Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Gaya Gesek


1.2 Tanggal Praktikum : 08 November 2016
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok 2
1. Winda Sari (150140026)
2. Zahra Yasmin (150140055)
3. Sry Rahmadani (150140057)
4. Dayang Syafua Daulay (150140069)
1.4 Tujuan Praktikum
a. Mempelajari keadaan static dan dinamik benda padat pada bidang datar.
b. Mempelajari penggunaan hukum Newton I dan II.
c. Mengamati pengaruh gaya gesekan pada gerakan benda-benda pada
bidang datar.
d. Menghitung koefisien gaya gesek statis dan kinetic.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Gesek


Gaya gesekan merupakan gaya tekanan yang ditimbulkan untuk
merintangi gesekan benda yang bergeser di atas permukaan benda lain dimana
gaya gesek bergantung pada kekerasan gesekan dan besarnya gaya geser slalu
sejajar kedua permukaanyang bergesekan dan arahnya lintangan dengan arah
benda yang bergerak.
Gaya gesek biasanya terjadi diantara dua permukaan benda yang
bersentuhan, baik terhadap air atau benda padat , ketika sbuah benda bergerak di
udara permukaan benda tersebut dengan udara. Demikian juga ketika bergerak di
dalam air, gaya gesekkan juga slalu terjadi antara permukaan benda padat yang
bersentuhan sekalipun benda tersebut sangat licin permukaan benda yang sangat
licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis, ketika kit
mencobamenggerakkan sbuah benda, tonjolan-tonjolan mikroskopis ini
mengganggu gerak tersebut (Bird Tong, 1987).
Jika permukaan suatu benda bergeseran dengan permukaan benda lain,
masing benda tersebut nelakukan gaya gesekan antara satu dengan lain. Gaya
gesekan pada bendayang bergerak slalu berlawanan arah dengan arah gesekan
benda tersebut.Secara umum gaya gesek dapat dituliskan sebagai suatu ekspansi
deret, yaitu:

di mana suku pertama adalah gaya gesek yang dikenal sebagai gaya gesek statis
fluida.
Gaya gesek dapat merugikan atau bermanfaat. Panas pada poros yang
berputar, engsel pintu yang berderit, dan sepatu yang aus adalah contoh kerugian
yang disebabkan oleh gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak
dapat berpindah tempat karena gerakan kakinya hanya akan menggelincir di atas
lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban mobil dengan jalan, mobil hanya akan
slip dan tidak membuat mobil dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak
dapat tercipta parasut (Dogra, 1985).

2.2 Asal Gaya Gesek


Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan
yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya
elektrostatik pada masing-masing permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan
yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek)
menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar, akan
tetapi dewasa ini tidak lagi demikian. Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada
permukaan benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan
tidak lagi dapat membasahinya.

2.3 Jenis-Jenis Gaya Gesek


Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan
antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti
(menggeser). Untuk benda yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya
gesek lain yang disebut gaya gesek menggelinding (rolling friction). Untuk benda
yang berputar tegak lurus pada permukaan atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek
spin (spin friction).

2.4 Gaya Gesek Statis


Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat mencegah
benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek statis umumnya
dinotasikan denganμs, dan pada umumnya lebih besar dari koefisien gesek kinetis.
Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat sebelum
benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua permukaan sebelum
gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya
normal f = μs Fn. Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat
memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih
kecil dari gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu
benda akan dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut
namun berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum
akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis
tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga
digunakan gaya gesek kinetis.

2.5 Gaya Gesek Kinetis


Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak relatif
satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis umumnya
dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari gaya gesek statis
untuk material yang sama (Dogra,1985).

2.6 Konsep Gaya Gesek


Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang
bersentuhan, baik terhadap udara, air atau benda padat. Ketika sebuah benda
bergerak di udara, permukaan benda tersebut akan bersentuhan dengan udara
sehingga terjadi gesekan antara benda tersebut dengan udara. Demikian juga
ketika bergerak di dalam air. Gaya gesekan juga selalu terjadi antara permukaan
benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan
benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis.
Ketika kita mencoba menggerakan sebuah benda, tonjolan-tonjolan miskroskopis
ini mengganggu gerak tersebut. Sebagai tambahan, pada tingkat atom (ingat
bahwa semua materi tersusun dari atom-atom), sebuah tonjolan pada permukaan
menyebabkan atom-atom sangat dekat dengan permukaan lainnya, sehingga gaya-
gaya listrik di antara atom dapat membentuk ikatan kimia, sebagai penyatu kecil
di antara dua permukaan benda yang bergerak. Ketika sebuah benda bergerak,
misalnya ketika kita mendorong sebuah buku pada permukaan meja, gerakan buku
tersebut mengalami hambatan dan akhirnya berhenti, karena terjadi gesekan
antara permukaan bawah buku dengan permukaan meja serta gesekan antara
permukaan buku dengan udara, di mana dalam skala miskropis, hal ini terjadi
akibat pembentukan dan pelepasan ikatan tersebut. Jika permukaan suatu benda
bergeseran dengan permukaan benda lain, masing-masing benda tersebut
melakukan gaya gesekan antara satu dengan yang lain. Gaya gesekan pada benda
yang bergerak selalu berlawanan arah dengan arah gerakan benda tersebut. Selain
menghambat gerak benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan kerusakan. Hal ini
dapat kita amati pada mesin kendaraan. Misalnya ketika kita memberikan minyak
pelumas pada mesin sepeda motor, sebenarnya kita ingin mengurangi gaya
gesekan yang terjadi di dalam mesin. Jika tidak diberi minyak pelumas maka
mesin kendaraan kita cepat rusak. Contoh ini merupakan salah satu kerugian yang
disebabkan oleh gaya gesek. Kita dapat berjalan karena terdapat gaya gesek antara
permukaan sandal atau sepatu dengan permukaan tanah. Jika anda tidak biasa
menggunakan alas kaki gaya gesek tersebut bekerja antara permukaan bawah kaki
dengan permukaan tanah atau lantai. Alas sepatu atau sandal biasanya kasar /
bergerigi alias tidak licin. Para pembuat sepatu dan sandal membuatnya demikian
karena mereka sudah mengetahui konsep gaya gesekan. Demikian juga alas sepatu
bola yang dipakai oleh pemain sepak bola, yang terdiri dari tonjolan-tonjolan
kecil. Apabila alas sepatu atau sandal sangat licin, maka anda akan terpeleset
ketika berjalan di atas lantai yang licin atau gaya gesek yang bekerja sangat kecil
sehingga akan mempersulit gerakan anda. Ini merupakan contoh gaya gesek yang
menguntungkan.
Ketika sebuah benda berguling di atas suatu permukaan (misalnya roda
kendaraan yang berputar atau bola yang berguling di tanah), gaya gesekan tetap
ada walaupun lebih kecil dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di
atas permukaan benda lain. Gaya gesekan yang bekerja pada benda yang
berguling di atas permukaan benda lainnya dikenal dengan gaya gesekan rotasi.
Sedangkan gaya gesekan yang bekerja pada permukaan benda yang meluncur di
atas permukaan benda lain (misalnya buku yang didorong di atas permukaan
meja) disebut sebagai gaya gesekan translasi (Halliday dan Resnick, 1991).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan bahan :


1. Benda
2. Beban dan tempat beban
3. Stop Watch
4. Mistar
5. Tali Pengikat
6. Bidang Miring

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Gaya Gesek Statis
1. Menimbang dan mencatat massa dari tiap benda yang dipelukan.
2. Meletakkan benda pada suatu posisi diatas meja kemudian
menghubungkan benda dan tempat beban dengan tali.
3. Memberi beban pada tempat beban,mulai dari beban yang kecil,kemudian
menambahkan sedikit demi sedikit hingga benda tepat bergerak.
3.2.2 Gaya Gesek Dinamis
1. Memberi beban pada tempat beban sehingga system bergerak dengan
cepat.
2. Mencatat waktu yang dibutuhkan oleh tempat beban untuk tiba dilantai.
3. Mengulangi langkah 2 sebanyak 8 kali.
3.2.3 Bidang Miring
1. Menyusun peralatan
2. Memberikan sudut kemiringan ( 15o)
3. Melakukan prosedur A dan B di atas
4. Mengulangi sebanyak 8 kali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Gaya gesek statis
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Gaya Gesekan Statis
No. Ma (kg) Mb (kg) Keterangan
1. 0,1 0,13 Bergerak
2. 0,2 0,13 Bergerak
3. 0,3 0,13 Bergerak
4. 0,4 0,13 Bergerak
5. 0,5 0,13 Bergerak

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Gaya Gesek Kinetis


No. Ma Mb t (s) V (m/s) W (N) h (m) Keterangan
(kg) (kg)
1. 0,13 0,1 0,67 0,44 0,98 30 Percobaan pada
2. 0,13 0,2 0,26 1,15 1,96 30 bidang datar

3. 0,13 0,3 0,21 1,42 2,94 30

4. 0,13 0,4 0,19 1,57 3,92 30

5. 0,13 0,5 0,18 1,67 4,9 30

6. 0,13 0,1 - - 0,98 30 Percobaan pada

7. 0,13 0,2 0,52 0,57 1,96 30 bidang miring


20°
8. 0,13 0,3 0,3 1 2,94 30

9. 0,13 0,4 0,21 1,42 3,92 30

10. 0,13 0,5 0,24 1,25 4,9 30


4.2 Pembahasan
Pada percobaan gaya gesek ini, hal yang diamati untuk gaya gesek statis
adalah pada saat benda dalam keadaan diam dan bergerak. Massa benda yang
digunakan adalah 0,13 kg dan ditarikoleh beban seberat 0,1 kg, 0,2 kg, 0,3 kg, 0,4
kg, dan 0,5 kg. Kemudian pada masing-masing beban dilakukan percobaan
sebanyak 3 kali. Benda bergerak setelah diberi beban mulai dari0,1 kg sampai
dengan 0,5 kg. Hal ini dikarenakan benda yang digunakan pada percobaan ini
adalah seberat 0,13 kg, sehingga apabila diletakkan beban yang seberat 0,1 kg pun
benda akan bergerak. Semakin besar massa beban yang diberikan, maka semakin
besar pula gaya gesek kinetis yang didapatkan benda untuk bergerak. Karena
besar benda akan memberi gaya yang semakin besar pula. Hal ini menunjukkan
besarnya gaya gesek yang bekerja pada benda akan bergerak berubah beraturan
apabila benda itu bekerja pada gaya tetap. Hasil percobaan ini sesuai dengan
hukum Newton II yang menyatakan benda akan bergerak berubah beraturan
apabila benda itu bekerja gaya yang tetap.
Pada percobaan gaya gesek kinetis pada bidang datar, benda seberat 0,13
kg bergerak dengan kecepatan yang berbeda saat diberi beban 0,1 kg, 0,2 kg, 0,3
kg, 0,4 kg, dan 0,5 kg. Hal ini menunjukkan adanya gaya kinetis yang terjadi.
Semakin besar beban yang digunakan maka akan semakin cepat pula kecepatan
benda tersebut bergerak. Pada saat benda tersebut mulai bergerak, gaya yang sama
menghasilkan gaya yang dipercepat. Dengan mempercepat gaya tarik tersebut kita
dapat menjaga agar benda bergerak dengan laju tetap tanpa percepatan dan juga
bisa mempercepat gerak benda dengan menambahkan gaya tarik.
Nilai koefisien gesek dari dua permukaan yang bergesekkan menunjukkan
nilai kekasaran kedua permuakaan tersebut. Pada saat percobaan dengan
menggunakan bidang miring, benda mengalami kecepatan yang lebih lambat dari
pada percobaan dengan menggunakan bidang datar, karena gaya gesek pada sudut
kemiringan akan semakin kecil, karena adanya pengaruh permukaan bidang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Massa benda mempengaruhi kecepatan meluncur benda tersebut, diatas
bidang datar dan bidang miring.
2. Sudut kemiringan mempengaruhi kecepatan dan waktu tempuh balok saat
bergerak.
3. Semakin besar massa benda akan membutuhkan gaya yang semakin besar
untuk menggerakkannya.
4. Kecepatan benda pada bidang miring lebih lambat dibandingkan pada
bidang datar disebabkan karena adanya pengaruh permukaan bidang
sehingga gaya gesek pada benda tersebut semakin kecil.

5.2 Saran
Pada perobaan ini disarankan menggunakan massa benda dan ketinggian
yang berbeda-beda agar didapatkan hasil yang lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Bird, Tong. 1987.Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia.


Dogra. 1985 Kimia Fisika Dan Soal-Soal. Jakarta: UI Press.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_gesek
Sukarjo.1985. Kimia Fisika. Bina Aksara.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

1. Gaya Gesek Statis


a. Dik: Ma = 0,1 kg
Mb = 0,13 kg
Mc = 0,012 kg
Dit: N, µ, Fs .......?
Penyelesaian:
 W = Ma.g
= 0,1 kg x 9,8 m/s2
= 0,98 N
Mb+Mc
 µs =
Ma
0,13 kg+0,012 kg
=
0,1 kg

= 1,42
 Fs = µs. W
= 1,42 x 0,98 N
= 1,3916 N

b. Dik: Ma = 0,2 kg
Mb = 0,13 kg
Mc = 0,012 kg
Dit: N, µ, Fs .......?
Penyelesaian:
 W = Ma.g
= 0,2 kg x 9,8 m/s2
= 1,96 N
Mb+Mc
 µs =
Ma
0,13 kg+0,012 kg
=
0,2 kg

= 0,71
 Fs = µs. W
= 0,71 x 1,96 N
= 1,3916 N
c. Dik: Ma = 0,3 kg
Mb = 0,13 kg
Mc = 0,012 kg
Dit: N, µ, Fs .......?
Penyelesaian:
 W = Ma.g
= 0,3 kg x 9,8 m/s2
= 2,94 N
Mb+Mc
 µs =
Ma
0,13 kg+0,012 kg
=
0,3 kg

= 0,473
 Fs = µs. W
= 0,473 x 2,94 N
= 1,3916 N
d. Dik: Ma = 0,4 kg
Mb = 0,13 kg
Mc = 0,012 kg
Dit: N, µ, Fs .......?
Penyelesaian:
 W = Ma.g
= 0,4 kg x 9,8 m/s2
= 3,92 N
Mb+Mc
 µs =
Ma
0,13 kg+0,012 kg
=
0,4 kg

= 0,355
 Fs = µs. W
= 0,355 x 3,92 N
= 1,3916 N
e. Dik: Ma = 0,5 kg
Mb = 0,13 kg
Mc = 0,012 kg
Dit: N, µ, Fs .......?
Penyelesaian:
 W = Ma.g
= 0,5 kg x 9,8 m/s2
= 4,9 N
Mb+Mc
 µs =
Ma
0,13 kg+0,012 kg
=
0,5 kg

= 0,284
 Fs = µs. W
= 0,284 x 4,9 N
= 1,3916 N
Tabel B.1 Nilai Fs dan µs pada Gaya Gesek Statis
No. Ma (kg) Mb (kg) W (N) µs Fs (N)
1. 0,1 0,13 0,98 1,42 1,3916
2. 0,2 0,13 1,96 0,71 1,3916

3. 0,3 0,13 2,94 0,473 1,3916

4. 0,4 0,13 3,92 0,355 1,3916

5. 0,5 0,13 4,9 0,284 1,3916


2. Gaya Gesek Kinetis
a. Pada Bidang Datar
0,3 m
V1 = = 0,44 m/s
0,67 s
0,3 m
V2 = = 1,15 m/s
0,26 s
0,3 m
V3 = = 1,42 m/s
0,21 s
0,3 m
V4 = = 1,57 m/s
0,19 s
0,3 m
V5 = = 1,67 m/s
0,18s

W1 = 0,1 kg x 9,8 m/s2 = 0,98 N


W2 = 0,2 kg x 9,8 m/s2 = 1,96 N
W3 = 0,3 kg x 9,8 m/s2 = 2,94 N
W4 = 0,4 kg x 9,8 m/s2 = 3,92 N
W5 = 0,5 kg x 9,8 m/s2 = 4,9 N

0,13 kg+0,012 kg
µk1 = = 1,42
0,1 kg
0,13 kg+0,012 kg
µk2 = = 0,71
0,2 kg
0,13 kg+0,012 kg
µk3 = = 0,47
0,3 kg
0,13 kg+0,012 kg
µk4 = = 0,355
0,4 kg
0,13 kg+0,012 kg
µk5 = = 0,284
0,5 kg

Fk1 = 1,42 x 0,98 N = 1,3916 N


Fk2 = 0,71 x 1,96 N = 1,3916 N
Fk3 = 0,47 x 2,94 N = 1,3916 N
Fk4 = 0,355 x 3,92 N = 1,3916 N
Fk5 = 0,284 x 4,9 N = 1,3916 N
b. Pada Bidang Miring

Anda mungkin juga menyukai