Anda di halaman 1dari 12

Komunikasi Data

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 2
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 2
BAB II ISI ................................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN ............................................................................................. 3
2.2 MACAM-MACAM TEKNIK FLOW CONTROL ...................................... 3
2.3 EFEK DELAY PROPAGASI DAN KECEPATAN TRANSMISI ............. 6
2.4 CONTOH PENGAPLIKASIAN .................................................................. 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 11
3.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1Stop And Wait Data Link Control ........................................................... 4
Gambar 1. 2 Stop And Wait Alternating Sequence .................................................... 5
Gambar 1. 3 Skema ALiran Sliding Window ............................................................. 9

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 1


Komunikasi Data

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi sesuatu yang
sudah pasti kita lakukan setiap hari untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitar
kita. Komunikasi dilakukan untuk mendapatkan suatu informasi atau pemberitahuan
dari pihak lain yang tentunya melakukan komunikasi itu sendiri.
Dalam dunia teknologi komputer dan internet, komunikasi pun terjadi antara
komponen data yang satu dengan yang lainnya, dan tentunya dalam komunikasi
data tersebut terdapat sistem yang mengatur jalannya komunikasi itu sendiri.
Komunikasi yang diatur dalam suatu sistem komunikasi dilakukan untuk
mendapatkan informasi menjadi lebih mudah dan cepat dilakukan.
Pada dasarnya Komunikasi Data merupakan proses pengiriman informasi
diantaranya menggunakan Fungsi Data Link,Pembentukan Frame,Syncronisasi Data
Link dan Konfigurasi Saluran Tulisan ini membuat Kita lebih memahami tentang
Komunikasi data. Di manamateri yang Kami informasikan banyak kita jumpai
sehari-hari

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 2


Komunikasi Data

BAB II ISI

2.1 PENGERTIAN
Dalam komunikasi data, flow control adalah proses mengelola laju transmisi
data antara dua node untuk mencegah pengirim terlalu cepat kehabisan data dan
penerima lambat dalam menerima data. Ini adalah mekanisme untuk pengirim dan
penerima untuk mengontrol kecepatan transmisi, sehingga node penerima tidak
kewalahan dengan data dari transmisi node. Flow control harus dibedakan dari
kontrol kongesti, yang fungsinya digunakan untuk mengendalikan aliran data ketika
kemacetan telah benar-benar terjadi.
Flow control ini penting karena adalah mungkin jika computer pengirim
mengirimkan informasi pada tingkat yang lebih cepat dari komputer tujuan untuk
menerima dan memproses mereka. Hal ini dapat terjadi jika komputer penerima
memiliki beban lalu lintas berat dibandingkan dengan komputer pengirim, atau jika
komputer penerima memiliki lebih sedikit daya pemrosesan dari komputer pengirim.
Flow Control terdapat di bagian layer transport(lapisan ke-3) dan layer data link
( lapisan ke-2 ) baik itu di model OSI maupun di model TCP/IP.

2.2 MACAM-MACAM TEKNIK FLOW CONTROL


1. Start-stop
Aliran data diatur sesuai dengan permintaan pihak penerima, jika
penerima merasa buffer penerimaannya penuh, maka ia akan mengirim sinyal
stop ke pengirim, dan jika buffer penerimaannya kosong, ia akan mengirim
sinyal start ke pengirim. Teknik ini sederhana, relatif mudah di
implementasikan.
Mekanisme stop and wait dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar
di bawah, dimana DLC mengizinkan sebuah message untuk ditransmisikan
(event 1), pengujian terhadap terjadinya error dilakukan dengan teknik seperti
VCR (Vertical Redundancy Check) atau LRC (Longitudinal Redundancy Check)
terjadi pada (event 2) dan pada saat yang tepat sebuah ACK atau NAK
dikirimkan kembali untuk ke stasiun pengirim (event 3). Tidak ada messages
lain yang dapat ditransmisikan selama stasiun penerima mengirimkan kembali
sebuah jawaban.

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 3


Komunikasi Data

Jadi istilah stop and wait diperoleh dari proses pengiriman message oleh
stasiun pengirim, menghentikan transmisi berikutnya, dan menunggu jawaban.
Pendekatan stop and wait adalah sesuai untuk susunan transmisi half
duplex, karena dia menyediakan untuk transmisi data dalam dua arah, tetapi
hanya dalam satu arah setiap saat. Kekurangannya adalah disaat jalur tidak jalan
sebagai akibat dari stasiun yang dalam keadaan menunggu, sehingga
kebanyakan DLC stop and wait sekarang menyediakan lebih dari satu terminal
yang on line. Terminal-terminal tetap beroperasi dalam susunan yang sederhana.
Stasiun pertama atau host sebagai penanggung jawab untuk peletakkan message
diantara terminal-terminal (biasanya melalui sebuah terminal pengontrol yang
berada di depannya) dan akses pengontrolan untuk hubungan di bawah dan
menjadi masalah yang serius ketika ACK atau NAK hilang dalam jaringan atau
dalam jalur. Jika ACK pada event 3 hilang, setelah habis batas waktunya stasiun
master mengirim ulang message yang sama untuk kedua kalinya. Transmisi
yang berkelebihan mungkin terjadi dan menciptakan sebuah duplikasi record
pada tempat kedua dari file data pengguna. Akibatnya, DLC harus mengadakan
suatu cara untuk mengidentifikasi dan mengurutkan message yang dikirimkan
dengan berdasarkan pada ACK atau NAK sehingga harus dimiliki suatu
metode(dijelaskan di bagian bawah )untuk mengecek duplikat message.

Gambar 1. 1Stop And Wait Data Link Control

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 4


Komunikasi Data

Gambar di bawah menunjukkan urutan pendeteksian duplikasi message


bekerja, pada (event 1) stasiun pengirim mengirimkan sebuah message dengan
urutan 0 pada headernya. Stasiun penerima menjawab dengan sebuah ACK dan
sebuah nomor urutan 0 (event 2). Pengirim menerima ACK, memeriksa nomor
urutan 0 di headernya, mengubah nomor urutan menjadi 1 dan mengirimkan
message berikutnya (event 3).

Gambar 1. 2 Stop And Wait Alternating Sequence

Stasiun penerima mendapatkan message dengan ACK 1 di (event 4).


Akan tetapi message ini diterima dalam keadaan rusak atau hilang pada jalan.
Stasiun pengirim mengenali bahwa message di event 3 tidak dikenali. Setelah
batas waktu terlampau (timeout) stasiun pengirim mengirim ulang message ini
(event 5). Stasiun penerima mencari sebuah message dengan nomor urutan 0.
Dia membuang message, sejak itu dia adalah sebuah duplikat dari message yang
dikirim pada event 3. Untuk melengkapi pertanggungjawaban, stasiun penerima
mengirim ulang ACK 1.

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 5


Komunikasi Data

Kekurangan Flow Control Start-Stop:


- Teknik kendali aliran Start-Stop mempunyai kelemahan trafik yang terjadi
menjadi padat yang menyebabkan naiknya peluang kongesti di jaringan, tidak
cocok untuk komunikasi jarak jauh (melalui banyak link).
Flow Control Adaptif : Dikembangkan teknik pengendalian aliran yang lebih
adaptif sesuai dengan kondisi jalur transmisi yang dilewati, sehingga data dapat
ditransmisikan dengan jumlah yang ‘cukup’ , “tidak berlebih” dan “tidak
kurang”. Teknik ini meningkatkan efisiensi bandwidth yang pada ujungnya akan
mengurangi terjadinya kongesti jaringan.

2. Mengatur Besarnya Aliran


Aliran data diatur berdasarkan besar bandwitdh saluran saat itu, teknik
ini bekerja berdasarkan feedback dari penerima yang ‘mengukur’ laju data yang
mampu diterima. Relatif lebih rumit dari teknik start-stop Contoh : (sliding)
window.

2.3 EFEK DELAY PROPAGASI DAN KECEPATAN TRANSMISI


Kita akan menentukan efisiensi maksimum dari sebuah jalur point-to-point
menggunakan skema stop and wait. Total waktu yang diperlukan untuk mengirim
data(Td )adalah :
Td = TI + nTF

dimana TI = waktu untuk menginisiasi urutan

TI = tprop + tpoll + tproc

TF = waktu untuk mengirim satu frame

TF = tprop + tframe + tproc + tprop + tack +


tproc

tproc = waktu proses

tprop = waktu propagasi

tframe = waktu pengiriman

tack = waktu balasan

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 6


Komunikasi Data

Untuk menyederhanakan persamaan di atas, kita dapat mengabaikan


Termination( membatasi koneksi logika (hubungan transmitter-receiver)). Misalnya,
untuk sepanjang urutan frame, TI relatif kecil sehingga dapat diabaikan. Kita
asumsikan bahwa waktu proses antara pengiriman dan penerimaan diabaikan dan
waktu balasan frame(tack) adalah sangat kecil, sehingga kita dapat mengekspresikan
Td sebagai berikut:
Td = n(2tprop + tframe)
Dari keseluruhan waktu yang diperlukan hanya n x t frame yang dihabiskan selama
pengiriman data sehingga utilization (U) atau efisiensi jalur diperoleh.

2.4 CONTOH PENGAPLIKASIAN


a. Start – Stop (RTS-CTS)
- RTS – CTS (Request to Send – Clear to Send), digunakan saluran tambahan
untuk mengkomunikasikan informasi kendali aliran selain Tx, Rx & GND.
- Dirancang untuk berkomunikasi dengan modem yang lebih lambat dari
interface RS-232.
b. Start – Stop (X-On – X-Off)
- Software (X-on, X-off), digunakan karakter-karakter tertentu dalam bertukar
informasi kendali aliran
- Lebih sedikit membutuhkan koneksi fisik (2 kabel untuk satu arah komunikasi,
3 kabel untuk dua arah komunikasi).
- Algoritma kerja disisi pengirim
▪ Tunggu X-ON ▪ Kirim TX ▪ Jika mendapat X-OFF, berhenti kirim
- Algoritma kerja disisi penerima
▪ Periksa buffer penerimaan ▪ Jika kosong kirim X-ON, jika penuh kirim X-
OFF
Kelebihan dan Kekurangan stop and wait
Kelebihan:
- Algoritma yang sederhana
- Digunakan pada tranfer data yang memiliki kapasitas kecil
Kekurangan:
- Karena proses pengiriman yang satu-persatu maka menjadi tidak efisien untuk
data berjumlah banyak

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 7


Komunikasi Data

c. Slidding Windows
Adalah teknik kendali aliran start-stop mempunyai kelemahan trafik
yang terjadi menjadi diskrit (bisa juga bursty), menyebabkan naiknya peluang
kongesti di jaringan, tidak cocok untuk komunikasi jarak jauh (melalui banyak
link).
Dikembangkan teknik pengendalian aliran yang lebih adaptif sesuai
dengan kondisi jalur transmisi yang dilewati, sehingga data dapat ditransmisikan
dengan jumlah yang ‘cukup’ tidak berlebih dan tidak kurang. Teknik ini
meningkatkan efisiensi bandwidth yang pada ujungnya akan mengurangi
terjadinya kongesti jaringan.
Cara kerja:Penerima akan menetapkan jumlah window terimanya
berdasarkan tingkat keberhasilan penerimaan paket, kebijakan yang ditetapkan
oleh lapis aplikasi, dll. Pengirim kemudian akan mengirim paket sesuai dengan
jumlah window yang ditetapkan penerima.
Sliding-window flow control dapat digambarkan dalam operasi sebagai
berikut :Dua stasiun A dan B, terhubung melalui suatu link full-duplex. B dapat
menerima n buah frame karena menyediakan tempat buffer untuk n buah frame.
Dan A memperbolehkan pengiriman n buah frame tanpa menunggu suatu
acknowledgement. Tiap frame diberi label nomor tertentu. B mengakui suatu
frame dengan mengirim suatu acknowledgement yang mengandung serangkaian
nomor dari frame berikut yang diharapkan dan B siap untuk menerima n frame
berikutnya yang dimulai dari nomor tertentu. Skema ini dapat juga dipakai untuk
multiple frame acknowledge.
Jika 2 stasiun menukar data, masing-masing membutuhkan 2 window:
satu untuk transmisi data dan yang lain untuk menerima. Teknik ini dikenal
sebagai piggy backing. Untuk multipoint link, primary membutuhkan masing-
masing secondary untuk transmisi dan menerima.

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 8


Komunikasi Data

Gambar 1. 3 Skema ALiran Sliding Window

Receiver harus dapat menampung 7 frame melebihi satu jawaban yang telah
dikirim, sebagian besar protokol juga memperbolehkan suatu station untuk memutuskan
aliran frame dari sisi (arah) lain dengan cara mengirimkan pesan receive-not-ready
(RNR), yang dijawab frame terlebih dulu, tetapi melarang transfer frame berikutnya.
Bila dua stasiun saling bertukar data (dua arah) maka masing-masing perlu mengatur
dua window, jadi satu untuk transmit dan satu untuk receive dan masing-masing sisi
(arah) saling mengirim jawaban. (3)
Untuk memberikan dukungan agar efisien seperti yang diinginkan, dipersiapkan
piggybacking (celengan), masing-masing frame data dilengkapi dengan daerah yang
menangkap urutan nomor dari frame, ditambah daerah yang menangkap urutan nomor
yang dipakai sebagai jawaban(ACK). Selanjutnya bila suatu station memiliki data yang
akan dikirim dan jawaban(ACK) yang akan dikirimkan, maka dikirimkan bersama-sama
dalam satu frame, cara yang demikian dapat meningkatkan kapasitas komunikasi. Jika
suatu station memiliki jawaban tetapi tidak memiliki data yang akan dikirim, maka
station tersebut mengirimkan frame jawaban yang terpisah.
Jika suatu station memiliki data yang akan dikirimkan tetapi tidak memiliki
jawaban baru yang akan dikirim maka station tersebut mengulangi dengan mengirimkan
jawaban terakhir yang dikirim, hal ini disebabkan frame data dilengkapi daerah untuk
nomor jawaban, dengan suatu nilai (angka) yang harus diletakkan kedalam daerah
tersebut. Jika suatu station menerima jawaban yang sama (duplikat) maka tinggal

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 9


Komunikasi Data

mengabaikan jawaban tersebut. Sliding-windowdikatakan lebih efisien karena jalur


komunikasi disiapkan seperti pipa saluran yang setiap saat dapat diisi beberapa frame
yang sedang berjalan, sedangkan pada stop and waithanya satu frame saja yang boleh
mengalir dalam pipa saluran tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Sliding Window:


Kelebihan
- Mengatasi kekurangan utama pada stop and wait dengan dapat mentranfer data
sekaligus lebih dari 1
- Receiver memiliki buffer N long
- Transmitter dapat mengirimkan N frames tanpa ACK
- Tiap frame terdapat nomor urut
- ACK termasuk nomor frame yang diharapkan selanjutnya
- Nomor Sequence diloncati tiap ukuran dalam field (k)
Kekurangan:
- Algoritma yang lebih ribet dan kompleks.
- Apabila data yang dikirim sedikit lebih disarankan menggunakan stop and wait
karena lebih efisien.

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 10


Komunikasi Data

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
- Stop and Wait dan Sliding Window merupakan 2 teknik flow control
masing–masing teknik tersebut dapat memberikan hasil yang memuaskan
apabila digunakan pada kondisi dan saat yang tepat. Namun bisa menjadi
sebaliknya dan menjadi sangat menjengkelkan apabila penggunaannya salah.
- Apabila data yang dikirim sedikit lebih disarankan menggunakan stop and
wait sedangkan apabila data besar penggunaan sliding window akan menjadi
lebih efisien.

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 11


Komunikasi Data

DAFTAR PUSTAKA
 http://mycatatanz.blogspot.co.id/2012/06/flow-control.html
 http://budhiirawan.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2017/03/11.-Data-Link-
Layer-Flow-Control.pdf\
 https://kelaskami2012.wordpress.com/2012/06/08/makalah-komdat-
kelompok-5/
 http://ryonnatalius.blogspot.co.id/2014/06/flow-control.html

Jaringan Telekomunikasi Digital –PoliteknikNegeri Malang 12

Anda mungkin juga menyukai