√ PERBAIKAN
√
√
√
√
√
r
.
N
u
g
r
o
h
o
a
j
i
D
Judul : Hubungan Kadar Leukosit
h
Dalam Darah Dengan a Gradasi
r
Apendisitis Pada Pasien Post Operasi
Di Rumah Sakit Ibnu mSina
a
Peneliti Utama : Fitrah Hanafi w
a
HP : 082293124379 n
Judul Penelitian : Hubungan Kadar Leukosit Dalam Darah Dengan Gradasi Apendisitis Pada
Pasien Post Operasi Di Rumah Sakit Ibnu Sina
Penghubung
: -
Lokasi Penelitian/
: Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar
Bagian
Pengajaran
Lain-lain
Jenis Proposal :
Baru
Perbaikan/Perubahan
Lanjutan
Bila Proyek perbaikan atau lanjutan, lampirkan persetujuan sebelumnya .
Pembantu Peneliti : -
3. Jelaskan dengan singkat tetapi lengkap tentang tujuan, hipotesis, manfaat yang
jelas dari penelitian ini:
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara kadar leukosit dalam darah
dengan gradasi apendisitis pada pasien post operasi di rumah sakit ibnu sina.
Hipotesis : Terdapat hubungan antara jumlah kadar leukosit dalam darah dengan
gradasi apendisitis
Manfaat : Manfaat yang dapat diperoleh subyek penelitian yaitu dapat memberikan
informasi tentang peningkatan jumlah kadar leukosit dalam darah dengan gradasi
apendisitis di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar dan untuk diagnosa dini pada kasus
apendisitis sehingga penderita segera mendapatkan penanganan yang cepat maupun
tepat dan dapat mencegah terjadinya apendisitis akut dengan perforasi.
4. Jelaskan dengan singkat tetapi lengkap tentang latar belakang ilmiah dari penelitian
ini dan rencana penelitiannya. scientific back ground to the project and project plan.
Apendisitis akut merupakan salah satu keadaan akut abdomen yang sering
kita jumpai hampir di seluruh rumah sakit Indonesia. Apendisitis akut merupakan
salah satu faktor utama terjadinya nyeri abdominal yang persistan dan progresif pada
semua golongan umur. Kejadian seumur hidup dari penyakit ini adalah sekitar 7%,
dengan tingkat perforasi 17-20%. Resiko kematian kurang dari 1% pada populasi
umum, namun jumlah ini bisa naik ke 50% di antara populasi lansia. Apendisitis akut
memerlukan pembedahan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk. Jika
telah terjadi perforasi, maka komplikasi dapat terjadi seperti peritonitis umum,
terjadinya abses, dan komplikasi paska operasi seperti fistula dan infeksi luka
operasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan penanganan apendisitis
akut yang berakibat timbulnya komplikasi dapat berasal dari pasien dan tenaga
medis. Faktor pasien meliputi pengetahuan dan biaya. Faktor tenaga medis meliputi
kesalahan diagnosis, terlambat merujuk ke rumah sakit dan menunda tindakan bedah.
Dalam menegakkan diagnosis pada pasien dengan gejala yang tidak khas, dokter
perlu melakukan pemeriksaan penunjang, salah satunya adalah pemeriksaan hitung
jumlah leukosit. Pemeriksaan ini sangat menunjang untuk diagnosis gradasi
apendisitis, dapat dilakukan di puskesmas dan rumah sakit di daerah, harganya
terjangkau, dan sederhana. Jumlah leukosit pada apendisitis akut umumnya
meningkat yaitu sekitar 10.000-18.000μl. Pada umumnya, jumlah leukosit lebih dari
18.000μl menunjukkan telah terjadi perforasi dan peritonitis. Kemampuan dalam
menegakkan diagnosis apendisitis akut secara klinis sangatlah perlu dimiliki oleh
seorang dokter, selain itu dokter juga harus mampu membedakan apendisitis akut dan
perforasi, dimana keduanya memiliki cara penanganan yang berbeda dan memiliki
prognosis yang berbeda pula. Oleh karena itu, maka peneliti mencoba untuk melihat
perbandingan angka leukosit dengan gradasi apendisitis yang dilakukan tindakan
operasi apendektomi di RS Ibnu Sina.
5. Apakah metode yang digunakan pada penelitian ini bisa dilakukan dengan simulasi
computer atau dilakukan pada binatang percobaan?
Ya Tidak
√
6. Jelaskan dengan ringkas semua prosedur yang anda gunakan pada subyek
penelitian:
Prosedur yang akan digunakan ialah dengan mengambil dan mengkaji data sekunder
berupa rekam medik pasien yang terdiagnosa apendisitis di Rumah Sakit Ibnu Sina
Makassar, setelah itu menilai hasil pemeriksaan darah rutin dalam hal ini leukosit pada
pasien apendisitis kemudian menganalisa korelasi dari keduanya (kadar leukosit dalam
darah dengan apendisitis)
7. Jelaskan kemungkinan bahaya, risiko atau efek samping pada subyek akibat prosedur
yang anda gunakan, serta kewaspadaan yang anda lakukan untuk mencegah atau
meminimalkan hal tersebut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
rekam medik pasien di RS Ibnu Sina Makassar. Kemungkinan resiko yang akan
didapatkan ialah jika data yang diperoleh tidak seluruhnya memenuhi kriteria untuk
menjadi sampel dalam penelitian. Selain itu kemungkinan resiko lainnya adalah
menyita waktu luang dari staf bagian rekam medik pasien RS Ibnu Sina Makassar
akibat kegiatan pengambilan data.
Kewaspadaan yang saya akan lakukan untuk mencegah hal tersebut adalah dengan
memperhatikan secara seksama saat mengambil data, menggunakan inisial untuk
pencatatan data pasien, menjaga kerahasiaan dari privasi pasien dalam data rekam
medik yang akan diambil, serta sebisa mungkin tidak menyita dan mengganggu
waktu istirahat dari staf rekam medik RS Ibnu Sina Makassar.
8. Jelaskan hal-hal yang tidak enak atau yang mengganggu subyek tapi harus dilakukan
oleh subyek sehubungan dengan prosedur penelitian ini..
Hal yang menganggu ialah apabila penelitian dilakukan pada saat jam istirahat maka
dapat menyita waktu dari staf bagian rekam medik RS IbnuSina Makassar.
9. Tuliskan jumlah, jenis dan batasan usia subyek termasuk kontrol bila ada.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh rekam medik pasien
apendisitis pada tahun 2016, yaitu sebanyak 44 populasi. Adapun sampel dalam
penelitian ini ialah seluruh rekam medik pasien apendisitis. Teknik pengambilan data
dilakukan dengan cara total sampling, yaitu mengambil keseluruhan data rekam
medik yang memenuhi kriteria sampel.
10. Sumber dan cara rekrutmen subyek penelitian :
Sumber subyek : Rekam medik pasien yang terdiagnosa apendisitis di RS Ibnu Sina
Makassar
Cara rekrutmen : Meminta persetujuan dari bagian rekam medik RS Ibnu Sina
Makassar dengan memberikan lembar persetujuan untuk di tanda tangani sebagai
bentuk perizinan dalam pengambilan data rekam medik pasien untuk dijadikan
sebagai sampel penilitian.
11. Apakah ada hubungan khusus antara subyek dengan orang yang merekrut nya?
Tidak ada hubungan khusus
12. Kriteria inklusi, ekslusi dan criteria pengunduran diri (bila penelitian memerlukan
waktu panjang)?
Kriteria inklusi:
a. Data rekam medik pasien yang terdiagnosis menderita apendisitis.
b. Data rekam medik pasien terdapat data yang lengkap mengenai pemeriksaan
laboratorium leukosit darah pasien apendisitis.
Kriteria eksklusi:
a. Pasien yang mengalami infeksi atau penyakit lain yang menyertai apendisitis.
13. Tuliskan secara rinci semua biaya penelitian yang diusulkan:
Biaya untuk pengambilan setiap data rekam medik pasien sekitar Rp.110.000,-
15. Fasilitas apa yang anda sediakan untuk mengatasi bila terjadi adverse event
(bahaya/efek samping) akibat prosedur yang dilakukan?
-
16. Bagaimana anda menjaga kerahasiaan informasi, baik selama penelitian maupun
setelah penelitian selesai?
Hasil data sekunder yang didapatkan hanya dikelola oleh peneliti dan tersimpan aman
di tempat yang disediakan. Identitas pasien pada rekam medik akan dituliskan dengan
inisial agar tetap menjaga kerahasiaan dan privasi pasien. Setelah penelitian selesai,
peneliti akan tetap menjaga kerahasiaan informasi dari subjek penelitian Karena
menjaga informasi yang diperoleh tersebut adalah bentuk tanggung jawab dari
peneliti.
(b). Apakah pada penelitian ini digunakan tehnik DNA ,toksin, mutagen, tetragon
atau karsinogen?
Ya √ Tidak
18. Apakah proposal ini dimintakan persetujuan etik dari lain-lain komite etik??
√
Ya Tidak
Bila Ya, ke komite etik mana saja:
-
19. Isu etik apakah yang mungkin terjadi pada pelaksanaan prosedur penelitian ini?
(sehubungan dengan jawaban anda pada No. 7 dan No. 15)
Jelaskan jawaban anda untuk hal tersebut!
Isu etik yang akan didapatkan ialah terganggunya waktu istirahat (apabila dilakukan
pada waktu istirahat) dari staf rekam medik akibat proses pengambilan data yang
menyita sekitar kurang lebih 10 menit setiap subjek.
CARA MEMPEROLEH INFORMED CONSENT
Dengan memberikan lembar persetujuan kepada staf bagian rekam medik RS Ibnu
Sina Makassar, apabila subjek tersebut menandatangani lembar persetujuan maka
subjek bersedia untuk memberikan perizinan dalam mengambil data rekam medik
pasien untuk tujuan penelitian sampai tahap akhir.
20. Siapa yang akan memberikan penjelasan kepada subyek atau walinya?
Peneliti
21. Apakah ada hubungan khusus antara orang yang memberikan penjelasan tersebut?
Atau salah satu dari peneliti dengan subyek?
Tidak ada
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, telah membaca dan mengerti tentang
peraturan-peraturan terbaru mengenai percobaan yang dilakukan pada manusia dan
penjelasan-penjelasan tambahan tehadap peraturan tersebut. Saya menyadari tanggung
jawab yang harus saya pikul dalam menjalankan semua langkah-langkah (prosedur)
penelitian saya, prinsip-prinsip dan lain-lain hal yang ditentukan oleh Komite Etik
Penelitian Kesehatan UMI-RS. Ibnu Sina YW-UMI, sehubungan dengan etika
penelitian menggunakan subyek manusia.
Makassar: 19 Juli 2017
Peneliti utama,
(FITRAH HANAFI)
Lampiran 1.
KEDUDUKAN
NO
NAMA DLM KEAHLIAN
.
PENELITIAN
1. Fitrah Hanafi Peneliti Utama
2. dr. Azis Beru Gani, M.Kes, Pembimbing 1 Dokter spesialis bedah
Sp.B
3 dr. Nurhikmawati, Sp.JP, Pembimbing 2 Dokter spesialis jantung dan
FIHA pembuluh darah
4
5
Lampiran: 4
SURAT PERSETUJUAN
1. Latar Belakang
Apendiks vermiformis adalah organ sempit, berbentuk tabung yang
mempunyai otot dan mengandung banyak jaringan limfoid. Apendiks memiliki
panjang bervariasi sekitar 6cm hingga 9cm pada orang dewasa. Dasarnya melekat pada
sekum dan ujungnya memiliki kemungkinan beberapa posisi seperti retrosekal, pelvis,
antesekal, preileal, retroileal, atau perikolik kanan. Apendisitis adalah peradangan dari
apendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.
Apendisitis akut merupakan salah satu faktor utama terjadinya nyeri abdominal
yang persistan dan progresif pada semua golongan umur. Ketepatan dalam
mendiagnosa nyeri akut pada fossa iliaka kanan masih persistan sebagai satu masalah
klinis karena diagnosa banding yang tidak menjurus/memfokus ke keluhan pasien.
Apendisitis akut merupakan salah satu keadaan akut abdomen yang sering
kita jumpai hampir di seluruh rumah sakit Indonesia, selain tukak lambung, usus
tifus, pankreatitis akut, kolestitis akut. Salah satunya yaitu di RS Ibnu Sina.
Kejadian seumur hidup dari penyakit ini adalah sekitar 7%, dengan tingkat
perforasi 17-20%. Resiko kematian kurang dari 1% pada populasi umum, namun
jumlah ini bisa naik ke 50% di antara populasi lansia. Entitas ini memiliki beberapa
tanda dan gejala yang terkenal, seperti peningkatan jumlah leukosit dan nyeri kuadran
kanan bawah.
Diagnosis dini dari Apendisitis Akut tidak selalu mudah. Keputusan untuk
mengobservasi atau untuk melakukan operasi untuk mencegah perforasi dan peritonitis
menyebabkan dilema pada ahli bedah. Operasi dini barangkali mengakibatkan
pengangkatan apendiks normal dengan resiko kematian yang rendah. Apendisitis akut
merupakan kejadian yang cukup sering di unit emergensi. Terutama di daerah terpencil
yang tidak memiliki fasilitas imaging. Selanjutnya, tersedianya ultrasonograhy atau
computed topography belum tentu membantu dalam mendiagnosa Apendisitis Akut.
Karena itu, ahli bedah tetap membutuhkan test yang akurat dan mudah untuk
mendapatkan diagonosisnya.
Apendisitis akut adalah keadaan akut abdomen yang memerlukan pembedahan
segera untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk. Jika telah terjadi perforasi, maka
komplikasi dapat terjadi seperti peritonitis umum, terjadinya abses, dan komplikasi
paska operasi seperti fistula dan infeksi luka operasi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keterlambatan penanganan apendisitis akut yang berakibat timbulnya
komplikasi dapat berasal dari pasien dan tenaga medis. Faktor pasien meliputi
pengetahuan dan biaya. Faktor tenaga medis meliputi kesalahan diagnosis, terlambat
merujuk ke rumah sakit dan menunda tindakan bedah.
3. Manfaat Penelitian
VARIABEL PENELITIAN
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah kadar leukosit.
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah apendisitis.
DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Dependen
1. Leukosit
a. Definisi : Jumlah jenis leukosit dari hasil pemeriksaan darah dan
terdokumentasi dalam rekam medik pasien di RS Ibnu Sina Makassar.
b. Alat ukur : rekam medik.
c. Cara ukur : melihat rekam medik.
Variabel Independen
1. Apendisitis
a. Definisi : Pasien yang dinyatakan telah terdiagnosa apendisitis oleh
DPJP dan tercantum pada rekam medik pasien.
b. Alat ukur : rekam medik.
c. Cara ukur : melihat rekam medik.
KRITERIA OBJEKTIF
Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang
layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan subjek. Kriteria inklusi pada
penelitian ini adalah:
c. Data rekam medik pasien yang terdiagnosis menderita apendisitis.
d. Data rekam medik pasien terdapat data yang lengkap mengenai pemeriksaan
laboratorium leukosit darah pasien apendisitis.
Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan subjek penelitian yang tidak dapat mewakili
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria
eksklusi pada penelitian ini adalah:
b. Data rekam medik yang tidak lengkap.
c. Pasien yang mengalami infeksi atau penyakit lain yang menyertai apendisitis.
HIPOTESIS PENELITIAN
H0 : Tidak terdapat hubungan antara peningkatan jumlah kadar leukosit dalam
darah dengan gradasi apendisitis
H1 : Terdapat hubungan antara jumlah kadar leukosit dalam darah dengan gradasi
apendisitis
7. Prosedur Penelitian
Surat izin penelitian dari Pelaporan surat izin Izin penelitian ke bagian
koordinator KTI Fakultas penelitian ke RS Ibnu diklat RS Ibnu Sina
Kedokteran UMI Sina Makassar (Direktur) Makassar
Pengumpulan data :
Data sekunder (meminta Mengklasifikasikan hasil
Identifikasi hasil rekam
data rekam medik dari rekam medik pasien
medik pasien apendisitis
bagian Medical Record apendisitis
RS Ibnu Sina Makassar)
ANALISIS DATA
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis univariat dilakukan dengan
menggambarkan distribusi frekuensi dan presentase yang disajikan dalam bentuk
tabulasi dan grafik, serta menganalisa secara deskriptif dengan menghitung
distribusi dan frekuensi setiap variabel penelitian. Variabel yang dianalisa secara
univariat dalam penelitian ini adalah penderita skabies, kebersihan kulit,
kebersihan tangan dan kuku, kebersihan tempat tidur dan sprei, kontak dengan
penderita, dan kepadatan hunian.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat menggunakan dua variabel (bivariat) bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel dependen dan
independen. Adapun jenis uji yang digunakan untuk melihat hubungan ini adalah
dengan uji chi square (x²) dengan derajat kemaknaan 5%, sehingga jika p values ≤
0,05 maka menunjukkan ada hubungan antar variabel independen dan variabel
dependen, sedangkan jika p >0,05 maka menunjukkan tidak ada hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen.
9. Jadwal Penelitian
Waktu penelitian yaitu bulan Juni 2017 hingga Juli 2017
Lampiran 7
Alat: -
Bahan : Rekam Medik Pasien dan buku catatan peneliti
Kalibrasi alat: -
Lampiran 14
Biaya untuk pelaksanaan studi ini adalah sebanyak Rp.110.00, sumber dana berasal
dari uang pribadi peneliti.