Anda di halaman 1dari 4

Obstetri William hal.

698

Plasenta Previa

Plasenta previa terletak menutupi atau sangat dekat dengan os interna. Diketahui terdapat 4 derajat
kelainan :

1. Plasenta previa totalis : os interna serviks seluruhnya tertutupi oleh plasenta.


2. Plasenta previa parsialis : sebagian os interna tertutup oleh plasenta
3. Plasenta previa marginalis : tepi plasenta terletak di batas os interna
4. Plasenta letak rendah : plasenta tertanam di segmen bawah uterus sedemikian rupa
sehingga tepi plasenta sebenarnya tidak mencapai os interna tetapi sangat dekat dengannya

Keadaan lain yang disebut vasa previa adalah keadaan dengan pembuluh-pembuluh janin berjalan
melewati selaput ketuban dan terdapat di os interna.

Derajat plasenta previa sebagian besar akan bergantung pada pembukaan serviks saat di periksa.
Sebagai contoh, plasenta letak rendah pada pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta previa parsial pada
pembukaan 8cm karena serviks yang berdilatasi akan memajankan plasenta. Sebaliknya, plasenta previa
yang tampak total sebelum pembukaan serviks dapat menjadi parsial pada pembukaan 4 cm karena
serviks berdilatasi di luar tepi plasenta. Pada plasenta previa totalis dan parsialis, terlepasnya plasenta
secara spontan sampai tahap tertentu merupakan konsenkuensi yang tidak terhindarkan dari
pembentukan segmen bawah uterus dan pembukaan serviks. Pelepasan ini menyebabkan perdarahan
akibat robeknya pembuluh darah.

Hal. 699

Etiologi.

1. Usia ibu yang lanjut meningkatkan risiko plasenta previa. Insidennya adalah 1 dari 1500 untuk
wanita berusia 19 tahun atau kurang dan 1 dari 100 untuk wanita berusia lebih dari 35 tahun.
2. Multiparitas. Dalam sebuah studi terhadap 314 wanita paara 5 atau lebih, babinszki dkk. (1999)
melaporkan bahwa insiden plasenta previa adalah 2,2% dan meningkat drastic dibandingkan
dengan insiden pada wanita dengan para yang lebih rendah. Pada lebih dari 169.000 wanita di
Parkland Hospital, insidennya untuk wanita para 3 atau lebih adalah 1 dari 175.
3. Riwayat Seksio sesarea
4. Merokok. Williams dkk (1991b) mendapatkan risiko relative untuk plasenta previa meningkat
dua kali lipat akibat merokok. Hipoksemia akibat karbon monoksida menyebabkan hipertrof
plasenta kompensatorik. Temuan-temuan ini dikonfrmasi oleh handler dkk (1994). Mungkin
terdapat katian anatar gangguan vaskularisasi desidua yang mungkin disebabkan oleh
peradangan atau atrof dengan terjadinya plasenta previa.

Hal 700

Gambaran klinis
Hal yang paling khas dari plasenta previa adalah perdarahan tanpa rasa nyeri dan biasanya belum
muncul sampai menjelang akhir trimester kedua atau setelahnya. Perdarahan dari plasenta previa
seering muncul tanpa penglihatan, terjadi tanpa nyeri pada wanita yang riwyat pranatalnya normal.
Perdarahan pada awalanya jarang sedemikian deras sehingga jarang menyebabkan kematian.
Perdarahan ini biasanya berhenti spontan, namun kemudian kambuh. Pada sebagian kasus, terutama
pada mereka yang plasentanya tertanam dekat tetapi tidak menutupi os serviks, perdarahan mungkin
belum terjadi sampai persalinan dimulai; perdarahan ini dapat bervariasi dari ringan sampai berat dan
secara klinis dapat menyerupai solusio plasenta.

Penyebab perdarahan perdarahan perlu ditekankn kembali. Apabila plasenta terletak diatas os interna,
pembentukan segmen bawah uterus dan pembentukan os interna akan menyebabkan robeknya plasenta
pada tempat melekatnya. Perdarahan diperparah oleh ketidakmampuan serat myometrium di segmen
bawah uterus berkontraksi untuk menjepit pembuluh-pembuluh yang robek.

Perdarahan dari tempat implantasi plasenta di segmen bawah uterus dapat berlanjut setelah plasenta di
lahirkan karena segmen bawah uterus lebih rentan mengalami gangguan kontraksi daripada laserasi
serviks dan segmen bawah uterus yang rapuh, terutama setelah pengeluaran plasenta yang agak melekat
secara manual.

Hal. 702

Penatalaksanaan

1. Mereka yang janinnya preterm tetapi belum ada indikasi untuk pelahiran
2. Mereka yang janinnya sudah cukup matur
3. Mereka yang sudah in partu
4. Mereka yang perdarahannya sedemikian parah sehingga janin harus dilahirkan walaupun masih
imatur.

Penattalaksanaan pada janin premature tetapi tanpa perdarahan aktif aadalah pengawasan ketat.
Paada sebagian kasus mungkin perlu dilakukan rawat inap berkepanjangan, namun, wanita yang
bersangkutan biasana dipulangkan setelah perdarahan berhenti dan janin dinilai sehat. Wanita
tersebut dan keluarganya harus benar benar memahami masalah plasenta previa dan keluarganya
harus siap sedia mengantarkannya ke rumah sakit.

BUKU PANDUAN PRAKTIS PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL

HAL. M-19

Gejala dan tanda utama

- Perdarahan tanpa rasa nyeri, usia gestasi >22minggu


- Darah segar atau kehitaman dengan bekuan
- Perdarahan dapat terjadi setlah miksi atau defekasi, aktivitas fsik, kontraksi Braxton Hicks atau
Koitus
Faktor Predisposisi

- Grande multi Para

Penyulit Lain

- Syok
- Perdarahan setelah koitus
- Tidak ada kontraksi uterus
- Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul
- Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin

M-20

Tidak dianjurkn ntuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum sebelum tersedia
persiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan innspekulo secara hati-hati, dapat menentukan sumber
perdarahan berasal dari kanalis servisis atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan, laserasi atau
trauma). Meskipun demikian adanya kelainan diatas tidak menyingkirkan diagnosis plasenta previa.

- Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan memberikan infus cairan I.V. (NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat)
- Lakukan penilaian jumlah perdarahan
o Jika perdarhan banyak dan berlangsung terus, persipkan seksio saesarea tanpa
memperhitungkan usia kehamilan/prematuritas
o Jika perdarahan sedikit dan berhenti dan fetus hidup tetapi premature, pertimbangkan
terapi ekspetatif sampai persalinan atau terjadi perdarahan banyak.

M-21

Terapi ekspetatif

Tujuan supaya janin terlahir premature dan upaya diagnosis dilakukan secara non-invasif.

- Syarat terapi ekspetatif :


o Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
o Belum ada tanda inpartu
o Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hemoglobin dalam batas normal)
o Janin masih hidup
- Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika proflaksisi
- Pemeriksaaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan, profl biofosok, letak,
dan presentasi janin.
- Perbaiki anemia dengan pemberian sulfas ferosus atau ferosus furamat peroral 60mg selama 1
bulan
- Pastikan tersedianya sarana untuk melakukan transfusi
- Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat
dirawat jalan (kecualai rumah pasien di luar kota atau diperlukan waktu >2 jam untuk mencapai
rumah sakit) dengn pesan segera kembali ke rumah sakit jika terjadi perdarahan.
- Jika perdarahan berulang petimbangan manfaat dan risiko ibu dan janin untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut dibandingkan terminasi kahamilan.

M-22

Terapi Aktif

- Rencanakan terminasi kehamilan jika:


o Janin matur
o Janin mati atau menderita anomaly atau keadaan yang mengurangi kelangsungan
hidupnya (misalnya anensefali)
o Pada perdarahan aktif dan abnyak, segera dilakukan terapi aktif tanpa memandang
maturitas janin
- Jika terdapat palsenta letak rendah dan perdarahan yang terjadi sangat sedikit, persalinan
pervaginam masih mungking. Jika tidak, lahirkan dengan seksio sesarea.
- Jika persalinan dengan seksio saesarea dan terjadi peddarahan dari tempat plasenta:
o Jahit tempat perdarahan dengan benang
o Pasang infus oksitosin 10 unit in 500ml cairan I.V. (NaCl atau Ringer Laktat) dengan
kecepatan 60 tetes per menit:
- Jika perdarahan terjadi pascapersalinan, segera lakukan penangann yang sesuai. Hal tersebut
meliputi ligase arteri atau histerektomi.

Anda mungkin juga menyukai