DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2
2.1. Pengertian Kompos ................................................................................................... 2
2.2. Manfaat Kompos ....................................................................................................... 2-3
2.3. Pengertian starter kompos ......................................................................................... 3
2.4. Metode Dalam Membuat Pupuk Kompos ................................................................. 3-4
2.5. Proses Pembuatan Kompos ....................................................................................... 4
2.6. Kunci Proses Pembuatan Kompos ............................................................................ 5
2.7. Perubahan yang Terjadi pada Pengomposan ............................................................. 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 6
3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 6
BAB IV DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan UU no 12 tahun 1992 pasal 20 ayat 2, yang berbunyi “pelaksanaan
perlindungan tanaman menjadi tanggug jawab masyarakat dan pemerintah”, tersirat kewajiban
seluruh lapisan masyarakat untuk ikut aktif dalam menghasilkan tanaman budidaya yang
berkualitas bagus serta aman untuk dikonsumsi. Untuk menghasilkan tanaman organik yang
berkualitas maka perlu adanya perawatan yang serius seperti pemberian pupuk kompos.
Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti menemukan sampah yang ada di mana-mana.
Setiap hari sampah selalu bertambah. Seiring waktu sampah akan semakin menumpuk, maka dari
itu kita harus bisa mengolahnya.
Ada banyak cara untuk mengolah sampah, untuk mengolah sampah organik, kita akan
buat pupuk kompos menggunakan sampah organik. Pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat
dari sampah organik. Pembuatan pupuk kompos ini tidak terlalu rumit, tidak memerlukan tempat
yang luas serta tidak menghabiskan banyak biaya. Kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan
sendiri, tidak perlu membeli.
1.3. Tujuan
Mengetahui manfaat dari pupuk kompos.
Mengetahui metode dalam membuat kompos
Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pengomposan
Mengetahui kunci proses pembuatan kompos
BAB II
PEMBAHASAN
Aspek Ekonomi :
Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
Mengurangi volume/ukuran limbah
Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah
organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses
pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap
pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah
terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan
meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan
meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba
yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu
tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-
mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik
menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan
berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut,
yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan
volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot
awal bahan.
2.6. Kunci Proses Pembuatan Kompos
1. Memperoleh Campuran Bahan Baku Yang Benar
kombinasi campuran bakan baku yg memiliki C / N rasio = 10 s/d 12. Dari hasil penelitian,
telah diketahui bahwa terdapat 2 (dua) parameter penting dalam menentukan pemilihan bahan
baku, yaitu:
1.Faktor kelembaban Bahan Baku
Kelembaban atau kandungan air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup mikro-
organisme. Sebagian besar mikroorganisme tidak dapat hidup apabila kekurangan air. Apabila
kelembaban dibawah 40%, proses dekomposisi bahan organik akan melambat. Apabila
kelembaban dibawah 30 persen, proses dekomposisi praktis akan terhenti. Akan tetapi, apabila
kelembaban > 60 persen, maka yang terjadi adalah keadaan anaerob (tanpa oksigen), yang akan
menyebabkan timbulnya aroma tidak sedap (masam).
2. Faktor C / N ratio bahan baku
Seandainya jumlah Nitrogen terlalu sedikit, maka populasi bakteri tidak akan optimal dan proses
dekomposisi kompos akan melambat.Kebalikannya, seandainya jumlah N terlalu banyak, akan
mengakibatkan pertumbuhan mikroba sangat cepat dan ini akan menyebabkan masalah pada
aroma kompos, sebagai akibat dari keadaan anaerobik.
2.7. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Pengomposan
Hidrat arang (selulosa, hemiselulosa dll) diurai mejadi CO2 & H2O atau CH4 & H2
Zat putih telur diurai melalui amida-amida, asam2 amino, menjadi amoniak (NH3), CO2 dan
H2O
Sebagian unsur hara ada yg diikat oleh jasad renik & sebagian lagi dlm keadan bebas (tdk
terikat) yg dpt tersedia bagi tanaman. Namun unsur hara yg terikat jasad renik ini kemudian akan
kembali tersedia bagi tanaman ketika jasad renik tsb mati.
Ternyata unsur-unsur hara dari senyawa organik akan terbebas menjadi senyawa an-organik
sehingga tersedia di dalam tanah bagi keperluan tanaman.
Lemak dan lilin diurai menjadi CO2 dan air.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat kami ambil kesimpulan:
Pembuatan kompos dapat mengurangai sampah, sekaligus menguntungkan bagi kita. Kompos
memiliki manfaat dari berbagai aspek, yaitu : aspek ekonomi, aspek lingkungan, & aspek
tanah/tanaman.
Kompos adalah pupuk organik sebagai hasil dari proses biologi oleh aktivitas mikroorganisme
decomposer ( bakteri dan cacing) dalam menguraikan atau dekomposisi bahan organik menjadi
humus.
Dalam mempercepat proses membuat kompos maka diperlukan starter atau dekomposer.
Kunci proses pembuatan kompos yang baik tergantung pada Faktor C / N ratio bahan baku dan
Faktor kelembaban Bahan Baku
Didalam proses pengomposan terjadi banyak perbuhan perubahan yang terjadi. Contohnya
adalah Lemak dan lilin diurai menjadi CO2 dan air.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
kasiono.files.wordpress.com/2010/01/kuliah-3-kompos.ppt
http://Kompos - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
http://pupuk kompos makalah pupuk kompos.htm
http://edukasi sidesi makalah pembuatan pupuk kompos skala rumah tangga.htm
http://Karya Ilmiah Biologi - Karya Ilmiah _ isomwebs.net.htm