Anda di halaman 1dari 4

Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi
Jambi, Kepulauan Riau, dan Riau. Tarian ini juga terkenal di Malaysia sebagai tarian wajib
kepada tamu besar.
Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair
yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih
menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.

Tari Tortor
Tortor Batak Toba adalah jenis tarian purba dari Batak Toba yang berasal dari Sumatera
Utara yang meliputi daerah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba
Samosir dan Samosir.
Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu.
Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki,
1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan:
cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung /adat
Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : biola, gambus,
akordion, rebana, gong dan gendang.
Tortor adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Secara fisik tortor
merupakan tarian, namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya menunjukkan tortor
adalah sebuah media komunikasi, di mana melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi
antara partisipan upacara.
Tortor dan musik gondang ibarat koin yang tidak bisa dipisahkan. Sebelum acara dilakukan
terbuka terlebih dahulu tuan rumah (Hasuhutan) melakukan acara khusus yang
dinamakan Tua ni Gondang, sehingga berkat dari gondang sabangunan.
Dalam pelaksanaan tarian tersebut salah seorang dari hasuhutan (yang mempunyai hajat akan
memintak permintaan kepada penabuh gondang dengan kata-kata yang sopan dan santun
sebagai berikut : "Amang pardoal pargonci" :

1. "Alualuhon ma jolo tu ompungta Debata Mulajadi Nabolon, na Jumadihon nasa na


adong, na jumadihon manisia dohot sude isi ni portibion."
2. "Alualuhon ma muse tu sumangot ni ompungta sijolojolo tubu, sumangot ni ompungta
paisada, ompungta paidua, sahat tu papituhon."
3. '"Alualuhon ma jolo tu sahala ni angka amanta raja na liat nalolo."
Setiap selesai satu permintaan selalu diselingi dengan pukulan gondang dengan ritme tertentu
dalam beberapa saat. Setelah permintaan/seruan tersebut dilaksanakan dengan baik maka
barisan keluarga suhut yang telah siap manortor (menari) mengatur susunan tempat
berdirinya untuk memulai menari.
Adapun jenis permintaan jenis lagu yang akan dibunyikan adalah seperti : Permohonan
kepada Dewa dan pada ro-roh leluhur agar keluarga suhut yang mengadakan acara diberi
keselamatan kesejahteraan, kebahagiaan, dan rezeki yang berlimpah ruah, dan upacara adat
yang akan dilaksanakan menjadi sumber berkat bagi suhut dan seluruh keluarga, serta para
undangan.
Setiap penari tortor harus memakai ulos dan mempergunakan alat musik/gondang
(Uninguningan).
Ada banyak pantangan yang tidak diperbolehkan saat manortor, seperti tangan si penari tidak
boleh melewati batas setinggi bahu ke atas, bila itu dilakukan berarti si penari sudah siap
menantang siapa pun dalam bidang ilmu perdukunan, atau adu pencak silat (moncak), atau
adu tenaga batin dan lain-lain.
Tari tortor digunakan sebagai sarana penyampaian batin baik kepada roh-roh leluhur dan
maupun kepada orang yang dihormati (tamu-tamu) dan disampaikan dalam bentuk tarian
menunjukkan rasa hormat.
Tari jaipong
Tari jaipong adalah tarian tradisional yang berasal dari Bandung Jawa Barat. Menurut
catatan sejarah kebudayaan Indonesia tarian ini diciptakan oleh seorang seniman berdarah
Sunda yakni Gugum Gumbira. Namun dari sumber lain disebutkan bahwa pencipta gerakan
dalam tarian jaipongan adalah H Suanda dan Gugum Gumbira hanyalah salah satu tokoh
yang mengenalkan tarian ini kepada masyarakat Bandung.

Pada awal kemunculan nya jaipong menjadi sebuah tarian unik dan menarik dengan alat
musik pengiring Degung. Keunikan tarian ini dapat kita lihat dalam seluruh gerakan tari yang
terlihat ceria, energik, dan humoris. Tak heran jika pementasan kesenian daerah dari wilayah
Sunda ini kerap mengundang tawa geli bagi para penikmatnya.

Jaipongan merupakan tarian dengan mengkolaborasikan berbagai macam gerakan seperti


gerakan tari ketuk tilu, tari ronggeng, dan juga beberapa gerakan pencak silat yang juga
sangat diminati oleh masyarakat setempat pada waktu itu.

Selain dikenal dengan sebutan jaipongan tarian ini juga merupakan kesenian tari yang
berjenis tari pergaulan. Keunikan gerakan dalam sebuah pementasan tari ini kemudian
mendongkrak keberadaan tari jaipong sebagai salah satu kesenian tradisional andalan dari
Jawa Barat.
Pada era 90-an jenis tarian ini kerap mewarnai beberapa film layar lebar di Indonesia yang
tergambar sebagai salah satu hiburan terkenal pada waktu itu.
Tari Saman

Tari Saman adalah sebuah tarian Suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan
peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan Bahasa
Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi
Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari saman di Aceh didirikan dan
dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara.
Tari saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan
Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya
Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.[1]
Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini
mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan.
Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua
cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-
nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.
Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan, pemainnya terdiri
dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian tarian
tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara grup tamu dengan grup sepangkalan
(dua grup). Penilaian dititik beratkan pada kemampuan masing-masing grup dalam mengikuti
gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh pihak lawan

Anda mungkin juga menyukai