Anda di halaman 1dari 3

Bab III Hubungan Warganegara Dengan Negara-2007 Sutan Syahrir Zabda

A. Hak dan Kewajiban Warga Negara


1. Kewarganegaraan Republik Indonesia
Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu
negara. Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga
negara dan negaranya. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan
terhadap warga negaranya. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
Secara filosofis, perkembangan kewarganegaraan Indonesia dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah mengalami perubahan
yang lebih menjamin perlindungan terhadap hak asasi manusia dan hak warga negara.
Secara sosiologis, prinsip kewarganegaraan Indonesia harus mengacu pada prinsip dan
perkembangan serta tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
internasional dalam pergaulan global, yang menghendaki adanya persamaan perlakuan
dan kedudukan warga negara di hadapan hukum serta adanya kesetaraan dan keadilan
gender. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, undang-undang kewarganegaraan
No. 12 Tahun 2006 yang merupakan pelaksanaan Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan agar hal-hal
mengenai warganegara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan melaksanakan amanat Undang-
Undang Dasar sebagaimana tersebut di atas, prinsip kewarganegaraan RI
memperhatikan asas-asas kewarganegaraan umum atau universal, yaitu asas ius
sanguinis, ius soli, dan campuran. Adapun asas-asas yang dianut dalam Undang-
Undang ini sebagai berikut:
a. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran.
b. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
c. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang ini.
Asas kewarganegaraan Indonesia menurut Undang-undang no. 12 Tahun 2006 ini
pada dasarnya tidak mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride), ataupun tanpa
kewarganegaraan (apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak
dalam Undang-undang ini merupakan suatu pengecualian.
Selain asas tersebut di atas, beberapa asas khusus juga menjadi dasar mengatur
kewarganegaraan dan penyusunan Undang-Undang tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, meliputi :
a. Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan
kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita
dan tujuannya sendiri.

Seberapapun kekurangan yang ada pada negeri ini, namun ia adalah negeri kita. 21
Jangan kau Tanya apa yang akan kau dapat dari negeri ini, namun tanyalah dirimu, apa yang kau dapat
berikan buat negeri tercinta ini
Bab III Hubungan Warganegara Dengan Negara-2007 Sutan Syahrir Zabda

b. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah


wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap Warga Negara Indonesia
dalam keadaan apapun baik di dalam maupun di luar negeri.
c. Asas persamaan di dalam hukum (equality before the law) dan pemerintahan
adalah asas yang menentukan bahwa setiap Warga Negara Indonesia mendapatkan
perlakuan yang sarna di dalam hukum dan pemerintahan.
d. Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak
hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat
permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala
hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama,
golongan, jenis kelamin dan gender.
f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang
dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga
negara pada khususnya.
g. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal
yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
h. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh
atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
Pokok materi muatan yang diatur dalam Undang-Undang ini meliputi:
a. siapa yang menjadi Warga Negara Indonesia;
b. syarat dan tata cara memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia;
c. kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia;
d. syarat dan tata cara memperoleh kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia;
e. ketentuan pidana.
Dalam Undang-Undang ini, pengaturan mengenai anak yang lahir di luar
perkawinan yang sah semata-mata hanya untuk memberikan perlindungan terhadap
anak tentang status kewarganegaraannya saja. Disamping itu juga Indonesia dapat
memberi status kewrganegaraan bagi orang asing yang telah berjasa bagi Bangsa dan
negara Republik Indonesia. Yang dimaksud dengan "orang asing yang telah berjasa
kepada negara Republik Indonesia" adalah orang asing yang karena prestasinya yang
luar biasa di bidang kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan,
lingkungan hidup, serta keolahragaan telah memberikan kemajuan dan keharuman
nama bangsa Indonesia. Sedangkan yang dimaksud dengan "orang asing yang diberi
kewarganegaraan karena alasan kepentingan negara" adalah orang asing yang dinilai
oleh negara telah dan dapat memberikan sumbangan yang luar biasa untuk kepentingan
memantapkan kedaulatan negara dan untuk meningkatkan kemajuan, khususnya di
bidang perekonomian Indonesia.

2. Hak-hak dan Kewajiban warganegara (kontek UUD 1945)

Sesuai dengan prinsip hubungan timbal balik antara warga negara terhadap
negara, maka setiap warga negara memiliki hak dan kewajibannya terhadap negara.
Dalam perspektif Undang-Undang Dasar tahun 1945, Warga negara Indonesia
memiliki hak yang bergandengan sekaligus kewajiban terhadap negara dan warga
negara lain. Artinya, dibalik hak atau penunaian hak yang dimiliki oleh seorang warga
negara terdapat kewajiban penunai terhadap hak warga negara lainnya dan hak negara
terhadap warga negara. Hak dan kewajiban warga negara tersebut meliputi:
Seberapapun kekurangan yang ada pada negeri ini, namun ia adalah negeri kita. 22
Jangan kau Tanya apa yang akan kau dapat dari negeri ini, namun tanyalah dirimu, apa yang kau dapat
berikan buat negeri tercinta ini
Bab III Hubungan Warganegara Dengan Negara-2007 Sutan Syahrir Zabda

1. Kesamaan kedudukan di dalam hukum (equality before the law) dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. (pasal 27
(1).
2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. (pasal 27 (2).
3. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara (pasal 27
(3).
4. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya (pasal 28). Hak ini memberikan jaminan terhadap partisipasi politik dan
sosial bagi setiap warga negera baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Setiap warga negara berhak mendapatkan jaminan negara untuk memiliki kemerdekaan
memeluk dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu (pasal 29). Hak ini
tidak termasuk dalam menyebarkan keyakinan agama yang berlawanan dengan ajaran
kitab suci dan rasul Tuhan.
6. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. Ketentuan ini merupakan konsekwensi bagi hak hidup aman tenteram dalam
bernegara (pasal 30 (1)
7. hak mendapat pendidikan. (pasal 31). Hak ini disertai dengan kesadaran akan kewajiban
pada setiap warga negara untuk ikut serta dalam upaya penyelenggaraan pendidikan, dan
kewajiban menunaikan hak secara berkesadaran dalam rangka ikut mendukung
tercapainya tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
8. Hak warga negara untuk dijamin kebebasan dalam memelihara dan mengembangkan nilai-
nilai budayanya, dan memajukan kebudayaan nasional oleh negara di tengah-tengah
peradaban dunia (pasal 32) termasuk melindungi nilai-nilai luhur bangsa dari pengaruh
negatif globalisasi.
9. Warga negara berhak untuk dihormati dan dipelihara bahasa daerah ole negara sebagai
kekayaan budaya nasional (pasal 32 (2).
10. Setiap warga negara berhak dalam peri kehidupan ekonomi yang sejahtera yang
berkeadilan oleh negara (pasal 33 (1).
11. Warga negara berhak atas jaminan sosial, pemberdayaan sosial sesuai dengan martabat
kemanusiaan (pasal 34 (2), dan khusus bagi yang miskin, anak-anak terlantar dan fakir
berhak dipelihara oleh negara
Hak-hak warganegara tersebut merupakan hak asasi positif, artinya merupakan kewajiban
pemerintah sebagai penyelenggara negara untuk memenuhi kebutuhan hak warganegara tersebut.
Sebaliknya, hak tersebut juga bersifat hak asasi aktif, artinya bahwa hak tersebut dapat diraih oleh
setiap warganegara melalui upaya aktif guna memenuhi tuntan akan hak tersebut. Misal: warga
negara berhak mendapatkan pekerjaan, dan negara menyediakan pekerjaan sesuai dengan tugas
negara. Sebaliknya warganegara harus secara aktif (wajib) memenuhi persyaratan kualitas kerja,
seperti: tingkat keahliannya melalui pendidikan, dan pendidikan tersebut merupakan kewajian
negara untuk menyelenggarakannya, dan seterusnya secara keterkaitannya (sequence)
Dengan demikian, secara keseluruhan, kepentingan publik atau kewarganegaraan (civic
affairs) akan terselenggarakan melalui mekanisme hubungan warganagara dengan negara.
Terpenuhinya dengan baik keentingan publik/kewarganegaraan tersebut, jika warganegara dan
negara dapat menunaikan hak dan kewajiban masing-masing dengan baik. Jadi, kepentingan publik
atau public/civic affairs akan dapat terselenggarakan dengan baik, jika hak dan kewajiban
warganegara terhadap negara dan sesama warganegara, serta hak dan kewajiban negara terhadap
warganegara dapat terselenggarakan dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah bernegara yang baik
dan benar sesuai dengan prinsip hidup bernegara yang berlandaskan ideologi negara Pancasila,
seperti: prinsip-prinsip negara hukum, negara demokrasi, penjaminan dan perlindungan hak-hak
asasi, dan seterusnya.
-----

Seberapapun kekurangan yang ada pada negeri ini, namun ia adalah negeri kita. 23
Jangan kau Tanya apa yang akan kau dapat dari negeri ini, namun tanyalah dirimu, apa yang kau dapat
berikan buat negeri tercinta ini

Anda mungkin juga menyukai