BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada tahun 2006 sebanyak 524.000 kasus, tahun 2007 sebanyak 530.500
kasus dan pada tahun 2008 jumlah kebakaran yang terjadi sebanyak
pada tahun 2005 sebanyak 742 kasus, tahun 2006 sebanyak 902 kasus dan
disebabkan karena suhu tinggi gas, cairan, bahan padat air panas (scald)
,jilatan api ketubuh, kobaran api di tubuh, dan akibat terpapar atau kontak
bakar karena bahan kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali
2
(Moenadjat, 2005).
sumber radio aktif. Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan
industri. Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat
seluruh lapisan epidermis dan sebagai lapisan dermis, luka bakar derajat
III (Full Thickness burn) Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan
lapisan lebih dalam, luka bakar derajat IV (full thickness) yang telah
mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya kerusakan yang
harus dilakukan pada klien luka bakar karena klien mengalami gangguan
diabetes, uremia, hipertensi, dan luka bakar. Selain itu, tanaman pisang
pada tahun 2012, ekstrak etanolik kulit pisang ambon dapat mempercepat
(Khan, 2012).
B. Rumusan Masalah
ini adalah “apakah formulasi ekstrak kulit pisang ambon dapat sebagai
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Masyarakat
lain.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Luka Bakar
1. Definisi Luka
Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul,
misalnya luka sayat atau vulnus scissum disebabkan oleh benda tajam,
sedangkan luka tusuk atau vulnus punctum akibat benda runcing. Luka
tidak rata disebabkan oleh benda yang permukaanya tidak rata. Luka
dan zat kimia juga dapat menyebabkan luka bakar (Sjamsuhidayat &
De Jong, 2004).
2. Jenis Luka
a. Luka Akut
b. Luka Kronik
dari penderita. Pada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu
3. Penyembuhan Luka
a. Fase inflamasi
kira-kira hari kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka kan
b. Fase poliferasi
kira akhir minggu ketiga. Pada fase ini, serat kolagen dibentuk dan
De Joong, 2004).
c. Fase remodelling
jaringan parut yang pucat, tipis, dan lentur, serta mudah digerakkan
dari dasar. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu
a. Usia
orang terlalu muda dan orang tua, sehingga risiko infeksi lebih
b. Nutrisi
dan episerasi yang diikuti infeksi bisa terjadi (DeLaune & Ladner,
2002).
c. Oksigenasi
d. Infeksi
(Delaune & Ladner, 2002). Resiko infeksi lebih besar jika luka
e. Merokok
2002).
f. Diabetes Melitus
g. Sirkulasi
h. Faktor Mekanik
i. Steroid
j. Antibiotik
B. Luka Bakar
(flame), jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh
12
Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi panas
dalam hal ini bukan hanya cairan tetapi 12 protein plasma dan
2001).
oleh kegagalan organ multi sistem. Awal mula terjadi kegagalan organ
onkotik dan tekanan cairan intraseluler menurun, apabila hal ini terjadi
13
bagan berikut :
14
berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak dengan sumber arus
(Moenadjat, 2001).
(Moenadjat, 2001).
2005).
tersisa.
lebih dalam, tidak dijumpai bula, apendises kulit rusak, kulit yang
terbakar berwarna putih dan pucat. Karena kering, letak nya lebih
epidermis yang dikenal sebagai scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan
(Moenadjat, 2001).
terjadi lebih lama karena ada proses epitelisasi spontan dan rasa
C. Kulit
1. Anatomi Kulit
tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang
terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya
1,50 – 1,75 m2 . Rata- rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm)
terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat
atau subkutis.
a. Epidermis
jernih.
butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Dalam
lapisan terlihat seperti suatu pita yang bening, batas- batas sel
interseluler.
selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel (inti selnya sudah
kulit kepala, muka, kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan
tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada ujung paling dalam dan
Lempeng kuku terdiri dari 3 bagian yaitu pinggir bebas, badan, dan
akar yang melekat pada kulit dan dikelilingi oleh lipatan kulit
b. Dermis
berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya kita
terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris (stratum
c. Subkutis
braker atau pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada
2. Fisiologi Kulit
dkk, 2011).
kulit dapat menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau masih
Warna kulit juga dapat menentukan ras atau suku bangsa misalnya
kulit hitam suku bangsa negro, kulit kuning bangsa mongol, kulit putih
dapat dilihat dari keempat jenis perasaan yang dapat ditimbulkan dari
spesifik. Satu jenis rangsangan dilayani oleh ujung saraf tertentu dan
hanya satu jenis perasaan kulit yang disadari (Djuanda dkk, 2011).
a. Pisang Ambon
menurut ahli sejarah berasal dari daerah Asia Tenggara termasuk juga
suhu udara kurang dari 13 derajat celcius atau lebih dari 38 derajat
celcius maka pisang akan berhenti tumbuh dan akhirnya mati (Suyanti
dalam buah, kulit pisang ambon bisa juga digunakan untuk melihat
tingkat kematangan buah. Jika kulit pisang ambon masih muda akan
berwarna hijau dan jika kulit pisang ambon sudah tua akan berwarna
27
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : musaceae
Genus : musa
bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
1. Akar
empelur; serta sistem berkas pembuluh yang terdiri dari xylem dan
2. Batang
3. Daun
2006) berwarna hijau tua untuk daun yang dewasa dan hijau muda
tandan buah ± 70 kg. Buah matang pada daerah tropik sekitar 85-
lainnya.
31
kemerahan.
ambon kuning.
d) Daging buah agak keras, berasa lebih manis dan beraroma lebih
harum.
32
selain itu tikus mudah dipelihara, dan meruapan hewan yang relative sehat
tubuhnya, mata berwarna merah, moncong tumpul, telinga dan mata kecil.
Pemalu, gugup jika ada sesuatu yang baru merupakan sifat dari tikus galur
wistar. Pemakan segala namun lebih menyukai daging dan kacang, bias
wistar adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Class : Mamalia
Subclass : Thena
Infraclass : Eutheria
Ordo : Rodensia
Subordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Subfamili : Murinae
34
Genus : Rattus
Tikus dapat tinggal sendirian, asal dapat melihat dan mendengar tikus lain.
Jika dipegang dengan cara yang benar, tikus-tikus ini tenang dan mudah
ditangani di laboratorium.
35
BAB III
A. Kerangka Konsep
Mempercepat
Penyembuhan
Luka
Keterangan :
: Yang diteliti
harganya yang terjangkau, pisang memiliki rasa yang enak dan memiliki
yang tinggi, bagian daun, akar, bunga, dan getah memiliki manfaat untuk
pisang yang belum mekar (masih kuncup) untuk mengobati luka teriris
dan tanin (Akpuaka & Ezem, 2011). Flavonoid dan tanin bertanggung
menutup luka.
C. Hipotesis
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
(X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
K P
K1 P1
S R
K2 P2
K3 P3
K4 P4
Keterangan :
S : Sampel
R : Randomisasi
25%
50%
75%
100%
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini dalah tikus putih galur wistar jantan
Airlangga Surabaya.
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
2. Sampel
Besar Sampel
(t-1) (r-1) ≥ 20
Keterangan rumus:
t = Banyak perlakuan
r = Banyak ulangan
41
(t-1) (r-1) ≥ 20
(5-1) (r-1) ≥ 20
(4) (r-1) ≥ 20
r ≥ 24/4
r≥6
sesudah perlakuan.
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
Pisang ambon.
Ambon
bekas keropeng.
43
novergicus) yang berjenis kelamin jantan, berusia 2-3 bulan serta memiliki
1. Alat
f. Pisau cukur
g. Kapas
h. Timbangan
i. Kamera
j. Pinset
k. Gunting
l. Mistar
m. Gelas beaker
n. Kertas label
o. Alat tulis
44
2. Bahan
b. Aquades
c. Pellet
d. Alkohol 70%
e. Khloroform
enam kali.
2. Uji Fitokimia
meliputi uji terponoid dan steroid, uji flavonoid, uji alkaloid, uji
sebanyak 100 mL, untuk konsentrasi 75% diambil dari bahan uji murni
dan untuk konsentrasi 25% diambil dari bahan uji murni sebanyak 25
mL dalam 75 mL aquades.
H. Cara Kerja
daerah yang akan dibuat luka yakni di punggung sampai tidak ada
luka dilakukan dalam keadaan steril. Tikus diamati setiap hari untuk
diberi luka dengan kepala sepanjang 4 cm. Alat pembuat luka yang
I II II IV V VI
Kontrol
Perlakuan 1
Perlakuan 2
Perlakuan 3
Perlakuan 4
Perlakuan 5
J. Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
Ahliadi SS. 2014. Pengaruh salep ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia
Bryant, Ruth. (2007). Acute & Chronic Wounds; Current Manangement Concept
Delaune and Ladner. 2002. Fundamental of nursing standarts & practice second
Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas
Hia F, 2007. Standarisasi Status Kelembagaan IPK. Buletin Media 113 Pemadam
Hubrecht, R., Kirkwood, J. 2010. The UFAW Handbook on The Care and
Jakarta: Komite Medik Asosiasi Luka Bakar Indonesia. hlm .5-20, 54-
60.
50
Pribadi, G.A. (2008). Penggunaan Mencit dan Tikus Sebagai Hewan Model
Pertanian Bogor.
Potter dan Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Ratnaningtyas, N., 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Buah Delima Merah
Agrisarana.
EGC.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2000). Brunner and Suddart’s Texbook of Medical
Alfabeta.
Suyanti, Ahmas Supriyadi. 2008. Pisang Budi Daya Pengolahan dan Prospek
Prees.Yogyakarta.
Winarno, F.G dan W.M. Aman, 1981. Fisiologi Lepas Panen. Sastra Hudaya,
Jakarta.
52