PORTOFOLIO
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Demam Tifoid
2. Patogenesis Demam Tifoid
3. Penatalaksanaan Demam Tifoid
4. Edukasi tentang penyebab, faktor resiko, dan penatalaksanaan yang tepat
26
Subyektif
Pasien mengeluh demam yang timbul sjak ± 7 hari SMRS, demam terutama tinggi pada sore
hingga malam hari, mual (+), muntah (+), sakit kepala (+), nyeri ulu hati (+), badan terasa
pegal-pegal, tidak ada menggigil dan tidak berkeringat, riwayat perdarahan gusi (-), mimisan
(-), BAK normal, BAB (+) normal. Pasien punya kebiasaan makan jajanan di luar. Adanya
keluhan demam yang berlangsung selama 1 minggu dapat mengarah kepada demam tifoid,
demam berdarah dengue, dan malaria.
Objektif
HR = 100 x/i
RR = 20 x/i
T = 380C
Pem. Thoraks =gerakan dada simetris, suara napas vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-), BJ I
dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pem Abdomen =perut datar, supel, NT epigastrium (+), H/L tidak teraba, Timpani, BU
(+) normal
Hasil Laboratorium
Widal S. H = 1/160
Widal S. O = 1/320
27
Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium mendukung diagnosis ke arah demam
tifoid. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- Gejala klinis (minggu ke-1 pola demam reminen, dan minggu ke-2 dan ke-3 demam
kontinu)
- Pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan Widal S.H = 1/160 dan Widal S.O = 1/320
Demam yang terjadi pada pasien demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella typhi.
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terjadi pada saluran pencernaan
dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari, disertai dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
Gejala prodromal pada demam tifoid berupa malaise, anoreksia, sakit kepala, rasa tidak enak
di perut, dan nyeri seluruh tubuh. Pada minggu pertama demam berangsur-angsur naik,
demam terutama pada sore dan malam hari (febris reminen), dan pada minggu kedua dan
ketiga demam terus menerus tinggi (febris kontinua). Kemudian turun secara lisis. Gangguan
gastrointestinal berupa bibir kering dan pecah-pecah, lidah kotor, berselaput putih dan pinggir
hiperemis. Perut agak kembung dan nyeri tekan. Gejala demam tersebut disebabkan oleh
endotoksin yang dieksresikan oleh basil S. typhi, sedangkan gejala pada saluran pencernaan
disebabkan oleh kelainan pada usus. Dimana pada infeksi S. typhi, basil diserap di usus halus
kemudian melalui pembuluh limpa masuk ke aliran darah sampai ke organ hati dan limpa.
Basil yang menyebar ke seluruh tubuh masuk ke kelenjar limfoid usus halus, menimbulkan
tukak pada mukosa di atas plaque peyeri. Hal tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman di
perut hingga dapat menimbulkan perdaraha dan perforasi usus.
28
Plan
Diagnosis : Upaya diagnosis sudah optimal dinilai dari penelusuran gejala kinis, pola
kebiasaan pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan widal yang mendukung ke arah
diagnosis demam tifoid. Kekurangannya tidak dilakukan pemeriksaan kultur (gall culture)
yang merupakan gold standar untuk pemeriksaan demam tifoid. Hal ini dikarenakan
keterbatasan fasilitas.
Pengobatan :
- Paracetamol 3x500 mg
- Domperidon 3x10 mg
- Bedrest
Penatalaksanaan utama pada kasus demam tifoid adalah istirahat, diet berupa diet
TKTP rendah serat untuk meringankan kerja usus dan menghindari komplikasi
perdarahan saluran cerna atau perforasi usus, dan pemberian antibiotik yang sesuai.
Pada pasien ini antibiotik yang diberikan adalah ceftriaxone IV 1 gr/ 12 jam.
Pendidikan : edukasi kepada pasien untuk makan secara teratur, menjaga kebersihan diri dan
makanan.
29