id
Skripsi
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
ABSTRAK
PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia (PT. GMF AA) merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan perawatan dan perbaikan
pesawat terbang. PT. GMF AA mengelompokkan suku cadang menjadi 3 jenis,
yaitu rotable, repairable, dan consumable. PT. GMF AA mempunyai
permasalahan kekurangan dan kelebihan persediaan suku cadang pada jenis
consumable. Bila kondisi persediaan seperti ini terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan meningkatnya total biaya persediaan. Oleh karena itu, penelitian
ini membahas mengenai perbaikan pengendalian persediaan suku cadang jenis
consumable.
Tahap penelitian ini diawali dengan pengelompokan suku cadang
menggunakan metode ABC. Kemudian dilakukan penentuan tingkat persediaan
yang meliputi ukuran lot pemesanan optimal (Q) dan titik pemesanan ulang (ROP)
dengan menggunakan model Continuous Review. Tahap akhir dari penelitian ini
adalah melakukan perbandingan total biaya pesediaan antara model Continuous
Review dengan model kebijakan perusahaan. Adapun penentuan total biaya
persediaan yang sesuai dengan model kebijakan perusahaan dilakukan dengan
Simulasi Montecarlo.
Penelitian ini menghasilkan ukuran lot pemesanan (Q) dan titik pemesanan
ulang (ROP) yang optimal, sehingga dapat meminimalkan total biaya persediaan.
Hasil perbandingan total biaya pesediaan antara model Continuous Review dengan
model kebijakan perusahaan mengindikasikan adanya penghematan total biaya
pesediaan yang cukup signifikan sebesar 65 %.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
LEMBAR VALIDASI............................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH........................ iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH............................... v
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
ABSTRAK............................................................................................................. viii
ABSTRACT........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xiv
DAFTAR PERSAMAAN.................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ I - 1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................... I - 5
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................I - 5
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................... I - 5
1.5 Batasan Masalah............................................................................. I - 6
1.6 Asumsi Penelitian............................................................................ I - 6
1.7 Sistematika Penulisan...................................................................... I - 6
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu
latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
batasan masalah dan asumsi, serta sistematika pembahasan.
I-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
cadang. Suku cadang yang dimiliki oleh perusahaan terbagi menjadi tiga jenis,
yakni rotable, repairable, dan consumable. Rotable material merupakan material
yang dapat dirotasikan antar pesawat, dapat diperbaiki, dan harganya relatif paling
mahal dibandingkan dengan material lain. Repairable material yaitu material
yang memiliki sifat hampir sama dengan rotable material namun harganya masih
lebih murah dari rotable material. Kemudian consumable material merupakan
material yang habis pakai atau sekali pakai. Jumlah jenis suku cadang untuk
masing-masing kelas dapat mencapai lebih dari 700 jenis item. Oleh sebab itu
untuk mengelola sedemikian banyak suku cadang, pihak perusahaan harus
mempunyai manajemen persediaan suku cadang yang baik agar tidak
mengganggu proses perawatan, perbaikan, maupun pemeriksaan rutin yang
dilakukan pada pesawat.
Dari ketiga jenis suku cadang yang dimiliki oleh PT. Garuda Maintenance
Facility Aero Asia tersebut, yang menjadi objek amatan dalam penelitian ini yaitu
consumable material. Suku cadang consumable merupakan suku cadang yang
bersifat habis pakai sehingga memerlukan stock untuk memenuhi permintaan
pihak maintenance, sedangkan pada suku cadang jenis rotable dan repairable
merupakan stock yang dapat diperbaiki atau dipakai ulang. Hal ini menyebabkan
suku cadang jenis rotable dan repairable memerlukan stock yang lebih sedikit
dibandingkan dengan suku cadang consumable. Selain itu, suku cadang
consumable memiliki frekuensi permintaan yang tinggi, sehingga ketika terjadi
kekurangan stock maka customer harus menunggu karena memiliki lead time
yang lama untuk pengadaan suku cadang. Permasalahan stock out dan over stock
juga terjadi pada suku cadang consumable selama pengamatan di PT. Garuda
Maintenance Facility pada 1 Maret 2011 hingga 30 Maret 2011.
Kekurangan stock (stock out) yang terjadi pada suku cadang consumable,
merupakan suatu kondisi dimana stock suku cadang yang ada di gudang saat itu
tidak dapat memenuhi permintaan dari pihak maintenance ketika melakukan
overhaul pada pesawat base maintenance. Beberapa contoh kasus dari part
number yang mengalami hal tersebut yaitu part number 337-541-9205 memiliki
jumlah permintaan sebanyak 40 unit sedangkan jumlah persediaan di gudang
commit
hanya 9 unit, part number 3101768-1 to user jumlah permintaan sebanyak 121
memiliki
I-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
unit sedangkan jumlah persediaan di gudang hanya 5 unit, kemudian pada part
number BACB30FQ6A8 memiliki jumlah permintaan sebanyak 285 unit
sedangkan jumlah persediaan di gudang hanya 19 unit. Hal tersebut dapat
menggambarkan bahwa kondisi persediaan yang ada di gudang tidak dapat
memenuhi suku cadang sesuai permintaan yang dibutuhkan. Konsekuensinya,
pihak perusahaan penerbangan mengalami kerugian karena ada pesawatnya yang
tidak dapat beroperasi. Sementara pihak Garuda Maintenance Facility akan
mengalami kerugian berupa membengkaknya biaya total persediaan dan
berkurangnya tingkat kepercayaan dimata customer karena dinilai memiliki
tingkat pelayanan yang rendah terhadap customer.
Selain terjadinya stock out tersebut, pada suku cadang consumable juga
sering terjadi over stock. Over stock merupakan suatu kondisi dimana stock suku
cadang yang ada di gudang saat itu mengalami kelebihan persediaan. Berikut ini
merupakan contoh beberapa part number yang mengalami hal tersebut yaitu part
number NAS1919M05S03AU pada bulan tersebut tidak memiliki permintaan,
namun jumlah persediaan yang ada di gudang saat itu sebanyak 60 unit, part
number NAS1169C8L pada bulan tersebut tidak memiliki permintaan, namun
jumlah persediaan yang ada di gudang saat itu sebanyak 148 unit, kemudian pada
part number HL720PN5-6 pada bulan tersebut juga tidak memiliki permintaan,
namun jumlah persediaan yang ada di gudang saat itu sebanyak 25 unit. Dari
uraian contoh kasus tersebut dapat terlihat bahwa kondisi stock yang ada di
gudang pada saat itu memiliki suku cadang yang terlampau berlebih dibandingkan
dengan jumlah permintaan yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh kesalahan
dari pihak manajemen persediaan suku cadang dimana tidak memperhatikan
kebutuhan suku cadang yang akibatnya sering melakukan pembelian suku cadang
terlampau banyak sehingga jumlah persediaan suku cadang di gudang melebihi
jumlah permintaan.
PT. Garuda Maintenance Facility merupakan suatu perusahaan yang
memiliki ratusan jenis dan jumlah suku cadang. Dalam menghadapi permasalahan
pengelolaan sistem peresediaan yang memiliki banyak jenis dan jumlah suku
cadang ini perlu dilakukan pemilahan, sebab sebagaimana diketahui tidak semua
commit todan
barang mempunyai tingkat kepentingan user
penggunaan yang sama (Bahagia,
I-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan mencakup profil perusahaan dan dasar teori
yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian tugas akhir ini. Tinjauan pustaka
yang dilakukan pada penelitian tugas akhir ini meliputi, pengklasifikasian suku
cadang kombinasi ABC dan model persediaan suku cadang dengan menggunakan
metode continuous review.
II-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BOARD OF MANAGEMENT
COORPORATE
SECRETARY
PRESIDENT & CEO
QUALITY ASSURANCE
AND SAFETY
COORPORATE PALNNING
AND DEVELOPMENT
Team Title
II-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2.2 Bisnis Proses Unit TMP PT. GMF Aero Asia
Sumber: PT.GMF AA, 2011
commit to user
II-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.2 PERSEDIAAN
2.2.1 Definisi Persediaan
Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan dan akan digunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,
untuk dijual kembali, serta untuk suku cadang dan suatu peralatan atau mesin
(Herjanto, 1999). Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang
dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang.
Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Penyebab
timbulnya persediaan sebagai berikut:
1) Mekanisme pemenuhan atas permintaan. Permintaan terhadap suatu barang
tidak dapat terpenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia
sebelumnya. Untuk menyiapkan barang tersebut, diperlukan waktu untuk
pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan merupakan hal yang
sulit dihindarkan.
2) Keinginan untuk meredam ketidakpastian. Ketidakpastian terjadi akibat
permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun
kedatangan, waktu pembuatan yang tidak cenderung konstan antara satu
produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang (lead time) yang
cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan.
Ketidakpastian ini dapat diredam dengan mengadakan persediaan.
3) Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan
besar dari kenaikan harga di masa mendatang.
Sedangkan menurut Pujawan (2005), jumlah uang yang tertanam dalam
bentuk persediaan biasanya sangat besar sehingga persediaan merupakan aset
terpenting dalam supply chain. Banyak perusahaan yang memiliki nilai persediaan
melebihi 25% dari nilai keseluruhan aset yang dimiliki. Pujawan (2005)
mengklasifikasikan persediaan menjadi 3 kelompok antara lain:
1) Berdasarkan bentuknya, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi bahan
baku (raw material), barang setengah jadi (work in progress), dan produk
jadi. Klasifikasi ini hanya berlaku pada konteks perusahaan manufaktur.
2) Berdasarkan fungsinya, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi:
commit to user
a) Pipeline/Transit persediaan
II-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Persediaan ini muncul karena lead time pengiriman dari satu tempat
ke tempat lain. Persediaan ini akan banyak kalau jarak dan waktu
pengiriman panjang. Persediaan jenis ini bisa dikurangi dengan
mempercepat pengiriman misalnya mengubah alat transportasi atau dengan
mencari pemasok yang lokasinya lebih dekat (tentunya dengan
mempertimbangkan konsekuensi lain seperti ongkos kirim, harga, dan
kualitas).
b) Cycle Stock
Persediaan ini punya siklus tertentu. Pada saat pengiriman jumlahnya
banyak, kemudian sedikit demi sedikit berkurang akibat dipakai atau dijual
sampai akhirnya habis atau hampir habis kemudian mulai dengan siklus
baru lagi.
c) Persediaan pengaman (Safety Stock)
Fungsinya adalah sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian
permintaan maupun pasokan. Perusahaan biasanya menyimpan lebih banyak
dari kebutuhan yang diperkirakan selama satu periode tertentu agar
kebutuhan lebih terpenuhi tanpa harus menunggu besar kecilnya persediaan
pengamatan terkait dengan biaya persediaan dan service level.
d) Anticipation Stock
Persediaan yang dibutuhkan untuk mengantisipasi kenaikan
permintaan akibat sifat musiman dari permintaan terhadap suatu produk.
Pada hakekatnya mengantisipasi permintaan yang tidak pasti, namun
perusahaan bisa memprediksi adanya kenaikan dalam jumlah yang
significant (bukan sekedar pola acak).
3) Persediaan juga bisa diklasifikasikan berdasarkan sifat ketergantungan
kebutuhan antara satu item dengan item lainnya, antara lain:
a) Dependent demand item
Item-item yang kebutuhannya tergantung pada kebutuhan item lain.
Yang termasuk dalam item ini biasanya adalah komponen atau bahan baku
yang akan digunakan untuk membuat produk jadi. Ketergantungan
permintaan ini biasanya diwujudkan dalam bentuk Bill of Material (BOM).
b) Independent demand itemcommit to user
II-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan (carrying cost, holding cost) adalah biaya yang
dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Yang
termasuk biaya ini antara lain biaya sewa gudang, biaya administrasi
pergudangan, gaji pegawai gudang, biaya listrik, biaya modal yang tertanam
dalam persediaan, biaya asuransi, ataupun biaya kerusakan, kehilangan atau
penyusutan barang selama dalam penyimpanan. Biaya modal merupakan
komponen biaya penyimpanan terbesar, baik itu berupa biaya bunga kalau
modalnya berasal dari pinjaman maupun biaya oportunitas apabila
modalnya milik sendiri. Biaya penyimpanan dapat dinyatakan dalam dua
bentuk, yaitu sebagai presentase dari nilai rata-rata persediaan per-tahun dan
dalam bentuk rupiah per-tahun per-unit barang.
3. Biaya kekurangan persediaan
Biaya kekurangan persediaan (shortage cost, stock out cost) adalah biaya
yang timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan.
Biaya kekurangan persediaan ini pada dasarnya bukan biaya nyata (riil),
melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan. Termasuk dalam biaya ini,
antara lain semua biaya kesempatan yang timbul karena terhentinya proses
produksi sebagai akibat tidak adanya bahan yang diproses, biaya
administrasi tambahan, biaya tertundanya penerimaan keuntungan, bahkan
biaya kehilangan pelanggan.
II-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Consumable Material
Merupakan material yang habis pakai seperti baterai, pipa, dan lain-lain.
II-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D
TCB1 = A …………………………………..…………………………..(2.1)
q
Keterangan:
TCB1 = Total biaya pemesanan (rupiah)
D = Permintaan / Demand (unit)
q = Lot pemesanan (unit)
A = Biaya pemesanan (rupiah/order)
Besarnya biaya penyimpanan produk merupakan perkalian antara rata-rata
persediaan ditambah dengan safety stock, dengan biaya penyimpanan selama
commit to user
waktu tertentu (hb). Safety stock dapat dirumuskan sebagai perkalian antar faktor
II-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pengaman (k) dengan standar deviasi selama periode pengiriman. Sehingga biaya
penyimpanan dapat dirumuskan (Tersine, 1994):
q
TCB2 = hb + kσ√L………………………..………………………….….(2.2)
2
Keterangan:
TCB2 = Total biaya penyimpanan (rupiah)
hb = Biaya penyimpanan (rupiah/unit/periode)
k = Safety factor
q = Lot pemesanan (unit)
俘 = Standar deviasi permintaan (unit)
L = Lead time (per tahun)
Besarnya biaya backorder dapat dicari dengan mengalikan biaya per unit
backorder (雸) dengan ekspetasi jumlah backorder selama kurun waktu tertentu.
Misalkan variabel random kontinyu x berdistribusi normal dengan rata-rata dan
standar deviasi 俘 > 0, maka probability density function dari variabel tersebut
dapat dirumuskan (Chopra & Meindl, 2001) :
2
1 x-μ
f(x) = exp = - ........................................................................(2.3)
σ√2π 2 σ2
Keterangan:
ES = Ekspetasi terjadinya shortage
SS = Safety Stock
X = Permintaan selama lead time (unit)
q = Lot pemesanan (unit)
L = Lead time (per tahun)
D = Permintaan / Demand (unit)
commit to user
II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
-z2 -z2
1 1
ES = -SS ss e 2 d z+σ√L ss z e 2 dz …………….…………(2.5)
σ√L √2π √2π
z= z=
σ√L
z2
Dengan mensubstitusikan w = pada persamaan 2.6, maka akan diperoleh:
2
1
ES = -SS 1-Fs SS +σ√L ss e-w dz
σ√L
w= 2 √2π
2( σ√L)
SS
ES = -SS 1-Fs SS +σ√L fs ( )
σ√L
σ√L
ES = σ√L{fs k - k 1-Fs k }
Keterangan:
TCB3 = Total biaya backorder (rupiah)
D = Permintaan / Demand (unit)
q = Lot pemesanan (unit)
雸 = Biaya backorder (rupiah/unit)
俘 = Standar deviasi permintaan (unit)
L = Lead time (per tahun)
k = Safety factor
commit to user
II-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2D(A+πσ√L ψ(k)
= ………………………………………………….…..(2.10)
hb
Keterangan:
q = Lot pemesanan (unit)
D = Permintaan / Demand (unit)
A = Biaya pemesanan (rupiah/order)
雸 = Biaya backorder (rupiah/unit)
俘 = Standar deviasi permintaan (unit)
L = Lead time (periode)
hb = Biaya penyimpanan (rupiah/unit/periode)
k = Safety factor
Berdasarkan Chopra & Meindl (2001) didapatkan bahwa:
ψ k = {fs (k) – k[1 - Fs (k)]} ; fs berdistribusi normal, x mean = 0, 俘= 1
fs (k) = NORMDIST(k,x,俘,0)
b. Variabel Keputusan k
Variabel keputusan k dapat dicari dengan melakukan turunan parsial pertama
persamaan 2.11 terhadap k sama dengan nol (Silver & Peterson, 1998). Sehingga
!(fs k -k 1-Fs k )
didapatkan bahwa Fs k -1, dan nilai k optimal akan diperoleh
!k
II-14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
!TCtotal(q,k)
=0
!k
πDσ√L(Fs k -1)
! Lhb + =0
q
qhb
Fs k = 1 - ………………………………………………………....(2.11)
πD
k = Fs -1 k NORMSINV(k)
II-15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pembatasan Masalah
commit to user
III-1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Analisis Hasil
Selesai
commit to user
III-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Studi Lapangan
Studi lapangan bertujuan agar mendapatkan gambaran nyata terhadap
masalah yang ada di PT. GMF Aero Asia, sehingga terdapat kesesuaian antara
teori dan kenyataan di lapangan. Observasi awal dalam penelitian ini yaitu
melakukan pengamatan langsung terhadap manajemen persediaan suku cadang.
Pengamatan tersebut dilakukan untuk mengetahui permasalahan tentang
manajemen persediaan suku cadang. Permasalahan yang muncul adalah karena
kurang terealisasinya manajemen persediaan suku cadang yang baik karena sering
terjadinya kekurangan dan kelebihan stock suku cadang.
Selain pengamatan secara langsung, dalam studi lapangan ini juga
dilakukan wawancara dengan pihak planner maupun pihak gudang. Dari
wawancara tersebut didapat informasi tentang masalah yang sering timbul dalam
manajemen persediaan suku cadang. Dimana suku cadang yang diminta oleh
pihak manajemen saat perbaikan pesawat tidak tersedia di gudang. Atau
sebaliknya, beberapa suku cadang tersedia secara berlebih dalam gudang, hal ini
dikarenakan tidak melakukan pengecekan persediaan suku cadang sesering
mungkin.
2. Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan pada penelitian yaitu kegiatan mempelajari
teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan di lapangan yang akan
diselesaikan dalam tugas akhir ini, diantaranya teori mengenai production
planning and persediaan control dan supply chain management dalam bentuk
buku maupun jurnal. Teori-teori tersebut berfungsi sebagai pedoman secara
commit to user
teoritis dalam menyelesaikan permasalahan dalam tugas akhir ini.
III-3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Latar Belakang
Manajemen persediaan suatu perusahaan sangat berpengaruh terhadap
besarnya ongkos persediaan, diantaranya meliputi ongkos pembelian, ongkos
pemesanan, ongkos simpan, serta ongkos kekurangan, sehingga apabila terjadi
kesalahan dalam mengelola persediaan dapat menyebabkan kerugian pada
perusahaan. Persediaan yang terlalu banyak akan menimbulkan biaya modal (cost
of capital) yang besar pada ongkos penyimpanan, karena jika terjadi penumpukan
barang di gudang maka terjadi penumpukan modal. Namun, jika terjadi
kekurangan persediaan maka akan menimbulkan kerugian (opportunity cost)
karena proses produksi menjadi terhenti dan kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan menjadi hilang, akibat dari keadaan ini adalah beralihnya konsumen
ke perusahaan lain, hal ini merupakan kerugian yang tak ternilai. Kedua kondisi
tersebut masih dialami oleh PT. GMF Aero Asia, oleh karena itu diperlukan
manajemen persediaan yang tepat untuk mengkondisikan perusahaan tersebut agar
memiliki tingkat pelayanan terbaik dengan ongkos yang serendah mungkin.
4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan
permasalahan yang akan diteliti. Perumusan masalah dilakukan dengan
menetapkan sasaran-sasaran yang akan dibahas untuk kemudian dicari solusi
pemecahan masalahnya. Perumusan masalah juga dilakukan agar dapat fokus
dalam membahas permasalahan yang dihadapi. Perumusan masalah pada
penelitian ini disusun berdasarkan permasalahan yang ada di perusahaan, yaitu
masalah manajemen persediaan suku cadang.
5. Tujuan Penelitian
Penetapan tujuan dilakukan untuk menegaskan apa saja yang ingin dicapai
dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah melakukan
perbaikan terhadap manajemen persediaan suku cadang sehingga mampu
meminimalkan biaya total persediaan suku cadang.
commit to user
III-4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang dibahas tidak menyimpang dari pokok permasalahan
dan tujuan yang telah ditetapkan maka dilakukan pembatasan masalah. Pada
bagian ini akan dijelaskan hal-hal apa yang melatarbelakangi penetapan batasan
masalah dalam penelitian ini.
Perusahaan memiliki tiga jenis suku cadang, rotable material, repairable
material, dan consumable material. Dalam penelitian ini, suku cadang yang
diteliti adalah suku cadang consumable. Hal ini dikarenakan pada suku cadang
jenis consumable sering terjadi beberapa permasalahan pada kondisi persediaan
seperti terjadinya stock out dan over stock. Selain terjadinya permasalahan
tersebut, suku cadang consumable merupakan material yang harus dihitung mulai
dari proses kebutuhan, penggunaan, pengadaan, hingga pemenuhannya karena
material consumable ini mutlak harus dipenuhi apabila ada suatu aktivitas
perawatan, maka suku cadang consumable memerlukan stock yang lebih dipantau
di gudang dibandingkan dengan suku cadang rotable dan repairable yang
harganya sangat mahal, sehingga perusahaan tidak akan mengisi stock sampai
suku cadang tersebut memang tidak bisa lagi diperbaiki atau digunakan kembali.
Data suku cadang yang diambil adalah 60 jenis suku cadang consumable
yang paling tinggi frekuensi permintaannya mulai tahun 2001 hingga tahun 2010.
Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan pada tahun 2011 dan pada proses
penyelesaian penelitian ini memerlukan data permintaan beberapa tahun yang lalu.
Harga suku cadang yang dipakai adalah harga suku cadang pada tahun 2010,
karena harga pada tahun tersebut paling mendekati dengan harga suku cadang
pada tahun 2011.
III-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III-6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
X1 - x 2 + X2 - x 2 +...+ Xn - x 2
σ=艰 ………….……………..(3.2)
n-1
Dimana:
σ = standar deviasi (unit)
Xn = data jumlah permintaan ke-n (unit)
x = rata-rata dari data jumlah permintaan (unit)
3. Holding Cost
Holding cost adalah biaya yang digunakan untuk merawat persediaan suku
cadang. Dalam menentukan holding cost terdapat dua komponen yang diperlukan
yaitu interest rate dan biaya operasional gudang. Data yang dibutuhkan untuk
menentukan interest rate yaitu bunga pinjam bank dan harga suku cadang per
unit. Kemudian Data yang dibutuhkan untuk menentukan biaya operasional
gudang yaitu data gaji pegawai selama setahun dan rata-rata jumlah persediaan
suku cadang digudang persediaan. Berikut adalah uraian perhitungan holding cost
:
hb = I + B…………………………………………………….…..….(3.3)
Dimana,
hb = holding cost (Rp/unit/periode)
I = interest rate (Rp/unit/tahun)
B = biaya operasional gudang (Rp/unit/tahun)
Keterangan :
I = bunga pinjam bank × harga suku cadang per unit………………...(3.4)
gaji pegawai selama satu tahun
B= ………………………(3.5)
rata-rata jumlah persediaan suku cadang
commit to user
III-7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Ordering Cost
Ordering cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh suku cadang dari pemasok. Data yang diperlukan untuk menentukan
ordering cost yaitu data biaya internet selama satu bulan, jumlah seluruh order
dalam satu tahun, serta proporsi penggunaan internet. Berikut adalah uraian
perhitungan ordering cost :
f × bt
A= …………………………………………………………..(3.6)
j
Dimana,
A = Ordering cost (Rp/order)
f = Proporsi penggunaan internet untuk pemesanan suku cadang (%)
bt = Biaya internet selama satu bulan (Rp)
j = Jumlah seluruh order dalam satu tahun (order)
5. Shortage Cost
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan karena terjadi kekurangan
persediaan. Shortage cost terdiri dari biaya transportasi akibat kekurangan suku
cadang. Shortage cost ditetapkan oleh perusahaan untuk masing-masing suku
cadang yaitu 20% dari harga suku cadang.
III-8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III-9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
III-10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
persediaan rata-rata suku cadang selama satu tahun, jumlah order, dan banyaknya
shortage. Alasan mengapa memilih menggunakan model probabilistik (simulasi
montecarlo) daripada model deterministik (EOQ) yaitu karena data pada
perusahaan tidak mencukupi beberapa parameter yang digunakan dalam model
deterministik. Data yang tidak dimiliki oleh perusahaan diantaranya yaitu data
jumlah backorder dan jumlah frekuensi pemesanan. Disamping itu untuk
melakukan perbandingan metode satu dengan yang lainnya harus memiliki kriteria
atau bobot pebanding yang seimbang, maka digunakan metode simulasi
montecarlo untuk dibandingkan dengan metode continuous review. Langkah-
langkah dalam Simulasi Montecarlo :
1. Menentukan parameter yang diamati dalam sistem, untuk hal ini adalah
permintaan suku cadang.
2. Membuat distribusi frekuensi permintaan.
3. Membuat distribusi probabilitas kumulatif.
4. Mengkaitkan nilai parameter dengan bilangan random.
5. Melakukan simulasi
Beberapa data yang dibutuhkan pada proses simulasi adalah data banyaknya
lot pemesanan perusahaan (Q) setiap suku cadang, data titik pemesanan kembali
perusahaan (ROP) setiap suku cadang, data lead time, serta data komponen biaya
berupa holding cost, ordering cost, dan shortage cost. Ada beberapa tahap dalam
melakukan simulasi yaitu :
a. Penentuan jumlah permintaan suku cadang
Jumlah permintaan suku cadang ditentukan berdasarkan hasil dari
pengkaitan nilai parameter dengan bilangan random.
b. Penentuan jumlah lot pemesanan
Jumlah lot pemesanan ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah pemesanan
pada kebijakan perusahaan.
c. Penentuan jumlah posisi persediaan
Posisi persediaan adalah jumlah persediaan yang ada di gudang. Untuk
jumlah posisi persediaan dihitung dengan persamaan :
Posisi persediaan n = Posisi persediaan (n-1) + lot pemesanan (n) – Permintaan
commit
(n) – shortage to user
(n-1)……………………….……….(3.9)
III-11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada tahap ini dilakukan perbandingan total biaya persediaan suku cadang
yang dihasilkan dari perhitungan metode continuous review dan metode simulasi
montecarlo. Hal ini bertujuan untuk memvalidasi metode continuous review.
Melalui perbandingan hasil kedua metode tersebut, dapat diketahui apakah
metode continuous review mampu menghasilkan total biaya persediaan yang lebih
kecil dibandingkan metode simulasi montecarlo.
Pada tahap ini dilakukan beberapa analisis hasil terhadap hasil dari
pengolahan data yang dilakukan. commit to user
III-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Kesimpulan
Setelah dilakukan tahap analisis hasil maka dapat ditarik kesimpulan
sesuai dengan tujuan penelitian mengenai manajemen persediaan suku cadang.
b. Saran
Saran merupakan usulan dari peneliti yang mungkin dapat ditindaklanjuti
oleh, pembaca ataupun peneliti sesudahnya.
commit to user
III-13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan mengenai hasil dari pembahasan
perbaikan sistem pengendalian persediaan spare part serta perbandingan model
persediaan usulan dengan model kebijakan perusahaan. Sedangkan saran yang
berisi mengenai hal-hal yang harus dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya.
6.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian mengenai
persediaan suku cadang di PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia yang
sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Model continuous review yang telah digunakan dapat menghasilkan ukuran
lot pemesanan (Q) yang optimal dan selalu tetap setiap kali pemesanan
dilakukan untuk spare part kelas A. Ukuran lot pemesanan (Q) yang
optimal bervariasi mulai dari 1 unit hingga 37 unit.
2. Model continuous review yang telah digunakan dapat menghasilkan titik
pemesanan ulang (ROP), dimana dapat mengetahui saat yang tepat
melakukan pemesanan untuk spare part kelas A. Titik pemesanan ulang
(ROP) bervariasi mulai dari 2 unit hingga 144 unit.
3. Hasil perbandingan total biaya persediaan pada model usulan memiliki
persentase penghematan total biaya persediaan sebesar 65 % dari total biaya
persediaan perusahaan.
6.2. SARAN
Saran untuk penelitian selanjutnya berdasarkan penelitian ini adalah :
1. Pada sistem klasifikasi ABC dalam pengelompokan spare part, sebaiknya
juga memperhatikan pengelompokan spare part dari aspek tingkat severity
dan tingkat criticality yang merupakan faktor penting selain faktor harga.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menganalisis pemilihan metode
terbaik dari beberapa metode pengendalian persediaan berdasarkan
klasifikasi spare part.
commit to user
VI - 1