Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN POLA MAKAN BERGIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG

MOTORIK PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD TAWANG MAS 02 SEMARANG

Mohammad Dian lukman Hakim*).,


Sri Haryani**), **), Ns. Syamsul Arif, S.Kep., M.Kes. (Biomed)***)
*)Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
***)Dosen Poltekes Semarang
ABSTRAK

Makanan sehat merupakan makanan yang mengandung gizi seimbang, sehingga makanan
tersebut mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita, makanan bergizi sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pola makan bergizi dengan tumbuh kembang motorik pada anak
usia anak sekolah di SD Tawang Mas 02 di kelurahan Tawang Mas kecamatan Semarang
Barat. Jenis penelitihan ini merupakan penelitian non eksperimen dengan studi cross
sectional, dengan jumlah sampel 43 responden yang diperoleh melalui teknik random
sampling. Pengumpulan data ini menggunakan kuesioner dan observasi. Untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antara pola makan bergizi dengan tumbuh kembang anak usia sekolah
digunakan uji korelasi spearman rank. Berdasarkan uji hasil statistik dengan menggunakan uji
korelasi spearman rank, diperoleh data nilai p = 0,005 untuk tumbuh kembang motorik kasar
dan p = 0,008 untuk tumbuh kembang motorik halus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan pola makan bergizi dengan tumbuh kembang motorik usia anak sekolah di SD
Tawang Mas 02 semarang. Rekomendasi penelitian ini adalah pola makan bergizi harus
diterapkan pada setiap anak usia sekolah agar pertumbuhan dan perkembangan motoriknya
dapat menjadi baik (seimbang).

Kata kunci : Pola makan bergizi, tumbuh kembang motorik

NURSING SCIENCE UNDERGRADUATE STUDY PROGRAME


STIKES TELOGOREJO SEMARANG

ABSTRACT

Nutritious food is food that contains balanced nutrition, so that the food has nutritious
substances needed by our body. In school-age, it is important to pay attention to the eating
style, if children do not eat enough nutritious food in a long period, it will cause malnutrition.
A school-age child really needs nutritious food to grow and develop. This research is aimed to
know the correlation between nutritious eating style and motor movement development in
school-age children in SD Tawang Mas 02, Tawang Mas sub-district, Semarang Barat
District. This is a non-experimental research using cross sectional study; the number of
samples are 43 respondents with random sampling technique. Based on the result of statistical
test using spearman rank correlation test, it is known revealed that p = 0,005 for gross motor
movement development and p = 0,008 for fine motor development. It can be concluded that
there is a correlation between nutritious eating style and motor movement development in
school-age children in SD Tawang Mas 02 Semarang. The recommendation for this research
is nutritious eating style must be applied to every school-age child so that his growth and
development will be balanced.

Key words : nutritious eating style, motor movement development


PENDAHULUAN makan sehat yaitu: jenis makan yang
bergizi, frekuensi makan yang
Pola makan yaitu makanan sehat dan diperhatikan, porsi makan yang
mengandung zat gizi yang dikonsumsi dikonsumsi anak (Suprapti, 2004, hlm.
secara teratur guna untuk memenuhi 114).
kebutuhan tubuh, yang tepat pemberiannya
sehingga dapat melancarkan pertumbuhan Pada usia sekolah ini, anak banyak
dan perkembangan pada anak. Pola asupan mengikuti aktivitas, fisik maupun mental,
makanan yang tidak bergizi pada anak usia seperti bermain, belajar, berolah raga. Di
sekolah dalam jangka waktu yang lama dalam ruang lingkup di SD Tawang Mas
akan menyebabkan kurangnya gizi dalam 02 masih banyak anak yang masuk
tubuh. Sehingga anak usia sekolah sangat peralihan dari taman kanak-kanak ke
memerlukan asupan makanan yang bergizi sekolah dasar yang masih bisa dikatakan
guna untuk menunjang tumbuh kurang dalam pertumbuhan motoriknya
kembangnya (Dep Kes, 1989, hlm 42). dan pola makan yang tidak teratur, dalam
masa pertumbuhan anak sangat
Upaya peningkatan sumber daya manusia membutuhkan makanan yang bergizi.
harus dilakukan sejak dini, sistematis dan Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat
berkesinambungan Pertumbuhan dan gizi, pada anak usia pertumbuhan dan
perkembangnya anak usia sekolah yang perkembangan maka membutuhkan 5 kali
optimal tergantung pemberian nutrisi waktu makan, yaitu makan pagi (sarapan),
dengan kualitas dan kuantitas yang baek makan siang, makan malam, dan 2 kali
serta benar, dalam masa pertumbuh dan makan selingan. Perlu ditekankan
perkembang tersebut pemberian nutrisi pentingnya sarapan supaya dapat berpikir
atau asupan makanan pada anak dengan baik dan menghindari hipoglikemi.
kemungkinan dapat dilaksanakan secara
tidak tepat. Sehingga kondisi ini Hasil dari studi pendahuluan yang
mengakibatkan gangguan pada organ – dilakukan didapatkan dari 5 orang tua
organ dan system tubuh anak (Dep Kes, siswa mengatakan bahwa terkadang
2003). anaknya mau untuk makan pagi, juga
terkadang tidak mau karena malas. Ada
Adapun faktor-faktor yang dapat juga orang tua siswa mengatakan bahwa
mempengaruhi pertumbuhan dan dirinya tidak bisa menyiapkan makan pagi
perkembangan motorik anak sehingga karena harus berangkat kerja di pagi hari,
anak tidak dapat berkembang sesuai dari hasil wawancara juga diketahui anak
dengan usianya, faktor-faktor itu antara dapat menghabiskan makanan satu porsi,
lain adalah gangguan gizi, kelainan jika menu makanan yang dia suka, dan ada
kromosom, penyakit sistemik atau karena yang tidak mau makan karena menu yang
kelainan endokrin (Suprapti, 2004, hlm. disajikan tidak disukai oleh anak. Dari
63). orang tua siswa dapat diketahui data akan
pola makan dan tumbuh kembang motorik
Pada usia anak sekolah mempunyai pada anak usia sekolah di SD Tawang Mas
lingkungan sosial yang lebih luas selain 02, dari wawancara dengan orang tua
lingkungan keluarga, yaitu lingkungan siswa terdapat juga data bahwa anaknya
sekolah tempat anak belajar dalam yang sekolah di SD Tawang Mas 02 ada
mengembangkan kemampuan kognitif, juga yang mengalami masalah dalam
interaksi sosial,nilai normal, dan budaya pertumbuhan dan perkembangan motorik
dari lingkungan kelompok sekolah. Pola kasar dan halus seperti membaca, menulis,
makan yang sehat dan bergizi dapat bersepeda, berenang. Dari latar belakang
mempengaruhi pertumbuhan dan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
perkembangan motorik pada anak, pola penelitian tentang hubungan pola makan
bergizi dengan tumbuh kembang motorik dan eksklusi (Notoatmodjo, 2005, hlm.79)
pada anak usia sekolah di SD Tawang Mas Sampel yang digunakan dalam penelitian
02 Semarang. ini adalah 43 responden. Menggunakan
teknik sampling random sampling, yaitu
METODE PENELITIAN pengambilan sampel dari populasi yang
dilakukan secara acak tanpa
Variabel bebas penelitian ini adalah pola memperhatikan strata yang ada dalam
makan bergizi dan variabel terikatnya populasi itu (Sugiyono, 2007, hlm.64).
tumbuh kembang motorik, dengan tujuan
penelitian adalah mengetahui hubungan
antara pola makan bergizi dengan tumbuh HASIL DAN PEMBAHASAN
kembang motorik pada anak usia sekolah
di SD Tawang Mas 02 Semarang. 1. Karakteristik responden
Penelitian ini menggunakan rancangan a. Distribusi responden berdasarkan
penelitian non eksperimental yaitu usia
rancangan penelitian yang digunakan
adalah discriptif korelasional dengan Tabel 1. Distribusi responden
menggunakan rancangan cross sectional. berdasarkan usia
Penelitian cross sectional merupakan No Usia Frek Perse
rancangan penelitian dengan melakukan (tahun) uensi ntase
pengukuran atau pengamatan pada saat (%)
bersamaan (sekali waktu) (Hidayat, 2009, 1 6 tahun 14 32,6
hlm.49). Dengan alat pengumpul data 2 7 tahun 29 67,4
kuesioner peneliti mengumpulkan data Total 43 100
pola makan bergizi anak yang sebelumnya
dilakukan uji validitas dan reliabilitas Pertumbuhan dan perkembangan
terlebih dahulu dan observasi untuk pada anak memiliki ukuran – ukuran
mengetahui tumbuh kembang motorik tubuh. Ukuran tubuh tersebut dapat
anak. digunakan untuk menilai tumbuh
kembang fisik. Usia anak sekolah
Populasi adalah wilayah generalisasi yang merupakan masa rawan untuk
terdiri objek atau subjek yang mempunyai pertumbuhan dan perkembangan
kuantitas atau karakteristik tertentu yang anak dalam mencapai tumbuh
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kembang yang ideal (Arisman, 2009,
dan kemudian ditarik kesimpulannya hlm.65).
(Sugiyono, 2004, dalam Hidayat, 2009,
hlm.60). Populasi dalam penelitian ini Hasil analisis yang didapatkan, anak
adalah para anak, khususnya para anak SD usia 6 tahun yaitu 14 responden
di SD Tawang Mas 02 Semarang. Pada (32,6%) dan pada anak usia 7 tahun
penelitian ini yang menjadi populasi yaitu 29 responden (67,4%). Jadi
penelitian adalah anak usia sekolah, hasil analisis anak usia 7 tahun
dengan jumlah populasi sebanyak 78 anak frekuensi yang didapatkan lebih
yang terdiri dari murid kelas 1 sampai besar dari anak yang berusia 6 tahun.
kelas 2 di SD Tawang mas 02 Semarang. Hasil penelitian ini didukung oleh
Arisman (2009, hlm:65), di mana
Sampel merupakan sebagian yang diambil
pertumbuhan anak dapat diamati dari
dari keseluruhan objek yang diteliti dan
usia secara cermat. Sehingga anak
dianggap mewakili seluruh populasi.
dapat di pantau gerak pertumbuhan
Sampel yang digunakan dalam penelitian
dan perkembangannya.
ini adalah seluruh populasi yang
memenuhi kriteria, yaitu kriteria inklusi
b. Distribusi responden berdasarkan c. Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin pendapatan

Tabel 2. Distribusi responden Tabel 3. Distribusi responden


berdasarkan jenis kelamin berdasarkan pendapatan
No Jenis Freku Perse No Pendapa Freku Persent
kelami ensi ntase tan ensi ase
n (%) (%)
1 Laki- 25 58,1 1 <900.ooo 32 74,5
2 laki 18 41,9 2 <900.000 11 25,7
peremp Total 43 100
uan
Total 43 100 Status nilai ekonomi dapat
berpengaruh pada tumbuh kembang
Pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan asupan makanan yang
anak sangatlah pesat sehingga bergizi dan menu seimbang anak
terdapat perbedaan antara anak laki- dapat tumbuh kembang secara
laki dan perempuan, hasil analisis maksimum. Perilaku dan kebiasaan
yang didapat sebagai berikut. Anak makan dalam memilih bahan
laki-laki yaitu 25 anak (58,1%), makanan sangatlah mempengaruhi
sedangkan pada anak perempuan perilaku hidup sehat. Hasil analisis
yaitu 18 anak (41,9%). Pengaruh yang di dapat sebagai berikut.
dilihat dari pola makan pada anak, Pendapatan kurang dari 900 ribu
anak laki-laki cenderung lebih yaitu 32 responden (74,5%),
banyak makan dari pada anak sedangkan pada pendapatan lebih
perempuan, anak perempuan lebih dari 900 ribu yaitu 11 responden
cenderung menyukai makanan (25,7%).
cemilan daripada makanan pokok
yang bergizi. Sehingga anak laki-laki Menurut UMR Provinsi Jawa
pertumbuhanya lebih cepat dari anak Tengah pendapatan perbulan 975
perempuan. ribu dikatakan pendapatan lebih,
sedangkan untuk pendapatan kurang
Hasil penelitian ini didukung oleh dari 900 ribu dikatakan rendah
Hidayat (2008, hlm.11). (Dipenda Jawa Tengah, 2010).
Pertumbuhan dan perkembangan Sehingga nilai status ekonomi dapat
anak dengan jenis kelamin laki-laki mempengaruhi pertumbuhan dan
setelah lahir akan cenderung lebih perkembangan anak. Hasil penelitian
cepat dibandingkan dengan anak ini didukung oleh Hidayat (2008,
perempuan serta akan bertahan hlm.11). Nilai status sosial ekonomi
sampai usia tertentu. Baik anak laki- yang tinggi umumnya untuk
laki maupun anak perempuan akan pemenuhan kebutuhan gizi yang
mengalami pertumbuhan yang lebih cukup baik dibandingkan dengan
cepat ketika mereka mencapai masa nilai sosial ekonomi yang rendah.
pubertas. Akan tetapi bila anak laki-
laki jika sudah masuk dalam masa
pubertas maka anak laki-laki
pertumbuhannya lebih cepat dari
pada anak perempuan.
d. Distribusi responden berdasarakan e. Distribusi responden berdasarkan
berat badan tinggi badan

Tabel 4. Distribusi responden Tabel 5. Distribusi responden


berdasarakan berat badan berdasarkan tinggi badan
No Berat Frekue Perse No Tinggi Fre Perse
badan nsi ntase badan kue ntase
(kg) (%) (cm) nsi (%)
1 17 11 25,6 1 114 9 20,9
2 18 9 20,9 2 116 1 2,3
3 19 9 20,9 3 117 12 27,9
4 20 10 16,7 4 118 4 9,3
5 21 3 7,0 5 119 3 7,0
6 22 1 2,3 6 120 10 23,3
Total 43 100 7 121 1 2,3
8 122 1 2,3
Anak usia sekolah sangat 9 123 1 2,3
memerlukan asupan makanan yang 10 125 1 2,3
seimbang untuk menunjang Total 43 100
pertumbuhan dan perkembangan.
Hasil analisis yang didapat sebagai Pola pertumbuhan fisik dan proporsi
berikut. Nilai berat badan tertinggi jaringan tubuh dapat dipengaruhi
terdapat pada berat badan 17 kg oleh pola makan yang bergizi untuk
dengan responden 11 (25,6%). dapat menentukan status gizi pada
Sedangkan pada berat badan 20 kg anak usia sekolah dapat digunakan
didapatkan nilai 10 responden dengan cara mengukur indeks
(16,7%), dan nilai terendah antropometri. Hasil analisis yang di
didapatkan pada berat badan 22 kg dapat sebagai berikut. Responden
yaitu dengan 1 responden (2,3%). dengan tinggi badan 120 cm
mendapatkan 10 responden (23,3%),
Hasil penelitian ini didukung oleh sedangkan nilai tertinggi didapatkan
Nurchamah (2001, hal. 4). Anak pada tinggi badan 117 cm dengan 12
perlu mendapatkan asupan gizi responden (27,9%).
seimbang sehingga akan tumbuh
sesuai perkembangan usianya dan Hasil penelitian ini didukung oleh
ada kesesuaian antara berat Nurchamah, (2001, hal. 11). Indeks
badan/umur. Pola asupan makanan antropometri digunakan dalam
dan pengaturan makanan untuk anak menilai status gizi yaitu berat badan,
usia sekolah sangat penting tinggi badan dan usia. Pola asupan
dilakukan, maka orang tua makanan dan pengaturan makanan
bertanggung jawab terhadap situasi sangatlah penting untuk dilakukan
saat makan di rumah, jenis makanan, karena akan dapat mempengaruhi
jumlah makanan, dan makanan yang pertumbuhan dan perkembangan
disajikan pada saat waktu makan fisik (berat badan dan tinggi badan).
anak.
2. Analisis univariat perkembangan mencapai
a. Gambaran pola makan bergizi keseluruhan responden yaitu 43
responden (100%). Bahwa mayoritas
Tabel 6. Distribusi gambaran pola obyek penelitian tumbuh kembang
makan bergizi motorik kasar dalam katagori sedang
No Pola Fre Perse yaitu 29 (79,1%) responden
makan kue ntase sedangkan untuk katagori yang baik
bergizi nsi (%) 2 (4,7%) responden. Dari hasil
1 kurang 12 27,9 analisis pada pola makan bergizi
2 sedang 31 72,1 didapatkan nilai tertinggi pada
3 baik 0 0 katagori sedang, sehingga
Total 43 100 berpengaruh dalam tumbuh kembang
motorik kasar. Hal ini berarti
Bila asupan gizi sesuai dengan yang makanan bergizi juga berpengaruh
dibutuhkan, maka disebut gizi pada tumbuh kembang motorik.
seimbang atau gizi baik. Keadaan Hasil penelitian ini didukung oleh
gizi yang seimbang tidak hanya Katarsapoetra (2005, hlm.1)
penting bagi pertumbuhan dan Makanan yang bergizi tersebut
perkembangan yang normal berguna untuk memperoleh energi,
(Nurchamah, 2001, hlm. 125). Dari energi tersebut digunakan untuk
hasil penelitian yang tertuang dalam kegiatan fisik setiap hari. Proses
tabel 5.3 bahwa mayoritas obyek tubuh dalam pertumbuhan dan
penelitian pola makan bergizi dalam perkembangan yang terpelihara
katagori sedang yaitu sebesar 31 dengan baik maka akan menunjukan
(72,1%) anak sedangkan untuk baiknya kesehatan yang dimiliki
katagori baik 0, hal ini disebabkan seseorang. Seseorang yang sehat
karena lingkungan yang ditempati tentunya memiliki daya pikir dan
oleh obyek penelitian adalah daya tahan tubuh yang cukup tinggi.
lingkungan yang padat penduduk
c. Gambaran tumbuh kembang
dan mata pencaharian mereka
motorik halus
tergolong pada kalangan menengah
kebawah.
Tabel 8. Distribusi gambaran
tumbuh kembang motorik halus
b. Gambaran tumbuh kembang
No Motori Fre Perse
motorik kasar
k halus kue ntase
nsi (%)
Tabel 7. Distribusi gambaran
tumbuh kembang motorik kasar 1 Kurang 10 23,3
2 Sedang 31 74,4
No Motori Fre Perse
3 Baik 2 4,7
k kasar kue ntase
nsi (%) Total 43 100
1 Kurang 12 27,9
2 Sedang 29 79,1 Hasil analisis didapatkan tumbuh
3 Baik 2 4,7 kembang motorik halus, yang
Total 43 100 dominan di katagori sedang yaitu 31
responden (74,4%) sedangkan pada
Dari hasil penelitian yang tertuang katagori baik 2 responden (4,7%).
dalam tabel 5.4 diperoleh gambaran Pada katagori sedang mendapat
karateristik responden yang dalam nilai yang lebih tinggi begitu pula
usia pertumbuhan dan
dengan hasil analisis pada pola Pada tabel 9, hasil korelasi hubungan
makan bergizi yang mendapatkan pola makan bergizi dengan tumbuh
nilai tertinggi pada katagori sedang, kembang motorik kasar didapatkan
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dengan uji korelasi bivariat
tumbuh kembang dengan motorik dengan nilai p = 0,005 yang
halus mempunyai hubungan dinyatakan signifikan hubungan pola
terhadap pola makan yang bergizi. makan bergizi dengan tumbuh
kembang motorik kasar di taraf 1%
Menurut Soetjiningsih (1995, dan nilai r = 0,419 sehingga dapat
hlm.17) perkembangan motorik dikatakan sebagai ada hubungan
anak akan berjalan sesuai dengan yang cukup kuat.
kematangan saraf dan otot anak,
sehingga setiap gerakan sederhana Perkembangan motorik kasar adalah
merupakan hasil dari pola interaksi tumbuh kembang kemampuan gerak
yang kompleks dari berbagai sistem seorang anak. Pada dasarnya,
dalam tubuh terkontrol oleh otak. perkembangan ini berkembang
Berikut adalah tahapan-tahapan sejalan dengan kematangan saraf dan
pertumbuhan dan perkembangan otot anak. Sehingga perkembangan
motorik halus diantaranya: setiap anak tidak bisa sama,
mencorat-coret, membaca, menulis, tergantung proses kematangan
berhitung,dan mengambar garis, hal masing-masing anak. Berikut
ini juga di dukung oleh pola makan perkembangan motorik kasar pada
yang bergizi guna untuk memenuhi anak usia sekolah: melompat-lompat,
asupan nutrisi yang amat berjalan mundur, berlari, melompat 1
dibutuhkan tubuh untuk kaki, bersepeda(Siswanto, 2010,
metabolisme sebagai sumber energi. hlm.51).

3. Analisis bivariat
a. Hubungan pola makan bergizi
dengan tumbuh kembang
motorikkasar pada anak usia SD di
SD Tawang Mas 02 Semarang

Pedoman pola makan dengan menu


seimbang yang dikembangkan sejak
tahun 1950 dan telah mengakar pada
masyarakat luas adalah pola makan
bergizi dengan pedoman menu 4
sehat 5 sempurna. Dalam susunan
makanan dianjurkan dengan berbagai
macam jenis/ragam makanan tiap
hari. dari tiap-tiap makanan harus
dapat saling melengkapi dalam zat-
zat gizi yang dikandugnya, sehingga
akan dapat mempengaruhi dari
tumbuh kembang pada anak usia
pertumbuhan(Almatsier, 2002,
hlm:290).
Tabel 9. Uji korelasi pola makan dengan tumbuh kembang motorik kasar
No Karakteristik Variabel r p
Pola Persen Motorik Persen 0,419 0,005
makan (%) kasar (%)
1 Kurang 12 27,9 12 27,9
2 Sedang 31 72,1 29 67,4
3 Baik 0 0 2 4,7
Total 43 100 43 100

b. Hubungan pola makan bergizi Hasil analisis ini didukung oleh


dengan tumbuh kembang motorik Katarsapoetra (2005, hlm:1)
halus pada anak usia SD di SD Makanan yang bergizi tersebut
Tawang Mas 02 Semarang berguna untuk memperoleh energi,
energi tersebut digunakan untuk
Hasil analisis korelasi pada tabel 10, kegiatan fisik setiap hari. Proses
hubungan pola makan bergizi tubuh dalam pertumbuhan dan
dengan tumbuh kembang motorik perkembangan yang terpelihara
halus didapatkan hasil dengan uji dengan baik maka akan menunjukan
korelasi bivariat dengan nilai p = baiknya kesehatan yang dimiliki
0,008 yang dinyatakan signifikan seseorang.
hubungan pola makan bergizi
dengan tumbuh kembang motorik
halus di taraf 1% dan nilai r = 0,401
sehingga dapat dikatakan sebagai
ada hubungan yang lemah.

Tabel 10. Uji korelasi pola makan dengan tumbuh kembang motorik halus
No Karakteristik Variabel r p
Pola Persen Motorik Persen 0,401 0,008
makan (%) halus (%)
1 Kurang 12 27,9 10 23,3
2 Sedang 31 72,1 31 74,4
3 Baik 0 0 2 4,7
Total 43 100 43 100

KESIMPULAN
Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa
hasil penelitian ini telah menjawab tujuan
penelitian, yaitu ada hubungan pola makan
dengan tumbuh kembang motorik pada
anak usia SD di SD Tawang Mas 02
Semarang. Serta dapat diperoleh distribusi
frekuensi gambaran karakteristik
responden dan analisis univariat pada
keseluruhan sampel.
DAFTAR PUSTAKA
.(2010).Metode penelitian
Dep kes.1989. Ilmu keperawatan anak. kesehatan. Jakarta: Rineka cipta
Jakarta
Moehji, sjahmien.2003.Ilmu gizi
.2003.Profil kesehatan jawa penanggulangan gizi buruk.
tengah.dep kes Jateng Jakarta: Bhratara Niaga Media
Almatsier, Sunita.2001. Prinsip dasar ilmu Nurchmah,elly2001.Nutrisi dalam
gizi. Gramedia Pustaka Utama. keperawatan. Jakarta. KDT
Jakarta
Santoso, soegeng dan ratih, annel,s.
Arisman.2009. Gizi dalam daur kehidupan. (2004) Kesehatan dan Gizi.
Jakarta: EGC Rineka cipta, Jakarta.
Addy.D.P. Kesehatan anak ,1998, Jakarta: Sugiyono. (2007). Statistika untuk
Arcan penelitihan. Bandung: Alfabeta
Hasan, iqbal.(2009). Analisa data Siswanto, hadi.(2010). Pendidikan
penelitian dengan statistic. kesehatan anak usia dini. Pustaka
Jakarta. Bumi aksara rihama.Yogyakarta
Hidayat. (2007). Metodologi penelitian Supariasa, I dewa nyoman.(2002).
kebidanan dan teknik analisis Penilaian status gizi. Jakarta:
data.Jakarta: Salemba medika. EGC
Hidayat, Alimiul aziz.2008.pengantar ilmu Suprapti, 2004. Nilai gizi pada tumbuh
kesehatan anak untuk pendidikan kembang anak. Jakarta: EGC
kebidanan.salemba
medika.jakarta. Soetjiningsih.(1995). Tumbuh kembang
anak. Jakarta. ECG
Hidayat,Alimiul aziz.2008.pengantar ilmu
keperawatan anak .salemba
medika.jakarta.

Hurlock, Elizabeth b.1994.psikologi


perkembangan:suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan .alih
bahsa :istiwidayanti dan
soedjarwo.jakatra: Erlangga.

Machfoedz I.(2005).Metodologi penelitian


bidang kesehatan, keperawatan,
kebidanan,
kedokteran.Yogyakarta:
Fitramaya

Notoatmodjo.S.(2007).Kesehatan
masyarakat ilmu dan seni. Jakarta:
Rineka cipta

Anda mungkin juga menyukai