Anda di halaman 1dari 7

Laporan Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Upaya Promosi Kesehatan

Penyuluhan NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) dan HIV/AIDS
(Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome) di SMP
dan SMA Desa Puter Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan

Oleh

dr. A.A. Oka Shindu Phalguna

Pembimbing

dr. Sulismi Wijati

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS KEMBANGBAHU LAMONGAN

PERIODE FEBRUARI 2018 - JUNI 2018


Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Penyuluhan NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) dan HIV/AIDS
(Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immuno Deficiency Syndrome) di SMP
dan SMA Desa Puter Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Dewasa ini HIV & AIDS yang berkembang disebabkan pergaulan bebas yang tidak
terkontrol. AIDS adalah suatu kumpulan dari gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul
karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Pergaulan
bebas ini menjadi tidak tabu lagi di negara kita. Ditambah dengan mudahnya remaja saat
ini terpengaruh dengan westernisasi ketimbang melakukan modernisasi dari segi teknologi
dan pendidikan sehingga hal ini pun semakin marak di Indonesia.
Menurut dr Boyke Dian Nugroho, SpOG MARS jumlah penderita HIV/AIDS di
Indonesia saat ini mencapai 500-600 ribu orang dimana 40% diantaranya remaja berusia
15-10 tahun. Ada dua penyebab utama terjadinya percepatan penularan HIV/AIDS yaitu
perilaku seks bebas (30%) dan peredaran narkoba terutama yang menggunakan jarum
suntik (50%). Dengan demikian Indonesia memungkinkan jadi episentrum HIV/AIDS.
Pada masa modern sekarang ini peredaran narkoba juga sudah tidak bisa ditolerir,
tidak memandang lingkungan dan usia. Banyak anak-anak yang masih memerlukan
bimbingan dalam proses peralihan menuju kedewasaan, terserang atau tergoda oleh
narkoba. Narkoba saat ini sudah masuk peredaran pada anak-anak khususnya para remaja
yang masih duduk di bangku sekolah. Masa depan yang seharusnya menjadi tujuan atau
akhir dari perjuangan para pelajar dimasa - masa sekolah kini dipertanyakan statusnya.
Jika narkoba terus berkembang dan menggoda para pelajar agar mengalihkan
pandangannya pada narkoba maka para pelajar yang akan menjadi penerus bangsa akan
kandas di tengah jalan.
Kenalakan remaja menyebabkan tingginya potensi angka penyakit AIDS dan
penyalahgunaan NAPZA. Hal ini menyebabkan pentingnya edukasi sejak dini pada para
pelajar untuk mencegah terjadinya penularan dan terjangkitnya pelajar dari penyakit
HIV/AIDS dan mencegah penyalahgunaan dan peredaran NAPZA di lingkungan remaja.
Pemberian edukasi ini dapat berupa penyuluhan yang dapat diadakan setiap sarana
kesehatan guna mencegah penyakit HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA. Penyuluhan
merupakan salah satu upaya promosi kesehatan. Penyuluhan dilakukan kepada pasien atau
keluarga dikumpulkan pada suatu tempat (misalnya aula) dengan maksud untuk
meningkatkan pengetahuan serta mengubah sikap dan perilaku sekaligus menjadi salah
satu media sosialisasi antar pasien.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana
kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk
itu peranan puskemas hendaknya tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan
rehabiliatif saja, tetapi juga lebih ditingkatkan pada upaya promotif dan preventif. Oleh
karena itu promosi kesehatan (promkes) menjadi salah satu upaya wajib di puskesmas.
Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam memberdayakan
pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar berperilaku
hidup bersih dan sehat untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah dan
menanggulanginya. Dengan promosi kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas
lebih aman, nyaman, bersih dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.
Angka kejadian HIV/AIDS tinggi pada Kecamatan Kembangbahu. Penggunaan
Narkoba dengan metode jarum suntik juga merupakan suatu penyebab penularan
HIV/AIDS. Maka dari itu penting diadakan penyuluhan terhadap remaja di bangku SMP
dan SMA untuk menambah wawasan mereka tentang penyakit HIV/AIDS dan
penyalahgunaan NAPZA, serta mencegah secara dini penyalahgunaan NAPZA dan
mencegah penularan HIV/AIDS pada Kembangbahu.
B. PERMASALAHAN KEGIATAN

Permasalahan yang ditemukan pada kegiatan ini adalah masih banyaknya peserta
yang kurang paham terhadap apa yang dimaksud dengan NAPZA. Masih banyak peserta
yang tidak tahu perbedaan dari masing-masing NAPZA, serta masih banyak peserta yang
tidak tahu bahaya penyalahgunaan NAPZA. Selain itu banyak yang tidak memahami
bahaya dari penyakit HIV/AIDS sehingga masih banyak yang menyepelekan hal tersebut.
Kurangnya pengetahuan pelajar terhadap tindakan yang menyebabkan menular dan tidak
menularnya HIV/AIDS juga merupakan suatu permasalahan, agar pelajar tidak menjauhi
orang dengan HIV/AIDS, namun memberi semangat pada orang dengan HIV/AIDS untuk
berobat.

C. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

1. Waktu dan Tempat


Sabtu, 3 Maret 2018
Pukul: 08.00 - selesai
Musholla MTs Ma'arif dan Musholla MA Ma'arif Desa Puter Kecamatan Kembangbahu

2. Peserta
Para pelajar MTs Ma'arif dan MA Ma'arif kelas X,XI, dan XII

3. Proses Pelaksanaan
Kegiatan dimulai dengan absensi peserta dan kemudian dilanjutkan dengan tanya
jawab sebelum memulai kegiatan penyuluhan. Selanjutnya penyuluh memberi sedikit
gambaran tentang materi yang akan dibawa. Kemudian penyuluh membawakan materi
penyuluhan secara lengkap dengan media LCD yang menampilkan power point.
Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara peserta dan penyuluh.
D. MONITORING DAN EVALUASI
Penyuluhan mengenai NAPZA dan HIV/AIDS pada pelajar SMP dan SMA adalah
salah satu upaya yang sangat efektif yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
para peserta mengenai NAPZA dan HIV/AIDS. Dimana para peserta menjadi paham
bagaimana bahaya dan cara penularan HIV/AIDS serta peserta menjadi paham jenis-jenis
dan bahaya penyalahgunaan NAPZA. Hal ini terbukti dengan digunakannya metode pre-
test dan post-test saat melakukan penyuluhan.
1. Dokumentasi/Materi
Terlampir
2. Hasil
Hasil yang didapat pada kegiatan ini adalah berupa peningkatan pengetahuan
peserta mengenai NAPZA dan HIV/AIDS. Peningkatan pengetahuan dibuktikan dengan
adanya pre-test dan pos-test saat penyuluhan. Dimana peserta dapat menjawab
pertanyaan yang sama saat pos-test yang mereka tidak mampu jawab di pre-test. Dan
juga adanya respon yang sangat baik dari peserta saat diberikan penyuluhan, serta
peserta aktif bertanya pada sesi tanya jawab.
3. Saran dan Penutup
Saran yang dapat diberikan kepada puskesmas adalah supaya kegiatan
penyuluhan ini dapat dilakukan secara rutin dengan frekuensi yang sering dan lakukan
evaluasi dari program penyuluhan secara berkala.

Lamongan, 3 Maret 2018

Penyuluh Dokter Pendamping

dr. A.A. Oka Shindu Phalguna dr. Sulismi Wijati


Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1.1 Penyuluhan di MTs Ma'arif Desa Puter Kecamatan Kembangbahu


Gambar 1.2 Penyuluhan di MA Ma'arif Desa Puter Kecamatan Kembangbahu

Anda mungkin juga menyukai