Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN LENGKAP

“PEMBUATAN MEDIUM”

OLEH :

GOLONGAN C2

ASISTEN PENANGGUNGJAWAB : ANDI LILIS SUGIANA

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2016
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Laboratorium adalah tempat untuk melakukan kegiatan

praktikum atau kegiatan penelitian. Banyak bahan-bahan yang

terdapat dilaboratorium baik yang alami maupun sintesis, oleh sebab

itu penting untuk mengetahui komposisi, dan kegunaan dari bahan-

bahan tersebut. Salah satu bahan yang di gunakan di laboratorium

mikrobiologi adalah medium. Medium adalah substansi yang terdiri

atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan untuk

pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme

juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan

medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk

pertumbuhannya yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein,

karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin). Medium digunakan untuk

melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat

motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%.

Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan

bahan makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan

sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga dengan

mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan

organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut

disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya


disebut proses nutrisi. Peran utama nutrien adalah sebagai sumber

energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam

reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh

karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber

energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral,

faktor pertumbuhan, dan nitrogen.

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi,

memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan

jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus

disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari

kontaminasi pada media.

I.2 Maksud dan Tujuan


I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui

bahan bahan yang di gunakan di dalam laboratorium.

I.2.2 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1. mengetahui beberapa jenis media berdasarkan

komposisi.

2. mengetagui pembagian media berdasarkan susunan

kimiawinya.

3. mengetahui beberapa jenis media mikroba berdasarkan

konsistensinya.
I.3 Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari percobaan ini adalah mengetahui semua

komposisi, konsistensi dan pembagian berdasarkan susunan kimiawi

medium yang ada di laboratorium.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 TEORI UMUM

Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk

dapat mengadakan identifikasi, determinasi atau diferensiasi jenis-

jenis yang ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung

pada pengaruh luar seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu,

lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia

yang dapat menghambat atau membunuh.

Medium pembiakan yang digunakan untuk

mengembangbiakkan bakteri di laboratorium dapat dibedakan

dalam (Koes. 2010. Hal :123-124):

a. Medium pembiakan dasar

Adalah medium pembiakan sederhana yang mangandung

zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian besar

mikroorganisme, dan dipakai juga sebagai komponen dasar

untuk membuat medium pembiakan lain. Medium ini dibuat dari

3 g ekstrak daging, 5 g pepton dan 1000 ml air, dinamakan juga

bulyon nutrisi. Dengan penambahan 15 g agar-agar diperoleh

dinamakan juga agar nutrisi atau bulyon agar. Sebagai

pengganti ekstrak daging dapat dipakai air kaldu yang dibuat


dari 1 kg daging segar bebas lemak yang direbus dengan air

sampai diperoleh 2000 ml air kaldu setelah disaring. Kemudian

ditambah ½ persen Natrium klorida.

b. Medium pembiakan penyubur (euriched medium)

Medium pembiakan penyubur dibuat dari medium

pembiakan dasar dengan penambahan zat-zat lain untuk

mempersubur pertumbuhan bakteri tertentu, yang pada

medium pembiakan dasar tidak dapat tumbuh dengan baik.

Untuk keperluan ini ke dalam medium pembiakan dasar sering

ditambahkan darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati, otak dan

sebagainya.

c. Medium pembiakan selektif

Medium pembiakan selektif digunakan untuk menyeleksi

bakteri yang diperlukan dari campuran dengan bakteri-bakteri

lain yang terdapat dalam bahan pemeriksaan. Dengan

penambahan zat-zat tertentu bakteri yang dicari dapat

dipisahkan dengan mudah. Medium pembiakan ini berdasarkan

pada sifat kerjanya, dapat dibedakan dalam :

1. Selektivitas karena perbedaan tumbuh

2. Selektivitas karena penghambat tumbuh

Medium pembiakan selektif dalam pemakaiannya diberi

bermacam-macam bentuk yang sesuai dengan tujuannya, yaitu

sebagai berikut :
1. Bentuk medium cair

2. Bentuk medium padat dengan penambahan agar-agar atau

gelatin

Media untuk melakukan kultur murni yang sering digunakan

ada 3(tiga), namun sebenarnya media yang lain pun masih banyak.

Namun yang paling sering digunakan adalah PDA, karena mudah

dibuat dan bahan-bahannya relatif lebih sederhana dibandingkan

media yang lain. Potato dextose agar dibuat dengan

menggabungkan tiga bahan utama, yaitu kentang (potato), gula

(dextrose), dan agar khusus untuk agar, paling baik digunakan agar

standar laboratorium yaitu baxto dan oxoid. Namun jika tidak ada,

dapat digunakan bubuk agar (powder) warna putih (Maftuchah, dkk.

2014. Hal: 38).


BAB III

METODE KERJA

III.1 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

III.1.1 Alat Percobaan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain

autoklaf, batang pengaduk, gelas kimia, cutter, corong,

erlenmeyer, gelas ukur, hot plate, kulkas, neraca analitik, oven,

dan spatula

III.1.2 Bahan Percobaan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini antara

lain aquades, Agar, aluminium foil, gula, kentang, tauge, daging,

dan kapas.

III.2 CARA KERJA

III.2.1 Potato Dextrose Agar (PDA)

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Mengupas kentang dan memotong kecil-kecil dan mencuci

kentang dengan bersih.

3. Menimbang kentang sebanyak 200 gram, agar-agar 20 gram

dan gula 20 gram.


4. Merebus kentang dengan aquades sebanyak 1000 ml hingga

mendidih lalu menyaring dan mengambil ekstraknya.

5. Mencampur ekstrak kentang dengan gula dan agar-agar

sambil memanaskan kembali agar zat tersebut larut

sempurna dan campuran menjadi homogen.

6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan

kapas, menutup mulut erlenmeyer dengan kertas aluminium

foil dan plastik tahan panas.

7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121 oC

selama 15 menit.

8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.

III.2.2 Nutrien Agar (NA)

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Memotong kecil-kecil dan mencuci daging sapi dengan

bersih.

3. Menimbang daging sapi sebanyak 100 gram, agar-agar 10

gram dan gula 10 gram.

4. Merebus daging dengan aquades sebanyak 500 ml hingga

mendidih lalu menyaring dan mengambil ekstraknya.

5. Mencampur ekstrak daging dengan gula dan agar-agar

sambil memanaskan kembali agar zat tersebut larut

sempurna dan campuran menjadi homogen.


6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan

kapas, menutup mulut erlenmeyer dengan kertas aluminium

foil dan plastik tahan panas.

7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121 oC

selama 15 menit.

8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.

III.2.3 Tauge Extract Agar (TEA)

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Mencuci tauge dengan bersih.

3. Menimbang tauge sebanyak 100 gram, agar-agar 10 gram

dan gula 10 gram.

4. Merebus tauge dengan aquades sebanyak 500 ml hingga

mendidih lalu menyaring dan mengambil ekstraknya.

5. Mencampur ekstrak tauge dengan gula dan agar-agar sambil

memanaskan kembali agar zat tersebut larut sempurna dan

campuran menjadi homogen.

6. Memasukkan ke dalam erlenmeyer dan menyumbat dengan

kapas, menutup mulut erlenmeyer dengan kertas aluminium

foil dan plastik tahan panas.

7. Mensterilkan medium dalam autoklaf pada suhu 121 oC

selama 15 menit.

8. Mendinginkan medium dan menyimpan di dalam kulkas.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan

Nama Klasifikasi warna kegunaan

konsistensi fungsi Sifat

kimia

IV.2 Gambar Hasil Pengamatan

IV.3 Pembahasan

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi

yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk

menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula untuk isolasi,

memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan

mikroba.

Berdasarkan komposisi kimianya dikenal medium sintetik dan

medium nonsintetik atau medium kompleks. Komposisi kimia

medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari

bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan

tepat. Diantara medium yang dibuat selama ini yang termasuk dalam

medium sintetik adalah medium yang mengandung agar, seperti

halnya medium nutrient agar yang digunakan untuk mempelajari


kebutuhan makanan mikroba. Di pihak lain komposisi nonsintetik

tidak diketahui dengan pasti. Seperti bahan-bahan yang terdapat

dalam kaldu nutrient yaitu ekstrak daging dan pepton.

Dalam pembuatan medium digunakan sebagai sumber

makanan bagi mikroba. Seperti halnya pepton merupakan sumber

nitrogen organik yang juga diperuntukan bagi mikroorganisme

heterotrof. Laktosa dan Dextrose merupakan sumber energi bagi

sebagian besar bakteri yang termasuk heterotrof. Selain itu kentang

dan tauge yang banyak mengandung karbohidrat merupakan sumber

karbon yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Dalam

pembuatan medium harus digunakan aquades atau air murni, karena

air pada umumnya mengandung kadar ion kalsium dan ion

magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton

dan ekstrak daging, air dengan kualitas semacam ini dapat

menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan megnesium fosfat.

Dalam praktikum yang telah dilakukan selama medium yang

sering digunakan yaitu NA(Nutrient Agar), PDA(Potato Dekstrosa

Agar), NB(Natrium Broth), LB(Lactosa Broth) dan TEA(Taoge

Ekstrak Agar).

Medium NA merupakan suatu medium yang berbentuk

padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan

senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging

dan pepton dengan menggunakan bacto agar sebagai pemadat.


Dalam hal ini bacto agar sebagai pemadat, karena sifatna yang

mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa

galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh Mikroorganisme.

Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan

dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, dan vitamin serta

karbohidrat yang sagat dibutuhkan oleh Mikroorganisme untuk

tumbuh dan berkembang. Medium NA merupakan medium yang

berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana

medium ini berasal darri sintetik dan memiliki kegunaan sebagai

medium untuk menumbuhkan bakteri.

Medium NB (Nutrien Broth) yaitu medium yang berbentuk cair

dengan bahan dasar adalah ekstrak beef dan pepton. Perbedaan

konsentrasi antara NA dan NB yaitu nutrien agar berbentuk padat

dan NB berbentuk cair. Susunan kimia sama-sama sintetik. Fungsi

kimia dari nutrient agar dan nutrient broth sebagai medium umum.

Medium NB merupakan medium berwarna coklat dimana medium ini

berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk

menumbuhkan bakteri.

Medium PDA(Potato Dekstrosa Agar) yaitu medium yang

berfungsi untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan

kapang. PDA cocok untuk pertumbuhan jamur, PDA mengandung

sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20%

glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi


kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Medium merupakan salah

satu media yang banyak digunakan untuk membiakkan suatu

mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungi, bakteri, maupun

sel makhluk hidup.

Medium Tauge Ekstrak Agar (TEA) berdasarkan susunannya

merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab

terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia,

berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena

mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan

kegunaannya merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi

mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan

bakteri dan jamur serta memiliki warna cream. Medium TEA terdiri

dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik,

karbon dan vitamin. Sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai

bahan pemadat medium dan aquades sebagai pelarut untuk

menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium TEA digunakan

untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA ini

berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid

medium). Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium penguji

(assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin,

asam-asam amino dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati

bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan jamur.


Penggolongan media berdasarkan konsistensinya terbagi

menjadi tiga yaitu :

1. Media cair (liquid media) yaitu media yang berbentik cair.

2. Media padat (liquid media) yaitu media yang berbentuk padat.

Media dapat berupa bahan organik alamiah misalnya media wortel,

media kentang atau anorganik (silika gel)

3. Media padat yang dapat di cairkan (semi solid) yaitu media yang

dalam keadaan panas berbentuk cair, sedangakan dalam keadaan

dingin berbentuk padat, misalnya mengandung agar atau gelatin.

Berdasarkan bahan penyusun media dapat digolongkan

menjadi :

1. Media sintetik / media siap saji, adalh media yang dibuat dari

bahan-bahan yang susunan kimianya diketahui dengan pasti,

media inidiproduksi dan dibuat oleh pabrik / industri seperti : Difco,

oxoid, dan merck.

2. Media non sintetik / media alami, adalah bahn yang dibuat dari

bahan-bahan yang susunan kimianya belum diketahui secara pasti,

misalnya bahan-bahan alami seperti, daging, kentang, tauge, dll.

Berdasarkan sifat dan fungsinya media di golongkan menjadi

empat yaitu :
1. Media umum : media yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroba secara umum, misalnya media agar nutrien (NA) untuk

bakteri dan media agar kentang dekstrosa (PDA) untuk jamur.

2. Media selektif : media yang mengandung senyawa tertentu dan

bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba yang tidak

dikehendaki, misalnya agar Endo untuk Escherichia coli.

3. Media diferensial : media mengandung senyawa tertentu sehingga

mikroba yang diharapkan dapat tumbuh dengan menunjukkan ciri

spesifik pada media berbeda dengan mikroba lainnya., misalnya

agar pati, agar Eosin Biru Metilen.

4. Media pengaya atau penyubur : media ini digunakan untuk

menyuburkan pertumbuhan mikroba. Hal ini umumnya dilakukan

sebelum digunakan untuk starter fermentasi atau uji fisiologis.


BAB V
PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :

1. Media merupakan bahan yang terdiri atas campuran nutrisi dan

makanan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk

pertumbuhannya.

2. Media dibagi menjadi dua berdasarkan susunan kimiawinya yaitu

media sintetik dan media non-sintetik.

3. Berdasarkan konsistensinya media dibagi menjadi media cair,

media semi padat dan media padat.

V.2 SARAN

V.2.1 Saran Untuk Laboratorium

Adapun saran untuk laboratorium adalah bahan-bahannya

lebih di lengakapi lagi.

V.2.2 Saran Untuk Asisten


Adapun saran untuk asisten di harapkan bimbinganya baik di

dalam laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Koes, Irianto. 2010. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikrobiologi Jilid 1.


Penerbit yrama widya. Bandung. (Hal: 123-124)

Maftuchah, Winaya. A, dan Zainuddin. A. 2014. Teknik Dasar Analisis


Biologi Molekuler. CV budi utama. Yogyakarta. Hal: 20, 21, 24)

Anda mungkin juga menyukai