BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Permenkes, 2016). Sedangkan
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
gangguan kesehatan”.
medis.
Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
penunjang yang diberikan kepada pasien selama mendapat pelayanan di unit rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat serta catatan yang juga harus dijaga
catatan atau dokumen yang akurat dan adekuat dari pasien, mengenai kehidupan
dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit, dimasa lalu dan sekarang, juga
7
kesehatan.
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, menurut Dirjen
1. Aspek Administrasi
Berkas rekam medis mengandung nilai administrasi. Hal ini dikarenakan isi
2. Aspek Medis
3. Aspek Hukum
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti untuk
menegakan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Berkas rekam medis mengandung nilai uang, karena isinya terdapat data
5. Aspek Penelitian
8
6. Aspek Pendidikan
kesehatan.
7. Aspek Dokumentasi
sebagai bahan pertanggung jawaban dan juga sebagai laporan suatu Rumah
1. Penerimaan pasien
9
Penerimaan pasien dilakukan pada penerima pasien baru dan pasien lama,
a. Dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi yang melayani pasien di
rumah sakit.
Suatu kegiatan merakit berkas rekam medis baik yang belum digunakan
tersebut siap digunakan, tertata rapi baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Pemberian kode dengan meggunakan huruf atau angka atau kombinasi huruf
dan angka yang mewakili komponen data. Buku panduan yang digunkan
adalah buku di keluarkan oleh WHO dan untuk kode penyakit menggunakan
buku ICD-10 dan untuk kode tindakan menggunakan buku ICD-9 CM.
c. Indeksing (Tabulasi)
Membuat tabulasi dengan kode yang sudah dibuat kedalam indeks (dapat
1. Tidak ada satupun rekam medis yang boleh keluar dari ruangan rekam
permintaan pengadilan.
untuk dapat menghasilkan pelaporan secara cepat, tepat dan akurat secara garis
11
besar jenis pelaporan di rumah sakit dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
pengkodean atas penyakit dan tanda-tanda, gejala, temuan temuan yang abnormal,
keluhan, keadaan sosial dan eksternal menyebabkan cedera atau penyakit, seperti
yang diklasifikasikan oleh WHO. Dalam pengkodean ini menetapkan lebih dari
155.000 memungkin berbagai kode dan memungkin yang banyak berasal dari
pelacakan diagnosis dan prosedur baru dengan perluasan yang signifikan pada
kode-kode yang telah tersedia 17.000 pengkodean pada ICD 9 dan ICD 10 mulai
bekerja dari tahun 1983 dan dapat diselesaikan pada tahun 1992.
dikembangkan dari usulan William Farr di masa – masa awal diskusi internasioanl
tentang struktur klasifikasi. Skema yang digunakan adalah bahwa untuk semua
secara berikut :
1. Penyakit epidemi
4. Penyakit perkembangan
12
5. Cedera
Pola ini bisa ditemukan pada bab-bab ICD 10. Mereka telah melewati ujian
waktu, dan walaupun dalam beberapa hal kelihatan seperti tidak sesungguhnya,
pola ini masih dianggap sebagai struktur yang lebih berguna untuk tujuan
Dua bagian pertama dan terakhir dari kelompok diatas merupakan ‘group
penyakit lokal yang disusun menurut situs, berisi bab-bab ICD untuk setiap sistem
tubuh utama.
diklasifikasikan terutama pada satu diantara bab-bab group khusus. Kalau terdapat
keraguan mengenai tempat suatu kondisi harus diletakkan, maka bab-bab group
menggunakan alfanumerik dengan sebuah huruf pada posisi pertama dan sebuah
angka pada posisi ke-2, ke-3 , dan ke-4 . karakter ke-4 didahului oleh sebuah titik
desimal. Jadi nomor kode yang mungkin ada berkisar dari A00.0 sampai Z99.9.
mortalitas.
kesehatan
pelayanan medis
huruf atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen
data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada di dalam rekam medis harus
14
menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera, gejala dan faktor yang
Indeks alfabet berisi berbagai term yang tidak ada pada volume 1, dan
1. Tentukan jenis pernyataan yang akan dikode dan rujuk ke section yang
sesuai pada indeks alfabet (Kalau pernyataan adalah penyakit, cedera, atau
kondisi lain yang bisa diklasifikasikan pada bab I-XIX atau XXI, lihat
section I dari indeks. Kalau pernyataan ini adalah penyebab luar dari cedera
atau kejadian lain yang bisa diklasifikasikan pada bab XX, lihat section II
pada indeks.
2. Tentukan lokasi lead term. Untuk penyakit dan cedera ini biasanya berupa
sebuah kata benda untuk kondisi patologis. Namun, beberapa kondisi yang
berupa kata sifat atau eponim (nama orang) bisa juga terdapat disini.
3. Baca dan pedomani semua catatan yang terdapat dibawah lead term
15
4. Baca semua term yang dikurung oleh parentheses setelah lead term
5. Ikuti dengan hati-hati setiap rujukan silang see dan see also di dalam
indeks.
dash (-) pada posisi ke 4 berarti bahwa sebuah karaktek ke 4 terdapat pada
tambahan tidak di indkes, kalau ini digunakan, ia harus dicari pada volume
1.
7. Pedomani setiap term inklusi dan eksklusi di bawah kode yang dipilih,
8. Tentukan kode.
standar yang harus dipenuhi oleh seorang pengode (coder) profesional antara lain:
institusinya.
bidang pengkodean.
(completeness).
berlakunya sisten INA CBGs dalam BPJS yang ada di rumah sakit dimana kode
sakit. Hal ini tentunya menuntut kinerja petugas kodifikasi coder dalam hal
sangat penting. Karena ketepatan dan keakuratan kode yang telah diberikan akan
yang harus dikeluarkan oleh BPJS kepada rumah sakit. Sehingga peran petugas
keadaan sebagai penyebab cedera, keracunan dan efek samping lainnya. Kode
external cause (V01-Y89) harus digunakan sebagai kode primer kondisi tunggal
dan tabulasi penyebab kematian (underlying cause) dan pada kondisi yang
morbiditas yang dapat diklasifikasi ke bab XIX (injury, poisoning, and certain
itu sendiri akan diberi kode sebagai penyebab kematian utama (underlying cause)
dan jika diinginkan dapat digunakan kategori bab external cause sebagai kode
tambahan. Pada kondisi cedera, keracunan atau akibat lain dari sebab ekternal
18
harus dicatat, hal ini penting untuk menggambarkan sifat kondisi dan keadaan
yang menimbulkannya.
Pada umumnya penyebab luar sebaiknya ditabulasi baik menurut Bab XIX
dan Bab XX, pada kondisi ini, kode dari Bab XX harus digunakan untuk
tempat kejadian penyebab luar mana yang relevan sebagai karakter keempat pada
orang yang terluka saat peristiwa itu terjadi sebagai karakter kelima kode external
cause.
20
dimana kode tersebut digunakan untuk V01-V89 dan kode kelima yang digunakan
adalah kode tempat kejadian kecelakaan dan tidak perlu disertai kode aktivitas.
cedera atau kondisi lain yang terdapat pada Bab I-XIX dan XXI (Volume
21
menelusuri istilah yang dicari pada seksi I indeks (Volume 3). Bila
pernyataan adalah penyebab luar (external cause) dari cedera ( bukan nama
penyakit ) yang ada di Bab XX (Volume 1), lihat dan cari kodenya pada
2. Baca dengan seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul di bawah
3. Lihat daftar tabulasi (Volume 1) untuk mencari nomor kode yang paling
tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus pada posisi
keempat yang berarti bahwa isian untuk karakter keempat itu ada di dalam
volume 1 dan merupakan posisi tambahan yang tidak ada dalam indeks
dan mortalitas.
4. Ikut pedoman Inclusion dan Exclusion pada kode yang dipilih atau bagian
terjadi.
tersebut.
dulu apakah hal tersebut terjadi karena disengaja atau tidak. Jika
antara lain :
3. Gigitan ( Bite )
4. Kebakaran ( Burn )
5. Tercekik ( Choked )
6. Tabrakan ( Collision )
7. Terjepit,tergencet ( Crushed )
9. Tenggelam ( Drowning )
5. Pada kasus keracunan maka buka ICD-10 volume 3 pada section III Table
diri sendiri
24
niatnya
tersebut.
2.1.21 Cedera
Cedera (injury) adalah suatu kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh
manusia mengalami atau mendapatkan kontak yang akut atau tiba- tiba dari
lecet.