Anda di halaman 1dari 4

Bagian B UK1 hal 102-103

1. Efek Tyndall adalah peristiwa hamburan cahaya oleh partikel koloid sehingga
berkas cahaya terlihat dengan jelas. Contoh efek Tyndall adalah sorot lampu
mobil terlihat lebih jelas jika udara berkabut.

2. Gerak Brown terjadi karena partikel-partikel koloid saling bertumbukan tidak


seimbang sehingga partikel-partikel koloid bergerak acak dalam molekulmolekul
medium pendispersinya. Semakin kecil ukuran partikel koloid, gerak Brown
semakin cepat.

3. Asam amino akan bermuatan positif, negatif, dan netral jika larutan asam
amino diatur pada pH tertentu. Pemisahan asam amino dapat dilakukan dengan
elektroforesis. Asam amino tersebut ditempatkan dalam tabung U dan dialiri arus
listrik melalui dua elektrode yang diletakkan di kedua mulut tabung. Dengan
demikian, akan terjadi medan listrik yang mengakibatkan asam amino terpisah.
Asam amino yang bermuatan positif akan menuju katode, asam amino yang
bermuatan negatif akan menuju anode, dan asam amino netral tidak akan
terpengaruh oleh kedua elektrode.

4. Karena fase terdispersi pada sol hidrofil dapat dipisahkan dengan cara
pemanasan. Zat padat yang terpisah ini dapat kembali menjadi sol apabila
dicampurkan dengan air. Contoh sifat reversible ini dapat ditemui pada sol agar-
agar. Agar-agar dalam air panas berupa sol, setelah didinginkan
menjadi gel. Gel akan menjadi sol kembali setelah dipanaskan.

5. Tujuan penggunaan alat pengendap Cottrel di pabrik dan industri yaitu


mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan memperoleh kembali debu
yang berharga (misal debu logam). Cara kerja alat tersebut dengan mengalirkan
asap dari pabrik melalui ujung-ujung logam yang tajam dan bermuatan pada
tegangan tinggi (20.000 hingga 75.000 volt). Ujung-ujung yang runcing akan
mengionkan molekul-molekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh
partikel asap yang kemudian menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel asap
bermuatan tersebut akan ditarik dan diikat pada elektrode yang bermuatan
berlawanan.
Bagian B UK2 hal 107

1. Sol Fe(OH)3 dibuat melalui reaksi hidrolisis yaitu mereaksikan garam FeCl3
dengan air mendidih. Pada proses ini FeCl3 akan terionisasi dan Fe3+ akan
mengalami reaksi hidrolisis menjadi partikel koloid Fe(OH)3. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut.
FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)

2. Pembuatan sol belerang melalui reaksi redoks dilakukan dengan cara


mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2. Pada reaksi ini akan terbentuk larutan
jenuh belerang. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2H2S(aq) + SO2(aq) → 3S(s) + 2H2O(l)

3. Partikel lemak yang berukuran suspensi dapat diubah menjadi berukuran koloid
dengan cara homogenisasi. Cara dengan melewatkan partikelpartikel lemak
melalui lubang berpori bertekanan tinggi. Jika partikel koloid telah terbentuk
partikelpartikel tersebut selanjutnya didispersikan ke dalam medium pendispersi.

4. Pembuatan koloid dengan cara dispersi berasal dari suspensi. Caranya dengan
menghaluskan partikelpartikel suspensi hingga berukuran partikel koloid dan
mendispersikannya ke dalam medium pendispersi. Cara dispersi meliputi
peptisasi, mekanik, dan busur Bredig. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi
meliputi reaksi pengendapan, reaksi hidrolisis, reaksi pemindahan, reaksi redoks,
pengembunan uap, pendinginan, dan penggantian pelarut.

5. Cara peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan jalan memecah partikel
zat yang mengendap dalam medium pendispersi air menjadi berukuran partikel
koloid. Contohnya sebagai berikut.
a. Pembuatan sol agar-agar (koloid agar-agar) dari tepung agar-agar yang
ditambah air.
b. Pembuatan sol gelatin dengan menambahkan air ke dalam gelatin sehingga
gelatin dipeptisasi oleh molekul air.
c. Pembuatan sol Al(OH)3 dengan menambahkan H2O ke dalam larutan AlCl3.
d. Pembuatan sol belerang dari endapan NiS dengan penambahan gas H2S.
Bagian B UH hal 110

1. Koloid dapat menghamburkan cahaya karena partikel-partikel koloid yang


berupa molekul atau ion berukuran cukup besar sehingga mampu
menghamburkan cahaya yang diterimanya ke segala arah meskipun partikel
koloidnya tidak tampak. Larutan tidak dapat menghamburkan cahaya karena
ukuran partikel larutan sangat kecil, lebih kecil dari ukuran partikel koloid
sehingga tidak mampu menghamburkan cahaya.

2. Muatan pada partikel koloid terjadi karena permukaan partikel-partikel koloid


mengadsorpsi ion-ion dalam medium pendispersi. Adsorpsi ion negative
menyebabkan koloid bermuatan negatif dan adsorpsi ion positif menyebabkan
koloid bermuatan positif.

3. a. Sorot lampu kendaraan saat udara berkabut tampak lebih jelas.


b. Sorot lampu proyektor di gedung bioskop tampak lebih jelas saat ada asap
rokok sehingga gambar film di layar menjadi kabur.
c. Terjadinya warna merah dan jingga di langit pada pagi dan sore hari dan
terjadinya warna biru di langit pada siang hari.

4. Dalam dispersi koloid, koloid pelindung berfungsi sebagai pelindung muatan


koloid agar partikelpartikel koloid tidak menggumpal atau terpisah dari medium
pendispersi.

5. Prinsip kerja pembuatan koloid dengan cara mekanik adalah memperkecil


ukuran partikel suatu zat dengan cara menggiling atau menggerus hingga menjadi
berukuran partikel koloid. Jadi, dengan cara mekanik partikel zat terdispersi
diperkecil hingga berukuran koloid.

6. Sol AgCl dibuat melalui reaksi pengendapan dengan cara mencampurkan


larutan AgNO3 encer dengan larutan HCl atau NaCl encer. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut.
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq)
AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)

7. Hemodialisis (cuci darah) merupakan terapi medis yang digunakan oleh


penderita penurunan fungsi ginjal. Hemodialisis berfungsi membuang zat-zat sisa
metabolisme dalam darah menggunakan mesin dialisator. Darah dipompa keluar
dari tubuh kemudian masuk ke dalam mesin dialisator. Di dalam dialisator, darah
dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan
khusus untuk dialisis. Setelah bersih, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh.

8. Emulgator atau koloid pelindung berfungsi untuk menstabilkan koloid yang


partikel fase terdispersinya tidak menyukai (memiliki afinitas kecil) terhadap
medium pendispersinya.

9. Kegiatan industri yang memanfaatkan sifat adsorpsi sebagai berikut.


a. Industri gula, yaitu pada kegiatan pemutihan gula.
b. Industri tekstil, yaitu pada proses pewarnaan tekstil.
c. Industri air minum, yaitu pada kegiatan menjernihkan dan memurnikan air.
d. Industri logam, yaitu pada kegiatan memisahkan mineral logam dari bijihnya.
e. Industri zat warna, yaitu pada kegiatan memisahkan komponen zat warna.

10. Peptisasi merupakan peristiwa pemecahan molekul besar menjadi molekul


kecil (berukuran koloid) dengan penambahan zat kimia. Suatu presipitat (zat
padat) didispersikan ke dalam suatu medium dispersi dengan jalan penambahan
zat ketiga. Sementara itu, koagulasi merupakan peristiwa penggumpalan partikel-
partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium perdispersinya.

Anda mungkin juga menyukai