2. Apa manfaat dari public speaking ?
3. Apa saja jenis jenis public speaking ?
4. Bagaimana strategi dan Teknik dari public speaking ?
5. Bagaimana Cara Mengatasi Gugup saat Public Speaking ?

1
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menambah pengetahuan tentang definisi dari
berbicara dan Public Speaking.
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang manfaat Public
Speaking.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang jenis-jenis
Public Speaking.
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang strategi Public
Speaking.
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui cara mengatasi gugup
saat Public Speaking.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau


kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.sedangkan seorang public speaker pun dituntut untuk
mampu memilih metode yang tepat untuk menyampaikan pesannya. Berbicara
merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,
psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas
sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol
sosial.

Tujuan public speaking tidak terlepas dari tujuan komunikasi, yaitu


menyampaikan pesan atau ide kepada publik dengan metode yang sesuai sehingga
publik bisa memahami pesan atau ide, dan kemudian memperoleh manfaat dari
pesan tersebut

B. Manfaat dari Public Speaking

Banyak sekali manfaat ketika seseorang memiliki kemampuan public speaking,


diantaranya:
1. Meningkatkan profesionalisme
Sebagai seorang karyawan atau pimpinan, public speaking skill
merupakan salah satu kemampuan yang harus Anda kuasai. Dengan
kemampuan public speaking yang Anda miliki akan semakin
meningkatkan profesionalisme kerja Anda.

2. Meningkatkan kemampuan dan kualitas diri


Secara tidak lansung kemampuan public speaking akan mengasah
kemampuan diri yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas diri
Anda.

3. Memperluas jaringan
Kemampuan berkomunikasi dengan baik atau public speaking yang
Anda miliki dapat memperbanyak teman, kenalan, rekan bisnis yang bisa
memperluas jaringan Anda.

4. Meningkatkan rasa percaya diri


Percaya atau tidak, jika Anda terbiasa berbicara di depan umum dan
selalu sukses saat melakukannya, rasa percaya diri Anda secara otomatis
juga akan semakin meningkat.

3
Rasa percaya diri ini bisa Anda tuangkan dalam berbagai aspek kehidupan
yang bisa mendorong Anda menjadi sukses

5. Meningkatkan kemampuan mempengaruhi


Kemampuan public speaking skill atau keterampilan berbicara di
depan umum yang Anda miliki dapat meningkatkan kemampuan untuk
mempengaruhi atau persuasif.

6. Mengurangi ketidaktahuan
Ketika Anda memutuskan untuk menjadi seorang public speaker maka
pada saat itu juga Anda telah memutuskan untuk mengurangi
ketidaktahuan Anda dalam segala bidang. Karena pada dasarnya seorang
public speaker selalu mencari tahu informasi atau ilmu-ilmu baru untuk
bisa mereka sampaikan ke orang lain.

7. Memahami dan menyelesaikan masalah


Pada dasarnya sebuah masalah datang biasanya karena sebuah
komunikasi yang kurang baik. Masalah itu bisa datang kapan saja dan
harus diselesaikan dengan cara yang murah dan sederhana yaitu
komunikasi. Seorang public speaker biasanya mampu memahami masalah
dan menyelesaikan masalah karena mereka tahu dimana menempatkan
bahasa atau berkomunikasi dengan baik

C. Jenis-jenis berbicara

a. Berbicara berdasarkan situasi


Dilihat berdasarkan situasi, berbicara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Secara formal, meliputi :
 Ceramah
 Perencanaan dan penilaian
 Interview
 Prosedur parlementer
 Bercerita
 Diskusi
2. Secara informal, meliputi :
 Tukar pengalaman
 Percakapan
 Menyampaikan berita
 Menyampaikan pengumuman
 Bertelepon
 Member petunjuk

4
b. Berbicara berdasarkan tujuan
Berbicara di muka umum pada masyarakat atau public speaking yang
mencakup empat jenis, yaitu :
 Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan, yang bersifat informative (invormative speaking),
 Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat membujuk, mengajak,
mendesak, meyakinkan (persuasive speaking),
 Berbicara dalam situasi-situasi yang bersifat merundingkan dengan
tenang dan hati-hati (deliberative speaking).
 Berbicara pada konferensi (conference speaking) :
Diskusi kelompok (group discussion), yang dibedakan atas :
a) Tidak resmi (informal), dan masih diperinci lagi atas :
 Kelompok studi (study groups)
 Kelompok pembuat kebijaksanaan (policy making
groups)
 Komik
b) Resmi (formal) yamg mencakup pula:
 Konferensi
 Diskusi panel
 Simposium
 Prosedur parlementer (parliamentary prosedure)
 Debat

c. Berbicara Berdasarkan Penyampaian


Sang pembicara sendiri dapat menentukan yang terbaik dari empat metode
yang mungkin dipilih (Mulgrave, 1954: 25), yaitu:

1. Penyampaian secara mendadak (impromptu delivery);


Seseorang yang tidak terdaftar untuk berbicara mungkin saja dipersilakan
berbicara dengan sedikit atau atau tanpa peringatan. Oleh karena itu, sedikit
mungkin dia hanya mempunyai waktu untuk memilih ide pokok sebelum
harus mulai berbicara/berpidato secara mendadak. Dia harus mempergunakan
pengalamannya bagi perkembangan dan penyesuaian yang perlu sebaik dia
mulai melangkah maju. Semakin sederhan dibuat, organisasinya akan baik.
Lelucon-lelucon atau insiden-insiden dari pengalamannya biasanya akan
merupakan bahan penunjang yang terbaik.

2. Penyampaian tanpa persiapan (extemporaneous delivery);


Sang pembicara yang ingin memanfaatkan keuntungan-keuntungan
penyesuaian maksimum pada kesempatan dan penyimak secara langsung,
dapat mempersiapkan diri sepenuhnya sejauh waktu dan bahan mengizinkan.

5
Dia haruslah mengetahui ide utamanya dan urutan yang mantap dari ide-
idenya, tetapi hendaknya dia memilih bahasa yang tepat sebaik dia berbicara.
Pengulangan-pengulangan akan turut mempermudah pilihan tersebut. Pada
umumnya, kian sedikit catatan yang dibuatkan kian baik, sebab catatan-
catatan itu turut menghambat penyajian yang lancar dan bersemangat seta
diselingi oleh transisi-transisi yang terjadi. Kalaupun catatan harus
dipergunakan, haruslah dibatasi pada hal-hal yang amat penting dan singkat-
singkat, yang ditulis pada kartu kecil.

3. Penyampaian dari naskah (delivery from manuscript);


Penyampaian dari naskah biasanya dilaksanakan pada saat-saat yag amat
penting dan kerapkali digunakan buat siaran-siaran radio atau televisi. Sang
pembicara haruslah mampu memehami makna yang dibacanya itu dan
memelihara serta mempertahankan hubungan yang erat dengan para
pendengar. Dia memandang pendengarnya sebanyak mungkin dan kepada
naskahnya sesedikit mungkin. Dia harus mampu menciptakan pikiran itu
setiap kali dia menyajikannya kepada pendengar, dengan penuh perhatian
terhadap responsi para pendengar.

4. Penyampaian dari ingatan (delivery from memory).


Keberhasilan berbicara yang penyampaiannya dari ingatan menuntut sang
pembicara menguasai bahan pembicaraannya selengkap mungkin sehingga,
dia tidak menghadapi masalah dalam hal bahasa dan dapat mencurahkan
seluruh perhatian pada komunikasi langsung dari pikiran dan perasaa. Akan
tetapi, ingatannya pun harus juga mengizinkan spontanitas yang serupa pada
penyajian tanpa persiapan, lebih-lebih pada hal-hal yang perlu di sisipkan atau
diinterpolasi kalau memang keadaan menghendakinnya.

d. Berbicara Berdasarkan Peristiwa Khusus yang Melatarbelakangi


Cara yang paling menjamin serta memadukan suatu perasaan persahabatan
adalah melalui obrolan hiburan. Menciptakan suatu membuat/menimbulkan
kebanggaan menjadi anggota kelompok tersebut. Sasaran diarahkan kepada
peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang penuh kelucuandan kegelian yang
sederhana. Media yang paling sering dipergunakan untuk maksud tersebut
adalah senibercerita atau mendongeng (the art of story-telling) lebih-lebih
cerita yang lucu, jenaka, menggelikan.

6
Kesempatan-kesempatan bagi pembicaraan yang bersifat kekeluargaan
atau persahabatan, antara lain:
1. Pidato sambutan selamat datang,
2. Pidato perpisahan,
3. Pidato penampilan, penyajian, dan perkenalan,
4. Pidato jawaban atau balasan,
5. Pidato atau sambutan dalam pembukaan suatu upacara, pemberian ijazah,
dan lain-lain,
6. Pembicaraan sesudah makan,
7. Pidato atau sambutan pada saat-saat memperingati hari jadi, dan hari ulang
tahun,
8. Pidato atau sambutan penghiburan, pertunjukan, dan lain-lain, serta
9. Pidato atau kata-kata pujian tentang seseorang yang telah meninggal
dunia.
(Powers, 1951 : 208)

e. Berbicara berdasarkan jumlah pendengar


Berdasarkan jumlah pendengar, berbicara dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu :
1. Berbicara antar pribadi atau empat mata : terjadi apabila dua
pribadi membicarakan, mempercakapkan, merundingkan, atau
mendiskusikan sesuatu.
2. Berbicara dalam kelompok kecil : Terjadi apabila seorang
pembicara menghadapi sekelompok kecil pendengar, misalkan tiga
sampai lima orang.
3. Berbicara dalam kelompok besar : Terjadi apabila seorang
pembicara menghadapi pendengar berjumlah besar atau masa.

f. Berbicara berdasarkan peristiwa khusus yang melatarbelakangi


Berdasarkan peristiwa khusus yang melatarbelakangi, bicara khusus pidato
dapat digolongkan dalam enam jenis, yakni :
1. Pidato presentasi :Pidato yang dilakukan dalam suasana pembagian
hadiah.
2. Pidato sambutan :Yang berisi ucapan kepada tamu.
3. Pidato jamuan :Berupa ucapan selamat, mendoakan kesehatan buat tamu
dan sebagainya.
4. Pidato perkenalan : berisi pihak yang memperkenalkan tentang nama,
jabatan, pendidikan, pengalaman kerja, keahlian yang diperkenalkan
kepada tuan rumah.
5. Pidato nominasi : berisi pujian atau alasan, mengapa sesuatu itu
diunggulkan public speaking.

7
D. Strategi dan Teknik Public Speaking

1. Teknik Public Speaking

Untuk menjadi pembicara yang menarik dan dapat memberikan pengaruh


bagi pendengar, diperlukan teknik-teknik public speaking,antara lain:

a. Teknik Ice Breaking


 Pembukaan yang menarik : Pembukaan adalah impresi pertama,
artinya hal itu dapat mempengaruhi pandangan audiens
terhadap public speaker selama presentasi. Sesingkat apapun waktu
untuk melakukan presentasi, pembukaan tetaplah harus penuh
kehangatan. Pembukaan dapat dilakukan dengan sebuah ilustrasi
atau cerita yang sedang marak, tetapi relevan dengan topik
pembiaraan. Saat menyampaikannya, tunjukkan wajah yang
bersahabat, ramah, dan dekat.
b. Gunakan Joke
 Humor kemungkinan mengandung resiko. Hal ini dikarenakan oleh
sifatnya yang universal, sedangkan selera tiap individu sanagt
personal dan individual. Tetapi, meskipun mengandung resiko
humor yang baik dapat menjadi awal yang efektif untuk mencari
perhatian para pendengar. Bahan-bahan joke sangat luas, karena
dapat diambil dari berbagai cerita, kasus sehari-hari, gambar iklan,
pengalaman orang lain, hasil riset, dan sebagainya.

c. Teknik Vokal
Penyampaian vokal yang baik didapatkan apabila seorang public
speaking menguasai tiga hal berikut:

1. Pernapasan
Posisi yang baik untuk mengontrol pernapasan adalah berdiri tegak
agar memberikan ruang yang lebih baik kepada paru-paru. Untuk
berbicara di depan publik, diperlukan ruang suara yang solid agar dapat
menyampaikan kalimat yang panjang pada volume suara yang benar.
2. Volume
Keberhasilan dalam berbicara tidak selalu ditentukan oleh kerasnya
suara. Volume suara ketika berbicara di depan publik hanya sedikit lebih
keras dari volume berbicara sehari-hari. Berbicara dengan volume keras
hanya diperlukan pada bagian-bagian tertentu saja. Selebihnya, berbicara
keras terlalu sering dapat menyebabkan tenggorokan rusak dan audiens
pun bosan.

8
3. Ekspresi vokal
Ekspresi adalah faktor penting dalam pengolahan suara. Suara yang
baik akan lebih berarti jika disertai dengan ekspresi yang tepat. Ekspresi
terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a) pitch, faktor tinggi rendahnya suara,
b) pace, faktor kecepatan berbicara,
c) phrasing,faktor kecakapan memenggal kalimat, dan disertai dengan
jeda.

2. Strategi dan persiapan tersebut dalam empat hal, yaitu:


1. Pengenalan Audiens

Pengenalan audiens dapat membekali kita dalam memilih bahan,


menyusun, dan menyajikannya dengan strategi yang tepat. Hal ini dikarenakan
pengetahuan kita tentang publik akan menjadi konkret.

Untuk mengenali calon audiens, terdapat hal-hal umum dan khusus yang
perlu diperhatikan, antara lain:

a) Hal umum : Jumlah audiens, rentang usia, jenis kelamin,


pekerjaan, pendidikan, agama, sosial-politik-ekonomi, dan adat
budaya.
b) Hal khusus
 Perhatikan motivasi kedatangan audiens
 Perhatikan tingkat pengetahuan auidens
 Perhatikan kemungkinan reaksi atau sikap audiens

2. Pengorganisasian Materi ( Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati


kita)

Kalau pokok pembicaraan yang hendak disampaikan memang menarik


hati kita sebagai pembicara, hampir-hampir dapat dipastikan akan menarik
perhatian para pendengar juga. Kebanyakan orang akan lebih cenderung,
mendengarkan suatu pembicaraan yang baik mengenai suatu pokok atau judul
yang disenangi oleh sang pembicara daripada suatu pembicara yang
membosankan mengenai suatu hal yang sedikit diketahui oleh sang pembicara.
Semakin banyak informasi yang dapatkan maka akan semakin baik persiapan
materinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain

9
a) Mengetahui informasi yang dibutuhkan seperti : Membatasi pokok
pembicaraan.

Tidaklah mungkin menceritakan segala sesuatu secara terperinci dari


setiap pokok pembicaraan dalam waktu singkat. Dengan jalan membatasi
pokok pembicaraan maka mungkinlah kita mencakup suatu bidang
tertentu secara baik dan menarik. Kalau kita coba mempelajari terlalu
banyak hal, mau tidak mau pembicaraan kita menjadi terlalu umum dan
akan meninggalkan kesan yang samar-samar pada para pendengar.

b) Mengetahui sumber informasi


c) Memilih beberapa informasi dari beberapa kumpulan yang telah
didapatkan
d) Menyusun struktur materi seperti : Mengumpulkan bahan-bahan dan
Menyusun bahan.

Andai kata kita telah biasa dengan pokok masalah yang hendak
disampaikan maka yang menjadi masalah adalah mencari bahan yang
lebih banyak yang diperlukan. Akan tetapi, bila kita membutuhkan bahan
tambahan, kita dapat mengkumpulkannya dari berbagai sumber, misalnya
dari buku-buku, eksiklopedia, majalah, makalah, dan lain-lain. Kalau
kebetulan ada orang-orang ahli dalam bidang itu yang dapat kita hubungi,
kita dapat mengadakan wawancara dengan mereka.

Pembicaraan yang hendak disampaikan hendaknya (dan biasanya)


terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1. Pendahuluan

Rencanakanlah menarik perhatian para pendengar dalam kalimat


pembuka. Kita dapat memulai dengan suatu pertanyaan yang merangsang
atau suatu pernyataan yang menimbulkan rasa ingin tahu dari para
pendengar.

10
2. Isi

Dalam merencanakan isi pembicaraan, kita harus membuat suatu


bagan butir-butir penting yang akan ditelusuri. Rencanakanlah
mempergunakan kata-kata peralihan yang akan memudahkan para
pendengar mengikuti gagasan-gagasan kita. Misalnya:

Pertama-tama…. Kedua … ketiga … akhirnya …

Langkah pertama … langkah kedua …

Kalimat-kalimat dalam isi pembicaraan kita hendaklah bersemangat,


bergairah, antusias, logis, dan spesifik.

3. Simpulan

Simpulan sebaiknya tidak lebih dari satu atau dua kalimat. Simpulan
hendaknya merangkumkan butir-butir penting dari pembicaraan kita.
Beberapa kata terakhir hendaklah dipilih yang tepat dan baik yang
diucapkan dengan penuh semangat dan penekanan.

3. Pengenalan Tempat

Seorang pembicara yang baik akan mengenali terlebih dahulu medan


dimana ia akan berbicara. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Hadir sekurang-kurangnya satu jam sebelum acara dimulai untuk


melihat kondisi fisik secara keseluruhan.
b. Pastikan posisi saat akan berbicara
c. Perhatikan outdoor atau indoor
d. Perhatikan syarat kebutuhan anda untuk berbicara, seperti
kelengkapan audio visual.

11
4. Penampilan Fisik

Audiens cenderung akan memberikan penilaian ketika mendapat kesan


pertama yang diberikan oleh pembicara. Maka dari itu, banyak hal yang harus
diperhatikan secara mendetil, antara lain:

a) Kerapian, kebersihan, dan kesesuaian pakaian


b) Kenampakan fisik saat tampil, seperti :
 Berdiri santai tetapi tegap.
 Kaki harus rapi dan terlihat sopan.
 Keadaan tangan santai dan dapat melakukan gerakan yang
seproporsional mungkin.
 Wajah terlihat meyakinkan tetapi tidak tegang

E. Cara Mengatasi Gugup saat Public Speaking


Seseorang yang sudah mengetahui faktor-faktor penyebab kecemasan
berbicara di depan umum, tidak hanya terbebas dari perasaan cemas dan takut,
namun juga akan menikmati posisinya sebagai seorang pembicara yang
diperhatikan banyak pendengar. Berikut ini beberapa prinsip yang dapat kita
pegang untuk mengatasi kecemasan berbicara di depan umum.

1. Kecemasan Berbicara di Muka Umum Bukan Berasal dari Dalam


Kebanyakan orang, percaya bahwa seluruh hidup ini patut dicemaskan.
Untuk mengatasi kecemasan ini secara efektif, perlu disadari bahwa kita tidak
perlu mencemaskan hidup, termasuk dalam berbicara di depan umum. Ribuan
orang telah belajar untuk bericara di depan umum tanpa rasa cemas (kalaupun ada
hanya sedikit sekali). Pada mulanya, mereka sangat cemas. Lutut mereka gemetar,
suara bergetar, dan pikiran menjadi kacau. Namun, mereka berhasil menghapus
kecemasan itu.

2. Tidak Harus Cerdas dan Sempurna


Walaupun hanya memiliki kemampuan rata-rata, bahkan di bawah rata-
rata, Anda masih bisa menjadi pembicara sukses. Itu tergantung bagaimana Anda
mendefinisikan kata “sukses” itu sendiri. Percayalah, audiens itu tidak
mengharapkan Anda tampil sempurna. Inti dari berbicara di depan umum adalah
memberikan sesuatu yang bernilai dan bermakna bagi audiens. Jika audiens
pulang sambil membawa sesuatu yang bermanfaat, maka mereka akan menilai
anda telah sukses. Jika mereka pulang dengan perasaan yang lega atau merasa
mendapat manfaat untuk pekerjaannya, maka mereka akan menganggap bahwa
tidak sia-sia meluangkan waktu untuk mendengarkan paparan anda.

12
3. Hanya Membutuhkan Dua atau Tiga Pokok Utama
Pembicara tidak perlu menyuguhkan segunung fakta pada audiens. Banyak
penelitian menunjukkan bahwa hanya sedikit sekali yang mampu diingat audiens
(kecuali jika mereka mencatat). Pilihlah dua atau tiga point saja. Bagi audiens,
mereka bisa membawa pulang dua atau tiga hal yang bermanfaat. Jika pembicara
bisa menghindari kompleksitas yang tidak perlu. Ini berarti, tugas sebagai
pembicara menjadi lebih ringan dan menyenangkan.

4. Mempunyai Tujuan yang Tepat


Kesalahan besar yang sering dilakukan oleh orang yang berbicara di depan
umum adalah mereka tidak mempunyai tujuan yang tepat. Inilah yang sering
menyebabkan kecemasan dan stress, tanpa mereka sendiri. Ada seorang
pembicara pernah berpikir bahwa tujuan utama berpidato adalah membuat semua
orang yang hadir setuju dengan pendapatnya. Oleh karena itu, ia berusaha keras
untuk meyakinkan semua audiens. Jika ada satu orang yang tidak setuju, ia
langsung meradang. Jika ada orang yang pulang terlebih dulu, tertidur, atau
tampak tidak tertarik, ia merasa telah gagal. Namun, kemudian ia menyadari
ambisi seperti ini tidak ada gunanya. Apakah ada pembicara yang meyakinkan
100% orang yang mendengarnya? Jawabannya: tidak ada. Sesungguhnya, sekeras
apapun upaya anda, selalu saja ada orang yang tidak sepakat dengan anda. Ini hal
yang biasa. Di dalam kumpulan orang, selalu ada perbedaan pendapat, penilaian
dan tanggapan. Ada yang positif, ada pula yang negative.

5. Kunci Sukses Adalah tidak Menganggap Diri Anda Seorang


Pembicara
Prinsip ini tampak paradoks. Kebanyakan orang telah terpengaruh oleh
pembicara yang sukses. Kemudian, agar sukses, Anda berusaha sekuat tenaga
memperlihatkan kualitas tertentu yang sebenarnya tidak Anda miliki. Akibatnya,
Anda menjadi putus asa ketika gagal meniru karakteristik dari orang terkenal yang
dianggap sebagai kunci sukses tersebut.

6. Kerendahan Hati dan Humor Sangat Menarik Perhatian


Ada dua hal yang dapat digunakan seseorang untuk menarik perhatian
orang lain ketika berbicara di muka umum, yaitu kerendahan hati dan humor.
Semua orang mengenal humor. Jika humor itu tidak menyakiti siapa pun, cukup
lucu, dan sesuai dengan tema pembicaraan, silahkan Anda lakukan. Humor selalu
menarik, meskipun Anda tidak cakap menyampaikannya. Sedangkan, yang
dimaksud kerendahan hati adalah mengemukakan kelemahan dan kegagalan
Anda.

13
7. Apa yang Terjadi Selama Berbicara, Manfaatkan untuk Keuntungan
Anda
Salah satu alasan orang takut berbicara di depan umum adalah tidak mau
dipermalukan di hadapan orang banyak. Jika semua kegelisahan itu terjadi,
memang akan membuat pembicara mendapat malu.

8. Anda Tidak Bisa Mengatur Perilaku Khalayak (Audiens)


Ada beberapa hal yang bisa Anda atur, yaitu pikiran, persiapan,
pengaturan alat peraga, dan penataan ruang pertemuan. Tetapi, satu hal yang tisak
bisa diatur, yaitu audiens. Mereka akan bertindak sesuai kehendak mereka. Jika
mereka terlihat lelah atau gelisah, jangan coba-coba untuk mengaturnya. Jika
mereka membaca Koran atau tertidur, biarlah itu sepanjang tidak menganggu yang
lain. Jika mereka tidak menyimak, jangan menghukum mereka. Jika Anda
menganggap bahwa Anda harus mengatur perilaku orang lain, maka Anda akan
stress sendiri. Anda hanya bisa mengatur diri sendiri dan sarana pendukung.

9. Audiens Sesungguhnya Menginginkan Anda Berhasil


Para audiens menghendaki Anda sukses saat menyampaikan materi.
Sesungguhnya, sebagian besar dari mereka sangat takut berbicara di depan orang
banyak.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-


kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan,
dan perasaan.sedangkan seorang public speaker pun dituntut untuk mampu
memilih metode yang tepat untuk menyampaikan pesannya. Berbicara merupakan
suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga
dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.

Tujuan public speaking tidak terlepas dari tujuan komunikasi, yaitu


menyampaikan pesan atau ide kepada publik dengan metode yang sesuai sehingga
publik bisa memahami pesan atau ide, dan kemudian memperoleh manfaat dari
pesan tersebut.

Manfaat dari Public Speaking sendiri, yaitu :

1. Meningkatkan profesionalisme
2. Meningkatkan kemampuan dan kualitas diri
3. Memperluas jaringan
4. Meningkatkan rasa percaya diri
5. Meningkatkan kemampuan mempengaruhi
6. Mengurangi ketidaktahuan
7. Memahami dan menyelesaikan masalah

B. Saran

Diharapkan mahsiswa lebih peka dengan urgensi kemampuan berbicara di


depan publik. Mahasiswa sebaiknya mendalami dengan sendirinya kemampuan
komunikasi publik, khususnya public speaking.

Masyarakat juga sebaiknya memahami pentingnya kemampuan berbicara. Hal


ini dapat mengawali keinginan mereka untuk memperoleh banyak informasi
mengenai perkembangan lingkungan sekitarnya

15
DAFTAR PUSTAKA

Juniarti, Elly dan Pramana. 2006. General Public Speaking. Jakarta: Public
Speaking School.

Maryanto, Bambang. 2007. Contoh-contoh MC dan Pidato. Surabaya: Apolo.

McCarty, Andrew. 2007. Mengembangkan Kepribadian dengan Berpikir


Positif. Romlatul Hikmah, S.Hum, penerjemah. Jakarta: Prestasi Pustakakarya.
Terjemahan dari: How to positive thinking.

Sameto, Hudoro.1996. Kiat Sukses Mengolah Komunikasi. Jakarta: Puspa Sawara.

Tarigan, Hendry Guntur. 1979. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Khayyirah, Balqis. 2013. Cara Pintar Berbicara Cerdas di Depan


Publik. Yogyakarta: DIVA Press.

Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Retorika Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

16

Anda mungkin juga menyukai