Anda di halaman 1dari 3

BABI

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Penyakit Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan
sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal dimana sel-sel kanker akan berkembang dengan
cepat, tidak terkendali, dan akan terus membela diri, selanjutnya menyusup ke jaringan
sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang
organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya
akan membela diri unruk mengganti sel-sel yang telah mati dan rusak, namun sebaliknya
sel kanker mengalami secara terus menerus meskipun tubuh tidak memelurkannya
sehingga terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas. (YKI : 2006)
Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker yang paling
banyak pengidapnya. Tiap tahun ada 500 ribu kasus baru kanker serviks di dunia.
Hamper semua (99%) kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papiloma virus
(HPV). Infeksi human papiloma virus sangat mudah terjadi. Di perkirakan tiga per empat
dari jumlah orang yang pernah melalukan hubungan seks, laki-laki maupun perempuan,
mengalaminya. (Romauli, 2009.p.152)
Indonesia merupakan Negara kedua di dunia setelah cina yang memiliki pengidap
kanker leher rahim terbanyak. Kanker di uterus atau rahim sebenarnya adalah kanker
pada badan rahim. Penyakit ini lebih sering menyerang wanita usia lanjut, terutama
wanita yang telah mengalami menopause dan masa aktif dalam kegiatan seksual
hendaknya secara rutin melakukan pemeriksaan papsmear. (Ghofar, 2009.p.100)
Faktor resiko terjadinya kanker leher rahim yang terjadi pada wanita meliputi usia
pernikahan yang terlalu dini (kurang dari 18 tahun) atau memulai aktivitas seksual pada
usia muda, wanita yang merokok, kebersihan genetalia yang buruk, wanita yang
melahirkan lenih dari 3 kali, wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi dan sering
berganti-ganti pasangan. (Yatim, 208.p.44)
Insiden kanker serviks menurut DEPKES, 100 per 100.000 penduduk pertahun,
sedangkan dari data Laboratorium Patologi Anatomi seluruh Indonesia, frekuensi kanker
serviks paling tinggi di antara kanker yang ada di Indonesia, penyebarannya terlihat
bahwa 92, 4% terakumulasi di jawa dan bali. (Depkes, 2010)
Kepala Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangun kusumo Profesor
Soehartati Gondhowiardjo mengatakan, jumlah penderita kanker di Indonesia kian

1
meningkat. Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2012 menyebutkan,
prevalensi kanker mencapai 4,3 banding 1.000 orang. Padahal data sebelumnya
menyebutkan prevalensinya 1 banding 1.000 orang.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional
(UICC) memprediksi, akan terjadi peningkatan lonjakan penderita kanker sebesar 300
persen di seluruh dunia pada tahun 2030. Jumlah tersebut 70 persennya berada di Negara
berkembang seperti Indonesia. Kenaikan prevalensi kanker di Indonesia menjadi
masalah bagi pengobatan. Soehartati mengatakan, pusat pengobatan kanker di Indonesia
baru dapat melayani 15 persen pasien kanker. "Padahal, angka itu saat pasien kanker di
Indonesia masih diprediksi 1 banding 1.000," ungkap profesor di bidang radiasi onkologi
ini.
Menurut Soehartati, Indonesia perlu menambah pusat pengobatan kanker dengan
lokasi yang merata. "Pusat pengobatan kanker di Indonesia masih 22 rumah sakit negeri,
dan 2 rumah sakit swasta. Itu pun letaknya tidak merata. Selain jumlah, perlu juga
diperhatikan jaraknya”. Namun yang lebih penting, lanjut Soehartati, masyarakat perlu
meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi keadaan tersebut. Menurutnya,
mewaspadai risiko kanker dengan memulai pola hidup sehat merupakan yang
utama."Sekitar 43% dari kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan 30% dari
kanker dapat terdeteksi". Kanker merupakan penyakit dengan proses perkembangan
yang panjang dan memiliki banyak faktor resiko. Penyebab kanker tidak dapat
ditentukan dari satu faktor resiko saja, tetapi gabungan dari banyak faktor resiko.
"Jika hanya memiliki satu atau dua faktor resiko belum tentu dapat
mengembangkan kanker, asalkan menghindari faktor resiko yang lain," kata Soehartati.
Faktor resiko kanker antara lain riwayat keluarga, infeksi virus, paparan bahan kimia,
dan radiasi. Sedangkan untuk mencegah kanker diperlukan pencegahan primer yang
terdiri dari berpikir positif, bergerak aktif, dan menjaga pola makan, serta pencegahan
sekunder yaitu deteksi dini dan vaksinasi.
Secara Nasional insiden kanker di Indonesia dari beberapa pusat registrasi kanker
terdapat 23.310 kejadian kanker dan kanker payudara sebanyak 2.743 pasien. Data
RISKESDAS 2013 untuk Indonesia ada 61.682 penderita, sedangkan NTT terdapat 1252
kasus (Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI, 2013).
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengangkat judul :“
Gambaran Asupan Zat Gizi Makro dan Status Gizi Penderita Kanker Serviks di
Rawat Inap Edelweis RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang ”.
2
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah peneliti ingin melihat
tentang Bagaimana Gambaran Asupan Zat Gizi Makro dan Status Gizi Penderita
Kanker Serviks di Rawat Inap Edelweis RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang ?

1.3 Tujuan
a. TujuanUmum
Mengetahui gambaran asupan zat gizi dan status gizi penderita Kanker serviks di
Rawat Inap Edelweis RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
b. TujuanKhusus
1. Mengetahui hasil laboratorium pasien kanker serviks
2. Mengetahui asupan zat gizi makro penderita kanker serviks
3. Mengetahui status gizi penderita kanker serviks
4. Mengetahui hubungan antara asupan zat gizi makro dan status gizi penderita
kanker serviks.

1.4 Manfaat
1. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan peneliti tentang
asupan zat gizi makro dan status gizi penderita kanker serviks di ruang rawat inap
edelweis RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
2. Bagi institusi
Sebagai bahan masukan meningkatkan mutu Pendidikan
3. Bagi pasien
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada penderita kanker
khususnya bagi pasien kanker serviks tentang pentingnya asupan zat gizi makro.
4. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan atau informasi tentang asupan gizi makro dan status
gizi dalam memberikan pelayanan pada penderita kanker serviks.

Anda mungkin juga menyukai