Oleh :
Dosen Pengampu:
Dr. I Nyoman Gita, M.Si.
1
KATAPENGANTAR
Om Swastyastu,
Puja dan Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Ida Shang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaiakn makalah seminar yang yang berjudul “Asesmen Autentik Pada
Pembelajaran Matematika” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil
Belajar. Dalam kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya terhadap seluruh pihak yang telah membantu
penyelesaikan makalah ini. Secara khusus, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dr. I Nyoman Gita, M.Si dan Made Juniantari,S.Pd.,M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah seminar matematika, yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyusun makalah ini.
2. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa
atas saran yang diberikan kepada penulis serta pihak lain yang turut
membantu proses pembuatan makalah ini.
Penulis memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan-kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak. Harapan penulis yaitu semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca.
Akhirya atas segala kerendahan hati, penulis sampaikan terima kasih.
Om Santi, Santi, Santi, Om
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Apa ciri-ciri asesmen autentik ?
3. Bagaimana karakteristik asesmen autentik ?
4. Apa saja jenis-jenis asesmen autentik ?
5. Bagaimana implementasi dari jenis-jenis asesmen autentik ?
1.2 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami pengertian asesmen autentik.
2. Mengetahui ciri-ciri asesmen autentik.
3. Memahami karakteristik asesmen autentik.
4. Mengetahui jenis-jenis asesmen autentik.
5. Memahami implementasi dari jenis-jenis asesmen autentik.
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi penulis: dapat menambah wawasan penulis tentang asesmen autentik
beserta evaluasinya.
2. Bagi pembaca: dapat memberikan informasi pembaca tentang pengertian,
fungsi, jenis-jenis, dan implementasi asesmen autentik. Dengan informasi
yang diperoleh dapat dijadikan acuan bagi pembaca dalam
mengimplementasikan penilaian autentik dalam pembelajaran khususnya
dalam pembelajaran matematika.
2
BAB I
PEMBAHASAN
3
(1987) kompetensi khusus, yakni dengan mengaplikasikan
keterampilan dan kompetensi yang telah dikuasai.
4
memperhatikan ketiga ranah yaitu: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan
psikomotor (keterampilan).
5
harusdapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan
setiaphari.
6. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta
didik, bukan keluasannya (kuantitas). Artinya, dalam melakukan penilaian
peserta didik terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif.
6
peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di
laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran,
memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca
puisi/deklamasi.(Permendikbud No. 104 Tahun 2014). Cara penilaian ini
dianggap lebih Autentik daripada tes tulis karena apa yang dinilai lebih
mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Dalam Asesmen Kinerja ini, dituntut untuk menerapkan pengetahuan
dan keterampilan dengan cara mendemonstrasikan yang dapat mereka
kerjakan sesuai dengan tujuan atau target pembelajaran. Jadi Asesmen
Kinerja adalah suatu asesmen yang meminta peserta tes untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki dalam menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang
diberikan dalam memenuhi target pembelajaran. Asesmen Kinerja
mempunyai dua karakteristik dasar yaitu (1) peserta tesdiminta untuk
mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk
atau terlibat dalam suatu aktivitas(perbuatan), (2) produkdari Asesmen
Kinerja lebih penting daripada kinerja (performance) nya. Dalam hal
memilih, apakah yang akan dinilai tersebut produk atau performance
(kinerja) tergantung pada karakteristik domain yang diukur. Asesmen
Kinerja pada dasarnya terdiri dari tugas yang lebih sedikit jumlahnya tetapi
signifikan dibandingkan dengan jumlah tugas yang banyak tetapi kurang
signifikan (Mardapi, 2000).
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat
Asesmen Kinerja yang baik diantaranya :
1) Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau
yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
2) Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan
diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir
terbaik.
3) Pilihlah kemampuan yang akan diukur dan dapat diobservasi selama
siswa melaksanakan tugas.
7
4) Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan
diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus diamati
(observable) atau karakterisktik produk yang dihasilkan.
5) Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan
urutan yang dapat diamati.
6) Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria
kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di
lapangan
8
melalui keseluruhan kualitas, semua proses diberikan bobot yang
sama, dan menekankan pada proses berfikir dan berkomunikasi);
2) Analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-
aspekyangberkontribusi terhadap suatu performansi (menekankan
pada cara yang berbeda dalam menyelesaikan tugas dan beberapa
proses mungkin mendapatkan penekanan atau bobot yang berbeda).
3) Primary Traits Scoring Pemberian skor berdasarkan beberapa unsure
dominan dari suatu permormansi.
9
f. Feasibility, artinya tugas-tugas yang diberikan dalam asesmen
keterampilan atau Asesmen Kinerja (Performance Assessment)
memang relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor
sperti biaya, ruangan (tempat), waktu, atau peralatannya.
b. Scorability, artinya tugas-tugas yang diberikan dapat diskor
dengan akurat dan reliable.
10
Dalam pembelajaran matematika, ada beberapa kegitan yang dapat
diamati. Berikut ini akan disajikan contoh-contoh kegiatan siswa yang
dapat diamati khusus pada pembelajaran matematika tingkat SMA kelas
X.
KELAS KEGIATAN
11
3. Untuk memproduksi baju kaos wanita diperlukan 1,5 meter kain dan 4
gulung benang
4. Harga baju kaos pria dijual dengan harga 125.000 per baju dan baju
sedangkan kaos wanita dijual dengan harga 115.000 per baju
5. Harga kain 1 meter adalah 85.000 dan harga benang satu gulung adalah
2.000
6. Modal yang dimiliki oleh perusahaan hanya tersisa 3.000.000, dank
arena keterbatasan tenaga kerja maka baju kaos yang dapat dihasilkan
hanyalah 150 buah per hari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Anton
Bertha
Charles
Dono
.....
12
Contoh-2: Format penilaian kinerja dengan daftar cek (check list)
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Andi
Boby
Cicih
Dimas
.....
13
Terdapat suatu model teoritik untuk menunjukkan kontribusi
evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan. Model tersebut menekankan
bahwa, ketika mengevaluasi sendiri performansinya, peserta didik
terdorong untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals). Untuk itu,
pesera didik harus melakukan usaha yang lebih keras (effort). Kombinasi
dari goals dan effort ini menentukan prestasi (achievement), selanjutnya
prestasi ini berakibat pada asesmen terhadap diri (self-evaluation) melalui
kontemplasi seperti pertanyaan, “apakah tujuanku telah tercapai ?‟
Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti “Apa yang aku rasakan dari
prestasi ini ?‟ Goals, effort, achievement, self-evaluation, dan self-reaction
dapat terpadu untuk membentuk kepercayaan diri (self confidence)
yangpositif. Kedua penulis menekankan bahwa sesungguhnya, evaluasi
diri adalah kombinasi dari komponen self-judgment dan self-reaction
dalam model di atas.
Teknik penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan
objektif. Oleh karena itu, penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian.
4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri. Pastikan semua
peserta didik tahu bagaimana caranya menggunakan kriteria tersebut
untuk menilai kinerjanya.
5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong
peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat
dan objektif.
6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil
kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.
7) Arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri tujuan dan rencana
kerja berikutnya.
14
8) Wujud dari penilaian diri bermacam-macam, ada yang haya berupa
daftar cek saja. Penilaian ini hendaknya dilakukan oleh guru untuk
memantau tingkat pencapaian kompetensi yang diajarkan dan dapat
menganalisis kemudahan dan kesulitan belajar peserta didik sehingga
mampu membantu mengatasi masalah belajar peserta didik.
Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria asesmen.
Pengajar mengajak peserta didik bersama-sama menetapkan kriteria
asesmen. Pertemuan dalam bentuk sosialisasi tujuan pembelajaran dan
curah pendapat sangat tepat dilakukan. Kriteria ini dilengkapi dengan
bagaimana cara mencapainya. Dengan kata lain, kriteria asesmen adalah
produknya, sedangkan proses mencapai kriteria tersebut dipantau dengan
menggunakan ceklis evaluasi diri. Ceklis evaluasi diri dikembangkan
berdasarkan hakikat tujuan tersebut dan bagaimana mencapainya.
15
Kelebihan Bagi guru yaitu:
1) Ada suatu pergesaran tanggung jawab dari guru ke peserta didik.
2) Pelajaran lebih efisisen jika para peserta didik termotivasi dan
mandiri.
3) Guru mampu mengenal kelebihan dan kekurangan siswa.
4) Umpan balik membantu guru mengidentifikasi kemajuan peserta
didik.
5) Guru dapat mengidentifikasi langkah – langkah berikutnya untuk
suatu grup/ individu.
6) Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar mengetahui
standar input siswa yang akan kita ajar.
7) Guru memperoleh masukan objektif tentang daya serap siswa.
8) Mempermudah guru untuk untuk melaksanakan remedial.
9) Hasilnya dapat untuk instropeksi pembelajaran yang dilakukan.
b. Kelemahan
1) Karena peserta didik belum terbiasa dan terlatih, sangat terbuka
kemungkinan bahwa peserta didik banyak melakukan kesalahan
dalam penilaian.
2) Ada kemungkinan peserta didik sangat subjektif dalam melakukan
penilaian, karena terdorong oleh keinginan untuk mendapatkan nilai
yang baik.
3) Guru harus membaca dan mengevaluasi satu persatu, sehingga hal
tersebut membutuhkan waktu dan kesabaran.
4) Data mungkin ada yang pengisiannya tidak jujur
5) Membutuhkan persiapan dan alat ukur yang cermat
6) Hasilnya kurang akurat
7) Mungkin siswa tidak memahami adanya kemampuan yang dimiliki
8) Siswa yang kurang aktif biasanya nilainya kurang
16
Contoh Format Penilaian Diri Peserta Didik
Nama sekolah :
Mata pelajaran :
Nama :
Kelas :
Alternatif
Pernyataa Ya Tidak
n
Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada TuhanYME agar mendapat ridho-Nya dalam
belajar
17
3) Asesmen Esai
Asesmen esai menghendaki peserta didik untuk
mengorganisasikan, merumuskan, dan mengemukakan sendiri
jawabannya. Ini berarti peserta didik tidak memilih jawaban, akan tetapi
memberikan jawaban dengan kata-katanya sendiri secara bebas. Tes esai
dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu tes esai jawaban terbuka
(extended-response) dan jawaban terbatas (restricted-response) dan hal ini
tergantung pada kebebasan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengorganisasikan atau menyusun ide-idenya dan menuliskan
jawabannya. Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas,
peserta didik mendemonstrasikan kecakapannya untuk: (1) menyebutkan
pengetahuan faktual, (2) menilai pengetahuan faktualnya, (3) menyusun
ide-idenya, dan (4) mengemukakan idenya secara logis dan koheren.
Sedangkan pada tes esai jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik
lebih dibatasi pada bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara
khusus dinyatakan konteks jawaban yang harus diberikan oleh peserta
didik.
Tes esai memiliki potensi untuk mengukur hasil belajar pada
tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. Butir tes esai memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun, menganalisis, dan
mensintesiskan ide-ide, dan peserta didik harus mengembangkan sendiri
buah pikirannya serta menuliskannya dalam bentuk yang tersusun atau
terorganisasi. Kelemahan esai adalah berkaitan dengan penskoran. Ketidak
konsistenan pembaca merupakan penyebab kurang objektifnya dalam
memberikan skor atau terbatasnya reliabilitas tes. Namun hal ini dapat
diminimalkan melalui penggunaan rubrik asesmen, dan penilai ganda
(inter-rater).
Kelebihan Asesmen Esai:
1) Dapat menyelidiki pencapaian target yang lebih kompleks dan rumit.
2) Mengakses hasil belajar dengan biaya relatif rendah dan hemat dalam
waktu dan energi.
18
3) Dapat diintegrasikan ke proses belajar mengajar dengan cara yang
produktif.
4) Asesmen Portofolio
Asesmen portofolio adalah asesmen yang didasarkan atas
kumpulan hasil karya (collection of works) siswa yang dapat menunjukkan
usaha, kemajuan, perkembangan, dan hasil belajar siswa dalam periode
tertentu. Penggunaan portofolio dalam kegiatan evaluasi sebenarnya sudah
lama dilakukan, terutama dalam pendidikan bahasa.
Asesmen portofolio adalah suatu pendekatan asesmen yang
kompehensif, karena:
(1) Dapat mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara
bersama-sama.
(2) Berorientasi baik pada proses maupun produk belajar.
(3) Dapat memfasilitasi kepentingan dan kemajuan peserta didik secara
individual.
Asesmen portofolio mengandung tiga elemen pokok yaitu : (1)
sampel karya peserta didik, (2) evaluasi diri, dan (3) kriteria asesmen yang
jelas dan terbuka.
1. Karya
Karya peserta didik menunjukkan perkembangan belajarnya
dari waktu ke waktu. Sampel tersebut dapat berupa tulisan/ karangan,
audio atau video, laporan, problem matematika, maupun eksperimen.
Isi dari sampel tersebut disusun secara sistematis tergantung pada
tujuan pembelajaran. Preferensi pengajar, maupun preferensi peserta
didik. Asesmen portofolio menilai proses maupun hasil. Oleh karena
itu proses dan hasil sama pentingnya.
2. Evaluasi Diri dalam Asesmen Portofolio
Melalui evaluasi diri, peserta didik dapat membangun
pengetahuannya serta merencanakan dan memantau
perkembangannya apakah rute yang ditempuhnya telah sesuai.
Melalui evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun
19
kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan
perbaikan. Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggungjawab
terhadap proses belajarnya dan pencapaian tujuan belajarnya. Evaluasi
diri dalam asesmen portofolio persis sama dengan evaluasi diri yang
dibahas dalam bagian evaluasi diri di atas. Memang, asesmen
portofolio adalah asesmen autentik yang paling komprehensif dalam
khasanah asesmen autentik karena melibatkan jenis-jenis asesmen
yang lain seperti Asesmen Kinerja dan esai.
3. Kriteria Asesmen yang Jelas dan Terbuka
Bila pada jenis-jenis asesmen konvensional kriteria asesmen
menjadi “rahasia” pengajar atau tester, dalam asesmen portofolio
justru harus disosialisasikan kepada peserta didik secara jelas. Kriteria
tersebut dalam hal ini mencakup prosedur dan standar asesmen. Para
ahli menganjurkan bahwa sistem dan standar asesmen tersebut
ditetapkan bersama-sama peserta didik, atau paling tidak diumumkan
secara jelas.
Bahan-bahan portofolio yang telah dikumpulkan disusun
dalam dokumen portofolio, misalnya dalam bentuk folder atau bentuk
lain. Setiap folder atau bentuk yang lain dilengkapi dengan:
a) Identitas pemilik portofolio
b) Mata pelajaran
c) Daftar isi dokumen
d) Isi dokumen beserta komentar baik dari guru maupun orang tua.
20
4. Tentukan kriteria asesmen sampel-sampel karya siswa beserta
pembobotannya secara bersama agar dapat dicapai kesepakatan.
5. Mintalah siswa menilai karyanya secara berkesinambungan.
6. Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya jelek atau belum
memuaskan, kepada siswa tersebut dapat diberi kesempatan untuk
memperbaiki.
7. Perlu dijadwalkan pertemuan khusus untuk membahas portofolio.
21
14) Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu
memberikan motivasi yang lebih besar dari pada
membandingkan dengan milik orang lain.
15) Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada
seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik.
16) Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan
perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan
tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum).
17) Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan
belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.
b. Kelemahan
1) Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa
dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa
belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio
akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian
besar siswa,
2) Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak
waktu dari guru untuk melakukan penskoran, apalagi kalau
kelasnya besar.
3) Guru harus tekun, sabar, dan terampil.
4) Tidak ada kriteria yang standar
22
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 1 Semester
Sampel yang dikumpulkan : Latihan Soal
Nama Peserta didik :
Kelas :
Aspek yang dinilai
Periode
Kerapia Banyaknya soal Kelengkapan Sistematika
No Kompetensi n yang telah materi penulisan Keteranga/
Dasar Tulisan dikerjakan Catatan
1. Memahami 30/7
materi yang 10/8
telah dst.
diajarkan
2. Melatih 1/9
kemampuan 30/9
dengan
menjawab 10/10
soal
Dst.
5) Asesmen Projek
Projek atau seringkali disebut pendekatan projek (project
approach) adalah investigasi mendalam mengenai suatu topik nyata.
Dalam projek, peserta didik mendapat kesempatan mengaplikasikan
keterampilannya. Tugas yang diberikan dapat berupa investigasi terhadap
suatu proses atau kejadian yang dimulai dari perencanaan, pengumpulan
data, pengorganisasian, penyajian data dan pengolahan data. Asesmen
projek dapat memberikan informasi tetang penguasaan pengetahuan,
kemampuan merencanakan, keterampilan mengumpulkan data,
mengorganisasi investigasi, dan mengkomunikasikan hasil.
Dalam pengembangan asesmen projek perlu memperhatikan
beberapa hal berikut.
(1) Topik projek yang dipilih relevan dengan tuntutan kompetensi dan
jangan terlalu luas atau terlalu sempit.
(2) Data yang dikumpulkan harus jelas dan siswa perlu diberi pemahaman
tetang berbagai metode dan analisis data hasil suatu investigasi
(3) Kriteria asesmen perlu disampaikan kepada siswa.
23
Kelebihan dan Kelemahan Asesmen Projek
a. Kelebihan
1) Dapat memperluas pemikiran anak didik yang berguna dalam
menghadapi masalah kehidupan
2) Dapat membina anak didik dengan kebiasaan menerapkan
pengetahuan sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari- hari
secara terpadu.
3) Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang
dalam pengajaran perlu diperhatikan: a) kemampuan individual
siswa dan kerja sama dalam kelompok, b) Bahan pelajaran tidak
terlepas dari kehidupan nyata sehari-hari yang penuh dengan
masalah, c) Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman
siswa banyakdilakukan, d) Agar teori dan praktek, sekolah dan
kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
4) Meningkatkan motivasi
5) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
6) Meningkatkan kolaborasi
7) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber
8) Meningkatkan skill
b. Kekurangan
1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik
secara vertical maupun horizontal, belum menunjang
pelaksanaan metode ini.
2. Fasilitas yang cukup dan sumber sumber belajar yang
diperlukan.
3. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.
4. Memerlukan biaya ekstra.
5. Banyak peralatan yang harus disediakan.
24
Pada Pedoman Penilaian Kelas (2004) dalam Wardhani (2010)
dinyatakan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian
proyek.
a. Kemampuan pengelolaan yang meliputi kemampuan dalam memilih
topik (bila belum ditentukan secara spesifik oleh guru), mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan
laporan.
b. Relevansi yaitu kesesuain dengan mata pelajaran ditinjau dari segi
pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman selama proses belajar.
c. Keaslian yaitu proyek yang dilakukan siswa merupakan karya nyata
siswa dengan kontribusi guru pada petunjuk dan dukungan.
Dalam pembelajaran, proyek dinilai melalui berbagai tahapan guna
memenuhi berbagai tujuan penilaian misalnya penilaian formatif dan
diagnostik berupa tugas bersama hingga penilaian sumatif berupa
penelitian perorangan. Melalui proyek juga dapat dinilai pengetahuan dan
keterampilan tertentu seperti perencanaan dan organisasi proyek,
kemampuan bekerja dalam kelompok, pemecahan masalah, evaluasi
terhadap temuan yang signifikan, dan penyajian laporan secara tertulis.
Guru mungkin mengutamakan tugas proyek pada prosesnya dan
menggunakannya sebagai acuan penilaian keterampilan siswa dalam
merencanakan, meneliti, dan menganalisis proyek. Dalam hal ini, siswa
dapat menggunakan pengalaman dan pengetahuannya tentang suatu
masalah tertentu, merumuskan pertanyaan, dan meneliti masalah tersebut
melalui bahan bacaan, karya wisata, pengamatan, dan atau wawancara.
Guru juga dapat menggunakan hasil proyek untuk menilai
kemampuan siswa dalam melaporkan temuannya secara tertulis. Apabila
proyek digunakan pada penilaian sumatif maka fokus penilaian biasanya
terletak pada hasilnya. Dalam kurikulum pembelajaran, proyek dinilai
melalui empat tahapan, yaitu ketika:
1) Merencanakan dan mempersiapkan proyek,
2) Mengidentifikasi dan mengumpulkan data,
3) Menganalisis dan menafsirkan data,
25
4) Menyajikan hasil proyek. Karena keterampilan dalam mengumpulkan,
mengorganisasi, mengevaluasi, dan menyajikan informsi adalah
aktivitas utama dari penilaian proyek, maka penilaian proyek dapat
dilakukan pada berbagai tingkat pendidikan.
Petunjuk:
1. Bentuklah kelompok, dengan anggota antara 3 – 5 anak.
2. Pilihlah salah satu tugas projek yang disediakan untuk setiap
kelompok.
3. Kerjakan tugas projek tersebut dalam waktu kurang lebih 100 menit,
meliputi penyelesaian tugas dan presentasi.
4. Tugas projek yang dapat dipilih disediakan adalah Tugas Projek
berikut.
Judul Proyek: Cara Termurah Membeli Minuman
26
kalengnya. Bagaimana kalian memutuskan membeli minuman botol atau
minuman kaleng agar ekonomis? Jika diasumsikan biaya pengemasan
adalah sama.
Berapa mililiter minuman yang diperoleh dari satu botol dan berapa
mililiter yang diperoleh dari 6 kaleng? Nyatakan setiap jawabanmu dalam
liter!
Berapakah harga minuman tersebut per liternya jika membeli dalam botol?
Hitung juga harga per liternya jika membeli dalam kaleng! Manakah yang
lebih murah?
No Tahapan Skor 1 – 3
1 Persiapan
Mengidentifikasi apa yang diketetahui
a. 1 botol besar berisi 2 L (2000 mL) dengan harga
Rp. 10.000,00
b. 6 kaleng berisi 250 mL, dengan harga Rp. 2.000,00
tiap kalengnya
Menentukan masalah
Menentukan harga minuman setiap liternya
2 Pelaksanaan
Bagaimana strateginya?
Lakukan perbandingan kedua harga setiap liter
minuman tersebut
Bagaimana penerapannya?
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚𝑎𝑛
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚𝑎𝑛(𝐿)
3 Hasil
Hasil
Minuman dengan harga relatif lebih murah
Sumber:Penilaian Pencapaian Kompetensi Ketrampilan SMP. Depdiknas
27
6) Asesmen Produk
Asesmen produk merupakan asesmen terhadap keterampilan
membuat suatu produk, inovasi dan kualitas produk yang dihasilkan.
Aspek yang dinilaiadalah tahap persiapan yang meliputi kemampuan
merencanakan, menggali, dan mendesain produk, tahap proses/pembuatan
produk meliputi kemampuan menyeleksi dan mengunakan bahan, alat,
metode dan teknik, dan tahap hasil atau produk yang meliputi aspek
kualitas produk seperti bentuk fisik dan inovasi.
Asesmen produk dilakukan pada setiap tahapan berikut.
(1) Tahap Persiapan. Pada tahap ini asesmen dilakukan terhadap
kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan mengembangkan
gagasan, dan mendesain produk.
(2) Tahap Proses (pembuatan produk). Asesmen difokuskan pada
kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik yang aman, bersih dan sehat.
(3) Tahap Akhir (menghasilkan produk). Hasil produk diases berdasarkan
persyaratan produk yang baik misalnya dari kualitas dan inovasinya.
28
b. Kelemahan
1) Membutuhkan biaya yang sangat besar
2) Siswa sulit dalam memenuhi tuntutan
3) Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang abstrak
4) Proses pembuatan perlu waktu yang lama
5) Kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama, dan
6) Subjektif penskorannya
29
Alat dan bahan yang disiapkan:
1. Kertas karton berukuran 35 cm × 45 cm (lebar 35 cm dan panjang 45
cm).
2. Penggaris 3. Pensil 4. Gunting 5. Lem
Uraian Tugas:
Pada kertas karton dengan ukuran 35 cm × 45 cm (lebar 35 cm dan
panjang 45 cm) akan dibuat jaringjaring kubus sehingga diperoleh kubus
dengan ukuran maksimal.
1. Pilihlah bentuk jaring-jaring kubus yang paling tepat untuk
digambar pada kertas karton tersebut.
2. Gambarlah jaring-jaring kubus yang dipilih itu.
3. Buatlah daerah lekukan (lidah) dengan ukuran 2cm yang
akan berfungsi sebagai penghubung antar bidang sisi kubus.
4. Setelah jaring-jaring terbentuk, guntinglah dan bentuklah kubusnya.
5. Ukurlah panjang setiap rusuk dari kubus yang kamu buat.
Berapa panjangnya?
30
Contoh format penilaian produk membuat jaring-jaring
kubus dan membuat kubus.
Format Penilaian Produk
Mata Pelajaran/Kelas : Matematika/ VIII
Kompetensi Dasar : Membuat jaring-jaring kubus, balok,
prisma dan limas
Nilai Ket
Nama Persi Prose Pembuatan Penilaian
Siswa apan Produk AkhirProduk Skor
No
yan
g
A A B C A B C
dida
pat
Skor min=7
2 Desi
Jumlah skor
dapat
3 Widya ditransfer ke
nilai o
sampai
4 Vina
dengan 100.
Contoh: Nilai
… ….. Julia
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian materi di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan,
yaitu sebagai berikut.
1) Asesmen Otentik adalahproses pengumpulan informasi oleh guru
tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan
oleh peserta didik melalui berbagai teknik penilaian yang mampu
mengungkap, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa
kompetensi pembelajaran telah tercapai. Prinsip dalam penilaian
autentik adalah penilaian yang dilakukan harus dapat memberikan
gambaran sesungguhnya tentang kemampuan siswa. Ciri-ciri asesmen
otentik yaitu mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa,
mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan keterampilan, penilaian
terhadap produk atau kinerja dan tugas-tugas kontekstual dan relevan.
2) Jenis asesmen autentik yaitu (1) Asesmen kinerja, (2) Asesmen
Evaluasi diri, (3) Asesmen Esai, (4) Asesmen portofolio, (4) Asesmen
Projek (5) Asesmen Penilaian tertulis (6) Asesmen Penilian diri
3) Teknik penialaian asesmen otentik yaitu terdiri dari berbagai teknik
penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik
yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti
kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang
memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga,
analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta
didik atas perolehan sikap, keteampilan, dan pengetahuan yang ada.
3.2 Saran
Berdasarkan pemaparan materi dalam makalah ini, saran yang dapat
kami berikan adalah guru sebaiknya meningkatkan pemahaman mengenai
asesmen otentik. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengetahui sejauhmana
pemahaman siswa mengenai suatu materi dan penilaian yang lebih objektif,
sehingga siswa akan lebih terpacu untuk lebih meningkatkan kualitas dirinya.
32
Sebaiknya pendidik menerapkan asesmen autentik dalam sistem penilaian, di
samping menerapkan asesmen tradisional, karena asesmen autentik dapat
membantu pendidik dalam melihat perkembangan pengetahuan siswa secara
keseluruhan.
33
DAFTAR PUSTAKA