Laporan Praktik Kerja Industri Kejuruan Fix
Laporan Praktik Kerja Industri Kejuruan Fix
Oleh :
AZMI ALVIAN
EMI LESTARI NURJANAH
M JA’FAR SODIK
RISMA MURTI
WAHYU KRISTAYUNI
i
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
IDENTIFIKASI KAPANG DALAM LOTION PELEMBAB KULIT
PT XYZ
Kawasan Industri Jatake, Tangerang
Oleh :
AZMI ALVIAN
EMI LESTARI NURJANAH
M JA’FAR SODIK
RISMA MURTI
WAHYU KRISTAYUNI
ii
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
IDENTIFIKASI KAPANG DALAM LOTION PELEMBAB KULIT
PT XYZ
Kawasan Industri Jatake, Tangerang
Oleh :
AZMI ALVIAN
EMI LESTARI NURJANAH
M JA’FAR SODIK
RISMA MURTI
WAHYU KRISTAYUNI
iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Disahkan oleh :
Kepala Sekolah SMK N 1 Temanggung
iv
KATA PENGANTAR
v
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti
Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA) tingkat 4 SMK Negeri 1
Temanggung serta sebagai laporan atas praktik industri yang telah
dilaksanakan.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................i
Halaman Judul 2 ..............................................................................................ii
Halaman Judul 3 .............................................................................................iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................iv
Kata Pengantar .................................................................................................v
Daftar Isi.........................................................................................................vii
Daftar Gambar...............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Visi dan Misi .......................................................................................2
1.3 Tujuan .................................................................................................3
1.4 Personalia ............................................................................................6
BAB II INSTITUSI PRAKERIN ........................................................ ……....7
2.1 Sejarah Institusi ..................................................................... ............7
2.2 Struktur Organisasi ................................................................ ............8
2.3 Personalia................................................................................ ...…….8
2.4 Bagian Pengendalian Mutu . ................................................... ……....9
2.5 Bagian Pengendalian Mutu Mikrobiologi .............................. ..........11
BAB III KEGIATAN DI LABORATORIUM ................................... ..........12
3.1 Tinjauan Pustaka .................................................................... ….….12
BAB IV METODOLOGI .................................................................... ..........21
4.1 Alat ......................................................................................... ..........21
4.2 Bahan ...................................................................................... ..........27
4.3 Cara Kerja ............................................................................... ..........28
4.4 Hasil Pengamatan .................................................................. ..........31
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................... ..........32
BAB VI PENUTUP ............................................................................ ..........35
A. Kesimpulan .............................................................................. ..........35
B. Saran ........................................................................................ ..........36
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... ..........37
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Pengertian
Praktik Industri merupakan panduan yang saling mengisi dan saling
melengkapi antara pendidikan dan keahlian profesi yang didapatkan
melalui pengalaman kerja di dunia industri atau perusahaan.
Misi
2
1.3 Tujuan
Menyiapkan tamatan untuk menjadi tenaga kerja tingkat menengah
dalam bidang teknisi pengelola laboratorium, pengatur dan pelaksana
analisis kimia, serta melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk
mengatasi hal tersebut, perlu ada kemitraan antara sekolah dengan dunia
industri, dimana dunia industri turut membantu sekolah melalui Praktik
Kerja Industri.
Pada waktu Prakerin siswa dapat melihat, mempelajari dan
mempraktikan prosedur dan peralatan modern yang tidak mungkin
dilakukan disekolah. Pada kesempatan tersebut, siswa dapat belajar
bagaimana menyesuaikan dengan lingkungan kerja, sehingga bila lulus
nanti akan menjadi seorang analis kimia yang produktif, mandiri,
terampil dan kreatif.
3
2. Secara khusus
1) Untuk Perusahaan
e. Nilai dan sikap kerja yang benar sepadan dengan persyaratan perusahaan
atau nilai dan kultur perusahaan.
2) Untuk sekolah
4
3) Bagi siswa
c. Memperoleh profesionalisme.
5
1.4 Personalia, Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
A. Personalia :
1. Penanggung Jawab :
2. Pembimbing :
3. Pelaksana :
1. Waktu Pelaksanaan
2. Tempat Pelaksanaan
6
BAB II
INSTITUSI PRAKERIN
7
Perkembangan yang cukup pesat mengharuskan PT XYZ untuk
kembali memperluas pabriknya, selain itu lokasi pabrik di kawasan
Industri Cibodas merupakan daerah rawan banjir sehingga perusahaan
memindahkan lokasi pabrik ke kawasan Industri Jatake, yang juga
berlokasi di kota Tangerang. Mulai tanggal 1 Juli 2001 secara bertahap
kegiatan produksi baik yang semula di Jakarta maupun Cibodas telah
pindah ke Jatake. Sedangkan untuk kantor pusat dan kantor pemasaran
masih berlokasi di Jakarta.
2.3 Personalia
8
Penempatan karyawan di PT XYZ sesuai dengan tingkat
pendidikan dan keahlian karyawan. Karyawan yang baru masuk akan
menjalani masa percobaan selama 1 tahun dan akan dilihat kemampuan
kerja dan perilakunya sebagai penilaian untuk pengangkatan sebagai
karyawan baru.
Jam kerja di PT XYZ dimulai pukul 07.00 WIB s.d. Pukul 16.00
WIB. Waktu Istirahat antara pukul 12.00 s.d. pukul 13.00 WIB, kecuali
hari Jumat jam istirahat dimulai pukul 11.30 s.d. pukul 13.00 WIB, dan
berakhir pada pukul 16.30 WIB.
9
pertama, kemudian setiap minggu selama satu bulan, setiap tiga bulan
selama satu tahun dan setiap satu tahun selama tiga tahun.
Jika hasil retaining sample ternyata masih dalam kondisi baik, hal
itu menandakan kerusakan yang dilaporkan oleh konsumen bukan
disebabkan oleh kesalahan produksi melainkan karena faktor lain,
misalnya kondisi penyimpanan saat berada di konsumen itu sendiri
maupun kerusakan selama proses distribusi. Retaining sample itu dapat
disimpan selama tiga tahun sesuai dengan masa kadaluarsa produk
kosmetik.
10
bagian pengolahan dan bagian pembelian hendaklah menilai kualifikasi
teknis pemasok dengan tetap mengutamakan mutu. Pengawasan mutu
juga harus melakukan uji stabilitas kosmetik tersebut, untuk mengetahui
kestabilan kosmetik dan untuk menentukan kondisi penyimpanan yang
cocok serta waktu kadaluarsa.
11
BAB III
KEGIATAN DI LABORATORIUM
12
2. Barrier agent (bahan pelindung)
6. Emulgator
Emulgator yang digunakan pada hand cream dan lotion dapat dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu : anionik, kationik, dan non ionik.
7. Pengawet
13
Efektif terhadap semua jenis mikroorganisme.
Tidak toksis.
8. Pewangi
9. Pewarna
14
3.1.4 Mikrobiologi
3.1.5 Kapang/Mould
15
tersebar ke dalam Filum Glomeromycota, Ascomycota, dan
Basidiomycota.
Ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, yang bersel
banyak berbentuk benang atau filamen. Berdasarkan sifat tersebut,
ukuran jamur sangat bervariasi dari yang sangat kecil (mikroskopis)
sampai yang berukuran cukup besar (makroskopis).
16
aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan,
sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran
udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah
tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Kapang adalah mikroba yang memiliki lebih dari satu sel berupa
benang-benang halus yang disebut hifa, kumpulan hifa disebut miselium,
dan berkembang biak dengan spora. Kapang merupakan multiseluler
yang bersifat aktif karena merupakan organisme saprofit dan mampu
memecah bahan–bahan organik kompleks menjadi bahan yang lebih
sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari
benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium.
Hasil dinyatakan sebagai angka kapang dalam tiap gram atau tiap
ml sampel. Untuk beberapa kemungkinan lain yang berbeda dari
pernyataan diatas, maka diikuti petunjuk sebagai berikut :
17
a. Bila hanya salah satu diantara kedua cawan petri dari pengenceran yang
sama menunjukkan jumlah antara 10-150 koloni dihitung dari jumlah
koloni dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengencerannya.
b. Bila dari dua tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah
koloni lebih besar dari dua kali jumlah koloni pada pengenceran
dibawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran terendah. Bila pada
pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni kurang dari dua kali
jumlah koloni pengenceran dibawahnya, maka diambi langka rata-rata
dari jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. Hasil dinyatakan
sebagai angka kapang dalam tiap gram sampel
c. Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan
jumlah antara 10-150 koloni, maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat
pengenceran terendah dan dihitung sebagai angka kapang perkiraan.
d. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan
karena faktor inhibitor, maka angka kapang dilaporkan sebagai kurang
dari satu dikalikan dengan faktor pengenceran terendah ( < 1 x factor
pengenceran terendah).
18
hifa yang disebut pertumbuhan interkalar. Hifa pada beberapa kapang
mempunyai penyekat melintang atau septa dan adanya septa ini
dipergunakan untuk identifikasi. Hifa tersebut memanjang di atas atau
tembus melalui medium di mana kapang itu tumbuh (Soekarto, 2008).
19
3.1.7 Morfologi Kapang
20
BAB IV
METODOLOGI
4.1 ALAT
Alat yang digunakan untuk pengujian mikrobiologi (Identifikasi
Kapang) adalah sebagai berikut :
4.1.1 Autoclave
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas
bertekanan atau disebut juga sterilisasi basah. Tekanan yang digunakan
pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dengan suhu 1210C (2500F).
Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk suhu 1210C.
Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk mesterilkan bahan apa saja
yang dapat dilewati uap air. Bahan yang biasa disterilkan dengan alat ini
antara lain media pertumbuhan, air steril, tabung reaksi, dan peralatan
laboratorium lainnya.
Gambar 1. Autoclave
4.1.2 Oven
Oven digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan
terhadap panas. Oven digunakan pada sterilisasi udara kering dengan
membebaskan alat-alat dari segala macam kehidupan (mikroba) tanpa
kelembaban. Sterilisasi pada oven disebut juga sterilisasi kering. Suhu
yang digunakan pada sterilisasi kering adalah 1700C selama ± 2,5 jam.
21
Gambar 2 Oven
4.1.3 Inkubator
Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi
mikroba pada suhu yang terkontrol untuk mengoptimalkan pertumbuhan
mikroorganisme. Inkubator dilengkapi dengan pengatur suhu dan
pengatur waktu.
Gambar 3 Inkubator
4.1.4 Vorteks
Vorteks merupakan suatu alat yang digunakan untuk
menghomogenkan sampel beserta pengencernya yang dapat diatur waktu
putar alat.
Gambar 4.Vorteks
4.1.5 Hotplate Stirer
Hotplate stirrer dan stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk
menghomogenkan dan memanaskan. Pelat (plate) yang terdapat dalam
alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses
homogenisasi. Homogenisasi dengan pengadukan dengan bantuan batang
22
magnet hot plate dan magnetic stirrer mampu menghomogenkan sampai
10 L, dengan kecepatan paling lambat sampai 1600 rpm dan dipanaskan
sampai 4250C. alat ini biasanya untuk homogenisasi media pertumbuhan
mikroba.
Gambar 5. Hotplate
4.1.6 Mikro Pipet dan Mikrotips
Mikro pipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang
bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µL. Banyak pilihan
kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur
volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1 µL sampai
20 µL, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia
satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µL.
Dalam penggunaannya, makro pipet adalah alat untuk memindahkan
cairan yang bervolume besar dengan ukuran minimal 1 mL dan
maksimal 10 m.
23
4.1.7 Cawan Petri
Tempat sampel yang akan dituangkan media agar untuk
selanjutnya di inkubasi ke dalam incubator.
4.1.8 Erlenmeyer
Tempat yang digunakan untuk pewadahan media dan pengencer
NACL dan media PDA. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan
larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang
terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem
pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest
sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu.
24
4.1.9 Gelas Kimia
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Gelas kimia adalah sebagai tempat untuk melarutkan zat yang tidak
butuh ketelitian tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisa kimia
kualitatif atau untuk pembuatan larutan standar sekunder pada analisa
titrimetri/volumetri. Terdapat berbagai ukuran mulai dari 25 mL sampai
5 L. jadi tidak cocok untuk pembuatan larutan yang perlu ketelitian
tinggi (secara kuantitatif). Fungsi :
Mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi
Menampung zat kimia
Media pemanasan cairan
Menyimpan zat kimia
Mencampur zat kimia
25
Gambar 10. Neraca analitik
4.1.11 Rak Tabung
Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dan memeliki 12 lubang untuk
penyimpanan tabung reaksi. Rak ini berukuran 20 x 10 cm. Di sebagian
sisi terdapat 6 batang kayu yang berfungsi sebagai tempat tabung reaksi
ketika di keringkan. Agar tabung reaksi tidak tergelincir ketika di simpan
di rak, maka pada alas rak terdapat cekungan sebanyak 12 cekungan,
agar posisi tabung reaksi ketika di simpan tidak mudah tergelincir.
Fungsi:
Menyimpan tabung raksi
Mengeringkan tabung reaksi
Menjaga agar tabung reaksi tidak berjamur
26
4.1.12 Tabung Reaksi
Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.
4.2 BAHAN
Bahan yang digunakan untuk analisis mikrobiologi Identifikasi
Kapang dalam sediaan kosmetik hand and body lotion adalah sebagai
berikut:
4.2.1. Sampel
Sampel yang digunakan dalam identifikasi ini adalah Hand and
Body Lotion merk X.
4.2.2. Bakteri
Pada uji identifikasi Kapang dalam sediaan kosmetik ini digunakan
1 jenis bakteri yaitu Kapang ( Mould ).
4.2.3. Media
Media yang digunakan untuk pengujian ini adalah Potato Dextrose Agar.
4.2.4. Alkohol 70%
Alkohol 70% digunakan untuk mensterilkan tangan sebelum
melakukan analisis berbagai macam benda seperti erlenmeyer, pipet, dll.
27
mempertahankan keseimbangan fisiologis mikroba, disini larutan
pengencer yang digunakan adalah NaCl.
1. PENYIAPAN SAMPEL
Sterilisasi Alat
1) Membersihkan cawan petri dan tabung reaksi, dengan
menggunakan air. Kemudian dikeringkan dan dibungkus.
2) Sebelum tabung reaksi dibungkus, tabung disumbat dengan
menggunakan kasa.
3) Membungkus tabung reaksi dan cawan petri, memasukkan
o
kedalam oven dengan suhu 180 C selama 1 jam untuk
disterilisasikan.
4) Setelah 1 jam, tabung reaksi dan cawan petri yang dibungkus
tersebut dikeluarkan dari oven.
Pembuatan Media
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Metimbang PDA sebanyak 9,375 gram pada gelas kimia,
memasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml.
3. Mempipet aquades sebanyak 250 ml masukkan dalam
Erlenmeyer, menutup dengan kapas dan kocok homogen (duplo).
4. Memanaskan PDA sampai mendidih hingga media larut dan
homogen.
5. Setelah dipanaskan, mensterilisasi PDA dengan autoklaf dengan
o
suhu 121 C selama 15 menit. Kemudian didinginkan, masukkan
kedalam kulkas.
6. Memanaskan kembali media yang sudah padat hingga mencair,
dinginkan.
7. Media siap digunakan.
28
2. PENGUJIAN SAMPEL
a. Menimbang 10 gram sampel (lotion) dalam gelas Erlenmeyer steril,
kemudian menutup dengan kapas.
b. Melarutkan dengan NaCl sebanyak 90 mL dan mengocok homogen
-1 -3
c. Menyiapkan 3 buah tabung, beri label 10 sampai 10 , selanjutnya
memasukkan 9 mL NaCl kedalam tabung reaksi satu persatu.
d. Melakukan pengenceran sampel :
29
(1) Jika mendapatkan cawan yang mengandung jumlah koloni sebanyak
10-150 koloni, maka rumus perhitungan yang digunakan adalah
sebagai berikut.
N= ∑C
[( 1 x n1 ) + ( 0,1 x n2 )] x ( d )
Dengan :
N : Jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml
atau koloni per g.
∑C : Jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung
n1 : Jumlah cawan pada pengenceran pertama yang di hitung
n2 : Jumlah cawan pada pengenceran kedua yang di hitung
d : Pengenceran pertama yang di hitung.
(2) Jika jumlah koloni per cawan lebih dari 150 pada seluruh
pengenceran, maka laporkan hasilnya sebagai terlalu banyak untuk
dihitung (TBUD), tetapi jika salah satu pengenceran mempunyai
jumlah koloni mendekati 150, maka laporkan sebagai perkiraan
jumlah kapang.
Dalam melaporkan perhitungan kapang harus memperhatikan hal-hal
berikut, antara lain:
p. Untuk menghasilkan perhitungan yang akurat dan teliti, maka laporkan
hasilnya dengan dua angka ( digit ) pertama sebagai hasil pembulatan.
q. Pembulatan keatas dengan cara menaikkan angka kedua menjadi angka
yang lebih tinggi bila angka ketiga adalah 6,7,8 atau 9 dan gunakan
angka 0 untuk masing-masing angka pada digit berikutnya.
r. Pembulatan kebawah bila angka ketiga adalah 1,2,3 atau 4. Bila angka
ketiga 5, bulatkan keatas bila angka kedua ganjil dan bulatkan kebawah
bila angka kedua itu genap.
30
4.4 HASIL PENGAMATAN
A. Tabel pengamatan
Dalam percobaan perhitungan kapang dengan sampel lotion dapat
ditemukan koloni yang tumbuh dalam cawan petri, dapat dilihat pada
tabel berikut :
1 90 37 9 0
2 85 23 8 0
B. Perhitungan
N = ∑C
[( 1 x n1 ) + ( 0,1 x n2 )] x ( d )
= [ (90 + 85 + 37 + 23) ]
[(1 × 2) + (0,1 × 2)] × ( 101 )
= 235
2,2
31
BAB V
PEMBAHASAN
32
pemanasan ini dilakukan pada suhu yang tidak terlalu panas karena
media dapat dengan mudah membeku.
Dalam analisa ini, sampel lotion ditimbang sebanyak 10 gram dan
dimasukkan kedalam erlenmeyer steril, lalu dilarutkan dengan larutan
pengencer NACL 90 mL dan dikocok hingga homogen. Selanjutnya
menyiapkan tabung reaksi yang telah disterilkan sebanyak 3 buah.
-1 -3
Masing-masing diberi label 10 sampai 10 kemudian dimasukkan
-1
pengencer sebanyak 9 mL. Suspensi 10 di erlenmeyer dipipet 1 mL, lalu
pindahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 mL pengencer NaCl
-1 -3
fisiologi. Diperoleh pengenceran 10 dan dilakukan sampai 10
sebanyak 1 mL, tuangkan media PDA pada cawan petri.
1 90 37 9 0
2 85 23 8 0
33
Supaya diperoleh data yang valid, maka analisa dilakukan secara
duplo. Pengenceran dilakukan sebanyak 3 kali, tujuan dari pengenceran
tersebut agar didapatkan jumlah koloni yang sesuai dengan range standar.
Sehingga hasil yang diperoleh dapat dihitung sesuai ketentuan
perhitungan jumlah koloni kapang berdasarkan MA PPOMN 2006
Nomor 96/MIK/00.
34
BAB VI
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
Kapang (mould / filamentous fungi) merupakan mikroorganisme
anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa.
Pada hasil pengamatan ini, koloni yang tumbuh dihitung dengan
menjumlahkan koloni dalam cawan yang berada diantara 10 – 150, lalu
jumlah koloni dibagi dengan konstanta dikali jumlah cawan, hasil yang
didapat dikalikan dengan faktor pengenceran pertama. Karena jumlah
koloni yang tumbuh pada pengenceran ketiga tidaklah mencapai range
yakni antara 10 – 150 maka tidak dilakukan perhitungan. Jumlah yang
didapat pada analisa ini 107 koloni per gram, artinya dalam 1 gram
sampel lotion terdapat 107 koloni kapang.
35
6.2. SARAN
Adapun saran yang ingin diajukan dalam pelaksanakan analisa
perhitungan kapang adalah analis wajib menjaga kesterilan meja kerja,
alat dan bahan yang digunakan pada saat proses analisa berlangsung.
Dan sebaiknya sebelum analismelakukan sterilisasi berdasarkan
prosedur teknik pengerjaan yakni harus dikerjakan secara aseptic.
Dengan tujuan untuk mencegah adanya kontaminasi silang atau
tercemarnya biakan murni dari mikroorganisme luar baik melalui kontak
langsung dengan permukaan atau tangan sekaligus melindungi diri dari
infeksi.
36
DAFTAR PUSTAKA
37