Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Laboratorium termasuk tempat kerja yang berpotensi menyebabkan kecelakaan seperti kebakaran,
ledakan, keracunan dan iritasi karena di dalam laboratorium berisi berbagai alat dan bahan kimia
yang sangat potensial menimbulkan bahaya tersebut. Hampir semua kecelakaan tersebut
mempunyai penyebab, apabila penyebab dapat diketahui atau diperkirakan, maka kecelakaan dapat
dicegah atau dikurangi.
Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat
mengurangi dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Berdasarkan pengertian tentang GLP dan parameternya, hal yang perlu dilakukandalam hal ini adalah
perlu adanya pengelolaaan baik antar kepala laborat dengan jurusan danuniversitas agar peralatan,
fasilitas dan hal-hal yang belum memenuhi syarat inspeksi danassesment dalam GLP dapat terpenuhi
sehingga praktikan dapat melaksanakan praktikumdengan baik dan benar, dan dengan data yang
diperoleh sesuai dan memuaskan sehingga ilmuyang diperoleh berguna dan dapat diterapkan
dengan baik. Adanya kerjasama yang baik antar pengelola dan pengguna lab diharapkan dapat
meningkatkan keselamatan, sistem jaminanmutu yang baik. Praktikan seharusnya mengetahui
metode dan proseedur yang akandilaksanakan sebelum memasuki dan melaksanakan praktikum agar
praktikum dapat berjalandengan lancar. Perlu adanya kesadaran dari masing-masing individu dalam
penggunaan labdengan memakai peralatan penunjang seperti masker, jas lab, sarung tanggan, dan
penutupkepala, melakukan prosedur dengan cara aseptis, mengguakan peralatan dengan
steril,melaksanakan praktikum sesuai prosedur, tidak makan dan minum pada saat jam
praktikum,dan tidak melaksanakan aktifitas lain selain aktifitas dalam praktikum.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja
dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh dan dapat
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Sifat dari para
pekerja laboratorium yang suka meremehkan bahaya, lalai, bekerja dengan tergesa-gesa, malas
memakai alat pelindung diri atau tidak dapat memprediksi akan adanya bahaya merupakan
penyebab utama kecelakaan kerja.
Maka keamanan laboratorium bakteriologi merupakan hal yang sangat penting, sebagai upaya
keselamatan dalam melaksanakan pemeriksaan/praktikum di laboratorium ini, dengan tujuan
melindungi pekerja/praktikan dan orang sekitarnya dari resiko terkena gangguan kesehatan yang
ditimbulkan laboratorium. Laboratorium bakteriologi adalah laboratorium yang kegiatannya
berhubungan dengan mikroorganisme, khususnya mikroorganisme penyebab infeksi. Oleh sebab itu
dalam laporan ini akan di jelaskan tentang kondisi Laboratorium Bakteriologi dan Mikrobiologi yang
aman dan memiliki standar laboratorium yang baik.

Rumusan Masalah
Apakah laboratorium bakteriologi dan mikrobiologi telah memnuhi standar?
Bagaimana keadaan laboratorium bakteriologi dan mikrobiologi yang memenuhi standar?
Bagaimana laboratorium bakteriologi yang ada di kampus Analis Kesehatan?
Apa saja hal-hal yang dapat menunjang keamanan dan keselamatan di dalam laboratorium
bakteriologi yang ada di kampus Analis Kesehatan?
Upaya apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi laboratorium bakteriologi yang belum
memenuhi standar?

Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kondisi Laboratorium Bakteriologi dan Mikrobiologi yang aman dan memenuhi
standar.
2. Mengetahui apa saja sarana dan prasarana yang menunjang untuk laboratorium yang baik.
BAB II

1.Tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau
permukiman, tujuannyauntuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya.

2.Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lain,tujuannya untukmenghindari


sesuatu yang tidak diinginkan misalnya ledakan atau kebakaran.

3.Bangunan laboratorium tidak berdekatan dengan sumber air, tujuanya


agar bahan sisa praktikum yang membahayakan tidak mencemari sumber air tersebut.

4.Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau, tujuannya untuk memudahkan


dalam pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya seandainya terjadi kebakaran,supaya
mobil pemadam kebakaran dapat menjangkau lokasi tersebut.

5.Ruang laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari:Ruang utama adalah ruang
tempat para siswa dan mahasiswa melakukan praktikum,misalnya: ruang praktikum.

6.Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan
digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum untuk
praktikan maupun guru. Ruang penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan
(termasuk bahan-bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannyatidak setiap saat (jarang).

7.Ruangan spesimen dan ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia danruangan staf,
yang tujuannya untuk keamanan berbagai peralatan laboratorium dankenyamanan para pengguna
laboratorium
Hasil Pengamatan dari Laboratorium di Kampus Analis Kesehatan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM BAKTERIOLOGI DAN PARASITOLOGI
No Nama Ada Tidak Ada
.
1. Ada jarak antara meja kerja, lemari, alat
2. Alat komunikasi darurat
3. Alat pemadam
4. Denah ruang Lab
5. Sumber air
6. Kotak P3K
7. Lemari asam
8. Pemancur air
9. Ruang ganti pakaian
10. Prosedur limbah
11. Permukaan meja tidak tembus air dan tahan asam
12. Sistem informasi darurat
13. Nomor telepon ambulance
14. Jalur evakuasi
15. Tempat sampah kertas
16. Jendela laboratorium bisa dibuka
17. Pelatihan khusus
18. Septik tank berada di belakang laboratorium
19. Washtafel
PEMBAHASAN
Laboratorium sebagai tempat melakukan pengujian terhadap berbagai sampel baik yang bersifat
berbahaya ataupun tidak, terdiri atas berbagai instrumen. Dalam pengoperasian berbagai macam
instrumen tersebut, harus diperlakuakan sebagaimana mestinya sehingga menghasilkan hasi
pengujian yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu,diperlukan suatu wadah
yangmengelola seluruh kegiatan di laboratorium yang pada saat ini biasa disebutdengan GLP (Good
Laboratory Practices).Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan
laboratorium. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah
angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada
lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi
laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya
misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan
laboratorium. Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan.
Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-
ruang pelengkap. Ruangutama adalah ruangan tempat para mahasiswa melakukan praktikum. Ruang
pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan
digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau
percobaan baik untuk mahasiswa maupun dosen dan asistennya. Ruang penyimpanan atau gudang
terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-
alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut,mungkin juga
sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen,ruangan khusus untuk
penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini didasarkan atas pertimbangan
keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium.
Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula
penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam. Ukuran
ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang
penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau
bahan. Demikian juga ruang persiapan,harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan
penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan. Tempat pembuangan limbah cair dan padat
harus dipisahkan agarmemudahkan dalam proses pembuangan dan pebersihan agar tidak terjadi
pencampuran dari kedua jenis limbah. Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain:
1.Tidak terletak pada arah angin yang menuju bangunan lain atau
permukiman, tujuannyauntuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya.

2.Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lain, tujuannya untukmenghindari
sesuatu yang tidak diinginkan misalnya ledakan atau kebakaran.

3.Bangunan laboratorium tidak berdekatan dengan sumber air, tujuanya agar bahan sisa praktikum
yang membahayakan tidak mencemari sumber air tersebut.

4.Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau, tujuannya untuk memudahkan


dalam pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya seandainya terjadi kebakaran,supaya
mobil pemadam kebakaran dapat menjangkau lokasi tersebut.

5.Ruang laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari:Ruang utama adalah ruang
tempat para siswa dan
mahasiswa melakukan praktikum,misalnya: ruang praktikum.

6.Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan
digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum untuk
praktikan maupun guru. Ruang penyimpanan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan
(termasuk bahan-bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannyatidak setiap saat (jarang).

7.Ruangan spesimen dan ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia danruangan staf,
yang tujuannya untuk keamanan berbagai peralatan laboratorium dankenyamanan para pengguna
laboratorium.

Berdasarkan desain ruang dan tata letak laboratorium yang baik, hasil pengamatan dari laboratorium
Bakteriologi yang berada di jurusan Analis kesehatan belum memenuhi standar tata letak yang baik.
Hal itu disebabkan karna pada ruang preparasi dan ruang praktikan melakukan praktikum tidak
terpisah dan meja praktikan tidak dipisahkan dengan adanya dinding pemisah karena seharusnya
praktikum bakteriologi harus dilaksanakan secara aseptis dan steril sehingga meja tempat preparasi
dan praktikum seharusnya dilengkapi dengan dinding pembatas. Pemisahan secara jelas antara ruang
personil, ruang preparasi, ruang uji, ruang instrumen, dan ruang-ruang lain yang menurut fungsinya
harus disesuaikan sesuai ketentuan-ketentuan yang lazim untuk mencegah adanya cross
contamination atau kontaminasi silang. Pada laboratorium Bakteriologi, pemisahan antar ruang-
ruang tersebut belum sesuai karena ruang-ruang tersebut masih dalam keadaan satu ruang dengan
ruang lainnya dan tidak dilengkapi dinding pemisah antar ruang. Peralatan-peralatan yang sesuai
dengan standarisasi peralatan sterilisasi dan peralatan penunjang yang seharsnya terdapat pada
laboratorium bakteriologi , dalam laboratorium Bakteriologi Analis Kesehatan peralatan-
peralatan tersebut sudah memenuhi persyaratan yaitu dengan adanya peralatan sterilisasi seperti
autoclave, desinfektan dan oven.Ruang penyimpanan media dan bahan-bahan kimia sudah disimpan
dalam tempat yang terpisah dari penyimapanan peralatan, dan penyimpanannya jauh dari jangkauan
sinar matahari langsung. Tempat pembuangan limbah cair dan padat juga belum disesuaikan karena
saluran pembuangan hanya satu dan bercampur dengan tempat pencucian peralatan habis pakai.
Ventilasi yang terdapat dalam lab ini berupa jendela yang terdapat diseluruh sisi kanan dan kiri ujung
bangunan, dan dilengkapi dengan beberapa kipas angin dan ac.

PENANGANAN LIMBAH

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik,
yang lebih dikenal dengan sampah, yang kehadirannya pada suatu saatdan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Ditinjau secara kimiawi, limbah ini
terdiri dari bahan kimia senyawa organik dananorganik. dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu,
kehadirannya berdampak negatifterhadap lingkungan.
Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Limbah ini memiliki
sifat khas yang berbeda dengan limbah yang berasal dari kegiatan industri karenabiasanya memiliki
keragaman jenis limbah yang sangat tinggi walaupun dari setiap macambahan yang dibuang tersebut
jumlahnya tidak banyak. Artinya limbah laboratorium kimiameskipun volumenya masih relatif kecil
dibandingkan dengan limbah industri, namunjustru mengandung jenis B3 yang sangat bervariasi
dengan konsentrasi yang relatif tinggi.Oleh karena itu, limbah ini harus dikelola secara benar agar
tidak menimbulkanpencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan masyarakat. Limbah
laboratorium dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu:
1. Bahan baku yang sudah kadaluwarsa,
2. Bahan habis pakai, misalnya medium perbenihan yang tidak terpakai,
3. Produk proses di dalam laboratorium, misalnya sisa spesimen,
4. Produk upaya penanganan limbah, misalnya jarum suntik sekali pakai setelah di autoklaf
Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi:
1) Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang
sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan
lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Limbah beracun dibagi menjadi:
Limbah mudah meledak
Limbah mudah terbakar.
Limbah reaktif
Limbah beracun
Limbah yang menyebabkan infeksi
Limbah yang bersifat korosif
2) Limbah infeksius
Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit
menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik,
ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular. Limbah Bakteriologis/Infeksius, dengan cara:
1) Metode Desinfeksi: penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-
bahan kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidakaktif.
2) Metode Pengenceran (Dilution): mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasiyang
cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahankontaminasi
terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang terjadi dapatmenimbulkan
pendangkalan terhadap badan-badan air seperti selokan, sungai dansebagainya sehingga dapat
menimbulkan banjir.
3) Metode Ditanam (Landfill): menimbun limbah dalam tanah.
4) Metode Insinerasi (Pembakaran): memusnahkan limbah dengan cara memasukkan kedalam
insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan keatmosfir sebagai CO2
dan H2O

3) Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radionucleida.
4) Limbah umum
Berdasarkan bentuk limbah yang dihasilkan, dibedakan menjadi:
1) Limbah padat
Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya berupa endapan atau kertas saring terpakai,
sehingga masih dapat diatasi. Limbah padat dibedakan menjadi:
v Limbah padat infeksius
v Limbah padat non infeksius
2) Limbah gas
Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang
langsung di udara, contohnya limbah yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan
etilen oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa).
3) Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP No.82 Thn 2001).
Umumnya laboratorium berlokasi di sekitar kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang
meresap ke dalam air tanah dapat membahayakan lingkungan sekitar. Limbah cair terbagi atas:
Limbah cair infeksius
Limbah cair domestic
Limbah cair kimia
Berdasarkan atas dasar asalnya, dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
r Limbah organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan
industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami.
r Limbah anorganik
Limbah anorganik berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat
diperbaharui.

C. Cara Pengelolaan Limbah Laboratorium


Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan limbah terhadap kuman
yang menimbulkan penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam limbah tersebut. Penanganan
limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu :
Limbah berbahaya dan beracun, dengan cara :
Netralisasi
Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor, CaO atau
Ca(OH)2Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti H2SO4 atau HCI.
b. Pengendapan/sedimentasi, koagulasi dan flokulasi
Kontaminan logam berat dalam ciaran diendapkan dengan tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaO karena dapat
mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.
c. Reduksi-Oksidasi
Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi (redoks) sehingga
terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.
d. Penukaran ion
Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun dapat diserap oleh
resin anion.
2. Limbah infeksius
Ada beberapa metode penanganan limbah cair/padat yang bersifat infeksius, yaitu
a. Metode Desinfeksi
Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan bahan-bahan kimia yang dapat
mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak aktif.
Metode Pengenceran (Dilution)
dengan cara mengencerkan air limbah sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian
baru dibuang ke badan-badan air. Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap badan-badan air
masih tetap ada, pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan-
badan air seperti selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.
c. Metode Proses Biologis
dengan menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri tersebut akan menimbulkan
dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam limbah.
d. Metode Ditanam (Landfill)
Yaitu penanganan limbah dengan menimbunnya dalam tanah.
e. Metode Insinerasi (Pembakaran)
Pemusnah limbah dengan cara memasukkan ke dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia
karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir sebagai CO2 dan H2O. Bahan-bahan seperti mineral, logam
dan bahan organik lainnya (kuman penyakit, jaringan tubuh, hewan, darah, bahan kimia, kertas,
plastik) yang tidak terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat aslinya
(tergantung dari jenis limbah).

3. Limbah umum
Limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong plastik diikat kuat dan
dibakar di insinerator
UPAYA PENANGANAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH

Pembuangan Limbah
Secara umum, metoda pembuangan limbah laboratorium terbagi atas empat metoda.
1. Pembuangan langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan
untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air
dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang
mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk
bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan
sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan
dibuang.
2. Pembakaran Terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat diterapkan untuk bahan-bahan organik
yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar
ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.
3. Pembakaran Dalam Insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk
bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa yang
bersifat toksik.
4. Penguburan. Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan
air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun.
Penanganan dan Pemusnahan Bahan Kimia Tumpahan
Disamping metoda-metoda yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa jenis tumpahan bahan
kimia sisa yang perlu mendapatkan perlakuan khusus sebelum dibuang keperairan. Bahkan
diantaranya perlu dimusnahkan sebelum dibuang. Diantara bahan-bahan kimia tersebut antara lain

D. Langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah di laboratorium

1 Penggunaan kembali limbah laboratorium berupa bahan kimia yang telah digunakan, setelah
melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai contoh: (hal ini paling sesuai untuk pelarut yang
telah digunakan) Pelarut organik seperti etanol, aseton, kloroform, dan dietil eter dikumpulkan di
dalam laboratorium secara terpisah dan dilakukan destilasi.
sebelum melakukan reaksi kimia, dilakukan perhitungan mol reaktan-reaktan yang bereaksi secara
tepat sehingga tidak menimbulkan residu berupa sisia bahan kimia. Selain menghemat bahan yang
ada, hal ini juga akan mengurangi limbah yang dihasilkan.
2.Pembuangan langsung dari laboratorium. Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan
untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air
dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang
mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk
bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan
sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan
dibuang.

3.Dengan pembakaran terbuka. Metoda pembakaran terbuka dapat dterapkan untuk bahan-bahan
organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut
dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.

4.Pembakaran dalan insenerator. Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk
bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa yang
bersifat toksik.
Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air. Metoda ini
dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah:
1.Dalam pelaksanaan praktikum mikrobiologi dengan menggunakan laboratorium perlu beberapa hal
terkait yang perlu diketahui dalam penggunaan lab untuk keselamatandan kenyamanan pada saat
melaksanakan praktikum

2.Kesesuaian lab dengan GLP adalah sebagai data generator dapat menghasilkan datayang dapat
dipercaya kebenarannya dengan memenuhi persyaratan keselamatan dankesehatan

3.Berdasarkan tata letak lab. Mikrobiologi belum memenuhi standar dengan tata letakmikrobiologi
yang baik
4.Berdasarkan parameter Inspeksi dan assement dengan pengamatan lab MikrobiologiHail Pertanian,
sebagian besar belum memenuhi kesesuaian. Personel.keselamatan.,sistem jaminan mutu dan uji
metode dan prosedur yang dari penjelasan diatas belum diterapkan dengan baik pada lab

Anda mungkin juga menyukai