Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik


Kepala ruang dan Peningkatan Kualitas Tindakan Perawatan Luka
Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung

Puguh Widiyanto1, Rr Tutik Sri Hariyati2, Hanny Handiyani3

*) Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Magelang. e-mail: ompuguh@alimni.ui.ac.id


**) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jakarta
***) Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jakarta

Abstrak
Prosedur perawatan luka yang tidak standar menjadi penyebab infeksi pascabedah. Supervisi klinik dapat
meningkatkan kualitas praktik keperawatan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh
supervisi klinik terhadap kualitas tindakan perawatan luka. Metoda yang digunakan adalah quasi experimental
pre-post test with kontrol group, teknik accidental pada pengambilan data sebelum dan purposive sampling pada
pengambilan sesudah pelatihan terhadap 66 sampel: 33 kontrol dan 33 intervensi. Hasil penelitian ditemukan
terdapat perbedaan antara kelompok yang diberi pelatihan dan tidak diberi pelatihan (p =0.005) dan ditemukan
adanya pengaruh supervisi terhadap kualitas tindakan perawatan luka (r=0.613, p= 0.005; α=0.05). Kepala
ruang perlu diberikan pelatihan supervisi secara berkesinambungan agar dapat melakukan supervisi dengan
baik.
Kata Kunci: kepala ruang, keperawatan, supervisi klinik, tindakan perawatan luka

44 Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala Ruang Dan Peningkatan
Kualitas Tindakan Perawatan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Puguh Widiyanto, Rr Tutik Sri Hariyati, Hanny Handiyani
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

Latar Belakang dilaksanakan berdasarkan Standar


Kualitas pelayanan keperawatan pada klien Operasional Prosedur (SOP).
pascabedah dapat diukur berdasarkan Masalah yang berkaitan dengan
kualitas tindakan perawatan luka yang ketidakpatuhan perawat dalam tindakan
dilakukan oleh perawat. Salah satu perawatan luka adalah risiko terjadinya
indikator kualitas tindakan keperawatan infeksi luka operasi. Akan tetapi, angka
dapat diketahui dari angka kejadian infeksi kejadian infeksi luka operasi di RSU PKU
nosokomial. Muhammadiyah Temanggung tidak
Nurkusuma (2009) menyimpulkan bahwa didokumentasi dengan baik. Laporan
prosedur perawatan luka yang tidak panitia pengendalian infeksi (PPI) RSU
memenuhi standar menjadi penyebab PKU Muhammadiyah Temanggung
terjadinya infeksi pada pasien pascabedah didapatkan angka yang cukup tinggi pada
dan Zulkarnaen (1999) menyebutkan bahwa 2008 yaitu 20% kejadian infeksi luka
infeksi luka pascabedah yang menempati operasi, pada 2009 tidak tercatat, dan pada
urutan terbesar sebanyak 20 % setelah 2010 relatif sedikit yaitu 0,89%. Sedangkan
infeksi saluran kemih. kejadian pada tahun 2011 PPI RS PKU
Penilaian kualitas tindakan perawatan luka belum menerbitkan laporan karena terjadi
dapat dilakukan dengan membandingkan perubahan kepengurusan.
standar yang dimiliki dengan fakta
pelaksanaan tindakan perawatan luka dan Metode Penelitian
angka kejadian infeksi pascabedah. Standar Desain penelitian adalah “kuasi
pelayanan minimal di rumah sakit experimental pre-post test with “control
kabupaten menetapkan angka infeksi group” dengan intervensi pelatihan
nosokomial rumah sakit kabupaten supervisi. Perhitungan sampel didasarkan
besarnya kurang dari 10% (Kuntjoro & atas perhitungan sampel yang bertujuan
Djasri, 2007). menguji hipotesis beda 2 mean kelompok
Monitoring kegiatan perawatan luka di independen (Lameshow et al 1997)
suatu ruang perawatan yang menjadi didapatkan 33 kegiatan perawatan luka
tanggung jawab kepala ruang melalui untuk tiap kelompok. Pemilihan sampel
kegiatan supervisi pada kegiatan perawatan dilakukan dengan teknik accidental
luka. Penelitian Davis dan Burke (2011) sampling untuk sebelum intervensi dan
menyimpulkan bahwa supervisi klinis purposive sampling digunakan untuk
dianggap efektif untuk membantu pengambilan data setelah intervensi.
meningkatkan perawatan pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan
Penelitian Saifulloh (2009) dengan desain lembar observasi untuk mengidentifikasi
penelitian kuasi eksperimen kegiatan supervisi kepala ruang dan
memperlihatkan pengaruh pelatihan asuhan kegiatan perawatan luka oleh perawat.
keperawatan dan supervisi terhadap
motivasi kerja dan kinerja dengan hasil Hasil Penelitian
positif. Penelitian sebelumya di Norwegia Karakteristik Responden
oleh Hyrkas dan Paunonen-Ilmonen pada Responden penelitian ini adalah seorang
tahun 2001 memperlihatkan bahwa kepala ruang dan empat perawat pelaksana.
supervisi klinis mempengaruhi kualitas Kepala ruang adalah lulusan D III
pelayanan sehingga dapat dianggap sebagai Keperawatan, dengan pengalaman kerja
kegiatan untuk meningkatkan kualitas tujuh tahun. Perawat pelaksana memiliki
praktik keperawatan (Berggren & pengalaman kerja kurang dari lima tahun.
Severinsson 2003).
Kegiatan monitoring yang dilakukan oleh
kepala ruang dengan metode supervisi
dilakukan tidak terjadwal, tidak terstruktur,
tidak tercatat dan tidak diberikan umpan
balik dengan baik. Hasil observasi terhadap
kegiatan perawatan luka belum sepenuhnya

Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala Ruang Dan Peningkatan 45
Kualitas Tindakan Perawatan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Puguh Widiyanto, Rr Tutik Sri Hariyati, Hanny Handiyani
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

Kualitas supervisi kepala ruang dan Grafik 2 memperlihatkan dengan jelas


tindakan perawatan luka sebelum dan gambaran kualitas tindakan perawatan luka
sesudah mendapatkan pelatihan sebelum perlakuan dengan median 70,
supervisi. sedangkan setelah perlakuan menjadi 90.

Perbedaan kualitas supervisi dan


tindakan perawatan luka sebelum dan
setelah dilakukan pelatihan

Tabel 1 menunjukan bahwa nilai supervisi


dari kelompok intervensi (RS PKU
Muhammadiyah Temanggung) sebelum
perlakuan adalah 35% dari nilai total
supervisi, sedangkan setelah intervensi
nilainya mengalami kenaikan menjadi 95%.
Beberapa yang sering tidak dilaksanakan Tabel 2 memperlihatkan bahwa nilai
adalah menyusun jadwal dan supervisi menunjukan adanya perbedaan
menyampaikan materi supervisi, tidak ada yang bermakna antara supervisi yang
dokumentasi, tidak ada rencana tindak dilakukan sebelum dengan setelah kepala
lanjut dan dokumentasi. ruang mendapatkan pelatihan supervisi di
mana setelah mendapatkan pelatihan,
kepala ruang melaksanakan supervisi lebih
baik dengan selisih median 60 (p=0.005;
α=0.05). Tabel 2 juga memperlihatkan nilai
tindakan perawatan luka dimana perbedaan
yang bermakna antara sebelum dengan
setelah dilakukan supervisi oleh kepala
ruang yang mendapatkan pelatihan dengan
selisih nilai median sebesar 20 poin
(p=0.005; α=0.05).

Grafik 1 memperlihatkan dengan jelas Pengaruh Supervisi Kepala ruang


gambaran kualitas supervise sebelum terhadap Tindakan Perawatan Luka
perlakuan dengan median 35, sedangkan sebelum dan sesudah perlakuan.
setelah perlakuan menjadi 95.

Tabel 3 memperlihatkan bahwa pada


pengambilan data pertama menunjukkan

46 Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala Ruang Dan Peningkatan
Kualitas Tindakan Perawatan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Puguh Widiyanto, Rr Tutik Sri Hariyati, Hanny Handiyani
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

adanya pengaruh yang signifikan antara suatu organisasi adalah untuk memenuhi
supervisi dengan perawatan luka dan kemampuan dan fungsi manajer pada
memiliki pola hubungan positif dengan jabatan tertentu agar mampu menjalankan
tingkat kekuatan sedang (p=0.049; r=0.346; fungsinya dengan baik.
α=0.05). Sedangkan pada pengambilan Dalam konteks keperawatan maka
data kedua menunjukkan adanya kemampuan supervisi bagi kepala ruang
peningkatan kekuatan hubungan yang perlu dikembangkan melalui pelatihan
signifikan antara supervisi dengan tindakan supervisi. Kepala ruang dituntut untuk
perawatan luka dengan pola hubungan mampu menjalankan fungsi pengarahan
positif dengan kekuatan hubungan kuat melalui kegiatan supervise pada staf.
(p=0.005; r=0.613; α=0.05). Kemampuan supervisor dalam
melaksanakan supervisi menurut An Bord
Pembahasan Altranais (2003) dalam Pitman (2011)
Kualitas Supervisi Kepala Ruang adalah menyediakan pelayanan yang
Sebelum dan Setelah Mendapatkan berkualitas, karena supervisi berperan
Pelatihan Supervisi. dalam memberikan dukungan, penjaminan
Pelatihan supervisi kepala ruang mutu asuhan, manajemen resiko, dan
memberikan perubahan yang baik. Hal ini mengatur penampilan.
ditunjukan dengan adanya peningkatan Kilminster et al (2007) menyebutkan bahwa
kualitas Supervisi pada tindakan perawatan supervisi yang efektif adalah melakukan
luka. Peningkatan kualitas dari 35% observasi dan memberikan umpan balik
menjadi 95% dibanding standar atau refleksi, membimbing, mencari
menunjukan bahwa kualitas supervisi yang alternatif pemecahan masalah, memberi
ditunjukan kepala ruang meningkat cukup motivasi, menyediakan informasi, dan
tinggi sebesar 60%. Hal ini menunjukkan mengatur pelayanan. Jadi supervisi bukan
bahwa pelatihan supervisi menjadi bagian berfungsi untuk menilai kemampuan staf
penting untuk meningkatkan kualitas kepala tetapi lebih pada upaya memastikan bahwa
ruang menjadi supervisor yang baik. staf memiliki kemampuan sesuai yang
Penampilan kepala ruang pada saat diharapkan.
supervisi juga menunjukkan bahwa
supervisi yang dilakukan tidak efektif, Kualitas Tindakan Perawatan Luka
sebagai mana Kilminster (2007) supervisi Sebelum Dan Setelah Kepala Ruang
dilakukan dengan kaku, tidak ada empati, Mendapatkan Pelatihan.
tidak memberi dukungan, tidak Kualitas tindakan perawatan luka di RS
membimbing, kadang dilakukan secara PKU sebelum kepala ruang dilatih supervisi
tidak terjadwal adalah beberapa contoh adalah 70% dari nilai total. Kondisi ini
supervisi yang tidak efektif. Kondisi terjadi karena perawat menilai SOP yang
demikian mengakibatkan seorang kepala ada tidak praktis untuk diterapkan.
ruang belum dapat mengambil peran yang Beberapa kegiatan perawatan luka
tepat sebagai seorang supervisor. Hal menunjukan bahwa sebagian besar tidak
tersebut sesuai penelitian William, Irvine menggunakan sarung tangan steril dan
& Fiona (2003) yang mengungkap bahwa perlatan yang steril. Padahal dilihat dari
kesenjangan dalam struktur peran kecukupan alat menunjukan tidak ada
supervisor klinis dapat menghambat kendala.
pelaksanaan supervisi yang baik. Kualitas Tindakan perawatan luka setelah
Kemampuan kepala ruang dalam kepala ruang dilatih supervisi menunjukan
melaksanakan fungsi supervise dapat peningkatan dari sebelumnya sebesar 70%
ditingkatkan melalui pelatihan. Menguatkan menjadi 90% dibanding nilai total sesudah
penelitian Syaifulloh (2009) tentang kepala kepala ruang dilatih supervisi. Hal ini
ruang yang diberi pelatihan supervisi menunjukan bahwa supervisi yang
terbukti meningkatkan kemampuan dalam dilakukan dengan baik akan meningkatkan
melakukan kegiatan supervisi. Notoatmojo penampilan perawat pada kegiatan
(2009) menyebut pentingnya pelatihan bagi perawatan luka. Sebaliknya tanpa adanya

Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala Ruang Dan Peningkatan 47
Kualitas Tindakan Perawatan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Puguh Widiyanto, Rr Tutik Sri Hariyati, Hanny Handiyani
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

supervisi dapat menurunkan kualitas dengan teori yang di kembangkan Proctor


tindakan perawatan luka. Hal ini (Lynch et al, 2008).
memperkuat penelitian Saljan (2005) Penelitian pada manajer tingkat pertama
tentang pengaruh pelatihan supervisi dengan metode kualitatif menunjukan
terhadap kinerja dengan hasil terdapat bahwa peran supervisi memberi efek positif
pengaruh yang signifikan antara pelatihan dalam jangka panjang pada kepemimpinan
supervisi dengan peningkatan kinerja dan ketrampilan komunikasi
perawat pelaksana. keinginan untuk pengembangan diri,
Kegiatan supervisi juga menjadi upaya pengetahuan diri dan coping. Pentingnya
perawat untuk meningkatkan kemampuan dukungan atasan terhadap beberapa
sehingga apa yang dilakukan merupakan program yang akan dijalankan agar dapat
pelayanan yang baik di satu sisi perawat berkalan dengan baik (Eriksson &
menjadi lebih bertanggungjawab terhadap Fagerberg, 2008).
keselamatan dan kepuasan pasien. Royal
College of Nursing (2007) menyebutkan Perbedaan Kualitas Tindakan
bahwa supervisi klinik menjadi kerangka Perawatan Luka Sebelum Dan Setelah
dari akuntabilitas dan responsibilitas Kepala Ruang Mendapat Pelatihan
seorang perawat dalam melaksakan Supervisi.
tindakan keparawatan. Hal ini mendukung Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas
penelitian Reid-Searl et al (2009) yang tindakan perawatan luka sebelum dan
dilakukan dengan metode grunded theory setelah disupervisi oleh kepala ruang yang
yang menyimpulkan bahwa dibutuhkan dilatih supervisi memiliki perbedaan yang
supervisi langsung untuk mencegah resiko bermakna (p=0.005). Perbedaan ini dapat
terjadinya kejadian tidak diharapkan. disebabkan oleh karena staf pelaksana
perawatan luka menyadari, memahami dan
Perbedaan Kualitas Supervisi Sebelum mentaati pedoman SOP yang ada.
Dan Setelah Dilakukan Pelatihan. Kesadaran akan pentingnya mengikuti SOP
Hasil penelitian menunjukkan adanya harus dibangun melalui proses pemberian
perbedaan yang signifikan antara supervisi dukungan, mendiskusikan beberapa
yang dilakukan sebelum dan sesudah langkah yang tidak dilaksanakan. Supervisi
mendapat pelatihan supervisi. Supervisor bukan mengawasi, tetapi supervisi adalah
telah berperan menjadi leader dalam proses formal dengan cara memberi
merubah pengetahuan, sikap, dan perilaku dukungan pada staf dalam upaya
staf melalui diskusi untuk membahas menyadarkan dirinya untuk tumbuh dan
langkah-langkah tindakan yang belum berkembang dalam lingkungan professional
tepat. Kualitas supervisi setelah dilakukan (Lynch et al, 2008).
pelatihan menjadi baik dengan terlihatnya Hasil penelitian ini memperkuat penelitian
kemampuan supervisor dalam melakukan Syaifulloh (2009) yang menyebutkan
refleksi dan memberikan umpan balik bahwa kinerja perawat meningkat setelah
kepada staf. disupervisi oleh kepala ruang yang dilatih
Penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan dan dibimbing supervisi. Supervisi yang
memiliki peran strategis dalam merubah benar akan meningkatkan kenyamanan diri
pengetahuan, sikap maupun perilaku. sehingga staf dapat melaksanakan kegiatan
Supervisi yang dilakukan kepala ruang perawatan luka dengan dukungan dan
setelah pelatihan telah menjadi bagian bimbingan kepala ruang. Penelitian ini juga
fungsi pengarahan seorang manajer. mendukung pada penelitian sebelumnya
Supervisi yang semula dilakukan diam- yang juga menyebutkan bahwa tim
diam setelah dilatih supervisi dilakukan penjaminan mutu berkelanjutan (CQI) yang
dengan jadwal yang diketahui bersama digabungkan dengan fungsi supervisi secara
antara kepala ruang dan staf sehingga umum meningkatkan kualitas pelayanan
supervisi dilakukan sebagai upaya (Hyrkäs & Lehti, 2003).
memberikan bimbingan, hal ini sesuai

48 Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala Ruang Dan Peningkatan
Kualitas Tindakan Perawatan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Puguh Widiyanto, Rr Tutik Sri Hariyati, Hanny Handiyani
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

Pengaruh Supervisi Kepala Ruang Penelitian lain juga menyebutkan bahwa


Terhadap Kualitas Tindakan Perawatan supervisi dapat mengurangi kejenuhan pada
Luka Sebelum dan setelah Pelatihan perawat, sehingga akan meningkatkan
Supervisi kinerja menjadi lebih baik(Fearon & Nicol,
Penelitian ini menunjukan bahwa sebelum 2011).
dilakukan pelatihan supervisi klinik pada Supervisi menjadi bagian penting untuk
kepala ruang, kegiatan perawatan luka tidak membantu meningkatkan tata kelola klinik
dipengaruhi oleh supervisi. Namun setelah yang baik dengan memberikan dukungan
dilakukan pelatihan pengaruh supervisi penyediaan layanan kesehatan yang aman
terhadap kualitas tindakan perawatan luka dan efektif sehingga sangat penting
terlihat signifikan dan berpola positif. meningkatkan proses supervisi klinis
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (Dawson et al., 2012).
kemampuan kepala ruang untuk berperan Peneliti memiliki keterbatasan yaitu
menjadi supervisor yang baik sangat partisipasi responden hanya empat orang,
penting guna menjalankan peran yang intervensi relatif singkat, pengumpul data
sebenarnya bagi seorang supervisor. berasal dari internal dan faktor lain yang
Kualitas kegiatan perawatan luka yang mempengaruhi kualitas tindakan perawatan
selama ini dilaksanakan berbanding lurus luka diabaikan. Penelitian ini memberi
dengan kurangnya kualitas supervisi yang implikasi bagi penentu kebijakan mulai dari
dilakukan kepala ruang. Direktur Rumah Sakit, Kepala Bidang
Kemampuan supervisor dalam Keperawatan, dan Diklat keperawatan
melaksanakan kegiatan supervisi pada sebagai perencana, diharapkan dapat
tindakan perawatan luka memberikan menetapkan kompetensi supervisi bagi
dampak pada peningkatan kualitas kerja prasyarat menjadi kepala ruang.
perawat yang ditunjukan dalam tindakan
perawatan luka yang lebih baik Simpulan
dibandingkan sebelum pelatihan. Kualitas supervisi dan tindakan perawatan
Pengaruh supervisi terhadap tindakan luka di RS PKU Muhammadiyah
perawatan luka memperlihatkan hubungan Temanggung menjadi lebih baik setelah
signifikan dengan pola positif kuat, terlihat kepala ruang diberi pelatihan supervisi.
pada kelompok yang intervensi. Hal ini Perubahan kualitas supervisi kepala ruang
menunjukan bahwa supervisi yang baik belum dapat ditunjukkan secara konstan
telah meningkatkan kemampuan dan sikap dalam setiap kegiatan supervisi yang
perawat. Davis & Burke (2011) pada ditampilkan.
penelitian efektifitas supervisi klinis bagi Terdapat perbedaan yang bermakna antara
manajer bangsal di simpulkan bahwa supervisi sebelum dan setelah kepala ruang
supervisi klinis dianggap efektif dan diberi pelatihan, dimana supervisi menjadi
membantu meningkatkan perawatan pasien. lebih baik. Kualitas tindakan perawatan
Pada studi literatur yang dilakukan luka antara sebelum dan setelah disupervisi
Brunero &Stein-Parbury (2008) oleh kepala ruang yang terlatih juga
menunjukkan bahwa supervisi menunjukkan perubahan menjadi menjadi
klinis menyediakan dukungan dalam baik.
kelompok dan menghilangkan stres bagi Supervisi klinik keperawatan yang
perawat (fungsi restoratif) serta sarana dilakukan dengan benar berpengaruh secara
mempromosikan akuntabilitas profesional bermakna, kuat dan berpola positif. Hal ini
(fungsi normatif) dan keterampilan dan berarti semakin baik supervisi yang
pengembangan pengetahuan dilakukan oleh kepala ruang akan semakin
(fungsi formatif). meningkatkan kualitas tindakan perawatan
Penelitian ini juga menyimpulkan hal yang luka oleh perawat pelaksana.
sama dengan penelitian Saljan (2005)
tentang pengaruh pelatihan supervisi Saran
terhadap kinerja perawat bahwa pelatihan Kepala bidang keperawatan perlu
supervisi mempengaruhi kinerja perawat. menetapkan kebijakan supervisi kepala

Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala Ruang Dan Peningkatan 49
Kualitas Tindakan Perawatan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Puguh Widiyanto, Rr Tutik Sri Hariyati, Hanny Handiyani
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

ruang sebagai bagian dari proses nursing staff. Nursing Standard,


penjaminan mutu tindakan keperawatan dan 26(14), 35-39.
mensosialisasikan kembali pentingnya Hyrkas, K., & Lehti, K. (2003). Continuous
penggunaan SOP sebagai pedoman quality improvement through team
mengukur kualitas tindakan perawatan luka. supervision supported by continuous
Kepala diklat keperawatan perlu menyusun self-monitoring of work and
program pelatihan bagi semua kepala ruang systematic patient feedback. Journal
tentang supervisi yang efektif. of Nursing Management, 11(3), 177-
Kepala ruang perlu memahami kegiatan 188.
supervisi sebagai fungsi pengarahan dan Kilminster, S.M. & Jolly, B.C. (2000).
memberikan dukungan serta bimbingan Effective Supervision in Clinical
penerapan prosedur tindakan sesuai SOP Practice Setting: a Literature Review.
untuk menjamin mutu tindakan perawatan. Paper from the 9th Cambride
Perlu penelitian lebih lanjut tentang Conference. Medical Education, 34,
pengaruh supervisi klinik terhadap kualitas 827-840.
tindakan perawatan luka dengan intervensi Kuntjoro, T. & Djasri, H. (2007). Standar
pelatihan dengan metode lain pada Pelayanan Minimal Rumah Sakit
karakteristik perawat tertentu. Sebagai Persyaratan Badan Layanan
Umum dan Sarana Peningkatan
DAFTAR PUSTAKA Kinerja. Jurnal Manajemen
Berggren, I. & Severinsson, E. (2003). Pelayanan Kesehatan Universitas
Nurse Supervisors Actions In Gadjah Mada Yogyakarta, Vol 10
Relation To Their Decision-Making No 1.
Style And Ethical Approach To Lameshow, S., Hosmer-Jr, DW.,Klar,
Clinical Supervision. Journal of J.,Lwanga, S.K, (1997). Besar
Advanved Nursing, 41 (6), 615-622. Samper dalam Penelitian Kesehatan.
Brunero, S. & Stein-Parbury, J. (2007). The Yogyakarta: Gajahmada University
Effectiveness of Clinical Supervision Press.
in Nursing: an evidenced Base Lynch L., Hancox, K., Happel, B., Parker,
literature review. Australian Journal J. (2008). Clinical Supervision for
of Advance Nursing, Volume 25, No Nurses, Wiley-Blackwell
3. Notoatmojo, S. (2009). Pengembangan
Davis, C. & Burke, L. (2011). The Sumber Daya Manusia. Jakarta:
effectiveness of clinical supervision Rineka Cipta.
for a group of ward managers based Nurkusuma, D.D. (2009). Faktor yang
in a district general hospital: an berpengaruh terhadap kejadian
evaluative study. Journal of Nursing “methicillin-resistant staphylococcus
Management, no-no. Aureus” (MRSA) pada kasus infeksi
Dawson, M., Phillips, B., & Leggat, S. G. luka pasca operasi di ruang bedas rs
(2012). Effective clinical supervision dokter kariadi semarang. Tesis
for regional allied health Magister Ilmu Biomedik dan PPDS-I
professionals - the supervisie's UNDIP. Tidak dipublikasikan
perspective. Australian Health Pitman, S. (2011). Handbook for Clinical
Review, 36(1), 92-97. doi: Supervisor: Nursing Post Graduate
10.1071/ah11006 Programme. Dublin:Royal College
Eriksson, S., & Fagerberg, I. (2008). of Surgeons in Ireland.
Supervisor experiences of Syaifulloh (2009). Pengaruh pelatihan
supervising nursing staff in the care asuhan keperawatan dan supervisi
of older people. Journal of Nursing terhadap motivasi kerja dan kinerja
Management, 16(7), 876-882. doi: perawat pelaksana di Ruang Rawat
10.1111/j.1365-2834.2008.00885.x Inap RSUD Indramayu. Tesis FIK
Fearon, C., & Nicol, M. (2011). Strategies UI, (Tidak di Publikasikan).
to assist prevention of burnout in

50 Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala Ruang Dan Peningkatan
Kualitas Tindakan Perawatan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Puguh Widiyanto, Rr Tutik Sri Hariyati, Hanny Handiyani
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH 2013

Williams, L., & Irvine, F. (2009). How can


the clinical supervisor role be
facilitated in nursing: a
phenomenological exploration.
Journal of Nursing Management,
17(4), 474-483. doi: 10.1111/j.1365-
2834.2009.00973.x
Zulkarnain, H.I. (1999). Infeksi
Nosokomial, Edisi Ilmu Penyakit
Dalam, Jilid I,3rd. Jakarta: Fakultas
Kedikteran UniversitasIndonesia.

Pengaruh Pelatihan Supervisi Terhadap Penerapan Supervisi Klinik Kepala Ruang Dan Peningkatan 51
Kualitas Tindakan Perawatan Luka Di RS PKU Muhammadiyah Temanggung
Puguh Widiyanto, Rr Tutik Sri Hariyati, Hanny Handiyani

Anda mungkin juga menyukai