PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik
memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH) dan gugus-gugus lain
penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa
fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil lebih dari satu sehingga disebut polifenol.
Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang
mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus OH
Salah satu contoh senyawa fenolik alam adalah fenil propanoid.
Isolasi bahan alam berbeda dengan cara isolasi makromolekul biologi yang umum karena
lebih kecil dan secara kimia lebih beragam daripada protein, asam nukleat, dan polisakarida
yang relatif homogen. Sehingga teknik isolasi harus benar- benar diperhatikan. Senyawa-
senyawa metabolit sekunder tersebut diantaranya yaitu steroid, fenil propanoid alkaloid,
terpenoid, flavoinoid, saponin, dan sebagainya.
Akhir-akhir ini senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder pada berbagai jenis
tumbuhan telah banyak dimanfaatkan sebagai zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, mengingat betapa bermanfaatnya senyawa-senyawa
hasil metabolit sekunder tersebut bagi umat manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya, maka dirasa perlu untuk mempelajari lebih lanjut mengenai senyawa-senyawa
metabolit sekunder tersebut. Di mana pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
senyawa fenil propanoat dan pigmen flavonoid
Fenil propanoat merupakan senyawa fenol di alam yang mempunyai cincin aromatik
dengan rantai samping terdiri dari 3 atom karbon. Golongan fenil propanoat yang paling
tersebar luas adalah asam hidroksi sinamat, yaitu suatu senyawa yang merupakan
bangunan dasar lignin. Empat macam asam hidroksi sinamat banyak terdapat dalam
tumbuhan. Keempat senyawa tersebut yaitu asam ferulat, sinapat, kafeat dan p-kumarat
Senyawa fenil propanoid merupakan salah satu kelompok senyawa fenol utama yang
berasal dari jalur shikimat. Senyawa fenol ini mempunyai kerangka dasar karbon yang
terdiri dari cincin benzena (C6) yang terikat pada ujung rantai karbon propana (C3)
Kerangka dasar fenil propanoid Fenil propanoid mewakili kelompok besar produk alamiah
yang diturunkan dari asam amino fenilalanin dan tirosin atau dalam beberapa kasus, di
tengah jalur biosintesisnya melalui biosintesis asam sikimat. Seperti yang terlihat dari
namanya, kebanyakan senyawa yang terkandung dalam strukturnya adalah cincin fenil yang
terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana. Karena kebanyakan fenli propanoid di alam
merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil dalam cincin aromatis, maka
sering disebut sebagai tumbuhan fenolik.
Asam sinamat digunakan sebagai penyedap, indigo sintetik, dan produk farmasi
tertentu.Kegunaan utama ialah dalam pembuatanmetil, etil dan benzil ester untuki
industriminyak wangi. Asam sinamat merupakan prekursor, zat pendahulu untuk
pemanisaspartam melalui aminasi yang dikatalisis-enzim menjadi fenilalanin.
2. Kelompok Kumarin
Nama kumarin berasal dari bahasa Karibia “Coumarou” yang berarti pohontonka
(Coumarouna adorata Abl), yaitu tumbuhan pertama yang diketahui mengandung
kumarin. Barulah pada tahun 1868, kumarin dikenal dengan rumus C9H6O2. Senyawa
yang mengandung kumarin (2H-1-benzopyran-2-one) merupakansebuah kelompok yang
penting dari heterosiklis dan banyak contoh yang ditemukan di alam. Kumarin sendiri
pertama kali diisolasi tahun 1822 dari kacang tonka. Kumarin dan turunannya juga telah
diisolasi dari semanggi, rumput banteng dan woodruff. Kumarin yang terkandung dalam
suatu tumbuhan dapat dikenal dari baunya. Bila tumbuhan tersebut dikeringkan, maka
akan memberikan bau yang khas. Untuk pembuktian secara kualitatif dilakukan uji
berdasarkan pada sifat fluoresensinya dengan sinar ultraviolet.
Kumarin adalah lakton asam o-hidroksisinamat. Kumarin tidak berwarna, kristal
prismatik, dan mempunyai karakteristik bau yang wangi dan rasa pahit, aromatis, rasa
yang panas, larut dalam alkohol. Kumarin juga dapat disintesis dengan cepat. Beberapa
turunan kumarin memiliki sifat antikoagulan. Kumarin juga mempunyai aktivitas sebagai
antispasmodik (Lenny, 2006).
Berikut adalah beberapa struktur senyawa turunan kumarin
Kumarin dan turunannya adalah senyawa yang sangat reaktif. Keberadaan gugus
metil di posisi C4 atau C6 membuat inti kumarin lebih reaktif, dan dapat mengakibatkan inti
kumarin menjalani reaksi halogenasi serta kondensasi dengan aldehida. C6 pada cincin
aromatik dapat mengalami serangan elektrofilik, misalnya sulfonasi atau reaksi asilasi
Friedel-Craft. Sebuah substituen metil pada inti kumarin bereaksi secara berbeda, tergantung
pada posisi serangan. Sebagai contoh, sebuah gugus metil yang terikat pada
C6 atau C4 lebih reaktif dari gugus metil di posisi C3 atau C5 (Rashamuse, 2008).
3. Kelompok Alil Fenol
4. Kelompok Propenil Fenol
Contoh:
Contoh:
4. Reaksi pembentukan halide asam dengan tionil klorida (SOCl2) Pembentukan klorida asam adalah
dengan mereaksikan asam karboksilat dan tionil klorida (SOCl2).
Contoh:
6. Reaksi hidrolisis
Bila eter didihkan dalam air yang mengandung asam terjadi hidrolisis yang menghasilkan
alkohol
Hidrolisis ester dalam suasana asam menghasilkan asam karboksilat dan alkohol sedangkan dalam
suasana basa menghasilkan garam karboksilat dan alkohol.
4. Turunan Propenilfenol
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar
di dunia tumbuhan. Senyawa flavanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar
yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, dan biru serta
sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.
Pada tumbuhan tinggi, flavonoid terdapat baik dalam bagian vegetative maupun dalam
bunga. Senyawa ini berperan penting dalam menentukan warna, rasa, bau, serta kualitas nutrisi
makanan. Tumbuhan umumnya hanya menghasilkan senyawa flavonoid tertentu. Keberadaan
flavonoid pada tin gkat spesies, genus atau familia menunjukkan proses evolusi yang terjadi
sepanjang sejarah hidupnya. Bagi tumbuhan, senyawa flavonoid berperan dalam pertahanan diri
terhadap hama, penyakit, herbivori, kompetisi, interaksi dengan mikrobia, dormansi biji,
pelindung terhadap radiasi sinar UV, molekul sinyal pada berbagai jalur transduksi, serta
molekul sinyal pada polinasi dan fertilitas jantan.
Flavanoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana
dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga membentuk suatu
susunan C6-C3-C6.
Senyawa flavonoid untuk obat mula-mula diperkenalkan oleh seorang Amerika bernama Gyorgy
(1936). Secara tidak sengaja Gyorgy memberikan ekstrak vitamin C (asam askorbat) kepada
seorang dokter untuk mengobati penderita pendarahan kapiler subkutaneus dan ternyata dapat
disembuhkan. Mc.Clure (1986) menemukan pula oleh bahwa senyawa flavonoid yang diekstrak
dari Capsicum anunuum serta Citrus limon juga dapat menyembuhkan pendarahan kapiler
subkutan. Mekanisme aktivitas senyawa tersebut dapat dipandang sebagai fungsi “alat
komunikasi‟ (molecular messenger) dalam proses interaksi antar sel, yang selanjutnya dapat
berpengaruh terhadap proses metabolisme sel atau mahluk hidup yang bersangkutan, baik
bersifat negatif (menghambat) maupun bersifat positif (menstimulasi).
Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang tersebar luas dalam
berbagai bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi. Komponen tersebut pada umumnya terdapat
dalam keadaan terikat atau terkonjugasi dengan senyawa gula. Lebih dari 4000 jenis flavonoid
telah diidentifikasi dan beberapa di antaranya berperan dalam pewarnaan bunga, buah,dan daun
(de Groot & Rauen, 1998). Dalam tumbuhan, aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa gula
terikat) terdapat dalam berbagai bentuk struktur.
Ada juga senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kombinasi antara kedua jalur
biosintesa ini yaitu senyawa-senyawa flanonoida. Tidak ada benda yang begitu menyolok seperti
flavonoida yang memberikan kontribusi keindahan dan kesemarakan pada bunga dan buah-
buahan di alam. Flavin memberikan warna kuning atau jingga, antodianin memberikan warna
merah, ungu atau biru, yaitu semua warna yang terdapat pada pelangi kecuali warna hijau.
Secara biologis flavonoida memainkan peranan penting dalam kaitan penyerbukan tanaman oleh
serangga. Sejumlah flavonoida mempunyai rasa pahit sehingga dapat bersifat menolak sejenis
ulat tertentu.
Tidak ada benda yang begitu menyolok seperti flavonoida yang memberikan kontribusi
keindahan dan kesemarakan pada bunga dan buah-buahan di alam. Flavin memberikan warna
kuning atau jingga, antodianin memberikan warna merah, ungu atau biru, yaitu semua warna
yang terdapat pada pelangi kecuali warna hijau. Secara biologis flavonoida memainkan peranan
penting dalam kaitan penyerbukan tanaman oleh serangga. Sejumlah flavonoida mempunyai rasa
pahit sehingga dapat bersifat menolak sejenis ulat tertentu.