Setiadi
A. Pengertian
roadmap atau peta jalan adalah rencana kerja rinci yang menggambarkan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan. roadmap bisa juga diartikan dengan a map of
roads atau peta jalan untuk bisa memberikan petunjuk jalan.
B. Penyusunan Roadmap
Penyusunan roadmap harus bersifat down up untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan
yang sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi. Walau tidak menutup kemungkinan
permasalahan yang diidentifikasikan bisa bersifat top down terkait dengan hasil pemikiran para
pakar/akademisi dan praktisi yang diberikan kepada pengambil kebijakan. Penyusuan roadmap ini
tentunya membutuhkan sebuah masukan-masukan dari berbagai pihak untuk kemudian disintesa
menjadi sebuah tema penelitian.
Menurut Notoatmodjo (2002:10–18) mengatakan, bahwa Cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokan menjadi
dua, yaitu :
1. Cara tradisional atau non ilmiah
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
a. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan
tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, dan apabila kemungkinan tidak berhasil pula dicoba
kemungkinan yang lain pula sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut coba –
salah (trial and error).
Contoh : Ditemukanya kina sebagai obat malaria.
“Seorang penderita malaria, ia mencoba berbagai kemungkinan untuk menyembuhkan penyakitnyatersebut tetapi
selalu gagal. Pada suatu hari ketika sedang mengembara dihutan ia kehausan dan minum air parit yang begitu
jernih, tetapi rasanya pahit sekali, Anehnya sejak minum air ini malarianya tidak kambuh lagi. Akhirnya ia
melakukan penyelidikan kesepanjang parit tersebut dan diketemukan pohon kina yang tumbang terendam dalam
parit. Akhirnya ia berkesimpulan bahwa kulit kayu kina dapat dijadikan obat malaria”
b. Cara Kekuasaan (Otoriter)
Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,
pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan sebagainnya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan.
Contoh :
“Pada saat gereja mempunyai otoritas yang mutlak Eropa, ada suatu pendapat bahwa dunia itu datar, bukan bulat
seperti teori yang kita anut sekarang. Pendapat itu diterima oleh masyarakat. pada waktu itu, sampai dalam
jangka waktu yang lama tanpa melalui pembuktian empiris”
Untuk mendapatkan suatu ilmu juga bisa dari suatu penelitian yang dikaji beberapa kali sehingga nantinya dapat
dipertahankan di publik yang melalui realitas suatu ilmu yang dibedakan menjadi tiga yaitu :
Proses, artinya suatu kegiatan untuk memahami alam semesta dan isinya didasarkan pada tuntutan keilmuan
(rasionalistis dan objektif).
Produk, artinya segala proses keilmuan yang harus menjadi milik umum dan selalu terbuka untuk dikaji oleh
orang lain.
Paradikma Etis, artinya Ilmu harus mengandung nilai moral dan etik yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai
moral yang ada dimasyarakat.
Pengetahuan menjadi suatu ilmu sekurang-kurangnya ada 3 syarat yang harus terpenuhi yaitu :
Ilmu sebagai produk, artinya kumpulan informasi yang telah teruji kebenaranya dan dikembangakn berdasarkan
metode ilmiah dan pemikiran logis.
Ilmu sebagai proses, artinya cara mempelajari suatu realita dan memberi upaya penjelasan tentang suatu
mekanisme.
Ilmu sebagai metode, artinya cara untuk memperoleh pengetahuan dalam hal ini adalah menggunakan metode
ilmiah.
Cara ilmiah berarti bahwa penelitian itu harus didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional, empiris dan sistematis,
yang pengertianya sebagai berikut :
Rasional, artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Oleh sebab itu, dalam berpikir rasional , diperlukan teori-teori yang telah mapan atau telah
teruji kebenaranya.
Empiris, artinya cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia sehingga orang lain
dapat ikut mengamati dan mengetahui cara – cara yang digunakan. Oleh sebab itu, kebenaran dalam berfikir
empiris harus ditunjukan oleh bukti-bukti yang dapat dipercaya.
Sistematis, artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang
bersifat logis.
E. Topik
Topik penelitian merupakan objek penelitian, yang tercermin dalam perumusan masalah dan
dalam judul. Topik atau objek penelitian adalah masalah penelitian yang akan diteliti. Objek dan
subjek penelitian biasanya sudah sekaligus menjadi satu kesatuan.
Kita ambil contoh judul berikut ini.
“Kesiapan lulusan perawat dalam melakukan praktek keperawatan di Rumah sakit”
“Kesiapan lulusan perawat dalam melakukan praktek keperawatan di Rumah sakit”
merupakan objek penelitian,
“lulusan perawat” adalah subjek penelitian.
F. Judul:
Kriteria Judul antara lain :
Menarik, spesifik, unik, bermakna tunggal, sederhana, jelas, lojik, tidak perlu puitik, ditulis
dalam kalimat berita.
Gunakan kata kunci primer.
Mencerminkan isi.
berorientasi kepada produk sesuai dengan ciri PHB.
Tidak terlalu pendek tetapi tidak terlalu panjang (10-20 kata).
Judul yang lengkap biasanya terdiri dari:
masalah, objek, atau topic penelitian;
subjek penelitian,
lokasi atau daerah penelitian,
desain, strategi, metode penelitian,
tahun atau waktu terjadinya peristiwa atau waktu menyelenggarakan penelitian
G. Subjek penelitian
Sebagai ilustrasi, misalnya kita akan meneliti tentang profil perpustakaan Sekolah Dasar di
Propinsi Bengkulu. Subyek penelitiannya adalah perpustakaan SD. Untuk memperoleh informasi
tentang hal itu, kita dapat menggalinya dari sumber data. Sumber data dapat kita peroleh dari
responden misalnya kepala perpustakaan & stafnya. Kita dapat juga menggali informasi dari
dokumen-dokumen yang ada di perpustakaan. Agar lebih jelas tentang subyek penelitian, kita ambil
contoh misalnya kita ingin meneliti tentang motivasi belajar mahasiswa Universitas Bengkulu dan
factor-faktor yang mempengaruhinya. Yang menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa. Untuk
mendapat informasi tentang “motivasi mahasiswa” kita dapat menggalinya dari responden dapat
mahasiswa itu sendiri, dosen atau orang tua. Jika kita pilah lebih dalam dapat saya uraikan sebagai
berikut:
Mahasiswa sebagai subyek penelitian, responden & sumber data/informasi
Dosen sebagai responden & sumber data/informasi
Orangtua mahasiswa sebagai responden & sumber data/informasi
Dari contoh-contoh di atas dapat kita pahami bahwa subjek penelitian adalah sesuatu atau
seseorang yang akan kita ambil informasinya. Informasi tersebut bisa berupa perilaku, keadaan dll.
dari sesuatu atau seseorang tersebut. Sumber data adalah sesuatu atau seseorang yang kita pilih
untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu atau seseorang yang lain.
1) Pengembangan metode Koprodiagnosa untuk mendeteksi Toksoplasmosis pada kucing
sebagai upaya pencegahan penularan pada manusia
2) Pengembangan Sistem Diagnosis dan Prognosis Roda Gigi Untuk Mendukung Sistem
Perawatan Mesin Berbasis Kondisi
3) Model Penanggulangan Kemiskinan Melalui Usaha Ekonomi Berbasis Rumah (Home-Based
Enterprises) di Kota Yogyakarta
4) Model Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Masyarakat Pulau Terluar (Studi Kasus
Kabupaten Natuna)
5) Analisis Kemampuan Substitusi Tepung Mocaf terhadap Tepung Terigu, Kelayakan
Usahanya, dan Efek Ganda Keberadaan Industrinya di Kabupaten Tanah Laut.
6) Analisis Kemampuan Substitusi Tepung Mocaf terhadap Tepung Terigu, Kelayakan
Usahanya, dan Efek Ganda Keberadaan Industrinya di Kabupaten Tanah Laut.
7) Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Online Kejadian Bencana Alam Menggunakan
Teknologi Location Based Service
8) Pengembangan Model Bioremidiasi Secara In-Situ Menggunakan Mikroba Dari Kompos
Untuk Meningkatkan Produksi, Kualitas dan Daya Saing Hortikultura
9) Efek Pemberian Pakan Komplit Plus Selama Bunting Akhir, Laktasi dan Penyapihan Dini
terhadap Efisiensi Reproduksi Induk Sapi Bali yang Dipelihara Semi Intensif
10) Implementasi Model Brain-Based Learning Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Dan
hasil Belajar Kimia Siswa SMA Se-Kabupaten Lombok Barat
11) MODEL PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KESADARAN PARIWISATA MELALUI
PENDEKATAN KONSTRUKSI KURIKULUM MUATAN LOKAL PARIWISATA BAGI
SEKOLAH DAN KELOMPOK SADAR WISATA DI PULAU LOMBOK
12) Penggunaan bakteri probiotik asli Indonesia yang diisolasi dari udang dalam upaya perbaikan
kualitas pakan udang dan ikan
13) Model Pendidikan Gizi Berbasis Pangan Lokal dan Makanan Tradisional bagi Anak Usia Dini
14) Pengembangan dan Implementasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis TIK Menggunakan Program
Slideshow Powerpoint by Using Audio Effect Bagi Guru Matematika SMP di Pedalaman Kubu
Kalimantan Barat
15) Pengembangan Kewirausahaan Perempuan Melalui Pemanfaatan Potensi Sumber Daya
Lokal
16) Sistem Pemantauan Lalulintas dengan Pesawat Tanpa Awak
17) Pengendalian Secara Hayati Serangga Hama Utama Tanaman Kobis Crocidolomia binotalis
Dengan Fusan Bacillus Thuringiensis var kurstaki dan Bt. var israelensis
18) Inovasi Teknik Pengendalian Terpadu Penyakit Kerdil Kuning Padi Tertular Wereng Coklat di
Indonesia Untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional
19) Pengembangan Teknologi dan Peningkatan Kinerja Kitosan sebagai Adsorben terhadap Ion
Fluorida dalam Air Minum melalui Penambahan Lantanida
20) Formulasi Tepung Multiguna Berbahan Dasar Beras, Jagung, Ubi Jalar, Ubi Kayu dan
Kedelai untuk Pembuatan Roti dan Cake Tanpa Telur dan Gluten
21) Potensi Efek Antikanker Kombinasi Fraksi Diterpen Lakton dari Sambiloto (Andrographis
paniculata Ness) dengan Obat Kemoterapi Kanker
22) Efektifitas Biofertilisasi Konsorsium Mikroba Pada Tanaman Hortikultura Sebagai Upaya
Untuk Meningkatkan Produktifitas Tanaman Pangan Nasional Serta Keamanan Pangan Dari
Bahan Kimia
23) Produksi Kit Diagnostik Cepat dan Imunoglobulin Y untuk Imunoterapi Toksoplasmosis Masa
Depan Menggunakan Rekombinan P30
24) Upaya Pemberdayaan Petani Gurem Melalui Optimalisasi Manfaat Ganda kawasan Hutan
pada Zonasi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang Mendukung Keberlanjutan
Fungsi Pembangkit Listrik Hidro Mikro Di Desa Timpuseng Kecamatan Camba Kabupaten
Maros
25) Kajian Efektifitas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam Pengentasan Kemiskinan (Studi
Pada Usaha Mikro dan Kecil di Kota Makassar)
26) Metode Pembibitan Lamun Tropika Enhalus acoroides untuk Restorasi Padang Lamun yang
Berkelanjutan.
27) Penyusunan Model Terapi Wicara untuk Penderita Berbagai Jenis Gangguan Berbahasa dan
Gangguan Berbicara
28) Strategi Peningkatan Kinerja Rantai Pasokan Industri Garmen untuk Menekan Biaya Logistik
dan Meningkatkan Daya Saing.
29) Conflict and Social Competence: A Longitudinal Study on Children and Adolescent in
Indonesia
30) Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok untk Meningkatkan Kemampuan
Kewirausahaan Insan Industri Kreatif Batik
31) Pengembangan Model Kolaborasi Program Skala Kota dengan Skala Lingkungan untuk
Mendukung Keberhasilan Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
(PLP-BK)
32) Pengembangan dan Implementasi Bahan Ajar Interaktif Berbasis TIK Menggunakan Program
Slideshow Powerpoint by Using Audio Effect Bagi Guru Matematika SMP di Pedalaman Kubu
Kalimantan Barat
33) Pengembangan Kewirausahaan Perempuan Melalui Pemanfaatan Potensi Sumber Daya
Lokal
34) Studi Tentang Cara Kerja dan Pengawasan Kinerja Advokat dalam Penanganan Perkara
Pidana sebagai Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Mafia Peradilan
35) Model Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui Pengelolaan Usaha Produktif Mix Farming
dengan Pemanfaatan Ecotechno Entrepreneur di Kawasan Agrowisata
36) Model Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Di Daerah Otonom Baru :
Partisipasi Publik Dalam Rekrutment Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah
37) Strategi Peningkatan Kemandirian Desa melalui Pembangunan Demokrasi Pedesaan
38) Model Pencegahan Konflik Antar Suporter Sepakbola Melalui Integrasi Nilai-Nilai Local
Wisdom Sebagai Upaya Membangun Karakter Bangsa
39) Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Karakter dan Soft Skills-Transferable Skills pada
Pembelajaran Kewirausahaan Guna Membangun Karakter dan Jiwa Wirausaha Siswa SMK
40) Pengembangan Paket Model Pendidikan Entrepreneurship Terintegrasi pada Pendidikan
Seni Budaya untuk Membangun Karakter dan Pola Pikir Entrepreneurial bagi Peningkatan
Daya Saing Bangsa di Era Industri Kreatif
41) Pengembangan Living Values Education dalam Pembelajaran, Habituasi, dan Ekstrakurikuler
untuk Pembentukan Karakter Peserta didik
42) Pengembangan Prototipe Kurikulum Berorientasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional dan Pedagogik Sains Calon Guru Pendidikan
Sains
43) Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif, Kreatif, dan Produktif Berbasis Wirausaha
dalam Upaya Pembentukan Karakter Bangsa yang Berkualitas di SMK
44) Efektivitas Konsorsium Bakteri Pereduksi N2O dan Bakteri Metanotrof sebagai Pupuk Hayati
dan Pereduksi Emisi Metan dan N2O Serta Suksesi komunitas mikrobanya di Lahan Sawah
45) Inovasi Pengembangan Soft Skill Bagi Pembinaan Partai Politik yang Berkarakter (Studi
Research and Development pada Partai Politik Berbasis Nasionalis di Kota Medan)
46) Pengembangan Ketrampilan Komunikasi Akomodatif dan Rasa Percaya pada Mahasiswa
sebagai Modal menuju Terwujudnya Harmoni Sosial
47) Pengembangan Pendidikan Agama Islam Berbasis Living Value Education (LVE) di
Perguruan Tinggi Sebagai Strategi Deradikalisasi Terhadap Paham Keagamaan Gerakan
Islam Transnasional Radikal
Dan secara spesifik maka dapat dibu kalimat judul seperti ini :
H. Topik penelitian mahasiswa
Topik penelitian mahasiswa mengarah ke mata kuliah dengan gambar sebagai
berikut:
Dan seterusnya
A. Judul Penelitian
1. Memilih Dan Menetapkan Judul Penelitian
Dalam memilih dan menetapkan judul penelitian yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti.
Menarik dan dapat membangkitkan minat sipeneliti meruapakan sesuatu yang dapat
mendorong dan membangkitkan semangat kerja dalam setiap langkah kegiatan penelitian,
terutama keinginan untuk memperoleh kebenran ilmiah. Karena dalam mencari suatu
pekerjaan, jika tidak diminati atau tidak menarik hati, orang sering bekerja setengah-setengah
hati hasilnya nantinya tidak akan memuaskan.
b. Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti
Dengan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan, peneliti akan mampu memecahkan
permasalahan yang dicakup oleh judul yang dipilih. Mampu disini maksudnya dapat melakukan
penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penelitian tersebut serta
didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaiannya atau tidak mahal
dan terjangkau oleh peneliti. Sehingga harus mawas diri dulu untuk mengambil judul. Contohnya
Mahasiswa DIII Keperawatan hanya diajar dengan mata kuliah Riset Keperawatan 2 SKS dan
hanya ada waktu sekitar 1 bulan untuk mengambil data mencoba meneliti kefektifan
penggunaan bethadin dalam mencegah tromboplebitis pada pemsangan infus. Judul ini menarik
untuk diteliti tetapi mungkin peneliti belum mampu untuk melaksanakan dan waktu yang
tersedia kurang untuk diselesaikan dengan baik.
c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti
Peneliti sudah bekerja dan berusaha dengan bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk
diri, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian perlu dipikirkan hasil penelitian
dengan judul yang dipilih, apakah ada manfaatnya atau tidak, tentunya peneliti ingin
menyumbangkan karyanya untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Jangan meneliti yang sudah jelas
diketahui hasilnya karena itu memang tidak perlu ditelitu. Contohnya : Peneliti ingin mengamati
apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan Tindakan keluarga klien TB Paru dalam
mencegah penularan terhadap anggota keluarga yang lain. Judul ini bagus tetapi kalau kita ingin
mencari hubungan antara pengetahuan dengan tindakan maka itu tidak ada gunanya karena
menurut teori secara umum biasanya kalau orang itu tahu maka akan melaksanakannya
sehingga tidak perlu diteliti. Mungkin lebih baik kalau studi tingkat pengetahuan keluarga TB
Paru dalam mencegah penularan terhadap anggota keluarga yang lain. Judul ini singkat tetapi
nantinya dapat diketahui pengetahuan keluarga dan kalau hasilnya jelek maka dapat di usulkan
untuk diadakan penyuluhan secara berkala supaya pengetahuan mereka meningkat sehingga
bisa mengurangi penuluran TB Paru terhadap anggota keluarga yang lain.
d. Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia
Pemilihan judul penelitian hendaknya didukung oleh data yang cukup tersedia dan meyakinkan
peneliti untuk menelitinya. Data disini dimaksudkan pula data sekunder dari kepustakaan yang
ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan pula untuk menyusun
hipothesa penelitian. Serta situasi lapangan yang memungkinkan untuk mengumpulkan data –
data yang diperlukan oleh peneliti. Jangan meneliti dengan judl yang dilapangan jarang ditemui
misalnya Studi tingkat depresi klien yang berkelamin dua. Mungkin data diatas sangat jarang
dijumpai nantinya selain kesulitan sumber buku untuk menjelaskan fenomena itu juga kesulitan
klien yang berkelamin dua.
e. Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain
Jika terdapat judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat.
Hendaknya hal seperti ini tidak terjadi. Karena penelitian kita telah dilakukan dengan susah
payah dan akhirnya ejekan yang akan tejadi. Hal bisa terjadi jika melakukan penelitian ulang
atas penelitian orang lain, yang mungkin kita meragukan hasil yang diperoleh, atau kita ingin
menyempurnakan lebih lanjut, hal ini perlu dijelaskan dalam penelitian kita.
Kelima poin tersebut diatas, merupakan langkah pertama dalam memilih judul penelitian.
Berikut yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan agar judul kita memenuhi syarat sebagai
judul yang tepat dan baik, yaitu :
a. Judul dalam kalimat pernyataan , bukan pertanyaan
b. Cukup jelas dan singkat serta tepat
c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti
d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan
1. Pengalaman Pribadi
Banyak masalah dalam bidang keperawatan diperoleh dari pengalaman harian peneliti.
Mengejawantahkan pengalaman pribadi menjadi permasalahan penelitian dapat dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mendefinisikan pengalaman pribadi untuk fokus penelitian
b. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah itu
c. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah itu
d. Merumuskan masalah penelitian
2. Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
Informasi tidak sengaja pada hakikatnya dapat diperoleh dimana saja, dimanapun,
darimanapun, dan kapanpun peneliti berpeluang memperoleh keterangan penting dan menarik
untuk dijadikan fokus penelitian, sungguhpun ia tidak senagaja menyiapkan diri untuk mencari
informasi atau keterangan tertentu. Untuk mengejawantahkan keterangan yang diperoleh
secara tidak sengaja menjadi permasalahan penelitian yang dipilh ditempuhblangkah-langkah
sebagai berikut :
a. Membangkitkan kepekaan selaku peneliti didalam merespon fenomena keperawatan yang
relefan
b. Mendefinisikan keterangan yang diperoleh secara spesifik
c. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah
d. Membuat keputusan pribadi selaku calon peneliti untuk memecahkan masalah tersebut
e. Merumuskan masalah –masalah penelitian
Contoh :
1. Bagaimanakah peran orang tua dalam perawatan tali pusat pada bayi baru lahir (deskriptif)
2. Apakah ada hubungan antara variabel X dan Variabel Y ? (crossectional: asosiasi / korelasi)
3. Apakah ada pengaruh pemberian terapi bermain pada anak pra sekolah selama MRS terhdap
penerimaan selama tindakan invansiv ? (pengaruh – experiment)
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kearah mana atau apa yang dicari melalui penelitian
itu, yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati dan dapat diukur.
Tujuan dari riset ini biasanya adalah untuk mengidentifikasi, menjelaskan atau memprediksi
alternatif pemecahan masalah. Secara bodoh dapat dikatakan , bahwa dalam merumuskan tujuan
penelitian seseorang peneliti tinggal mengubah redaksi kalimat masalah (kalimat pertanyaan di
pertanyaan masalah) menjadi kalimat pernyataan supaya menemukan jawaban atas masalah itu,
tentu saja dengan penyesuaian redaksi seperlunya. Perhatikan contoh dibawah ini :
1. Apabila masalahnya adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan
kekambuhan asma selama perawatan dirumah
2. Maka tujuanya menemukan hubungan antara dukungan keluarga dengan pengurangan
kekambuhan asma selama perawatan dirumah
Contoh judul:
1 Analisis Hubungan antara iklim kerja, etos kerja dan disiplin kerja dengan produktivitas kerja para
perawat pelaksana di rumah sakit “A” Surabaya
2 Efektifitas penggunaan posisi tangan dengan telungkup pada waktu pemasangan infuse di rumah sakit
“A” Surabaya
3 Sudi Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul Sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP) Oksigenasi Di Ruang Rawat Inap Rumh sakit “A” Surabaya
4 Perbandingan Efektifitas Perawatan Luka Dengan Kasa Kering dan Kasa Basah NaCl Dalam Proses
Penyembuhan Luka Bersih di Poli Bedah Rumah Sakit “A” Surabaya
5 Pengaruh pemberian teknik relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post op
Apendiktomi di pav G1 dan G2 Rumah sakit “A” Surabaya
6 Hubungan tingkat stres dan frekuensi kekambuhan pada pasien penyakit jantung koroner di poli
jantung Rumah sakit “A” Surabaya
7 Hubungan bimbingan orang tua dengan perkembangan kemapuan dasar anak usia prasekolah (3-5 th.)
di TK PGRI “A” Surabaya
8 Perbandingan antara pola eliminasi sebelum dan sesudah pelaksanaaan keagle exercise pada pasien
post operasi BPH di Pav G1 rumah sakit “A” Surabaya
9 Pengaruh Imobilsasi yang lama terhadap tingkat depresi pada pasien post operasi fraktur ekstremitas
bawah di ruang bedah Rumah sakit “A” Surabaya
10 Hubungan antara penggunaan sumber air dengan angka kejadian diare di RT. 01 RW. 03 desa “A”
Surabaya
11 Analisis faktor yang mempengaruhi remaja dalam penyalahgunaan NAPZA di lembaga pemasyarakatan
“A” Surabaya
12 Persepsi Klien Terhadap Keberadaan Mahasiswa Praktik Klinik Keperawatan di Ruang Bedah Rumah
sakit “A Surabaya
13 Studi Pemenuhan kebutuhan Spiritual (Ibadah) pada Pasien Stroke Di Pav. VII A Dan B Rumah sakit “A”
Surabaya
14 hubungan antara penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana dengan kepuasan
pasien di Irna Bedah dan Irna Medik RSU “A” Surabaya
15 hubungan antara pelaksanaan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap
RSUD “A” Surabaya
16 Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada klien lanjut Usia di UPTD “ A”
17 Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Kemampuan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah di PAUD
“A”
18 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Pra Lansia di RT 01 RW 04 “A”
19 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Metode Simulasi Terhadap Pengetahuan
Lansia tentang Diit DM di Posyandu Lansia “ A” Desa “A”
20 Efektifitas pendekatan Positive Deviance Melalui Pos Gizi pada Status Gizi Balita KEP di Desa “A”
21 Hubungan Antara Obesitas dengan Penyakit Hipertensi pada mahasiswa STIKES “A” Surabaya
22 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi S1 Tingkat II STIKES “A”
Surabaya
23 Efektifitas Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Ceramah Terhadap kemampuan
Menggosok Gigi pada Anak Usia 6 Tahun di Tk. “A” Surabaya
24 Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia 4-5 tahun di Kelurahan “A”
25 Hubungan Pengetahuan Lansia Tentang Pentingnya Kegiatan Posyandu Lansia Dengan Keaktifan
Datang di Posyandu Lansia “A” Surabaya
26 Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi dengan kepatuhan
menjalankan Diet Hipertensi di Panti Werdha “A”
27 Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Tuberkulosis Paru dengan Tingkat Kepatuhan
Universal Precaution di Ruangan “A” Rumah Sakit “B” Surabaya
28 Pengaruh Aromaterapi (Lavender, Lemon, dan Rose) pada Penurunan Kecemasan Anak SD kelas VI di
SDN “A” Surabaya
29 Pengaruh Pemberian Modul Keperawatn Pada Penderita TB paru Terhadap Perubahan Tanda dan
Gejala TB Paru di Rumah di Lingkungan Kerja Puskesmas “A”
30 Perbedaan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3 – Tahun di Posyandu “M”
Kelurahan “A”
31 Pengaruh Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Asrama Satu di Panti
Werdha “A” surabaya
32 Pengaruh Pemberian Sari Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
di Posyandu Lansia “A” surabaya
33 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri Dalam mencegah Fluor Albus Pada Siswi
Kelas II di SMA “A” surabaya
34 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan waktu Pemulihan Kesadaran Post Operasi Fraktur yang
menggunakan Anestesi General di Rumah sakit “A” surabaya
35 Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu dalam Stimulasi perkembangan Motorik Kasar anak di PAUD
“A” surabaya
36 Pengaruh Konsumsi Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di
Posyandu Lansia “A” surabaya
37 Hubungan Konsumsi Makanan Siap Saji (Fast Food) dengan tingkat Obesitas pada siswa Obesitas Kelas
II di SMP Negri “A” Surabaya
38 Pengaruh Pendidikan kesehatan tentang Menstruasi Terhadap Tingkat Kecemasan dalam menghadapi
Menarche pada Siswi Kelas V SD “A” Surabaya
39 Hubungan Pola Tidur Malam dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat RT 2 RW 1 Desa “A”
Surabaya
40 Pengaruh Pelaksanaan Inisiasi menyusui Dini (IMD) terhadap penurunan tinggi Fundus Uteri Ibu Post
Partum Hari ke-1 sampai ke-4 di Wilayah Kerja Puskesmas “A” Surabaya
41 Hubungan Lingkungan Pergaulan Sehari-hari dengan Konsumsi Miras pada Remaja di RT 3 RW 10
Kelurahan “A” Surabaya
42 Konsumsi Biskuit Gandum pada pagi Hari sebelum Beraktifitas terhadap penurunan morning Sickness
Ibu Hamil Trisemester Pertama di RSI “A” Surabaya
43 Faktor-faktor yang mempengaruhi penambahan ukuran lensa kacamata pada penderita Miopia di Poli
Mata Rumah Sakit “A” Surabaya
44 Pengaruh pemberian ASI eksklusif Pada perkembangan Motorik Halus dan Motorik Kasar Bayi Usia 6
bulan di Posyandu Balita “A” Surabaya
45 Pengaruh Teknik Distraksi pada tingkat Nyeri Lansia dengan artitis Reumatoid di Panti Werdha “A”
Surabaya
46 Hubungan Antara Pemakian KB Suntik DMPA dengan Kejadian Spotting pada wanita Usia 20 – 35
tahun di Rumah Sakit Ibu dan anak “A” Surabaya
47 Hubungan Obesitas dengan kejadian Hipertensi dalam Kehamilan trimester II di Poli Hamil dan Poli
Kandungan “A” Surabaya
48 Pengaruh Senam Nifas Pada Involusi Uteri Ibu Post Partum di Rumah Sakit Ibu dan Anak “A” Surabaya
49 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Efek Hospitalisasi Aspek Psikologis pada anak Usia 1-3 tahun
(toddler) di Ruang perawatan anak PAv. V rumah sakit “A” Surabaya
50 Hubungan Faktor Lingkungan dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Asrama Putri di STIKES “A”
Surabaya
51 Pengaruh Terapi Bermain (teknik Bercerita) dalam Menurunkan Kecemasan Hospitalisasi pada anak
Prasekolah di Ruang Ismail Rumah sakit “A” Surabaya
52 Hubungan Dukungan Sosial keluarga dengan tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia
sekolah (6-12 tahun) di Ruang d-2 dan Pav. V rumah sakit “A” Surabaya
53 Pemberian Senam Otak Terhadap tingkat Kecepatan Membaca Siswa Kelas 3 SDN “A” Surabaya
54 Pengaruh perawatan payudara pada pengeluaran ASI Ibu Pasca Persalinan di Ruang “A” Surabaya
55 Hubungan Pola Pemberian ASI dengan kejadian Diare pada bayi Usia 6-12 bulan di Wilayah Puskesmas
“A” Surabaya
56 Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif terhadap Perubahan Berat Badan Bayi 1-3 bulan di Posyandu “A”
Surabaya
57 Perbandingan Perkembangan Anak Usia Toddler di Tempat Penitipan Anak (TPA) Lasiyam Yayasan Al-
Muslim dan Tempat Penitipan Anak (TPA) di “A” Surabaya
58 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Penatalaksanaan Diet Rendah Garam pada Lansia di Poliklinik
jantung rumah sakit “A” Surabaya
59 Pemberian Gerakan Senam Otak Burung Hantu dan Pasang Kuda-kuda Terhadap Kecakapan Operasi
Hitung Bilangan pada Usia Sekolah di SDN Sidodadi II Kecamatan “A” Surabaya
60 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Umur 35 – 55 tahun tentang Kanker dengan
Rutinitas Pemeriksaan Pap Smear di Yayasan “A” Surabaya
61 Pengaruh Posisi Ordinal Anak Uisa 3-4 tahun terhadap Perkembangan Personal Sosialnya di PAUD
“Matahari Bunda” RT 10 RW 2 Kel. Kraton Kecamatan “A” Surabaya
62 Pengaruh pemberian Games “Puzzle” pada Kemampuan Kognitif Anak Usia PraSekolah di TK Nurul “A”
Surabaya
63 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Keaktifan Ibu mengikuti Senam Hamil di Poli Hamil
rumah sakit “A” Surabaya
64 Hubungan Kepemilikan Alat Permainan Edukatif (APE) dengan Perkembangan Motorik Halus
Menggunakan Bantuan DDST pada Anak Prasekolah di “A” Surabaya
65 Hub. Antara Posisi Membaca dengan visus Mata pada Anak Usia Sekolah 10 – 12 Tahun di SDN “A”
Surabaya
66 Pengaruh Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada lansia di RT VIII RW
XIV Kelurahan “A” Surabaya
67 Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan Penggunaan KB Suntik di BPS “A” Surabaya
68 Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien TB paru di Rumah
sakit “A” Surabaya
69 Hubungan Kesiapan Belajar Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus Pada lansia di
Posyandu “A” Surabaya
70 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Motifasi Dalam Mengikuti Program Kegiatan di Posyandu
Lansia “A” Surabaya
71 Perbedaan antara Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TK Full Day engan Non Full
Day di “A” Surabaya
72 Pengaruh Terapi Musik (Langgam Jawa) terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di
Desa “A” Surabaya
73 Perbedaan Tingkat Depresi Kelompok Tahanan Wanita 3 Bulan dan 6 Bulan Selama menerima
Bimbingan Rohani Islam di Rutan “A” Surabaya
74 Pemberian Aromaterapi Kenanga Terhadap Penurunan tekanan darah Pada Lansia dengan Hipertensi
di RT 7 dan RT 8 RW XIV Kelurahan “A” Surabaya
75 Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Efek Hospitalisasi Aspek Psikologis pada Anak Usia 1-3 tahun
(Toddler) di Ruang Perawatan Anak Pav. V rumah sakit “A” Surabaya
76 Hubungan Pola Asuh Keluarga dengan kemampuan Perawatan Diri pada Anak Tunagrahita Umur 12-17
tahun di SLB “A” Surabaya
77 Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi dengan peningkatan kadar HB pada ibu hamil
Trimester III di Poli Hamil rumah sakit “A” Surabaya
78 Hub. Dukungan Sosial Keluarga dengan Tingkat Kemandirian Activity Daily Living (ADL) pada Lansia di
Posyandu Lansia Desa “A” Surabaya
79 Pemberian Jambu Merah Terhadap Peningkatan Trombosit pada Anak DHF di Puskesmas “A” Surabaya
80 Terapi Air dalam mempelancar buang air besar Study Quasi Eksperimen pada Mahasiswa “A” Surabaya
J. Desain penelitian
A. Jenis & Bentuk Penelitian
Pengelompokan jenis penelitian sangat bermacam-macam menurut aspek mana penelitian itu
ditinjau. Jenis-jenis penelitian dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Menurut bidangnya, meliputi penelitian pendidikan, penelitian hukum, pertanian, ekonomi dan
penelitian agama, kesehatan, kedokteran, keperawatan.
2. Menurut tempatnya, meliputi penelitian laboratorium, perpustakaan, penelitian kancah.
3. Menurut pemakaiannya, meliputi penelitian dasar (murni) dan penelitian terapan (terpakai)
4. Menurut tujuannya, meliputi penelitian eksploratife, developmental, verivikati, eksplanative, dll.
5. Menurut Pendekatannya, meliputi penelitian longitudinal dan penelitian cross sectional
Juga terdapat beberapa macam bentuk penelitian yang perlu dikenal yaitu :
1. Bentuk penelitian menurut tujuannya, terbagi atas :
a. Penelitian eksploratif, yaitu penelitian untuk menemukan hal baru.
b. Penelitian pengembangan, yaitu penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
c. Penelitian Verivikatif, yaitu peneltian untuk menguji kebenaran suatu fenomena
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga
peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu
pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan
sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut.
Desain harus disusun dan dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat menghasilkan
petunjuk empiris yang kuat relevansinya dengan pertanyaan penelitian.
Beberapa hal hal penting yang perlu dinilai sebelum kita menentukan jenis penelitian yaitu :
1. Sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan dilakukan intervensi dalam penelitian
tersebut, yaitu dengan melakukan penelitian intervensional (eksperimental) atau apakah hanya
melakukan pengamatan saja tanpa intervensi yaitu dengan melakukan observasional.
2. Bila peneliti memilih studi observasional, perlu ditentukan apakah akan mengadakan
pengamatan sewaktu (cross sectional) atau melakukan follow up dalam jangka waktu tertentu
(longitudinal).
3. Apakah akan dilakukan studi retrospektif yaitu meneliti peristiwa yang sudah berlangsung atau
prospektif yaitu dengan mengikuti subjek untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi.
Bagan Pembagian desain penelitian
DESAIN
PENELITIAN
Eksperimental Obsevasional
Contoh :
Peneltian mengenai sikap para petugas kesehatan di poli pada pasien yang berkunjung, atau
studi tentang tingkat kepuasan pasien yang dirawat di ruang rawat IRNA Bedah G RSAL Dr. Ramelan
Surabaya. Hasil dari penelitian tersebut adalah pemaparan bagaimana sikap seorang petugas jaga
dipoli rawat jalan, dan juga bagaimana tingkat kepuasan seorang pasien yang sedang dirawat di
IRNA Bedah G Dr. Ramelan Surabaya.
Contoh :
Survai mengenai sikap para petugas kesehatan (perawat) terhadap pasien yang dirawat di
bangsal bedah.
Persepsi pasien yang datang ke pengobatan alternatif sangkal putung.
Penelitian tentang tingkat kepuasan pasien yang dirawat di ruang A1 RSAL Surabaya.
Gambaran klinis dan laboratorium penderita nefrotik sindrome
Macam penelitian deskriptif antara lain adalah : survey dan studi kasus
1) Survey
Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang
biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Informasi yang disediakan biasanya
berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi
dan tidak ada intervensi. Keuntungan dari survei adalah dapat menjaring responden secara luas
dan dapat mendapatkan informasi yang bermacam-macam serta hasil informasi dapat
dipergunakan untuk tujuan lainya. Misalnya untuk menyusun perencanaan perbaikan program
tersebut. Jadi survey bukan semata dilakukan untuk membuat deskripsi tentang suatu keadaan,
melainkan untuk juga untuk menjelaskan tentang hubungan antara berbagai variable yang
diteliti, dari obyek yang mempunyai unit atau individu cukup banyak. Oleh sebab itu dalam
melaksanakan survey biasanya hasilnya dibuat suatu analisis secara kuantitatif terhadap data
yang telah dikumpulkan.
Contoh :
a) Menetapkan pertanyaan penelitian : Apakah ada hubungan antara kebiasaan memakai obat
nyamuk semprot dengan kejadian BKB (batuk kronik berulang) pada anak balita.
Hipotesisnya yang sesuai tentunya terdapat hubungan antara pemakaian obat nyamuk
semprot dan angka kejadian BKB pada anak balita.
b) Identifikasi Variabel
Faktor resiko yang diteliti ; penggunaan obat nyamuk semprot
Efek : BKB pada balita
Faktor resiko yang tidak diteliti : riwayat asma dalam keluarga, tingkat sosial ekonomi,
jumlah anak, kebiasaan orang tua merokok.
Semua istilah tersebut harus dibuat definisi yang jelas sehingga tidak bermakna ganda
c) Penetapan subyek penelitian
Populasi terjangkau : Balita pengunjung poliklinik yang tidak mempunyai riwayat asma
dalam keluarga, kebiasaan orang tua merokok, tingkat sosial ekonomi keluarga tertentu,
tingkat pedidikan orang tua, jumlah anak dalam keluarga dll.
Sampel : dipilih sejumlah anak balita sesuai dengan estimasi besar sampel, bisa
menggunakan random sampling.
d) Pengukuran
Faktor resiko : ditanyakan apakah dirumah biasa digunakan obat nyamuk semprot dll.
Efek dengan kriteria tertentu ditetapkan apakah subyek menderita BKB.
e) Analisis
Analisis yang digunakan bisa menggunakan tabel 2 x 2, regresi multiple atau regresi logistik.
BKB
Obat Ya Tidak Jumlah
nyamuk Ya 20 30 50
Tidak 5 30 35
E+
disease
Retrospektif
E-
E+
Non disease
Retrospektif
E-
Tahap keempat, adalah pemilihan subyek sebagai kontrol, yaitu pasanmgan ibu-ibu dengan anak
balita mereka. Pemilihan kontrol hendaknya didasarkan pada kesamaan karakteristik subyek
kasus. Misalnya ciri-ciri masyarakatnya, sosila ekonominya, letak geografinya dan sebagainya.
Pada kenyataannya memang sulit untuk memilih kelompok kontrol yang mempunyai
karakteristik yang sama dengan kelompok kasus. Oleh sebab itu sebagian besar ciri-ciri tersebut
kiranya dapat dianggap mewakili.
Pemilihan konrol memberi masalah yang lebih besar daripada pemilihan kasus, karena kontrol
semata-mata ditentukan oleh peneliti, sehingga sangat terancam oleh bias. Yang perlu
ditekankan adalah bahwa kontrol harus berasal dari populasi yang sama dengan kasus sehingga
baik kasus maupun maupun kontrol mempunyai propbability yang sama untuk terpajan oleh
faktor resiko
Tahap kelima, adalah melakukan pengukuran secara retrospektif yaitu dari kasus (anak balita
malnutrisi) itu diukur atau ditanyakan kepada ibu dengan menggunakan metode recall mengenai
perilaku atau kebiasaan memberikan makanan kepada anakanya. Recall disini maksudnya adalah
menanyakan pada ibu anak balita kasus tentang jenis-jenis makana serta jumlahnya yang
diberikan kepada anak balita selama periode tertentu. Biasanya menggunakan metode 24 jam.
Pengukuran variabel yang diteliti merupakan hal sentral pada studi ini. Penentuan efek harus
sudah didefinisikan dalam usulan atau definisi operasional secar jelas. Pada kenyataannya
memang sukar untuk mengingatkan kembali bila seseorang telah lupa apa yang telah
dilakukannya saat dulu, pada keadaan tertentu bisa menggunakan rekam medik yang lengkap,
gambaran keadaan pasien dan data demografi dari pasien tersebut.
Tahap keenam, adalah dengan melakukan pengolahan dan analisis data. Analisis data dilakukan
dengan membandingkan proporsi perilaku ibu yang baik dan kurang baik dalam hal memberikan
makanan keopada anaknya pada kelompok kasus dengan proporsi perilaku ibu yang sama pada
kelompok kontrol. Dari sinilah akan diperoleh bukti ada atau tidaknya hubungan antara perilaku
pemberian makanan dengan malnutrisi pada anak balita.
3) Kohort
Penelitian cohort atau sering disebut penelitian prospektif adalah penelitian non eksperimen
yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara faktor resiko dengan efek. Seperti telah
diuraikan sebelumnya penelitian cohort adalah suatu penelitian yang digunakan untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor resiko dan efek melalui pendekatan longitudinal
kedepan. Artinya, faktor resiko yang akan dipelajari diidentifikasi dulu, kemudian diikuti kedepan
secara prospektif timbulnya efek.
Dalam penelitian ini akan dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok resiko dan kelompok tanpa resiko,
kemudian kedua kelompok diikuti sampai batas waktu tertentu untuk menentukan ada tidaknya
efek yang diteliti.subyek yang dipilih dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
penelitian.
Pemantauan sederhana ini sifatnaya deskriptif akan tetapi pada umunya penelitaian bersifat
analitik, yakni mempelajari hubungan antara variabel bebas (faktor resiko) dan variabel
tergantung (efek).
Kesimpulan hasil penelitian ini akan membandingkan proporsi subyek yang menjadi efek positif
antara kelompok subyek yang diteliti dengan faktor resiko positif dengan kelompok subyek
dengan faktor resiko negatif (kontrol).
E+
prospektif
Exposure + E-
E+
Exposure -
prospektif E–
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian kohort
a) Merumuskan petrtanyaan penelitian dan hipotesis
b) Identifikasi faktor resiko dan efek
c) Menetapkan subyek penelitian (populasi dan sampel )
d) Pemeilihan subjek dengan faktor resiko positif dari subjek dengan efek negatif
e) Memilih subjek yang akan dijadikan anggota kelompok kontrol
f) Mengobservasi perkembangan subyek sampai batas waktu yang ditentukan, selanjutnya
mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok.
g) Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapat efek posistif dengan
subjek yang mendapat efek negatif baik kelompok resiko positif maupun kelompok kontrol.
Contoh sederhana tentang penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan antara kanker
paru (efek) dengan perokok (resiko) dengan menggunakan pendekatan prospektif.
Tahap pertama, adalah mengidentifikasi faktor efek (variabel dependent) dan resiko (variabel
independent) serta variabel pengendali (variabel kontrol)
Variabel dependent : kanker paru
Variabel independent : merokok
Variabel pengendali : umur, pekerjaan, lama meroko.
Pada penelitian ini faktor resiko dapat bersifat interbnal, yang menyebabkan predisposisi atau
sebagai predileksi timbulnya penyakit, juga bisa bersifat eksternal yaitu faktor lingkungan dal
sebagainya. Variabel perancu sedapat mungkin dihilangkan dari penelittian ini.
Tahap kedua, dengan menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian.
Misalnya yang menjadi populasi adalah semua pria disuatu wilayah atau tempat tertentu,
dengan umur antara 40-50 tahun, baik perokok maupun tidak.
Tahap ketiga, adalah mengidentifikasi subjek yang merokok (resiko positif) dari populasi
tersebut, dan juga mengidentifikasi subjek yang tidak merokok (resiko negatif) sejumlah yang
kurang lebih sama dengan kelompok perokok.
Usaha untuk mengidentifikasi subyek yang belum menderita memerlukan kecermatan. Peneliti
harus yakin bahwa subyek yang dipilih benar bebas dari dari efek yang diselidiki sehingga pada
akhir pengamatansubyek tersebut terpajan efek atau menjadi sakit maka hal ini dianggap
sebagai akibat terpajan dengan faktor resiko yang dipelajari.
Perangkat diagnostik yang kurang akurat mengakibatkan efek negatif yang palsu pada awal
penelitian.. kadang tidak mudah menentukan terdapatnya efek. Berbagai cara dilakukan untuk
menyingkirkan adanya efek, termasuk anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang.. pada
umumnya prosedur untuk menetapkan apakah seseorang dapat dimasukkan kedalam kohort
disatu sisi harus bersifat mudah, aman dan murah disisi lain juga harus mempunyai keandalan
dan kesahihan yang baik.
Tahap keempat, mulai melakukan observasi perkembangan efek pada kelompok orang-orang
yang merokok (resiko positif) dan orang yang tidak merokok (kontrol) sampai pada waktu
tertentu, misalnya selama 10 tahun kedepan untk mengetahui perkembangan atau terjadinya
kanker paru.
Tahap kelima, dengan melakukan pengolahan dan menganilisis data. Analisis data dilakukan
dengan membandingkan proporsi orang yang menderita kanker paru dengan proporsi orang
yang tidak menderita kanker paru, diantara kelompok perokok dan kelompok tidak perokok.
Peranan Kontrol
Dalam penelitian eksperimen, kontrol mempunyai peranan yang sangat penting, antara lain
adalah :
Untuk mencegah munculnya faktor-faktor yang sebenarnya tidak diharapkan berpengaruh
terhadap variabel terikat
Untuk membedakan berbagai variabel yang tidak diperlukan dari variabel yang diperlukan
Untuk menggambarkan secara kuantitatif hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat,
dan sejauh mana tingkat hubungan antara kedua variabel tersebut.
b. Validitas Eksternal
Validitas eksternal ini berkaitan dengan kemungkinan generalisasi dari hasil eksperimen
tersebut. Hal ini berarti, apakah hasil eksperimen tersebut terjadi pula, apabila eksperimen yang
sama dilakukan pada populasi lain. Dengan kata lain, seberapa jauhkah representatitf
penemuan penelitian ini dan seberapa jauhkah hasil-hasil penelitian tersebut dapat
digeneralisasikan kepada subjek atau kondisi yang sejenis. Untuk mengonytrol validitas ektrenal
ini perlu dilakukan pengujian-pengujian terhadap faktor berikut :
Efek seleksi berbagai bias
Karakteristik anggota kelompok atau sampel eksperimen menentukan sekali terhadap
generalisasi yang diperoleh. Kekeliruan dalam memilih anggota sampel dapat mengganggu
hasil eksperimen. Oleh sebab itu agar sampel yang diambil dapat representatif terhadap
populasi perlu dilakukan identifikasi dan kontrol yang tepat.
Efek Pelaksana Pretes
Pretes banyak mempengaruhi variabel eksperimen, sedang pretes hanya dilakukan terhadap
sampel. Oleh sebab itu generalisasi yang diperoleh dari pelaksanaan eksperimen terhadap
sampel kemungkinan tidak dapat berlaku untuk seluruh populasi, sebab hanya anggota
sampel yang mengalami pretes. Untuk menghindari akibat dari pelaksanaan pretes yang
dapat mempengaruhi generalisasi, perlu dilakukan kontrol yang cermat pelaksanaan pretes,
sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap peralkuan yang menjadi dasar membuat
generalisasi.
Efek Prosedur Eksperimen
Eksperimen yang dilakukan terhadap anggota sampel yang menyadari bahwa dirinya sedang
dicoba atau dieksperimen, menyebabkan generalisasi yang diperoleh tidak berlaku bagi
populasi karena adanya perbedaan pengalaman antara anggota sampel dengan anggota
populasi. Oleh sebab itu perlu dilakukan kontrol terhadap pengaruh prosedur eksperimen
tersebut.
Ganguan penanganan Perlakukan Berganda
Jika subjek pada kelompok eksperimen dipaparkan terhadap perlakuan dua kali atau lebih
secara berturut-turut, maka peralkuan yang terdahulu mempunyai efek terhadap yang
101
berikutnya. Hal ini menyebabakan perlakuan terakhir yang muncul dipengaruhi oleh
perlakuan sebelumnya. Jadi generalisasi yang diperoleh hanya95berlaku bagi subjek yang
mempunyai pengalaman dengan pelaksanaan dan pemunculan perlakuan ganda secara
berturut-turut.
Macam Penelitian experimen
Rancangan penelitian eksperimen dikelompokan menjadi tiga yaitu sebabai berikut :
a. Rancangan Pra eksperimen
b. Rancangan Eksperimen semu (quasi eksperimen)
c. Rancangan eksperimen sungguhan (true eksperimen)
Skema desain penelitian experimen
Dalam penelitian eksperimen sering digunakan simbol atau lambang sebagai berikut :
R : Randomisasi (acak)
01 (T1) : Pengukuran pertama (pretes)
X : perlakuan atau eksperimen
02 (T2) : pengukuran kedua (post tes)
kelompok Eksp X 02
kelompok kontrol 02
Dengan rancangan ini, beberapa faktor penggangu seperti histori, maturasi, testing dan
instrumen dapat dikontrol walaupun tidak dapat diperhitungkan efeknya.
01 02 03 X 04 05 06
Dengan menggunakan serangkaian observasi (tes), dapat memungkinkan validitas lebih tinggi.
Karena rancangan prepostes , kemungkinan hasil 02 dipengaruhi oleh faktor lain diluar
perlakuan sangat besar, sedangkan pada rancangan ini oleh karena observasi dilakukan lebih
dari satu kali (baik sebelum maupun sesudah perlakuan), maka pengaruh faktor luar tersebut
dapat dikurangi.
01 02 03 04 05 06
kelompok kontrol
3) Rancangan Non Equivalent Control Group
Dalam penelitian lapangan, biasanya lebih dimungkinkan untuk membandingkan hasil intervensi
program kesehatan disuatu kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar
sama. Misalnya , kita akan melakukan studi tentang pengaruh pelatihan kader terhadap cakupan
Posyandu. Kelompok kader yang akan diberikan pelatihan tidak mungkin sama betul dengan
kelompok kader tidak diberikan pelatihan (kontrol).
kelompok kontrol 01 02
Rancangan non equvalen control group ini sangat baik digunakan untuk evaluasi program
pendidikan kesehatan atau pelatihan lainya. Disamping itu rancangan ini juga baik untuk
membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu kecamatan atau desa dengan
kecamatan lainnya. Dalam rancangan ini, pengelompokan angota sampel pada kelompok
eksperimen dan kelompok control tidak dilakukan secara random atau acak. Oleh sebab itu
sering juga disebut non ramdom control group pretes postes.
kelompok kontrol X 02
PROGRAM LAMA
Kelompok ?
kontrol
Gambar 5.
Rangkaian kejadian dalam eksperimental sungguhan.?
Langkah-langkah Pokok
a. Lakukan penelusuran kepustakaan yang relevan bagi masalah yang akan digarap.
b. Identifikasi dan definisikan masalah.
c. Rumuskan hipotesa (berdasarkan atas penelaahan kepustakaan), dan definisikan
engertian-pengertian dasar dan variabel-variabel utama.
d. Susun rencana eksperimen :
Identifikasi bermacam-macam variabel yang relevan. Identikasi variabel-variabel non
eksperimental yang mungkin mencermakan eksperimen, dan tentukan bagaimana caranya
mengcontrol variabel-variabel tersebut
Tentukan rancangan bangun eksperimennya
Pilih subyek yang representatif bagi populasi tertentu, tentukan siapa siapa yang masuk
kelompok kontrol dan siapa siapa yang masuk kelompok eksperimen
Terapkan perlakuan/program baru
Pilih atau susun alat untuk mengukur hasil eksperimen dan validasikan alat tersebut
Rencanakan prosedur pengumpulan data, dan jika mungkin lakukan pilot atau trial run test
untuk menyempurnakan alat pengukur atau rancang- bangun eksperimennya
Rumuskan hipotesa nolnya
e. Laksanakan eksperimen
f. Aturlah data kasar itu dalam cara yang mempermudah analisis selanjutnya; tempatkan dalam
rancangan yang memungkinkan memperhitungkan efek yang diperkirakan akan data
g. Terapkan test signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi hasilnya, kemudian lakukan
interprestasi, diskusi dan komunikasikan kedalam khasanah ilmiah.
P1 X P1x
P2 O P20
Keterangan :
R : Randomisasi
P1 : Populasi
X : Experimen
O : Tanpa experimen
Pix : populasi sesudah mengalami experimen X
P20 : populasi tanpa mengelami experimen X
Pemilihan P1 dan P2 di dasarkan atas randomisasi. Dengan protocol diatas maka dapat dianalisis
dan dievaluasi dari p1x dan p20, juga perbandingan antara p1x p1, p2 dan p2.0, sehingga pada
akhirnya akan diperoleh suatu kesimpulan.
P2 O P20
R
X PX
0 P0
3) Rancangan Pretes-Postes dengan Kelompon Kontrol (pre-postes with Control Group)
Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan anggota-anggota kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan dilakukan berdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan
pretes pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi pada kelompok eksperimen.
Setelah beberapa waktu dilakukan postes pada kedua kelompok tersebut.
Bentuk rancangan tersebut sebagai berikut
kelompok kontrol 01 02
Dengan randomisasi, maka kedua kelompok mempunyai sifat yang sama sebelum dilakukan
intervensi/ perlakuan. Karena kedua kelompok sama pada awalnya, maka perbedaan hasil
postes pada kedua kelompok tersebut dapat disebut sebagai pengaruh dari intervemsi atau
perlakuan. Rancangan ini merupakan rancangan terbaik dalam mengomntrol ancaman terhadap
hasil validitas.
Pada rancangan ini sulit sekali dilaksanakan dilapangan karena biasanya sulit atau tidak mungkin
melakukan randomisasai. Disamping itu dari segi etika atau aspek lain sering tidak mungkin
melakukan perlakuan pada kelompok yang satu dan tidak melakukan intervensi pada kelompok
yang lain.
Rancangan ini dapat diperluas dengan melibatkan lebih dari satu variabel bebas, dengan kata
lain perlakuan dapat dilakukan pada satu kelompok, dengan bentuk perlakuan yang berbeda.
Dapat digambarkan sebagai berikut ;
Pre test Perlakuan Pretes
kelompok Eksp A
01 XA 02
kelompok Eksp B 01 XB 02
kelompok kontrol 01 02
4) Rancangan postes dengan Kelompok Kontrol (Postes Only Control Group Design)
Rancangan ini merupakan rancangan eksperimen sungguhan dan hampir sama dengan
rancangan yang telah dibicarakan sebelumnya. Hanya bedanya tidak dilakukan pre test, karena
kasus telah dirandomisasi baik pada kelompom eksperimen maupun kelompok kontrol,
kelompok tersebut diangap sama sebelum dilakukan perlakuan.
Dapat digambarkan sebagai berikut
Perlakuan Pretes
X 02
kelompok Eksp
kelompok kontrol 02
Dengan rancangan ini, memungkinkan peneliti mengukur pengaruh perlakuan pada kelompok
eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok konrol. Tetapi
rancangan ini tidak dapat memungkinkan peneliti untuk mennetukan sejauh mana perubahan
itu terjadi, sebab pretes tidak dilakukan sebagai data awal.
5) Rancangan Faktorial
Adalah langkah lebih maju daripada ekserimental design sebelumnya. Pada experimental
design sebelumnya, hanya ada satu X (perlakuan/program) yang ingin diketahui
efeknya,sedangkan pada Factorial Design ingin dipelajari dua atau lebih dari perlakuan/program
X (faktor) secara terpisah atau sekaligus. Factorial Design yang paling sederhana adalah
Rancangan Bangun Factorial 2 x 2.