Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media massa atau pers merupakan suatu alat penyampaian informasi yang
sangat penting dan efektif dalam kehidupan masyarakat. Media massa atau Pers
adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan
jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.

Sekarang dengan berkembangnya teknologi, hadir sebuah media baru yang


dapat dengan mudah diakses oleh siapapun yaitu media sosial. Media sosial adalah
sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling
umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Sekarang siapapun bisa menggunakan dan mengakses media sosial, dengan


memakai jaringan internet. Dengan memiliki handphone atau smartphone, komputer,
serta jaringan internet yang memadai bisa mengakses media sosial dimanapun dan
kapanpun sesuai keinginan kita. Media sosial bisa menjadi wadah untuk mencari
informasi, berkomunikasi dengan teman yang sudah lama tidak bertemu atau jaraknya
berjauhan, membentuk komunitas yang tanpa harus bertemu atau tatap muka. Media
sosial juga bisa dimanfaatkan oleh penggunanya sebagai aktualisasi diri dan personal
branding. Media sosial yang saat ini paling banyak digunakan adalah situs jejaring
sosial yaitu, : Facebook dan Twitter. Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap
orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman
dimanapun untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jika media tradisional
menggunakan media cetak dan media siaran, maka media sosial menggunakan
jaringan internet. Media sosial mengajak siapa pun untuk berpartisipasi dengan
memberi masukan seperti saran atau kritik dan umpan balik secara terbuka,
memberikan komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak
terbatas. Beberapa kelebihan media sosial menurut anggota Komisi I DPR RI,

1|Komunikasi Massa
Muhammad Najib : media sosial memiliki kecepatan akses (real time), media sosial
menggunakan interaksi dua arah, jangkauan media sosial lebih luas dan dapat
menjangkau seluruh pengguna di dunia, media sosial bisa mengirim gambar, teks, dan
video, dan media sosial lebih mudah dan murah dibandingkan media massa. Karena
kecepatannya dalam mengakses informasi dengan hitungan menit, media sosial juga
mulai menggantikan peranan media massa dalam menyebarkan berita-berita.

B. Rumusan Masalah
Sebagaimana dengan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya
maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Seperti apa korelasi Media Massa dengan Media Sosial ?

2|Komunikasi Massa
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Komunikasi

Pengertian Komunikasi

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang


berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti
membuat sama (make to common). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi
apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.
Soedjono soekanto, (kamus sosiologi) : communication adalah proses
penyampaian pesan dri satu pihak ke pihak lain, sehingga terjadi pengertian
bersama. Jika tidak terjadi kesamaan antara kedua aktor komunikasi
“communication actors” yaitu komunikator dan komunikan itu, dengan lain
perkataan komunikan tidak mengerti pesan yang diterimanya, maka komunikasi
tidak terjadi. Dalam rumusan lain situasi tidak komunikatif.

Dani Vardiansyah (2004) tentang catatan akhir, bagi sebuah awal, dalam
bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi: Pendekatan Taksonomi Konseptual,
“Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi pertukaran lambang. Lambang
juga disebut tanda, kode atau symbol. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya,
selalu mrnggunakan symbol serta memaknai simbol-simbol yang digunakannya,
membuat manusia disebut animal symbolicum”.

Tujuan dan Manfaat Komunikasi

Sebagaimana yang dikutip dari buku karangan Onong Uchjana Effendi


yang berjudul “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”, Tujuan dan Fungsi
Komunikasi adalah sebagai berikut :

Tujuan Komunikasi

 Mengubah sikap “to change the attitude”


 Mengubah opini/pendapat/pandangan “to change the opinion”
 Mengubah perilaku “to change the behavior”
 Mengubah masyarakat “to change the society”

3|Komunikasi Massa
Fungsi Komunikasi

 Menginformasikan “to inform”


 Mendidik “to educate”
 Menghibur “to entertain”
 Mempengaruhi “to influence”

Manfaat Komunikasi

 Menyelesaikan masalah lebih cepat.


 Meningkatkan produktivitas.
 Hubungan kerjasama yang lebih baik.

B. Komunikasi Massa

Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi Massa adalah komunikasi yang melibatkan khalayak yang


cakupannya luas. Ketika sebuah organisasi menggunakan teknologi sebagai
sebuah media untuk berkomunikasi dengan khalayak yang besar, maka hal
tersebut dapat dikatakan ‘komunikasi massa’ sedang terjadi. Seiring berjalannya
waktu, Teori Komunikasi Massa banyak dipaparkan oleh sebagian orang melalui
buku. Namun, komunikasi massa kurang lebih harus relevan dengan media,
khalayak, waktu, dan kondisi.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana diungkapkan oleh


Bittner (Rakhmat, 2003:188), yakni komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass
communication is messages communicated through a mass medium to a large
number of people).

Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh ahli


komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass Communication
is the technologically and institutionally based production of the most broadly
shared continuous flow of messages in industrial societies”. Komunikasi massa
adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus

4|Komunikasi Massa
pesan yang kontinyu serta serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat
industri (Rakhmat, 2003: 188).

Definisi komunikasi massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan sifat


dan ciri komunikasi massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari
penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang.
Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk
komunikasi massa yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media
penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar
(Rakhmat, 2003: 188). Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai
pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai
tempat.

Rakhmat merangkum definisi-definisi komunikasi massa tersebut


menjadi: “komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media
cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak
dan sesaat (Rakhmat, 2003: 189).

C. Media Massa
Media massa adalah media komunikasi yang jangkauannya mencakup
banyak orang. Dewasa ini, media massa telah menjadi bagian yang sangat penting
bagi masyarakat, karena media massa adalah sarana untuk memperoleh berita dan
informasi. Tanpa kita sadari, media massa menimbulkan efek yang kuat dalam
membentuk persepsi khalayak . Adanya berita atau penyiaran yang dipublikasikan
secara terus menerus dan mempunyai konten yang sama, terkadang dapat
membuat pola pikir masyarakat tertuju dan terpengaruh oleh berita yang disiarkan
oleh media.
Media massa merupakan alat untuk memberitakan informasi secara
meluas dan merata. Media massa yang semakin berkembang juga semakin
mempengaruhi pola pikir dan sikap publik dalam menyikapi suatu berita.
Kadangkala suatu berita yang disampaikan secara berbeda oleh media massa
dapat menimbulkan konflik dan bukan penyelesaian masalah. Ideologi yang

5|Komunikasi Massa
berbeda dari masing-masing media massa semakin memberi efek besar dalam
pembentukan opini publik.
Secara umum media massa berguna sebagai alat pembentuk realitas sosial,
yaitu menumbuhkan opini publik dalam rangka berproses politik. Apabila
mengacu pada Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers media massa
memiliki beberapa fungsi yaitu ; media informasi, media pendidikan, media
hiburan, lembaga ekonomi, dan sebagai media kontrol sosial. Dalam menjalankan
fungsinya sebagai media kontrol sosial, media massa memiliki beberapa peranan
yaitu ; Social Participation, Social Responsibility, Social Support, Social Control.

D. Media Sosial (Social Media)

Media sosial atau social media adalah sebuah media untuk bersosialisasi
satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk
saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial media dapat
dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar yaitu :

1. Social Networks, media sosial untuk bersosialisasi dan berinteraksi.


(Facebook, Myspace, Hi5, Linked in, Bebo, dan sebagainya)
2. Discuss, media sosial yang memfasilitasi sekelompok orang untuk
melakukan obrolan dan diskusi .
(Google Talk, Yahoo! M, Skype, Phorum, dan sebagainya)
3. Share, media sosial yang memfasilitasi kita untuk saling berbagi file,
video, music.
(Youtube, Slideshare, Feedback, Flickr, Crowdstorm, dan sebagainya)
4. Publish, (Wordpredss, Wikipedia, Blog, Wikia, Digg, dan sebagainya)
5. Social game, media sosial berupa game yang dapat dilakukan atau
dimainkan bersama-sama. (Koongregate, Doof, Pogo, Cafe.com, dan
sebagainya)
6. MMO (Kartrider, Warcraft, Neopets, Conan, dan sebagainya)
7. Virtual worlds (Habbo, Imvu, Starday, dan sebagainya)
8. Livecast (Y! Live, Blog tv, Justin tv, Listream tv, Livecastr, dan
sebagainya)
9. Livestream (Socializr, Froendsfreed, Socialthings!, dan sebagainya)

6|Komunikasi Massa
10. Micro blog (Twitter, Plurk, Pownce, Ttwirxr, Plazes, Tweetpeek, dan

sebagainya)

Media sosial tersebut merupakan bagian dari komuniksi massa yang


dimana telah terjadi perkembangan teknologi. Social media seperti Facebook
dapat dijadikan alat bagi produsen untuk mempromosikan barang ataupun jasa
kepada konsumen. Produsen pun harus pintar, dalam menampilkan produknya
dimana halaman Facebook tersebut harus dibuat secantik dan semenarik mungkin,
agar menarik perhatian dan adanya minat konsumen untuk membelinya.

7|Komunikasi Massa
BAB III

PEMBAHASAN

A. Hasil Wawancara Narasumber

Tabel 1

Media Massa

Narasumber 1 Narasumber 2 Narasumber 3


TV (TvOne,
Media Paling Online (detik.com, Online
KompasTV, iNews,
Sering Digunakan goal.com) (liputan6.com)
& MetroTv)
Tentang / Rubrik Politik & Olahraga Lifestyle & Tech Politik & Tragedi
Karena rubrik
politik paling
Karena sebagai sering diberitakan
mahasiswa di media apapun
setidaknya harus khususnya televisi
mengetahui dan mengapa
keadaan dan Lebih suka tragedi karena
Alasan kondisi politik di informasi yang rubrik tragedi
negara sendiri. ringan. dalam
Untuk Olahraga, menyampaikan
karena saya suka pemberitaannya
olahraga khusunya akan menentukan
sepakbola, kecepatan dan
akurasi media
tersebut.
Tingkat
Kepercayaan STP TP P SP STP TP P SP STP TP P SP
Konten

8|Komunikasi Massa
Tabel 2

Media Sosial

Narasumber 1 Narasumber 2 Narasumber 3


6
4 (Facebook,
3
Jumlah Media (Facebook, Insatgram,
(Instagram,
Sosial Insatgram, Twitter, Youtube, Twitter,
Facebook, Path)
Youtube) Linked In,
Slideshare)
Paling Aktif Facebook Instagram Facebook
Konten Paling Berbagi masalah
Koleksi Foto Konten nasionalis
Sering Dibagikan pribadi
Ketika ada akun Ketika seorang
Ketika ada halaman yang membagikan tokoh nasional
Konten Yang
yang membagikan foto dan caption membagikan
Menarik Perhatian
informasi menarik mengenai pendapat atau
kumpulan fakta informasi.
Karena lebih suka Karena isi konten
Siapa tahu ada konten yang berisi dari seorang tokoh
Alasan
yang menarik. hiburan dan pasti berkualitas
informatif dan informatif
Mengakses Konten
Media Massa
Lumayan sering Kadang-kadang Sangat sering
Melalui Media
Sosial
Tingkat
Kepercayaan STP TP P SP STP TP P SP STP TP P SP
Konten

9|Komunikasi Massa
B. Korelasi Media Massa dengan Media Sosial

Media menyediakan megafon bagi individu dan organisasi untuk bersuara,


dan media massa – pers, radio dan televisi – telah menjadi saluran komunikasi
publik yang dominan selama satu abad terakhir. Kejatuhan bisnis model media
massa yang memicu apa yang para akademisi dan praktisi media sebut ‘krisis
dalam jurnalisme’1, dan pesatnya penggunaan media sosial, secara substansial
telah mengubah praktik-praktik jurnalisme, hubungan masyarakat, corporate
communication dan pemasaran.

Popularitas media dan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube,


Flickr, Pinterest dan Instagram memacu pertumbuhan ‘media sendiri’ yang
memungkinkan perusahaan dan organisasi untuk mengatur pemberitaan – secara
langsung maupun melalui perantara dan remediasi (dimana, media massa
mengambil berita utama dari media sosial dan mempublikasikan ulang). Di lain
hal, beberapa orang mengklaim bahwa sebagian besar media sosial bersifat
‘parasit’, mengambil banyak informasi dan topik dari media massa.

Siklus berita 24 jam adalah sebuah ilusi - karena tidak ada ‘siklus’ berita -
kini kita hidup di era yang dilingkupi berita. Berita dan informasi saling beririsan,
berbenturan, dan menyatu secara online dan offline tanpa titik asal.

Potensi adanya berita baru dalam media massa dan media sosial bervariasi
sesuai dengan:

 Skala berita – peristiwa besar terliput secara baik oleh media massa, dan
peristiwa bencana kerap dilaporkan lebih dulu oleh media social.
 Hubungan dengan pejabat – berita mengenai pemerintah dan perusahaan
disodorkan kepada wartawan.
 Daerah – media massa berfokus pada berita-berita kota sementara media
sosial sering menyampaikan daerah lainnya.
 Isu masyarakat – isu-isu daerah yang kurang diperhatikan sering muncul
kepermukaan melalui media sosial sebelum menjadi pemberitaan luas di
media massa.

10 | K o m u n i k a s i M a s s a
Isi berita tidak tepat lagi dikategorikan berdasarkan platform atau label-label
tradisional. Pembuat berita mulai bekerja di semua platform. Pendekatan yang lebih tepat
adalah mengenali isi berita sebagai hasil karya profesional atau masyarakat biasa.

Media sosial individu memiliki audiens yang sangat kecil (97% akun Twitter
memiliki kurang dari 100 followers ), maka volume konten, dan bahkan siapa yang
menyampaikan berita tercepat, bukan merupakan pertimbangan utama; jangkauan
audiens dan kredibilitas merupakan faktor yang lebih penting dalam menganalisa
dampaknya.

“ADALAH NAIF UNTUK MELIHAT MEDIA MASSA DAN SOSIAL MEDIA


SEBAGAI SALING BERLAWANAN – BENTUK-BENTUK MEDIA TERSEBUT
KIAN TERIKAT SATU SAMA LAIN” - Professor Jim Macnamara. PhD, MA, FAMI,
CPM, FAMEC, FPRIA dalam penelitiannya bersama iSentia.

Sebuah survei yang dilakukan McKinsey baru-baru ini terhadap 3.542 eksekutif
global menemukan bahwa 83% perusahaan menggunakan setidaknya satu teknologi
media sosial. Menurut McKinsey, perusahaan secara ekstensif menggunakan konferensi
video online (60%), jejaring sosial (53%), blog (43%), video sharing (41%), wiki (26%),
microblogging (25%) dan podcast (25 %).

Penelitian akademis mengenai penggunaan media sosial oleh perusahaan-


perusahaan Fortune 500 yang dilakukan tiap tahun sejak 2008 oleh University of
Massachusetts Dartmouth Center for Marketing Research mengungkapkan bahwa pada
tahun 2012, 73% perusahaan-perusahaan Fortune 500 memiliki akun Twitter dan telah
mentwit dalam 30 hari sebelumnya, 66% memiliki halaman komunitas Facebook, 62%
memiliki akun YouTube, dan 28% memiliki blog korporat.

Pada 2011, IBM menyatakan diri sebagai sebuah “bisnis sosial” dalam whitepaper
berjudul “The Social Business: Advent of New Age”.

Juga pada tahun 2011, Gartner Inc menerbitkan sebuah buku berjudul “The Social
Organization: How to Use Social Media to Tap the Collective Genius of Your Customers
and Employees “.

11 | K o m u n i k a s i M a s s a
MEDIA SOSIAL MEMILIKI DAMPAK PENTING TERHADAP
PEMBERITAAN DAN KOMUNIKASI PUBLIK, SEPERTI TERLIHAT DALAM
BANYAK CONTOH PUBLIKASI. MISALNYA:

1. Ketika US Airways penerbangan 1549 terpaksa mendarat darurat di Sungai


Hudson pada 2009, adalah foto-foto yang diambil oleh penumpang feri bernama
Janis Krums dengan menggunakan ponsel dan diposting di Twitpic yang pertama
kali memberikan gambar dan catatan kejadian kepada media massa dan dunia.
(Sumber : Cellan-Jones, R. (2009, January 16). Twitter and a classic picture.
BBC News. Retrieved from http://www.bbc.co.uk/blogs/technology/2009/01/
twitter_and_a_classic_picture.html)

2. Meski pada kenyataannya banyak wartawan berita hiburan berbasis di Los


Angeles, berita kematian Michael Jackson pada bulan Juni 2009 datang pertama
kali dari situs berita sosial, TMZ dan diteruskan kepada jutaan orang di seluruh
dunia melalui Twitter dan media sosial lainnya.
(Sumber : TMZ. (2009, June 25). Michael Jackson – Cardiac arrest. Retrieved
from http://www.tmz.com/2009/06/25/michael-jackson-rushed-to-thehospital)

3. Berita kematian Osama Bin Laden pada 2011 dimuat pertama kali di Twitter
ketika seorang tetangga men-twit kegaduhan dari seberang rumahnya ketika
pasukan keamanan AS menyerang tempat persembunyian Bin Laden.
(Sumber : Laird, S. (2012, April 18). How social media is taking over the news
industry, Mashable. Retrieved from http://mashable.com/2012/04/18/ social-
media-and-the-news)

4. Dua puluh tujuh menit sebelum media mainstream menyampaikan berita


kematian Whitney Houston pada tahun 2012, cerita itu telah beredar di Twitter,
dilaporkan oleh seorang pria yang men-twit kabar tersebut ke 14 pengikutnya.
(Sumber : Murphy, S. (2012, February 12). Twitter breaks news of Whitney
Houston’s death 27 minutes before press. Mashable, para. 12. Retrieved from
http://mashable.com/2012/02/12/whitney-houstontwitter)

12 | K o m u n i k a s i M a s s a
5. Ketika Clarence House (@ClarenceHouse) mengumumkan pertunangan
Pangeran William dengan Catherine (Kate) Middleton pada 16 November
2010, keluarga kerajaan men-twit pengumuman tersebut, serta merilis pernyataan
resmi.
(Sumber : Kelly, L. (2010, November 16). Prince Williams’ engagement news
comes courtesy of Twitter. The Washington Post, Celebritology 2.0. Retrieved
from
http://voices.washingtonpost.com/celebritology/2010/11/prince_williams_big_n
ews_comes.html)

6. Keberhasilan gerakan demokrasi di Tunisia, Mesir, Iran dan Suriah yang dikenal
sebagai ‘Arab Spring’ sebagian besar adalah berkat media sosial. Wael Ghonim,
mantan manajer pemasaran Google yang menciptakan halaman Facebook yang
membantu mengatur pemberontakan di Mesir, mengatakan dalam sebuah
wawancara di CNN “Saya ingin bertemu Mark Zuckerberg suatu hari dan
berterima kasih padanya ... jika Anda ingin membebaskan masyarakat berikan
saja mereka internet”.
(Sumber : Ghonim, W. (2011, February 14). CNN Egyptian Wael Ghonim
Facebook to thank for freedom. CNN. Retrieved from http://www.facebook.com/
video/video.php?v=10150139218344853)

LEMBAGA PEMERINTAH, PERUSAHAAN DAN ORGANISASI PERLU


MENERAPKAN STRATEGI MEDIA TERPADU YANG MENCAKUP
PEMELIHARAAN HUBUNGAN MEDIA MASSA SERTA PENGGUNAAN
SOSIAL MEDIA, DENGAN MEMPERHATIKAN BAHWA:

Media massa (tradisional/ mainstream ) tetap merupakan saluran komunikasi utama


karena:

1. Berlanjutnya dominasi TV sebagai sumber berita massa;


2. Peran koran terkemuka, terutama koran harian nasional dan metropolitan dan
koran bisnis dan keuangan khusus yang telah lama terbentuk, yang dipandang
berkuasa meski jika sirkulasi mereka kecil dan/atau menurun;

13 | K o m u n i k a s i M a s s a
3. Pengaruh media massa, terutama koran utama dan televisi terhadap politisi,
pembuat kebijakan dan pemerintah (yang sering tidak proporsional kepada
audiens mereka sebenarnya);
4. Jangkauan mereka ke masyarakat yang lebih tua.

Media Sosial menjadi bermanfaat dan menjadi saluran komunikasi yang semakin
penting karena:

1. Meningkatnya penggunaan media sosial sebagai situs berita dan informasi oleh
semakin banyak orang;
2. Penggunaan terus-menerus dan ketergantungan terhadap media sosial di
kalangan masyarakat muda khususnya;
3. Penyebarluasan berita dan informasi melalui media sosial dan jejaring sosial,
memperluas audiens media massa;
4. Referensi ke situs berita utama yang seringkali datang dari media sosial
(misalnya, dalam percakapan online dan link posting);
5. Peningkatan penggunaan media sosial untuk komunikasi publik yang diawali
oleh pelanggan, karyawan dan warga, termasuk komentar tentang brand ,
produk dan layanan.

14 | K o m u n i k a s i M a s s a
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sekarang kita hidup pada era yang dilingkupi berita. Cerita dan komentar
dapat muncul dari siapa saja, kapan saja, di mana saja. Berita dan informasi saling
beririsan, berbenturan, dan menyatu secara online dan offline. Pembuat konten
profesional memperoleh informasi dari masyarakat, dan masyarakat menyebarkan
kembali konten profesional. Organisasi media massa menggunakan media sosial
dan media sosial menggunakan media massa. Pembuat konten profesional
menggunakan media sosial, dan non-profesional (para amatir atau masyarakat)
menggunakan media sosial.

Faktor lainnya yang penting untuk diperhatikan dalam kaitan dengan


media sosial adalah audiens - baik jumlah maupun hubungannya. Sementara
terdapat data yang ektensif mengenai audiens media massa (misalnya, statistik
sirkulasi yang telah diaudit dan peringkat program siaran), jumlah audiens media
sosial seringkali kecil dibandingkan dengan media massa - misalnya, 97 persen
dari pengguna Twitter memiliki kurang dari 200 pengikut pada tahun 2012 dan
pengguna Facebook rata-rata memiliki 200 teman di 2014. Maka jumlah berita
dan siapa yang pertama, bukanlah hal yang penting; jangkauan audiens dan
kredibilitas merupakan faktor yang lebih penting dalam menganalisa dampak dari
konten media. Ini, digabungkan dengan poin sebelumnya, menunjukkan bahwa
sumber, pesan dan analisa dari audiens menjadi faktor yang paling penting,
dibandingkan faktor menjadi yang pertama dan jumlah berita .

15 | K o m u n i k a s i M a s s a
DAFTAR PUSTAKA

Isentia_whitepaper_indonesia_v2

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa. 2008, Kencana, Jakarta.

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Buku 1 Edisi 6. 2011, Salemba Humanika,
Jakarta.

William L. Rivers, Jay W. Jensen, Theodore Peterson, Media dan Masyarakat Modern,
Edisi Kedua. 2008, Kencana, Jakarta.

16 | K o m u n i k a s i M a s s a

Anda mungkin juga menyukai