PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kegiatan dasar yang dilakukan dilaboratorium yaitu pembuatan larutan dan
pengenceran. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan di dalam
laboratorium. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan
Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas,
normalitas, persen berat, persen volume, atau sebagainya. Untuk memperkecil konsentrasi
suatu larutan maka dilakukan pengenceran, dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu
melalui praktikum ini mahasiswa juga diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat
larutan dan pelarut, serta tingkat bahaya dari masing masing larutan.
pengenceran larutan sebab pembuatan dan pengenceran larutan merupakan hal yang paling
dasar dalam praktikum Aplikasi Teknologi Laboratorium, juga pada kenyataannya tidak
semua mahasiwa mampu serta menguasai cara untuk membuat suatu lalrutan dan cara
melakukan pengenceran yang baik. Berdasarkan hal di atas maka dilakukan praktikum
mengenai pembuatan larutan dan pengenceran agar praktikan mengerti cara membuat suatu
Sumber standar adalal1zat radioaktif terbuka alan terbungltls yang digunakan mltuk tujuan
pel1eliti,mmaupun kalibmsi alaI ukur mdiasi seperti sistem pencacal1 dengan tamar
pengion. sistempel1cacal1spektrometer gamma atau alpa. Langkal1 awal dalam
menstandarkal1 sHaIn radionuklida adalal1melalllkall penyiapan sumber standar. Dalam
tal1ap ini hat yang perlu diperhatikan adaIaI1jells peralatall clan metode yang digunakan
untuk menelltukan aktivitas mdionuklida. Snmber standar radioaktif acta yang berbentuk
padat clan cairo Sumber standar yang berbentuk padat berupa smnber titik, yang biasa
digunakan untuk mengukur aktivitas dengan sistem pencacal1 koinsidensi 4 1tp-Y clan
spektrometer gamma. Sedangkall snmber standar yang berbentuk cair digunakan untuk
mengukur aktivitas dengan sistem pencacal1 dengan tamar pengion.
Dalam menganalisa snmber standar radionuklida, hal yang perlu diperhatikan adalal1
berat, volnme, berat jells, komposisi kimia, larutan pengencemya, aktivitas clantanggal
pel1cacal1an.
A. Na2SO4
Natrium sulfat, dengan rumus kimia Na2SO4, atau sering disebut dengan salt cake,
merupakan padatan berbentuk kristal putih, yang larut dalam air dan gliserol. Natrium sulfat
tidak beracun and tidak mudah terbakar. Natrium sulfat banyak digunakan untuk memenuhi
kebutuhan industri, antara lain di industri pulp dan kertas, deterjen, pembuatan flat glass,
Selain melalui proses Hargraves, natrium sulfat juga dapat dihasilkan dengan cara
pemurnian garam natrium sulfat (pertambangan) atau sebagai produk samping dari produksi
Suatu larutan pekat adalah solute yang relative konsentrasinya tinggi, dan
larutan encer adalah yang konsentrasinya kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh
kompleks dan lain-lain.
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion
dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat
berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati
adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan
dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya
perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula
berikut
1) Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
2) Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.
N= gr ekivalen/liter larutan
3) Molalitas (m)
Molalritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilogram larutan.
m = gr/Mr
Untuk larutan antara dua zat penyusunnya. Menyatakan kandungan suatu senyawa
dalam larutan.
B. Pembuatan Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan
cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi
suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun
satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas,
berikut.
1. Bacalah detil resep larutan yang ingin dibuat. Kalau ada yang perlu dihitung, siapkan
perhitungan dulu.
2. Kumpulkan bahan kimia yang akan dipakai dan letakkan dekat dengan timbangan digital.
3. Siapkan alat lain yang dibutuhkan (misalnya kertas, sendok, sarung tangan, tisu, beaker, dll)
5. Ketika semua bahan kimia diukur, kembalikan botol-botolnya ke rak, bersihkan alat
timbangan serta tempat sekelilingnya, dan bawalah beaker yang berisi bahan kimia ke meja
kerja.
6. Tuangkan akuades yang secukupnya (kurang dari yang ditentukan pada resepnya) ke dalam
beaker dan letakkanlah stir bar dengan ukuran yang sesuai kedalamnya. Pakailah alat
C. Pengenceran
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini
terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam
sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady,
2000).
Rumus sederhana pengenceran menurut Lansida (2010), adalah sebagai berikut :
M1 x V1 = M2 x V2
Dimana :
Pada proses penyiapan cuplikarl, hat yang perlu diperhalikan adalah penyesuaiarl
aklivilas cuplikan sumber radioaktif dengan aJar ukur y,mg akan dipakai wItuk mengukur.
Dahlin hat ini berkaitan dengan kemampuan optimum alar ukur yang akan dipakai unluk
mengllkllr aktivitas. La11Jtarlindllk pada umurnnya memplIllyaiaktivitas yang masm
tinggi. Untuk membuat aktivitas yarlg lebm kecil maka perlu dilakukan pengeuceran.
Dalam pengenceran dipakai lal1ltan pengemban atau larutan "carriel' yang sesuai. Bentuk
kirnia dari larutan pengemban sarna dengan zat radioaktifnya atau larutan asam. Tujuan
dari penggunaan "carriel' adalah untuk menghindarkan perubaJIan jurnlah radioaktivitas
larutan yaitu dengan mengikat atom-atom aktif di daJam larutan.
Pada umumnya ada dua metode yang seling digunakan daJampenyiapan cuplikatl,
yaitu metode gravimetri clanmetode volumetri. Untuk penyiapan cuplikan radioaktif lebm
tepat digunakan metode gravimetri. Jika larutan induk mempunyai aktivitas terlalu tinggi,
kill harus mengencerkatl la11ltan tersebut. Cara yang kill lalllkan adaJah dengatl
menimbatlg larutan induk datI la11ltatl pengencemya. Dalam hill ini diperlukatl ketepatatl
clan ketelitian daJam penimbangan karena apabila kurang tepat, dapat menyebabkan
kesaJahan dalam menentukan aktivitas larutan induk. Formula
Berat Jarutan
Faktor Pengenceran(Fp): induk + Jarutan pengemban
Aktivitas Jarutan induk Aktivitas
= cuplikan x FP
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. E. 2000. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta.
W.B. MANN, etal., Radioactivity and Its Measurement, second edition (SI Unit),
1979