Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A.Pengertian Elips ................................................................................................. 2
B. Persamaan Elips ................................................................................................ 3
1. Persamaan elips dengan pusat di O (0,0) .................................................... 3
2. Persamaan elips yang berpusat di P((α,β) .................................................. 6
C. Persamaan Garis singgung elips ....................................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 14


A. Kesimpulan ...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Irisan kerucut dapat didefinisikan sebagai: tempat kedudukan titik-titik pada
sebuah bidang, sedemikian, sehingga jarak titik-titik tersebut ke sebuah titik tetap F (yang
disebut fokus) memiliki rasio yang konstan terhadap jarak titik-titik tersebut ke sebuah
garis tetap L(disebut direktriks) yang tidak mengandung F.
Irisan kerucut adalah lokus dari semua titik yang membentuk kurva dua-dimensi,
yang terbentuk oleh irisan sebuah kerucut dengan sebuah bidang. Salah satu jenis irisan
kerucut yang dapat terjadi adalah elips. Irisan yang terbentuk berupa elips terjadi jika
bidang yang mengiris tidak melalui puncak, tidak memotong lingkaran alas, tidak sejajar
sumbu simetri maupun garis pelukis kerucut, bidang pengiris tidak tegak lurus pada
kerucut dan sudutnya membentuk kurang dari 90°.
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua titik
tertentu mempunyai nilai yang tetap. Kedua titik tersebut adalah titik fokus / titik api.

Untuk suatu elips, jarak terjauh antara dua titik pada elips disebut sumbu mayor,
dengan titik-titik ujung sumbu mayor disebut titik-titik puncak elips. Ruas garis yang
tegak lurus dan membagi sumbu mayor menjadi 2 bagian yang sama disebut sumbu
minor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan elips?
2. Bagaimana bentuk persamaan elips dengan pusat di O (0,0)?
3. Bagaimana bentuk persamaan elips dengan pusat di P (α, β)?
4. Bagaimana bentuk persamaan garis singgung elips?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti dan unsur-unsur dari elips.
2. Mengetahui bentuk persamaan elips dengan pusat di O (0,0).
3. Mengetahui bentuk persamaan elips dengan pusat di P (α, β).
4. Mengetahui bentuk persamaan garis singgung elips.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Elips

Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua titik
tertentu mempunyai nilai yang tetap. Kedua titik tersebut adalah titik focus / titik api.

Elips juga didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik yang perbandingan


jaraknya terhadap suatu titik dan suatu garis yang diketahui besarnya tetap. ( e < 1 ). Titik
itu disebut fokus dan garis tertentu itu disebut direktriks. Untuk suatu elips, jarak terjauh
antara dua titik pada elips disebut sumbu mayor, dengan titik-titik ujung sumbu mayor
disebut titik-titik puncak elips. Ruas garis yang tegak lurus dan membagi sumbu mayor
menjadi 2 bagian yang sama disebut sumbu minor.

Unsur – unsur elips yaitu :

1. Pusat elips O (0,0)


2. Sumbu simetri adalah sumbu X dan sumbu Y
2
3. Fokusnya F1 (c, 0) dan F2 (-c, 0)
4. Panjang sumbu mayor = 2a, panjang sumbu minor = 2b
2𝑏2
5. LL2 = Latus Rectum =
𝑎
6. PF1 + PF2 = 2a
7. Perbandingan jarak dari suatu titik pada elips ke titik focus dengan ke garis
𝑐
direktris g disebut eksentrisitas (e) atau e = . persamaan garis direktriks 𝑔1 =
𝑎
−𝑎 −𝑎2 𝑎 𝑎2
= dan 𝑔2 = =
𝑒 𝑐 𝑒 𝑐

8. 𝑐 = √𝑎2 − 𝑏 2

B. Persamaan Elips
1. Persamaan elips dengan pusat di O (0,0)
Berikut ini akan diberikan persamaan elips berdasarkan letak titik pusat elips.
a. Untuk elips yang berfokus pada sumbu x, persamaan elipsnya adalah

x2 y2
b x  a y a b
2 2 2 2 2 2
atau 2  2  1, a  b
a b

Dengan :

- Pusat (0,0)
- Fokus F1 (-c, 0) dan F2 (c,0)

b. Untuk elips yang berfokus pada sumbu y, persamaan elipsnya adalah :

x2 y 2
a x  b y a b
2 2 2 2 2 2
atau 2  2 1, a  b
b a

Dengan :

- Pusat (0,0)
- Fokus F1 (0,-c) dan F2 (0,c)

Catatan : c  a2 b2

3
Contoh 1

Tentukan persamaan elips yang berpusat di O(0,0), fokus (-4,0) dan (4,0) dengan sumbu
mayor 10 satuan.

Jawab :

Fokus di F1 (-4,0) dan F2 (4,0) maka c = 4 ( fokus pada sumbu x )

Panjang sumbu mayor = 10, maka 2a = 10. Sehingga a = 5

b  a2  c2  25  16  9 3

Persamaan elipsnya :

x2 y2 x2 y2 x2 y2
 1   1   1
a2 b2 5 2 32 25 9

x2 y2
Jadi persamaan elipnya adalah  1
25 9

Contoh 2

x2 y2
Diketahui persamaan elips   1 , tentukan koordinat titik puncak, koordinat
16 9
titik fokus, panjang sumbu mayor, sumbu minor, eksentrisitas, persamaan direktriks dan
panjang lactus rectum !

Jawab :

x2 y2
Dari persamaan elips   1 , diperoleh a2 = 16, maka a = 4; b2 = 9, maka b = 3.
16 9

c2 = a2 - b2 , sehingga c2 = 16 – 9 =7, maka c = 7.

Dari data diatas diperoleh :

- Titik puncak (a,0) = (4,0) dan (-a,0)=(-4,0)

- Titik focus ( -c,0) = (- 7 ,0 ) dan ( c,0)=( 7 ,0 )

- Panjang sumbu mayor = 2a = 2. 4 = 8

4
- Panjang sumbu minor = 2b = 2. 3 = 6
𝑐 √7
- Eksentrisitas: 𝑒 = 𝑎 = 4

a 4 16 16
- Persamaan direktriks : x     7
e 7 7 7
4
2 b 2 2 .9 18 1
- Panjang lactus rectum =   4
a 4 4 2

Contoh 3

Tentukan : pusat, focus, sumbu simetri, sumbu panjang, sumbu pendek, direktriks, dan
eksentrisitas dari persamaan elips berikut : 9x2 + 25y2 = 900

Jawab:

Pertama nyatakan persamaan yang diberikan ke dalam bentuk baku dengan membagi
masing-masing ruas dengan 900 dan diperoleh bentuk baku

x2 y2
 1
100 36

a = 10, b = 6, c = 8

pusat O(0,0)

Fokus (8, 0) dan (-8, 0)

Sumbu simetri : sumbu X dan sumbu Y

Sumbu panjang = 2a = 20

Sumbu pendek = 2b = 12

a2 100 1
Direktriks : x =  =  =  12
c 8 2

c 8 4
Eksentrisitas : e =  
a 10 5

5
2. Persamaan elips yang berpusat di P(α,β)
a. Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar
sumbu x, persamaan elipsnya adalah

 x   y
2 2

 1
a2 b2

Dengan :

- Pusat (α,β)
- Titik fokus di F1 (α - c, β) & F2 (α + c, β)
- Titik puncak (α – a, β) & (α + a, β)
- Panjang sumbu mayor = 2a
- Panjang sumbu minor = 2b
a2
- Persamaan direktriks x   
c
b. Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar
sumbu y, persamaan elipsnya adalah

 x     y   
2 2

1
b2 a2

Dengan :

- Pusat (α,β)
- Titik fokus di F1 (α, β - c) & F2 (α, β + c)
- Titik puncak (α, β - a) & (α, β + a)
- Panjang sumbu mayor = 2a
- Panjang sumbu minor = 2b
a2
- Persamaan direktriks y   
c

6
Contoh 4

Tentukan titik pusat, titik fokus, titik puncak, panjang sumbu mayor dan sumbu minor
dari persamaan elips 4 x 2  9 y 2  16 x  18 y  11  0

Jawab : Nyatakan terlebih dahulu persamaan elips tersebut ke dalam bentuk baku

 x   y
2 2

 1
a2 b2

4 x 2  9 y 2  16 x  18 y  11  0

4 x 2  16 x  9 y 2  18 y  11

4  x 2  4 x   9  y 2  2 y   11

 
4  x  2  22   9  y  1  12   11
2 2

 
4  x  2  4  9  y  1  1  11
2 2

4  x  2   16  9  y  1  9  11
2 2

4  x  2   9  y  1  11  16  9
2 2

4  x  2   9  y  1  36
2 2

 x  2  y  1
2 2

 1
9 4

Dari persamaan diatas diperoleh : α = 2, β = 1, a2 = 9 maka a = 3, b2 = 4 maka a = 2,

c  a2  b2  32  22  9  4  5

- Pusat ( α,β ) = ( 2,1 )


- Titik fokus di F1 ( α-c, β ) = ( 2 - 5 ,1 ) & F2 ( α+c, β ) =( 2+ 5 ,1 )
- Titik puncak ( α-a, β ) = ( 2-3,1 ) = ( -1,1 ) & ( α+a, β ) = ( 2+3,1 ) = ( 5,1 )
- Panjang sumbu mayor = 2a = 2.3 = 6
- Panjang sumbu minor = 2b = 2.2 = 4

7
Contoh 5

Tentukan : pusat, focus, sumbu simetri, sumbu panjang, sumbu pendek, direktriks,
dan eksentrisitas dari persamaan elips berikut : x2 + 4y2 – 4x + 24y + 4 = 0

Jawab :

x2 + 4y2 – 4x + 24y + 4 = 0

(x – 2)2 – 4 + 4(y + 3)2 – 36 = -4

(x – 2)2 + 4(y + 3)2 = 36

( x  2) 2 ( y  3) 2
 1
36 9

pusat (2, -3)

a = 6, b = 3, c = a 2  b 2  39  9  27  3 3

Fokus (3 3  2, -3)

Sumbu simetri : x = 2 dan y = -3

Sumbu panjang = 2a = 12

Sumbu pendek = 2b = 6

a2 36
Direktriks : x =   =   2  4 3  2
c 3 3

c 3 3 1
Eksentrisitas : e =   3
a 6 2

8
Contoh 6

Tentukan persamaan ellips yang berpusat di (5,-3) dengan sumbu mayor dan sumbu
pendek berturut-turut 6 dan 4.

Jawab :

Sumbu panjang = 6, berarti a = 3

Sumbu pendek = 4, berarti b = 2

Jadi persamaan ellipsnya adalah :

 x   y
2 2

 1
a2 b2

2
(𝑥 − 5)2 (𝑦 − (−3))
+ =1
32 22

(𝑥 − 5)2 (𝑦 + 3)2
+ =1
9 4

9
C. Persamaan Garis Singgung Elips
1. Garis Singgung dengan gradien m pada pusat O (0,0)
𝑥2 𝑦2
Jika garis h : y = mx + n menyinggung elips 𝑎2 + =1, maka besarnya diskriminan D =
𝑏2

0. Kita sudah mengetahui bahwa diskriminan dari persamaan kuadrat yang dihasilkan
oleh kedua persamaan di atas adalah D = -4a2b2 (n2-b2 – a2m2), sehingga diperoleh -
4a2b22 (n2-b2 –a2m2) = 0
 n2 - b2 – a2m2 = 0
 n2 = b2 + a2m2
 n = ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
𝑥2 𝑦2
Jadi, persamaan garis singgung pada elips + =1 dengan gradient m didefinisikan
𝑎2 𝑏2

dengan persamaan :
y = mx ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2

1. Persamaan garis singgung dengan gradient m dengan pusat P(α,β)


Dengan cara yang serupa dengan di atas dapat ditemukan persamaan garis singgung
ellips yang tidak berpusat di (0,0)misal di P (α,β) yaitu:

(𝑦 − 𝛽) = 𝑚(𝑥 − 𝛼) ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2

2. Persamaan Garis singgung melalui sebuah titik pada elips dengan pusat O (0,0)
y

Perhatikan gambar diatas yang memperlihatkan sebuah garis h yang menyinggung elips
𝑥2 𝑦2
+ = 1 di titik P (x1, y1).
𝑎2 𝑏2
𝑥2 𝑦2
Persamaan garis singgung elips + = 1 di titik P (x1, y1) didefinisikan dengan
𝑎2 𝑏2

persamaan.
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ 2 =1
𝑎2 𝑏

10
3. Persamaan garis singgung melalui sebuah titik pada elips dengan pusat P (α,β)

(𝑥 − 𝛼)(𝑥1 − 𝛼) (𝑦 − 𝛽)(𝑦1 − 𝛽)
+ =1
𝑎2 𝑏2

Contoh :

𝑥2 𝑦2
Persamaan garis singgung pada elips 2
+ = 1, dengan gradient m = 3. Tentukan
4 162
persamaan garis singgung tersebut!

Jawab:

𝑥2 𝑦2
2
+ = 1, diperoleh a2= 4 ⟶ a = 2
4 162

b2 = 16 ⟶ b = 4

Persamaan garis singgungnya adalah:

𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑏 2 + 𝑎2 𝑚2

= 3𝑥 ± √𝑏 2 + 𝑎2 𝑚2

= 3𝑥 ± √16 + 4 × 9

= 3𝑥 ± √16 + 36

= 3𝑥 ± √52

Jadi persamaan garis singgungnya adalah y = 3x ±√36 + 16

Contoh:

Tentukan persamaan garis singgung pada elips x 2 + 2y 2 − 16 = 0, dititik P(2√2,2) ?

Jawab:

x2 + 2y2 - 16 = 0 ⟶ x2 + 2y2 = 16

𝑥2 𝑦2
+ =1
16 8
2
𝑥2 𝑦2 (2√2) (2)2 16
Di titik P (2√2, 2) ⟶ + =1⟶ + =1⟶ =1
16 8 16 8 16

𝑥2 𝑦2
ini artinya P(2√2 ,2) terletak pada elips 16 + = 1, jadi persamaan garis singgungnya:
8

𝑥𝑥1 𝑦𝑦1 (2√2)2 (2)2


+ =1 ⟶ + =1
𝑎2 𝑏2 16 8

11
2√2 x + 4y = 1 6
√2 x + 2y = 8 ⟺ 2y = 8 − √2
1
y = 4 − 2 √2

4. Menentukan Persamaan Garis Singgung Pada Elips dari Suatu Titik di Luar Elips.

Untuk menentukan garis singgung elips melalui titik di luar elips, tidak terdapat
rumus yang baku, untuk menentukannya dapat digunakan rumus pada butir a dan b
sebagai dasar pertolongan perhitungan.

Contoh:

x2 y2
Tentukan persamaan garis singgung pada elips   1 melalui titik p (2,7),
100 25
tentukan titik singgungnya?

Jawab :

xx1 yy1 𝑥.2 𝑦.7 1 25


  1 ⟺ + = 1 ⟺ 𝑦 = −
4
𝑥+
7
a2 b2 100 25

1 25 2
x2 y2 𝑥2 (−4𝑥 + 7 )
 1 ⟺ + =1
100 25 100 25

x2 – 2x - 48 = 0

( x - 8) (x + 6) = 0

x = 8 dan x = -6

1 25
untuk x  8 maka y   .8  3
14 7

untuk x  6 maka y  
1
 6  25  4
14 7

titik singgungnya adalah 8,3 dan  6,4

12
Persamaan garis singgung melalui titik 8,3 dan titik  6,4 adalah
x x1 yy1
 1
a2 b2

x.8 y.3
  1
100 25

 2 x  3 y  25  0

x x1 yy1
 1
a2 b2

x  6  y.4
  1
100 25

 3 x  8 y  50  0

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jaraknya terhadap dua titik
tertentu mempunyai nilai yang tetap. Kedua titik tersebut adalah titik focus / titik api.

Untuk suatu elips, jarak terjauh antara dua titik pada elips disebut sumbu mayor,
dengan titik-titik ujung sumbu mayor disebut titik-titik puncak elips. Ruas garis yang
tegak lurus dan membagi sumbu mayor menjadi 2 bagian yang sama disebut sumbu
minor.

1. Persamaan elips dengan pusat di O (0,0)


o Untuk elips yang berfokus pada sumbu x.

x2 y2
b2 x2  a2 y 2  a2 b2 atau   1, a  b
a2 b2

o Untuk elips yang berfokus pada sumbu y.

x2 y 2
a 2 x2  b2 y 2  a 2 b2 atau  1, a  b
b2 a 2
2. Persamaan elips yang berpusat di P(α,β)
o Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar
sumbu x, persamaan elipsnya adalah

 x   y
2 2

 1
a2 b2
o Untuk elips yang berfokus pada sumbu utama yang terletak pada / sejajar
sumbu y, persamaan elipsnya adalah

 x     y   
2 2

1
b2 a2
3. Persamaan garis singgung elips.
o Persamaan garis singgung elips dengan pusat O (0,0) dengan gradient m
𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
o Persamaan garis singgung elips dengan pusat 𝛼, 𝛽 dengan gradient m
(𝑦 − 𝛽) = 𝑚(𝑥 − 𝛼) ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB8Q
FjAA&url=http%3A%2F%2Ftoermoedy.files.wordpress.com%2F2010%2F11%2Fbab-v-
ellips.pdf&ei=YZZtVKjhLcjAmAXs1IGQCA&usg=AFQjCNFuL-PpV7-
cIgOPLovpjk4dSdTJbw&sig2=LZikCxQICTBrMRv5fPz0KA

Di kutip pada 14 November 2014

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CDIQFjAD&url=http%3
A%2F%2Fgis.fns.uniba.sk%2Fvyuka%2Fkzga%2Fellipse_app2.pdf&ei=YZZtVKjhLcjAmAXs1IGQCA&usg=AF
QjCNFtQ0p6nwGANzJGIkS468a0uu7laA&sig2=hVqJSRcGjoCaI9H4s_z6Ig

Di kutip pada 20 November 2014

http://andisudarmansulnas.blogspot.com/2013/12/modul-tentang-persamaan-elips.html

Di akses pada 20 November 2014

15

Anda mungkin juga menyukai