Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :

ANGESTI DYAH TRIYANI


S16006 / S16A

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017 / 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN JIWA DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Masalah Utama
Defisit perawatan diri

B. Proses Terjadinya masalah


1. Definisi
Defisit perawatan diri adalah gangguan dari salah satu kemampuan
dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan
kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Damaiyanti, 2008).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah,
2013).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah,
2012).
Defisit perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa adalah
defisit perawatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri menurun
(Keliat, 2009)
2. Tanda dan Gejala
a. Data subjektif
Menyatakan malas mandi, tidak tahu cara makan yang baik, tidak tahu
cara dandan dan tidak tahu cara eliminasi
b. Data objektif
1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi
2) Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3) Sosial
1. Interaksi kurang
2. Kegiatan kurang
3. Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4. Cara makan tidak teratur
5. BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi
tidak mampu mandiri
3. Penyebab Terjadinya Masalah
Penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan fisik, penurunan
kesadaran ataupun gangguan jiwa.
a. Faktor Prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.

4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.

4. Akibat Terjadinya Masalah


Dampak yang timbul dengan keadaan defisit perawatan diri adalah
klien dikucilkan didalam keluarga atau masyarakat, adanya gangguan
interaksi sosial, adanya gangguan fisik seperti gangguan integritas kulit,
gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, serta
gangguan fisik kuku.

C. Pohon Masalah

Menurunnya motivasi perawatan diri

Defisit perawatan diri

Isolasi sosial

D. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Data Subyektif
Klien mengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau
menggosok gigi, tak mau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa
menggunakan alat mandi atau kebersihan diri.

2. Data Obyektif
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor,
gigi kotor, mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa menggunakan alat
mandi.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Defisit perawatan diri

F. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa 1: isolasi sosial
Tujuan Umum: klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tujuan Khusus: klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara:
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri dengan cara
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda serta
penyebab yang muncul
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
persaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dengan cara:
a. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri, dll)
b. Kaji pengetahuan klien tentang keuntungan bila berhubungan dengan
orang lain
c. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan persaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
d. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang
lain
e. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
persaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
f. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
g. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
h. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
i. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
persaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial dengan cara:
a. Kaji kemmpuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap: klien-perawat, klien-perawat-perawat lain, klien-perawat-
perawat lain-klien lain, klien-keluarga atau kelompok masyarakat
c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang dicapai
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat hubungan
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu
f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan persaannya setelah berhubungan dengan
orang lain dengan cara:
a. Dorong klien mengungkapkan persaannya bila berhubungan dengan
orang lain
b. Diskusikan dengan klien tentang persaan manfaat berhubungan
dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
persaan manfaat berhubungan dengan orang lain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga:
1) Salam, perkenalkan diri
2) Jelaskan tujuan
3) Buat kontrak
4) Eksplorasi persaan klien
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang:
1) Perilaku menarik diri
2) Penyebab perilaku menarik diri
3) Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
4) Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
5) Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan pada klien
untuk berkomunikasi dengan orang lain
6) Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk
klien minimal 1 minggu sekali
7) Beri reinforcement positif atas hal-hal yang sudah dicapai anggota
keluarga
Diagnosa 2: penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Tujuan Umum: klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri.

Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Beri salam setiap berinteraksi
b. Perkenalkan nama, nama penggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien
f. Buat kontrak yang jelas
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati
h. Penuhi kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengenal pentingnya kebersihan diri
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-tanda bersih
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien
terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri
e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti
kebersihan diri
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi,
menggosok gigi, keramas, menyisir rambut menggunting kuku bila
panjang
3. Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
a. Motivasi klien untuk mandi
b. Beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara
kebrsihan diri yang benar
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju tiap hari
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas
perawatan kebersihan diri seperti mandi dan kebersihan kamar mandi
f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan
diri seperti pasta gigi, sabun, shampoo, sisir, handuk, sandal, dll
4. Klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara mandiri
a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur
b. Ingatkan klien untuk mencuci rambut, menyisir, menggosok gigi,
mengganti baju dan memakai sandal
5. Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri
Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri
6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurangnya minat klien
menjaga kebersihan diri
b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakan yang telah dilakukan
klien selama di rumah sakit dalam menjaga kebersihan dan kemajuan
yang telah dialami klien di rumah sakit
c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap
kemajuan yang telah dialami di rumah sakit
d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri klien
e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri
f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri
g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya
mengingatkan waktu mandi, sikat gigi, keramas, ganti baju, dll
Diagnosa 3: defisit perawatan diri
Tujuan Umum: klien tidak mengalami defisit perawatan diri
Tujuan Khusus:
1. Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2. Klien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3. Klien mampu melakukan makan dengan baik
4. Klien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Intervensi:
1. Melatih klien cara perawatan kebersihan diri
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Melatih klien berdandan dan berhias
a. Untuk pria meliputi: berpakaian, menyisir rambut, bercukur
b. Untuk wanita meliputi: berpakaian, menyisir rambut, berhias
3. Melatih klien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4. Mengajarkan klien cara BAB/BAK secara mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK.
STARTEGI PELAKSANAAN 1
Pertemuan 1

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien terlihat rambut kotor
b. Klien suka BAB/BAK tidak pada tempatnya
c. Gigi pasien kotor
d. Kulit berdaki dan berbau
e. Kuku panjang dan kotor
2. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan SP1
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. SP 1 Pasien
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara perawatan diri, cara-
cara merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan
kebersihan diri
Tindakan Keperawatan
a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan
1) Melatihkan pentingnya menjaga kebersihan diri
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri”
b. Melatih pasien berdandan/berhias
1) Berpakean
2) Menyisir rambut
3) Bercukur
4) Berpakean
5) Menyisir rambut
6) berhias
c. Melatih makan secara mandiri
1) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
2) Menjelaskan cara makan yang tertib
3) Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah digunakan.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase orientasi
“selamat pagi, perkenalkan nama saya X senang dipanggil X”
“nama bapak siapa? Senang dipanggil siapa?”
“saya yang praktik 2 minggu ini. Saya akan merawat bapak selama
dirumah sakit ini”
“dari tadi saya melihat bapak menggaru-garukkan badan, gatal ya?”
Bagaimana kalo kita berbicara tentang kebersihan diri?”
“berapa lama kita berbicara? 20 menit ya? Mau dimana? Disini saja
ya?”
2. Fase kerja
“berepa kali bapak cukuran dal satu minggu? Kapan? Apa gunanya
cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan? Iya sebaiknya cukuran 2x
perminggu da nada alat cukurnya? Nanti bisa minta keperawat ya”
“berapa kali bapak makan sehari?”
“apa pula yang dilakukan setelah makan? betul kita harus sikat gigi
setelah makan”
“dimana biasanya bapak berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”
“iya kita kencing dan berak harus di WC. Nah itu WC diruang ini, lalu
jangan lupa pakei air dan sabun”
“menurut bapak kalo mandi itu harus bagaimana? Sebelum mamdi apa
yang harus kita persiapkan? Benar sekali bapak harus menyiapkan
pakean ganti, sikat gigi, shampoo dan sabun”
“bagaimana kalo kita kekamar mandi? Suster akan membimbing bapak
melakukannya. Sekarang kita kekamar madi, siram seluruh tubuh bapak
termasuk rambut serta gunakan shampoo gosok pada kepala bapak gosok
sampai berbusa kemudian bilas sampai bersih. Bagus sekali… selanjutnya
ambil sabun gosokkan diseluruh tubuh secara merata lalu bilas. Jangan
lupa gosok gigi dengan odol, giginya disikat mulai dari depan sampai
belakang. Bagus lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram seluruh
tubuh bapak sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Bagus sekali
bapak dapat melakukannya. Selanjutnya bapak pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”
3. Fase terminasi
“bagaimana perasaan bapak setelah madi dan mengganti pakean? Coba
bapak sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah
bapak lakukan tadi?”
“sekarang coba bapak ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”
“bagus sekali sekarang kita masukkan dalam jadwal harian. Dan beri
tanda kalo sudah dilakukan”
“baik besok kita latihan berdandan Ok?””pagi-pagi sehabis makan”
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,B. A;& Akemat (2009). Model Praktik Keperawatan Profesioanal Jiwa.


Jakarta : EGC
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta :EGC
Yosep, Iyus. 2008. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
Stuart G W. (2011). Buku Saku Keperawataan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Townsend Marry C. (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Perawatan
Psikiatri Edisi 3. Jakarta: EGC
Nurjanah. (2007). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:
Momedia

Anda mungkin juga menyukai