Standardisasi
PSDA
2
Konsep
Diktat Perkuliahan
Standardisasi
di Bidang
Pengelolaan Teknik
Sumberdaya Air
2017
Standardisasi
PSDA
3
PENGANTAR
Saat ini, kata SNI, sebagai singkatan
dari Standardisasi Nasional
Indonesia, sudah sangat sering
didengar.
SNI adalah standar yang ditetapkan
oleh Badan Standardisasi Nasional
(BSN) dan berlaku secara nasional di
Indonesia. SNI dirumuskan oleh
Panitia Teknis BSN dan kemudian ditetapkan oleh BSN.
SNI terdiri petunjuk dalam metode uji, atau tata cara untuk
melakukan sesuatu ataupun berupa spesifikasi teknis suatu
produk baik barang atau jasa.
Diktat ini dimaksudkan sebagai media pembelajaran dalam
perkuliahan Standardisasi Pengelolaan Teknik SDA, dengan
kode mata kuliah: TKP 4241, di Jurusan Tekni Pengairan
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang. Melalui diktat
ini, mahasiswa diharapkan memperoleh berbagai informasi,
sehingga tujuan perkuliahan dapat dicapai dengan lebih
efektif.
Isi diktat ini antara lain tentang berbagai pengertian terkait
dengan standardisasi, Badan Standardisasi Nasional (BSN)
dan Standar-standar Nasional Indonesia (SNI) khususnya di
bidang Teknik Sumber Daya Air.
Standardisasi
PSDA
4
Standardisasi
PSDA
5
Standardisasi
PSDA
6
Standardisasi
PSDA
7
Standardisasi
PSDA
8
Standardisasi
PSDA
9
Standardisasi
PSDA
10
Standardisasi
PSDA
11
Sejarah ISO
Tahun 1946, komite koordinasi PBB bertemu pada tahun 1946
dan meintis organisasi yang sekarang dikenal sebagai
International Organization for Standardization (ISO). ISO berdiri
pada 23 Februari 1947 di Genewa, Swiss dan memiliki kantor
pusat di kota tersebut.
ISO meliputi institusi standardisasi dari 162 negara. Masing-
masing negara mempunyai satu perwakilan, dengan kantor
sekretariat koordinasinya berada di Genewa, Swiss. ISO
merupakan organisasi non pemerintah yang menghubungkan
Standardisasi
PSDA
12
Standardisasi
PSDA
13
Standardisasi
PSDA
14
Standardisasi
PSDA
15
2 TUJUAN
Tujuan utama standardisasi adalah untuk meningkatkatkan
kualitas hidup. Melalui standardisasi akan dihindari
terjadinya kerugian, ketidaknyamanan atau ketidakamanan
penggunaan produk atau jasa di masa sekarang atau
mendatang.
Buku “The aims and principles of Standardization” terbitan
ISO , menyebutkan 10 tujuan standardisasi, yakni:
Tujuan Standardisasi
1. Kesesuaian untuk penggunaan tertentu
2. Mampu tukar (interchangeability)
3. Pengendalian keanekaragaman (variety reduction)
4. Kompatibilitas (compatibility)
5. Meningkatkan pemberdayaan sumber daya
6. Komunikasi dan pemahaman yang lebih baik
7. Menjaga keamanan, keselamatan dan kesehatan
8. Pelestarian lingkungan
9. Menjamin kepentingan konsumen dan masyarakat
10. Mengurangi hambatan perdagangan.
Standardisasi
PSDA
16
Standardisasi
PSDA
17
Standardisasi
PSDA
18
Standardisasi
PSDA
19
Standardisasi
PSDA
20
Standardisasi
PSDA
21
Standardisasi
PSDA
22
3 PRINSIP
Prinsip adalah petunjuk arah. Prinsip disusun untuk bisa
memberikan arah dan tujuan yang jelas. Menurut KBBI,
prinsip adalah asas, kebenaran yang jadi pokok dasar orang
berfikir, bertindak, dan sebagainya.
Terdapat tujuh prinsip standardisasi, yakni:
Standardisasi
PSDA
23
Standardisasi
PSDA
24
bagi PNS baik yang menjadi calon Kepala dan atau Wakil
Kepala Daerah maupun yang tidak menjadi calon, perlu
memperhatikan hal-hal yang teah distandardisasikan.
Standardisasi
PSDA
25
Standardisasi
PSDA
26
labil.
Standardisasi
PSDA
27
Standardisasi
PSDA
28
3. Pengakuan
ISO akan memberikan pengakuan khusus terhadap
perusahaan, sehingga membawa persepsi pembeli pada tingkat
yang lebih tinggi. Jika suatu perusahaan telah mendapatkan
ISO, perusahaan tersebut akan diakui bahwa produk dari
perusahaan tersebut memiliki kualitas terbaik. Sehingga
menarik lebih pembeli untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Contoh, perusahaan Unilever lebih banyak menarik konsumen
karena, perusahaannya telah mendapat pengahargaan
ISO14001.
4. Kepercayaan
ISO menciptakan kepercayaan manajemen terhadap mutu
produk atau jasa yang dihasilkan kepada pelanggan mengenai
kemampuan perusahaan. Setiap perusahaan yang telah
Standardisasi
PSDA
29
Standardisasi
PSDA
30
Standardisasi
PSDA
31
Standardisasi
PSDA
32
Meningkatkan pelayanan
Memelihara moral pegawai
Meningkatkan kepemimpinan
Dalam proses memeroleh ISO, konsultan ISO mempunyai
peranan sebagai tutor. Mereka memberikan pelatihan untuk
meningkatkan dan mengembangkan Kompetensi SDM.
12. Pemantauan
Tujuan pemantauan ini adalah untuk memastikan bahwa
semua proses yang dilaksanakan di bawah kendali spesifikasi
dan mengikuti peraturan. Hal ini untuk memastikan bahwa
outputnya mempunyai kualitas seperti yang direncanakan.
Contoh, ISO 9001: 2008 mempersyaratkan pemantauan alat
ukur dalam salah satu klausulnya. Perusahaan menetapkan
pemantauan dan pengukuran yang diperlukan serta
menetapkan peralatan pemantauan dan pengukuran yang
dibutuhkan untuk memberikan bukti adanya kesesuaian
produk pada persyaratan yang telah ditetapkan.
13. Peningkatan Potensi Ekspor
Keberadaan standar yang berwujud ISO 9000 dapat menjamin
kualitas dan mutu suatu barang, dan mampu meningkatkan
daya saing terhadap barang luar negeri sehingga mampu
meningkatkan potensi ekspor. Contohnya produk sepatu
Cibaduyut dapat merambah pasar internasional, karena
memiliki kualitas standar internasional dan sertifikasi ISO
9000.
Standardisasi
PSDA
33
5 ATRIBUT
Umumnya standar memiliki tiga atribut, yakni
1. Subjek yaitu apa yang menjadi fokus yang distandardisasi.
Misalnya dalam bidang rekayasa, pangan, tekstil,
manajemen, gambar teknik dan lain-lain.
2. Aspek yaitu apa macam kegiatan utama yang
distandardisasi. Aakah kegiatan pengujian, analisis,
spesifikasi, pengemasan, pemberian label atau penandaan.
Suatu standar dapat saja mencakup lebih dari satu aspek
kegiatan. Contoh standardisasi suatu produk dapat
mencakup kegiatan spesifikasi, pengambilan contoh, cara
pengujian terkait, pengemasan dan penandaannya.
3. Level atau tingkat (jenjang) standardisasinya. Misalnya:
level perorangan, perusahaan, asosiasi, nasional, regional
atau internasional.
SUBJEK
Standardisasi
PSDA
34
ASPEK
LEVEL
Standardisasi
PSDA
35
6 MACAM
Berdasarkan macamnya, atau level tingkatnya, standardisasi
dikelompokkan menjadi lima yaitu:
1. Standar individu atau standar perorangan. Standar
individu adalah standar yang dibuat, diterapkan,
dievaluasi, direvisi, dikembangkan atau diabolisi oleh
individu. Misalnya jadwal kegiatan harian, standar rumah
tinggal, rumah sakit khusus misalnya. Jembatan,
bendungan atau konstruksi spesifik yang bersifat tunggal
yang sangat bergantung pada lokasi dan kondisi alam
dapat dikelompokkan sebagai standar individu.
2. Standar perusahaan dirumuskan dan digunakan oleh
bagian (standardisasi) dalam suatu perusahaan dan
diterapkan di perusahaan itu sendiri untuk mencapai ke-
ekonomian perusahaan secara keseluruhan. Contoh:
sistem pergudangan, pengemasan, administrasi, desain,
pembelian, penerimaan, persyaratan dan pelatihan tenaga
kerja, dan sebagainya.
3. Standar nasional dirumuskan dengan mempertimbangkan
kepentingan semua pihak terkait di wilayah kedaulatan
suatu negara tertentu dan ditetapkan oleh pihak
berwenang yaitu organisasi standardisasi nasional. Contoh:
SNI (Indonesia), MS (Malaysian Standard), SS (Singapore
Standard), PNS (Philipine National Standard), TIS (Thai
Standardisasi
PSDA
36
Standardisasi
PSDA
37
Standardisasi
PSDA
38
Standardisasi
PSDA
39
Standardisasi
PSDA
40
Standardisasi
PSDA
41
Standardisasi
PSDA
42
SNI Pedoman
Teknis
1 Bendungan 1 5 6 1 9 0
2 Bendung 0 4 0 1 13 0
3 Sungai 19 9 0 0 3 0
4 Irigasi 5 1 1 0 21 0
5 Air Tanah 14 4 0 2 12 0
6 Standar Perencanaan 0 0 0 3 10 0
Irigasi
7 Pantai 4 4 0 1 0 0
Standardisasi
PSDA
43
Dstnya..
Standardisasi
PSDA
44
Standardisasi
PSDA
45
Standardisasi
PSDA
46
Standardisasi
PSDA
47
Standardisasi
PSDA
48
Pengukuran dengan cara merawas adalah petugas pengukur langsung masuk ke dalam
badan air. Petugas pengukur minimal terdiri dari 2 orang, 1 orang petugas
mengoperasikan peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran. Gambar ci
samping menunjukkan pengukuran Cara Merawas
Peralatan dan sarana penunjang yang digunakan meliputi:
a) Satu unit Current Meter.
b) Satu unit alat pengambilan muatan sedimen melayang jenis US DH-48.
c) Tongkat penggantung.
d) Satu buah alat ukur waktu.
e) Satu unit alat ukur lebar sungai.
f) Baju pelampung.
g) Botol contoh air tembus pandang, dengan volume minimal 350 ml dan
maksimal 450 ml.
h) Grafik (waktu durasi) pengambilan.
Standardisasi
PSDA
49
Standardisasi
PSDA
50
8. Botol contoh air tembus pandang, dengan volume minimal 350 ml dan maksimal
450 ml.
9. Grafik lama waktu pengambilan.
2.1.2.5 Pengukuran dengan Winch Cable Way
Pengukuran debit dengan menggunakan WINCH CABLE WAY dilakukan dari
pinggir sungai dengan menggunakan peralatan WINCH CABLE WAY. Petugas
pengukur minimal terdiri dari 2 orang, 1 orang petugasmengoperasikan peralatan dan
1 orang petugas mencatat data pengukuran.
Peralatan dan sarana penunjang yang digunakan meliputi:
1. Satu unit alat pengambilan muatan sedimen melayang jenis US DH-59.
2. Satu unit alat Winch Cable lengkap terdiri dari kabel utama, kabel
penghantar (travelerable), kabel penggantung alat.
3. Satu buah alat ukur waktu.
4. Botol contoh air tembus pandang, dengan volume minimal 350 ml dan
maksimal 50 ml.
5. Grafik lama waktu pengambilan.
2.2. Lokasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam lokasi pengambilan contoh adalah sebagai
berikut.
a) Pengambilan contoh muatan sedimen melayang harus dipilih pada lokasi
yang tidak terpengaruh adanya bangunan air atau arus balik.
b) Lokasi pengambilan contoh muatan sedimen melayang dipilih dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut.
1) Pengukuran muatan sedimen melayang dilakukan pada
lokasi pengukuran debit.
2) Dasar sungai merata.
3) Penampang melintang harus tegak lurus arah aliran.
c) Penetapan titik pengambilan
Penetapan titik pengambilan, digambarkan dan dirumuskan sebagaimana
2.3. Data Pengukuran
Standardisasi
PSDA
51
Data yang diperlukan untuk pengambilan muatan sedimen melayang berupa data
aktual pengukuran yang dilakukan segera sebelum pengambilan contoh muatan
sedimen ini dilaksanakan.
Data tersebut terdiri dari :
a) Pengukuran penampang melintang.
b) Pengukuran debit.
c) Tinggi muka air yang berkaitan dengan pengukuran debit.
2.4.Waktu Pengisian / Pengambilan Contoh Air
Lamanya waktu pengisian/pengambilan contoh air tergantung dari ukuran nozzle yang
digunakan sesuai dengan grafik dengan ketentuan bahwa waktu yang digunakan untuk
menurunkan alat sama dengan waktu yang digunakan untuk menaikkan alat.
Perhitungan waktu dimulai sejak alat dimasukkan ke dalam air.
2.5. Petugas dan Penanggung Jawab
Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi :
1. Petugas yang melaksanakan survei adalah orang yang pernah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan bidang hidrometri dan
pengukuran sedimen.
2. Penanggung jawab pekerjaan adalah ahli di bidang hidrologi.
3. Nama petugas dan penanggung jawab hasil pengambilan contoh harus
dicantumkan dan dibubuhi tanda tangan, serta tanggal yang jelas.
3. RUMUS-RUMUS PERHITUNGAN
Rumus-rumus yang digunakan dalam metode pengambilan sedimen melayang ini,
sebagai
berikut.
dengan pengertian :
Q : debit di suatu penampang melintang sungai m3/det:
qi : debit pada setiap sub penampang ke i, m3/det;
qqi : debit tengah pada setiap sub penampang melintang ke i, m3/det;
Sqi : debit pada seksi ke i, m3/det;
Standardisasi
PSDA
52
Standardisasi
PSDA
53
Standardisasi
PSDA
54
PENUTUP
Standardisasi
PSDA
55
SOFT SKILLS
Standardisasi
PSDA
56
Standardisasi
PSDA
57
Standardisasi
PSDA
58
DAFTAR PUSTAKA
Standardisasi
PSDA