Anda di halaman 1dari 11

SISTEM KOMUNIKSASI BERGERAK DAN

TIDAK BERGERAK

Disusun oleh :
Andreas Ridho Sianipar : 1510631160014

Dosen Pengampu : Yuliarman Saragih, ST, MT.


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018
1. Sistem Komunikasi Bergerak

Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi
pelanggan bergerak.
Disebut sistem cellular karena daerah layanannya dibagi-bagi menjadi daerah yang kecil-kecil
yang disebut CELL.
SIFAT : Pelanggan mampu bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil berkomunikasi
tanpa terjadi pemutusan hubungan.
Komunikasi nirkabel adalah sistem komunikasi yang dilakukan tanpa mengunakan media kabel

• Sistem komunikasinya dikelompokkan: simplex, half-duplex, dan full-duplex


• transmisinya menggunakan kanal atau saluran yang berlainan
• Kanal transmisi yang digunakan dapat terpisah dalam jarak tertentu baik secara frekuensi,
atau pun dalam kawasan waktu Konsep Sistem Komunikasi Seluler.

Setiap pemancar dirancang hanya untuk melayani daerah yang kecil saja, disebut sel

• kanal-kanal yang berupa frekuensi yang sama dapat digunakan secara berulang-ulang di
sel-sel tertentu pada jarak antar sel tertentu pula
• Pemancar di setiap sel disebut stasiun induk (Base Station)
• Pesawat teleponnya dapat ditaruh di saku dapat dibawa ke mana-mana disebut pesawat
bergerak „mobile station’, MS

Sistem seluler terdiri atas tiga bagian dasar, yaitu unit bergerak, tapak sel (cell site) dan MTSO
(Mobile Telephone Switching Office), dengan hubungan-hubungan yang mengaitkan ketiga
subsistem tersebut.
1. Unit bergerak. Sebuah unit telepon bergerak terdiri atas unit pengendali, sebuah pancarima,
dan sebuah antena.
2. Tapak sel. Tapak sel menyediakan antarmuka antara MTSO dan unit-unit bergerak. Tapak sel
mempunyai unit pengendali, kabinet-kabinet radio, antena-antena, catu daya, dan
terminalterminal data.
3. MTSO. Pusat pensaklaran, yaitu elemen pengatur pusat untuk semua tapak sel, terdiri atas
prosesor seluler dan saklar seluler. MTSO berantarmuka dengan kantor-kantor daerah
perusahaan telepon, mengendalikan proses panggilan, dan menangani kegiatan penagihan.
MTSO juga sering disebut dengan MSC (Mobile Switching Center).
4. Hubungan. jalur radio akan menghubungkan ketiga subsistem dalam konsep seluler tersebut
di atas. Setiap unit bergerak hanya dapat menggunakan satu kanal pada satu waktu tertentu
untuk hubungan komunikasinya. Kanal yang digunakan tersebut tidak tetap, tetapi dapat
merupakan sebarang kanal dalam sistem seluler yang menyediakan pelayanan. Setiap tapak
sel dapat menghubungkan sejumlah besar unit bergerak secara bersamaan (simultan).

Teknologi 1G
Teknologi komunikasi bergerak muncul pertama kali dengan sistem analog.

• Teknologi ini dikenal dengan sistem AMPS (Advanced Mobile Phone System).
• AMPS digolongkan dalam generasi pertama teknologi telekomunikasi bergerak
yang menggunakan teknologi analog dimana AMPS bekerja pada band frekuensi
800 Mhz dan menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple
Access).
• Pada sistem FDMA, pengguna dibedakan berdasarkan frekuensi yang digunakan.
Teknologi 2G
GSM (Global System for Mobile Communications) mulai menggeser AMPS diawal
tahun 1995, GSM menggunakan teknologi digital

• keunggulan menggunakan teknologi digital: kapasitas yang besar, sistem security


yang lebih baik dan layanan yang lebih beragam.
• GSM menggunakan teknologi akses gabungan antara FDMA (Frequency Division
Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access) yang awalnya
bekerja pada frekuensi 900 Mhz
• merupakan standard yang pelopori oleh ETSI (The European Telecommunication
Standard Institute)
• Pita frekuensi 25 KHz ini kemudian dibagi menjadi 124 carrier frekuensi yang
terdiri dari 200 KHz setiap carrier.
• Carrier frekuensi 200 KHz ini kemudian dibagi menjadi 8 time slot dimana setiap
user akan melakukan dan menerima panggilan dalam satu time slot berdasarkan
pengaturan waktu.
Teknologi 2,5G
Awalnya akses data yang dipakai dalam GSM sangat kecil hanya sekitar 9.6 kbps.

• Teknologi yang digunakan GSM dalam akses data pada awalnya adalah WAP
(Wireless Application protocol)
• Secara teoritis kecepatan akses data yang dicapai dengan menggunakan GPRS
adalah sebesar 115 Kbps dengan throughput yang didapat hanya 20-30 kbps.
• GPRS juga memungkinkan untuk dapat berkirim MMS (Mobile Multimedia
Message) dan juga menikmati berita langusng dari Hand Phone secara real time.
• Pemakaian GPRS lebih ditujukan untuk akses internet yang lebih flexibel dimana
saja dan kapan saja, kita dapat melakukannya asalkan masih ada sinyal GPRS.

Teknologi 3G
Generasi pertama: analog, kecepatan rendah (low-speed), cukup untuk suara.
Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System)

Generasi kedua: digital, kecepatan rendah-menengah.

Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT

• Generasi ketiga: digital, kecepatan tinggi (high-speed), untuk pita lebar


(broadband).

Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000 1xEV-DO.
ITU-T mendefinisikan 3G sebagai sebuah solusi nirkabel yang bisa memberikan
kecepatan akses :

• Sebesar 144 Kbps untuk kondisi bergerak cepat (mobile).


• Sebesar 384 Kbps untuk kondisi berjalan (pedestrian).
• Sebesar 2 Mbps untuk kondisi statik di suatu tempat.
• cabang dari pengembangan 3G, yaitu dari sisi GSM (Global System for Mobile
Communication) yang dipelopori oleh 3G Partnership Project dan CDMA (Code
Division Multiple Access) yang dipelopori oleh 3G Partnership Project 2
(3GPP2).
• kultur masyarakatnya, keragaman layanan konten.
• "2.5G" (Dan juga 2,75G) adalah teknologi seperti pelayanan data i-mode, telepon
berkamera, pertukaran rangkaian data berkecepatan tinggi (High-Speed
CircuitSwitched Data/HSCSD) dan General Packet Radio Service atau GPRS)
diciptakan untuk menyediakan beberapa fungsi utama seperti jaringan 3G
Teknologi 3,5G
3,5G adalah teknologi mobile broadband berbasis HSDPA (High-Speed Downlink Packet
Access) yang mampu mentransmisikan data dengan kecepatan hampir sepuluh kali lipat
dari kecepatan teknologi 3G.

• Akses data melalui jaringan 3G hanya mampu menyediakan kecepatan maksimal


384 Kilobit per second (KBps), sedangkan teknologi HSDPA menawarkan akses
dengan kecepatan maksimal hingga 3,6 Megabit per second (mbps).
• 3,5G berbasis HSPDA dikembangkan dari W-CDMA (Wideband CDMA) dan
memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications
System (UMTS).
Teknologi 4G
Sistem 4G akan dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan
arus multimediadapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata
data lebih tinggi dari generasi sebelumnya

• teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan


kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan
kualitas premium dan keamanan tinggi.
• 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau
• Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan
kemampuan untuk berinteraksi internettelephony yang berbasis Session Initiation
Protocol (SIP)
Dengan teknologi SIP dalam 4G, nomor telepon PSTN hanyalah sebagian kecil dari
identifikasi telepon.

• Bagian besarnya akan dilakukan menggunakan URL.


• tidak lagi perlu bergantung pada nomor telepon yang dikendalikan oleh pemerintah
untuk berkomunikasi via internet-telepon
• Teknologi 4G juga akan menyebabkan kemunduran bagi teknologi Internet
Network(IN) yang saat ini merupakan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan
berbagai provider.
Terdapat dua kandidat standar untuk 4G yang dikomersilkan di dunia

• standar WiMAx (Korea Selatan sejak 2006), dan


• standar Long Term Evolution (LTE) (Swedia sejak 2009).
• Di Indonesia, WiMAX pertama kali dikomersilakan oleh PT. FirstMedia dengan
merek dagang Sitra WiMAX sejak juni 2010.
• Kemudian teknologi LTE dikomersilkan sejak november 2013 oleh PT. Internux
dengan merek dagang Bolt 4G LTE.

Menyambut Teknologi 5G
raksasa telekomunikasi asal Cina, Huawei Technologies, sedang mengembangkan
teknologi komunikasi generasi kelima (5G)

• pada tahun 2020, teknologi 5G dapat menyediakan konektivitas masif bagi


milyaran perangkat telekomunikasi.
• Teknologi tersebut memungkinkan orang-orang mendapatkan pengalaman jaringan
optik layaknya pada koneksi nirkabel.
• teknologi 5G dapat menyediakan kecepatan hingga 10 GB per detik
• Samsung pernah mengumumkan telah berhasil menguji teknologi serupa yang
diharapkan siap pada peluncuran komersialnya pada tahun 2020 mendatang.

2. Sistem Komunikasi tidak Bergerak atau Jaringan Kabel

Jaringan kabel membutuhkan kabel fisik, entah copper maupun fiber optic.
Kekurangan: instalasi fisik, karena membutuhkan tempat meletakkan. Batasan jarak
(copper rata-rata 100 meter, fiber optic bisa mencapai 2 km). Maintenance kabel
membutuhkan biaya (kabel putus belum tentu mudah disambung ulang).Kelebihan:
sambungan terjamin mutunya, tidak mengganggu jaringan lain, bandwidth besar
(sampai Gbps), tidak terganggu cuaca.

Keamanan Pada jaringan kabel, satu dapat sering, pada beberapa derajat, akses tutup ke
jaringan secara fisik. Jarak geografi dari jaringan nirkabel akan secara signifikan lebih
besar lebih sering daripada kantor atau rumah yang dilingkupi; tetangga atau pelanggar
arbritrary mungkin akan dapat mencium seluruh lalu lintas dan and mendapat akses
nonotoritas sumber jaringan internal sebagaimana internet, secara mungkin mengirim
spam or melakukan kegiatan illegal menggunakan IP address pemilik, jika keamanan
tidak dibuat secara serius.

Perkembangan teknologi telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana


telekomunikasi dalam biaya relatif rendah, mutu pelayanan tinggi, cepat, aman, dan juga
kapasitas besar dalam menyalurkan informasi. Seiring dengan perkembangan
telekomunikasi yang cepat maka kemampuan sistem transmisi dengan menggunakan
teknologi serat optik semakin dikembangkan, sehingga dapat menggeser penggunaan
sistem transmisi konvensional dimasa mendatang, terutama untuk transmisi jarak jauh.

Dampak dari perkembangann teknologi ini adalah perubahan jaringan analog menjadi
jaringan digital baik dalam sistem switching maupun dalam sistem transmisinya. Hal ini
akan meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi yang dikirim, serta biaya operasi dan
pemeliharaan lebih ekonomis. Sebagai sarana transmisi dalam jaringan digital, serat optik
berperan sebagai pemandu gelombang cahaya. Serat optik dari bahan gelas atau silika
dengan ukuran kecil dan sangat ringan dapat mengirimkan informasi dalam jumlah besar
dengan rugi-rugi relatif rendah.

Dalam sistem komunikasi serat optik, informasi diubah menjadi sinyal optik (cahaya)
dengan menggunakan sumber cahaya LED atau Diode Laser. Kemudian dengan dasar
hukum pemantulan sempurna, sinyal optik yang berisi informasi dilewatkan sepanjang
serat sampai pada penerima, selanjutnya detektor optik akan mengubah sinyal optik
tersebut menjadi sinyal listrik kembali.

Prinsip Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik

1. Driver
Berfungsi mengendalikan sumber optik berdasarkan sinyal elektrik yang diterima dan
mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik.

2. Sumber Optik (Cahaya)


Dapat menggunakan LED atau LASER. LED merupakan perangkat yang
memancarkan cahaya dengan arah menyebar. Pada umumnya digunakan untuk serat
optik multimode step indeks. LASER dapat memancarkan cahaya dengan daya 10100
kali lebih besar dibandingkan dengan LED. Pada umumnya digunakan untuk serat
optik singlemode step indeks. Untuk transmisi jarak jauh, penggunaan LASER
sebagai sumber cahaya lebih menguntungkan dibandingkan menggunakan LED.

3. Detektor Optik
Berfungsi untuk mengubah kembali sinyal optik menjadi sinyal elektrik. Detektor
optik dapat menghasilkan gelombang sesuai aslinya, dengan meminimalisasi losses
yang timbul selama perambatan, sehingga dapat juga menghasilkan sinyal elektrik
yang maksimum dengan daya optik yang kecil. Detektor optik yang sering
digunakan ada 2, yaitu :
a. Detektor Optik PIN (Positive Intrinsic Negative) Photodiode Diode PIN adalah
sebuah semikonduktor dengan bagian yang didop P, sebuah intrinsik dan bagian yang
didop N,sehingga sebagai berikut apat menimbulkan satu pasang elektron tunggal
yang diabsorbsi Detektor ini bekerja menurut fungsi modulasi arus oleh cahaya yang
diserap, dimana daya optik yang masuk selama sebuah pulsa da[pat dianggap sebagai
penerimaan dari sejumlah foton yang masin-masing mempunyai energi sebesar :

dimana :

H = konstanta Planck (6,0625. 10-34)


V = kecepatan Foton (C/?)
E = energi Foton

b. Detektor Optik APD (Avalanche Photodiode)


Dapat menghasilkan lebih dari satu pasang elektron tunggal melalui ionisasi. APD biasa
digunakan untuk sistem yang memerlukan sensitifitas tinggi, sedangkan PIN digunakan
untuk sistem yang memerlukan sensitifitas rendah.

4. Rangkaian Penguat
Berfungsi untuk menguatkan sinyal elektrik sesuai dengan sinyal elektrik yang
ditransmisikan.

JENIS-JENIS SERAT OPTIK


Serat optik terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
1. Multimode Step Index
Pada jenis multimode step index ini, diameter core lebih besar dari diameter cladding.
Dampak dari besarnya diameter core menyebakan rugi-rugi dispersi waktu transmitnya
besar. Penambahan prosentase bahan silica pada waktu pembuatan. Tidak terlalu
berpengaruh dalam menekan rugi-rugi dispersi waktu transmit. Berikut adalah gambar
dari perambatan gelombang dalam serat optik multimode step index.

Perambatan Gelombang pada Multimode Step Index

Jenis serat optik ini mempunyai perubahan index bias yang mendadak seperti ditunjukkan
oleh gambar berikut.
Index bias dari multimode step index

Multimode Step Index mempunyai karakteristik sebagai berikut :


• Indeks bias core konstan.
• Ukuran core besar (50mm) dan dilapisi cladding yang sangat tipis.
• Penyambungan kabel lebih mudah karena memiliki core yang besar.
• Sering terjadi dispersi.
• Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit rate rendah.

2. Multimode Graded Index


Pada jenis serat optik multimode graded index ini. Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas
yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi terdapat pada pusat core
dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-cladding. Akibatnya dispersi waktu
berbagai mode cahaya yang merambat berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu
yang bersamaaan. Berikut adalah gambar perambatan gelombang dalam multimode
graded index.

Perambatan Gelombang pada Multimode Graded Index

Index bias yang berubah secara perlahan ditunjukkan pada gambar berikut.
Perubahan index bias pada multimode graded index

Multimode Graded Index mempunyai karakteristik sebagai berikut :


• Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehingga rambatan cahaya
sejajar dengan sumbu serat.
• Dispersi minimum sehingga baik jika digunakan untuk jarak menengah
• Ukuran diameter core antara 30 µm – 60 µm. lebih kecil dari multimode step Index dan
dibuat dari bahan silica glass.
• Harganya lebih mahal dari serat optik Multimode Step Index karena proses
pembuatannya lebih sulit.

3. Single mode Step Index

Pada jenis single mode step index. Baik core maupun claddingnya dibuat dari bahan silica
glass. Ukuran core yang jauh lebih kecil dari cladding dibuat demikian agar rugirugi
transmisi berkurang akibat fading. Seperti ditunjukan gambar berikut.

Perambatan Gelombang pada Singlemode Step Index

Pada single mode step index ini. Index biasnya berubah secara mendadak seperti pada
multimode step index. Seperti ditunjukan gambar berikut.
Index bias untuk single mode step index

Singlemode Step Index mempunyai karakteristik sebagai berikut :


• Serat optik Singlemode Step Index memiliki diameter core yang sangat kecil
dibandingkan ukuran claddingnya.
• Ukuran diameter core antara 2 µm – 10µm.
• Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu serat optik.
• Memiliki bandwidth yang lebar.
• Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.
• Dapat digunakan untuk transmisi jarak dekat, menengah dan jauh.
Untuk jenis single mode ini ada beberapa spesifikasi yang umum digunakan. Yaitu G652,
G653, G665, G662.

Anda mungkin juga menyukai