Anda di halaman 1dari 3

Steroid Topikal

Pada masa kini steroid topikal merupakan sediaan yang paling banyak dipakai dalam

dermatologi, disamping obat-obat anti jamur topikal, dan di pasaran dapat dijumpai tidak

kurang dari 70 sediaan steroid topikal dengan bermacam-macam nama dagang.

Indikasi Steroid Topikal

Penyakit-penyakit yang dapat diobati dengan steroid topikal dapat digolongkan

menjadi :

1. Penyakit-penyakit yang pada umumnya sangat responsif terhadap pengobatan steroid

topikal seperti dermatitis atopik, dermatitis seboroik, dermatitis nummular, dermatitis

kontak alergi dan iritan, psoriasis pada muka dan genital, liken simpleks, pruritus ani.

2. Penyakit-penyakit yang kurang responsif terhadap steroid topical seperti lupus

eritematous diskoid, liken planum, granuloma anulare, sarkoidosis, dan psoriasis palmo

plantar.

Mekanisme Kerja Steroid Topikal

Steroid topikal mempunyai 4 efek utama atas kulit, yaitu :

1. Anti inflamasi

Aktivitas anti inflamasi dari steroid topikal ini merupakan efek utama yang diharapkan

dalam dermatologi. Efek ini diduga karena steroid). topikal bekerja dengan mencegah

proses marginasi (melekatnya lekosit dan monosit pada endotel pembuluh darah) dan

menghambat proses khemotaksis (migrasi sel-sel tersebut ke fokus peradangan) yang

terjadi pada proses peradangan.


2. Imunosupresi

Sifat imunosupresi ini sebenarnya juga melibatkan sifat anti inflamasi steroid topikal,

karena inflamasi merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh. Steroid juga

menghambat pembelahan sel-sel limfoit, melisis sel limfosit B dan menghambat kerja

limfokin pada sasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa steroid bekerja menekan reaksi

hipersensitifitas, baik tipe I, II, III (humoral), maupun tipe IV (seluler).

3. Antimitosis (Antiproliferasi)

Steroid mempunyai sifat antimitosis dengan menekan pembelahan sel, menurunkan

transkripsi RNA, mengurangi sintesis DNA dan mungkin juga reparasi DNA. Akibat

sifat ini pengolesan steroid topikal pada kulit akan menyebabkan penipisan epidermis

dan sel-selnya mengecil. Disamping pada sel-sel epidermis, efek antimitosis ini juga

terjadi pada sel-sel fibroblast, sehingga pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan

gangguan sintesis kolagen dengan akibat terjadinya striae dan atrofi.

4. Vasokonstriksi

Steroid juga menyebabkan vasokontriksi, menurunkan permeabilitas membrane dan

menghambat pelepasan bahan-bahan toksik, sehingga akan mengurangi ekstravasasi

serum, pembengkakan dan rasa gatal.

Beberapa sediaan steroid topikal dikombinasi dengan berbagai antimikroba seperti

nistatin, neomisin. Pemakaian sediaan kombinasi ini dapat dipakai pada keadaan tertentu

seperti bayi atau anak dengan dermatitis infantile karena kemungkinan infeksi sekunder sangat

sering pada dermatitis seboroik maupun dermatitis popok yang sering disertai dengan infeksi

kandida. Hanya perlu diperhatikan bahwa pengobatan sekali tembak dapat menyebabkan

keengganan mencari diagnosis setepat-tepatnya, memacu timbulnya mikroorganisme yang


resisten dan memungkinkan timbulnya sensitisasi oleh bahan antiinfeksi tersebut (Ricciati,

1978).

2.2.4. Efek Samping Penggunaan Steroid Topikal

Ternyata makin kuat sediaan steroid topikal, makin besar pula kemungkinan efek

samping yang terjadi. Pemakaian yang terlalu lama akan meningkatkan resiko timbulnya efek

samping ini. Sehingga pemakaian steroid yang poten seyogyanya tidak lebih dari 2 – 3 minggu.

Efek samping ini dapat bersifat lokal atau sistemik (Anigbogu dan Maibach, 2000; Wozniacka

dan Jedrzejowska, 2001).

1. Efek local

- Kerusakan kulit berupa atrofi kulit, teleangiektasi, purpura atau striae.

- Infeksi atau infestasi dapat terjadi setelah pemakaian jangka lama, terutama kalau

digunakan secara oklusi, dapat berupa infeksi kandida, bakteria atau meluasnya

impetigo. Tinea incognito juga dapat terjadi karena kesalahan terapi tinea dengan

menggunakan steroid topikal.

- Efek lain misalnya timbulnya akne steroid, dermatitis perioral, gangguan pigmentasi

dan alergi.

- Pada individu tertentu pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan rambut pada

muka tumbuh subur.

2. Efek sistemik

Steroid topikal khususnya yang mempunyai potensi kuat dan dipakai untuk jangka
panjang dengan konsentrasi tinggi atau oklusi dapat pula menimbulkan efek sistemik seperti
steroid sistemik

Anda mungkin juga menyukai