PDF RS PDF
PDF RS PDF
1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
sev1ana_er.@staff.uns.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan mengkaji tentang penilaian metode REBA postur tubuh
pekerja dalam pencegahan muskuloskeletal. Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional
analitik yang menggunakan deskriptif kualitatif pada total sampling pada pekerja di laundry. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar penilaian REBA yang akan disesuaikan dengan Undang-
undang no.1 tahun 1970. Hasil penelitian antara lain aktivitas petugas laundry dalam penimbangan linen kotor
dalam kategori tingkat risiko rendah dengan skor akhir REBA yaitu 3 . Sedangkan aktivitas petugas laundry
dalam pemilahan linen kotor dalam kategori tingkat risiko tinggi dengan skor akhir REBA yaitu 9. Sehingga
diperlukan tindakan segera. Kesimpulan penelitian antara lain tingkat risiko tinggi pada tahapan aktivitas petugas
laundry dalam pemilahan linen kotor disebabkan oleh postur kerja/sikap kerja yang mengalami pemuntiran
badan, pembungkukan dan banyak mengalami fleksi. Saran yang diberikan adalah upaya rumah sakit melakukan
pengendalian rekayasa teknik, rekayasa manajemen, pemberian prosedur kerja dan pengadaan promosi K3.
Abstract
This research objective is to determine and assess the valuation of REBA method in posture of workers
in preventing disorders of the musculoskeletal. This study conducted using observational analytical research
using qualitative descriptive analytic on a total sampling on workers in the laundry. Data were collected using a
questionnaire and assessment form REBA be adjusted by Law no.1 1970. For the results, activities of weighing
dirty laundry worker in the clothes in the category of low-risk level with a final score REBA is 3. While the
activity of sorting dirty laundry clothes officers in the risk level high category with a final score REBA is 9, than
required immediate action. For research conclusion, a high level of risk at this stage of the activity in the laundry
attendant sorting soiled clothes caused by work postures of work attitude experiencing body twisting, bending
and with the flexion. Advice given is the hospital attempts to control engineering, engineering management,
administration procedures and procurement occupational health and safety promotion.
39
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
250 juta kecelakaan dan sisanya adalah Hasil studi pendahuluan di Rumah
kematian karena penyakit akibat hubungan Sakit X ditemukan 6 orang masuk dalam
pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 kriteria gangguan/keluhan MSDs akibat
juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru proses kerja maka penulis tertarik untuk
setiap tahunnya. Selain penyakit akibat melakukan penelitian mengenai risiko postur
hubungan pekerjaan yang menyebabkan kerja yang menimbulkan MSDs.
kematian, masalah kesehatan lain terutama Tujuan penelitian ini adalah
adalah ketulian, gangguan muskuloskeletal, mengetahui dan menganalisis Risiko Postur
gangguan reproduksi, penyakit jiwa dan Kerja dengan Metode REBA pada Pekerja di
sistem syaraf (Aditama, 2002). Bagian Pemilahan dan Penimbangan Linen
Dalam profil masalah kesehatan tahun Kotor di Rumah Sakit X.
2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5%
penyakit yang diderita pekerja berhubungan
dengan pekerjaannya, gangguan kesehatan Tinjauan Teoritis
yang dialami pekerja menurut studi yang Tempat Kerja
dilakukan terhadap 482 pekerja di 12 Menurut Undang-Undang Nomor
kabupaten/kota di Indonesia, umumnya 1 tahun 1970 tempat kerja adalah tiap
berupa gangguan Muskuloskeletal Disorders ruangan atau lapangan, tertutup atau
(MSDs) (16%), kardiovaskuler (8%), terbuka, bergerak atau tetap, dimana
gangguan syaraf (6%), gangguan pernafasan tenaga kerja bekerja, atau yang sering
(3%) dan gangguan THT (1.5%) (Depkes RI, dimasuki tenaga kerja untuk keperluan
2005). suatu usaha dan dimana terdapat sumber
Gangguan kesehatan termasuk atau sumber-sumber bahaya sebagaimana
gangguan MSDs diantaranya low back diperinci pada pasal 2: Termasuk tempat
injuries merupakan kasus terbesar yang kerja ialah semua ruangan, lapangan,
tercatat untuk klaim kompensasi cedera, halaman dan sekelilingnya merupakan
disamping cedera tertusuk, terpotong dan bagian-bagian atau yang berhubungan
laceration. Low back injuries termasuk dengan tempat kerja tersebut.
dalam kasus kronis dan akut yang terjadi di
antara pekerja rumah sakit yaitu terjadi pada
Alat Pelindung Diri (APD)
sebagian besar pekerja wanita (Aditama,
2002).
40
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
41
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
42
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
menjelaskan bahwa terdapat beberapa masingmasing. Untuk itu kita harus dapat
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya secara selektif memilih dan menggunakan
keluhan sistem muskuloskeletal yaitu : metode secara tepat sesuai dengan tujuan
Peregangan Otot yang Berlebihan, observasi yang akan dilakukan, salah
aktivitas berulang dan sikap kerja tidak satunya adalam metode Rapid Entire Body
alamiah. Assessment (REBA).
Selain faktor-faktor terjadinya Metode REBA diperkenalkan oleh
keluhan sistem muskuloskeletal tersebut Sue Hignett dan Lynn Mc Atamney dan
diatas, beberapa ahli menjelaskan bahwa diterbitkan dalam jurnal Applied
faktor individu seperti umur, jenis Ergonomics tahun 2000. Metode ini
kelamin, kebiasaan merokok, aktivitas merupakan hasil kerja kolaboratif oleh tim
fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh ergonomis, fisioterapi, ahli okupasi dan
juga dapat menjadi penyebab terjadinya para perawat yang mengidentifikasi
keluhan otot skeletal, seperti : umur, jenis sekitar 600 posisi di industri
kelamin, kebiasaan merokok, kesegaran manufakturing.
jasmani, kekuatan fisik dan ukuran tubuh Menurut Tarwaka (2010) metode
(antropometri). REBA merupakan suatu alat analisis
Metode Penilaian Keluhan Sistem postural yang sangat sensitif terhadap
Muskuloskeletal, beberapa cara yang telah pekerjaan yang melibatkan perubahan
diperkenalkan dalam melakukan evaluasi mendadak dalam posisi, biasanya sebagai
ergonomi untuk mengetahui hubungan akibat dari penanganan kontainer yang
antara tekanan fisik dengan risiko keluhan tidak stabil atau tidak terduga. Penerapan
otot skeletal. Pengukuran terhadap metode ini ditujukan untuk mencegah
tekanan fisik ini cukup sulit karena terjadinya risiko cedera yang berkaitan
melibatkan berbagai faktor subjektif dengan posisi, terutama pada otot-otot
seperti; kinerja, motivasi, harapan dan skeletal. Oleh karena itu, metode ini dapat
toleransi kelelahan (Waters & Anderson, berguna untuk melakukan pencegahan
1996). Alat ukur ergonomik yang dapat risiko dan dapat digunakan sebagai
digunakan cukup banyak dan bervariasi. peringatan bahwa terjadi kondisi kerja
Namun demikian, dari berbagai alat ukur yang tidak tepat ditempat kerja
dan berbagai metode yang ada tentunya Penilaian menggunakan metode
mempunyai kelebihan dan keterbatasan REBA yang telah dilakukan oleh Dr. Sue
43
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
Hignett dan Dr. Lynn Mc Atamney nilai aktivitas pekerja. Dari nilai REBA
melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: tersebut dapat diketahui level risiko pada
Tahap 1 pengambilan data postur pekerja muskuloskeletal dan tindakan yang perlu
dengan menggunakan bantuan video atau dilakukan untuk mengurangi risiko serta
foto. Untuk mendapatkan gambaran sikap perbaikan kerja.
(postur) pekerja dan leher, punggung, Nilai REBA diperoleh dengan
lengan, pergelangan tangan hingga kaki melihat nilai dari kategori A dan B pada
secara terperinci dilakukan dengan tabel C untuk memperoleh nilai C yang
merekam atau memotret postur tubuh kemudian dijumlahkan dengan
pekerja. Tahap 2 penentuan sudut-sudut nilai/skoring jenis aktivitas otot, dapat
dari bagian tubuh pekerja. Setelah dilihat pada tabel.1 berikut :
didapatkan hasil rekaman dan foto postur
tubuh dari pekerja dilakukan perhitungan
besar sudut dari masing-masing segmen
tubuh yang meliputi punggung (batang
tubuh), leher, kaki (Grup A), lengan atas,
lengan bawah dan pergelangan tangan
(Grup B). Tahap 3 penentuan berat
benda yang diangkat, coupling dan
Sedangkan tingkatan risiko dari
aktifitas pekerja. Tahap 4 perhitungan
pekerjaan diperoleh dari tabel Standar
nilai REBA untuk postur yang
Kinerja Berdasarkan Skor Akhir dapat dilihat
bersangkutan Setelah didapatkan skor dari
pada tabel.2 berikut :
tabel A kemudian dijumlahkan dengan
skor untuk berat beban yang diangkat
sehingga didapatkan nilai bagian A.
Sementara skor dari tabel B dijumlahkan
dengan skor dari tabel coupling sehingga
didapatkan nilai bagian B. dari nilai
bagian A dan bagian B dapat digunakan
untuk mencari nilai bagian C dari tabel C Dibawah ini akan disajian ringkasan
yang ada. Nilai REBA didapatkan dari alur proses penilaian dengan Metode REBA:
hasil penjumlahan nilai bagian C dengan
44
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
46
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
Pembahasan
47
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
Selain postur kerja terdapat faktor Risiko tersebut disebabkan oleh karena posisi
yang dapat menyebabkan risiko keluhan punggung yang membungkuk dan memuntir
muskuloskeletal yaitu peregangan otot yang secara lateral, posisi leher pekerja memuntir
berlebihan seperti aktivitas mengangkat, secara lateral, lengan atas pekerja mengalami
memindahkan dan mendorong linen kotor, fleksi serta posisi lengan diangkat menjauh
sikap kerja tidak alamiah seperti pergerakan dari badan dikarenakan posisi linen kotor
tangan terangkat, punggung terlalu berada jauh dari badan, sehingga pekerja
membungkuk dan kepala terangkat. Risiko harus menjangkaunya serta posisi lengan
terjadinya keluhan otot misalnya aktivitas bawah dan pergelangan tangan pekerja
angkat-angkut dalam pemilahan dan mengalami fleksi dikarenakan pergelangan
penimbangan linen kotor. tangan menekuk saat pemilahan.
Berdasarkan informasi berupa Analisis postur kerja pada Aktivitas
wawancara yang didapat dari tenaga kerja Penimbangan Linen Kotor. Pada tahapan ini
bagian pemilahan dan penimbangan, termasuk dalam kategori tingkat risiko
ketidakserasian antara alat-alat kerja dengan “Rendah” dengan skor REBA akhir sebesar 3
tenaga kerja dapat menyebabkan risiko dan tingkat aksi 1 yang berarti mungkin
gangguan sistem muskuloskeletal seperti diperlukan tindakan. Tahapan ini mungkin
nyeri pingang, tangan dan kaki. Sehinga tidak terlalu berisiko karena pekerja dalam
tenaga kerja dalam bekerja cepat merasa melakukan penimbangan linen posisi badan
kelelahan. Dalam hal ini maka belum sesuai pekerja mengalami fleksi pada dengan sudut
dengan Undang-Undang Nomor 1 tahun sebesar sudut sebesar 30o terhadap posisi
1970 tentang Keselamatan Kerja BAB III normal punggung. Posisi leher
pada pasal 3 ayat (1) poin m “memperoleh pekerjamengalami fleksi dan Untuk Postur
keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, kaki tertopang dengan baik dilantai. Untuk
lingkungan, cara dan proses kerjanya”. posisi lengan atas, lengan bawah dan
pergelangan tangan pekerja mengalami
Analisis postur kerja pada aktivitas pemilihan fleksi. Penambahan skor 1 pada pergelangan
linen kotor tangan dan lengan atas karena posisi lengan
Tahapan ini termasuk dalam kategori atas diangkat menjauh dari badan. Sedangkan
tingkat risiko “Tinggi” dengan skor REBA untuk pergelangan tangan dikarenakan
akhir 9 dan tingkat aksi 3 yang berarti pergelangan tangan menekuk saat
memerlukan tindakan perbaikan segera. penimbangan.
48
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
Daftar Referensi
49
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
50
Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health (Vol. 1, No. 1, Oktober 2016)
http://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH No. ISSN online : 2541-5727
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/jihoh.v1i1.604 No. ISSN cetak : 2527-4686
NIOSH. 1990. “Worker Health Chartbook Suma’mur, P.K. 1982. Ergonomi Untuk
“Fatal Injury”. Cincinati: Produktivitas Kerja. Yayasan
NIOSHPublication Dissemination. Swabhana Karya. Jakarta.
NUR, W. 2009. “Rapid Entire Body Suma’mur, P.K,1995. Keselamatan Kerja
Assessment. dan Pencegahan Kecelakaan Kerja.
http://.blogspot.com/2009/05/rapid- Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
entire-body-assessment-reba.html (10 Suma’mur. 2014. Higiene Prusahaan dan
Maret 2015)
Kesehatan Kerja. Jakarta : Sagung
Oborne, David j. 1995. Ergonomic at Work. Seto
Human Factor in Design Susan Stock et.al. 2005. Work-related
andDevelopment. 3rd edition. John Musculoskeletal Disorders, Guide
Wiley an Sons ltd : Chicester. and Tools for Modified Work.
OHSAS 18001: 2007 tentang Standart OHS National Library of Quebec :
International Montreal.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tarwaka. 2010. Dasar–Dasar Pengetahuan
Transmigrasi RI No PER. Ergonomi dan Aplikasi Di Tempat
13/MEN.X/2011 tentang Nilai Kerja. Surakarta : Harapan Press
Ambang Batas Faktor Fisika Dan Tarwaka, Solichul Hadi A. Bakri dan Lilik
Faktor Kimia Di Tempat Kerja. Sudiajeng, 2004. Ergonomi untuk
Peter, Vi. 2000. Musculoskeletal Disorders, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
{citid 2013 june 12}. Available Produktivitas. Uniba Press. Surakarta.
from:http://www.csao.org/uploadfiles Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
/magazine/vol.11no3/musculo.html. tentang Keselamatan Kerja
Pheasant, Stephen. 1991. Ergonomics, Work Waters, T.S and Putz-Anderson, V. 1996.
and Health. Maryland: Aspen Manual Material Handling, Edited by
Publishers, Insc: Maryland, Bharattacharya, A & McGlothlin,
Gaithersburg. J.D., 1996. Occupational Theory
Plog, Barbara A., Fundamental of Industrial andApplications. Marcel Dekker Inc.
Hygiene 5th Edition., USA : New York.329-350.
NationalSafety Council. 2002.
REBA Employee Assessment
Worksheethttp://personal.health.usf.e
du/tbernard/HollowHills/REBA.pdf
(10 Maret 2015)
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode
Penelitian Pendidikan Bandung :
RemajaRosda Karya
51