Makala H
Makala H
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 2
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 2
BAB II ISI ................................................................................................................... 3
2.1 PENGERTIAN ............................................................................................. 3
2.2 MACAM-MACAM TEKNIK FLOW CONTROL ...................................... 3
2.3 EFEK DELAY PROPAGASI DAN KECEPATAN TRANSMISI ............. 6
2.4 CONTOH PENGAPLIKASIAN .................................................................. 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 11
3.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1Stop And Wait Data Link Control ........................................................... 4
Gambar 1. 2 Stop And Wait Alternating Sequence .................................................... 5
Gambar 1. 3 Skema ALiran Sliding Window ............................................................. 9
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
2.1 PENGERTIAN
Dalam komunikasi data, flow control adalah proses mengelola laju transmisi
data antara dua node untuk mencegah pengirim terlalu cepat kehabisan data dan
penerima lambat dalam menerima data. Ini adalah mekanisme untuk pengirim dan
penerima untuk mengontrol kecepatan transmisi, sehingga node penerima tidak
kewalahan dengan data dari transmisi node. Flow control harus dibedakan dari
kontrol kongesti, yang fungsinya digunakan untuk mengendalikan aliran data ketika
kemacetan telah benar-benar terjadi.
Flow control ini penting karena adalah mungkin jika computer pengirim
mengirimkan informasi pada tingkat yang lebih cepat dari komputer tujuan untuk
menerima dan memproses mereka. Hal ini dapat terjadi jika komputer penerima
memiliki beban lalu lintas berat dibandingkan dengan komputer pengirim, atau jika
komputer penerima memiliki lebih sedikit daya pemrosesan dari komputer pengirim.
Flow Control terdapat di bagian layer transport(lapisan ke-3) dan layer data link
( lapisan ke-2 ) baik itu di model OSI maupun di model TCP/IP.
Jadi istilah stop and wait diperoleh dari proses pengiriman message oleh
stasiun pengirim, menghentikan transmisi berikutnya, dan menunggu jawaban.
Pendekatan stop and wait adalah sesuai untuk susunan transmisi half
duplex, karena dia menyediakan untuk transmisi data dalam dua arah, tetapi
hanya dalam satu arah setiap saat. Kekurangannya adalah disaat jalur tidak jalan
sebagai akibat dari stasiun yang dalam keadaan menunggu, sehingga
kebanyakan DLC stop and wait sekarang menyediakan lebih dari satu terminal
yang on line. Terminal-terminal tetap beroperasi dalam susunan yang sederhana.
Stasiun pertama atau host sebagai penanggung jawab untuk peletakkan message
diantara terminal-terminal (biasanya melalui sebuah terminal pengontrol yang
berada di depannya) dan akses pengontrolan untuk hubungan di bawah dan
menjadi masalah yang serius ketika ACK atau NAK hilang dalam jaringan atau
dalam jalur. Jika ACK pada event 3 hilang, setelah habis batas waktunya stasiun
master mengirim ulang message yang sama untuk kedua kalinya. Transmisi
yang berkelebihan mungkin terjadi dan menciptakan sebuah duplikasi record
pada tempat kedua dari file data pengguna. Akibatnya, DLC harus mengadakan
suatu cara untuk mengidentifikasi dan mengurutkan message yang dikirimkan
dengan berdasarkan pada ACK atau NAK sehingga harus dimiliki suatu
metode(dijelaskan di bagian bawah )untuk mengecek duplikat message.
c. Slidding Windows
Adalah teknik kendali aliran start-stop mempunyai kelemahan trafik
yang terjadi menjadi diskrit (bisa juga bursty), menyebabkan naiknya peluang
kongesti di jaringan, tidak cocok untuk komunikasi jarak jauh (melalui banyak
link).
Dikembangkan teknik pengendalian aliran yang lebih adaptif sesuai
dengan kondisi jalur transmisi yang dilewati, sehingga data dapat ditransmisikan
dengan jumlah yang ‘cukup’ tidak berlebih dan tidak kurang. Teknik ini
meningkatkan efisiensi bandwidth yang pada ujungnya akan mengurangi
terjadinya kongesti jaringan.
Cara kerja:Penerima akan menetapkan jumlah window terimanya
berdasarkan tingkat keberhasilan penerimaan paket, kebijakan yang ditetapkan
oleh lapis aplikasi, dll. Pengirim kemudian akan mengirim paket sesuai dengan
jumlah window yang ditetapkan penerima.
Sliding-window flow control dapat digambarkan dalam operasi sebagai
berikut :Dua stasiun A dan B, terhubung melalui suatu link full-duplex. B dapat
menerima n buah frame karena menyediakan tempat buffer untuk n buah frame.
Dan A memperbolehkan pengiriman n buah frame tanpa menunggu suatu
acknowledgement. Tiap frame diberi label nomor tertentu. B mengakui suatu
frame dengan mengirim suatu acknowledgement yang mengandung serangkaian
nomor dari frame berikut yang diharapkan dan B siap untuk menerima n frame
berikutnya yang dimulai dari nomor tertentu. Skema ini dapat juga dipakai untuk
multiple frame acknowledge.
Jika 2 stasiun menukar data, masing-masing membutuhkan 2 window:
satu untuk transmisi data dan yang lain untuk menerima. Teknik ini dikenal
sebagai piggy backing. Untuk multipoint link, primary membutuhkan masing-
masing secondary untuk transmisi dan menerima.
Receiver harus dapat menampung 7 frame melebihi satu jawaban yang telah
dikirim, sebagian besar protokol juga memperbolehkan suatu station untuk memutuskan
aliran frame dari sisi (arah) lain dengan cara mengirimkan pesan receive-not-ready
(RNR), yang dijawab frame terlebih dulu, tetapi melarang transfer frame berikutnya.
Bila dua stasiun saling bertukar data (dua arah) maka masing-masing perlu mengatur
dua window, jadi satu untuk transmit dan satu untuk receive dan masing-masing sisi
(arah) saling mengirim jawaban. (3)
Untuk memberikan dukungan agar efisien seperti yang diinginkan, dipersiapkan
piggybacking (celengan), masing-masing frame data dilengkapi dengan daerah yang
menangkap urutan nomor dari frame, ditambah daerah yang menangkap urutan nomor
yang dipakai sebagai jawaban(ACK). Selanjutnya bila suatu station memiliki data yang
akan dikirim dan jawaban(ACK) yang akan dikirimkan, maka dikirimkan bersama-sama
dalam satu frame, cara yang demikian dapat meningkatkan kapasitas komunikasi. Jika
suatu station memiliki jawaban tetapi tidak memiliki data yang akan dikirim, maka
station tersebut mengirimkan frame jawaban yang terpisah.
Jika suatu station memiliki data yang akan dikirimkan tetapi tidak memiliki
jawaban baru yang akan dikirim maka station tersebut mengulangi dengan mengirimkan
jawaban terakhir yang dikirim, hal ini disebabkan frame data dilengkapi daerah untuk
nomor jawaban, dengan suatu nilai (angka) yang harus diletakkan kedalam daerah
tersebut. Jika suatu station menerima jawaban yang sama (duplikat) maka tinggal
3.1 KESIMPULAN
- Stop and Wait dan Sliding Window merupakan 2 teknik flow control
masing–masing teknik tersebut dapat memberikan hasil yang memuaskan
apabila digunakan pada kondisi dan saat yang tepat. Namun bisa menjadi
sebaliknya dan menjadi sangat menjengkelkan apabila penggunaannya salah.
- Apabila data yang dikirim sedikit lebih disarankan menggunakan stop and
wait sedangkan apabila data besar penggunaan sliding window akan menjadi
lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
http://mycatatanz.blogspot.co.id/2012/06/flow-control.html
http://budhiirawan.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2017/03/11.-Data-Link-
Layer-Flow-Control.pdf\
https://kelaskami2012.wordpress.com/2012/06/08/makalah-komdat-
kelompok-5/
http://ryonnatalius.blogspot.co.id/2014/06/flow-control.html