OLEH
KELOMPOK III
1. ASNIWATI
2. IMAM HASBULLAH
3. YULIA INDRAYANA SOPYA
Page 1
PEMBAHASAN
Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan bagi negeri ini agar bisa bangkit dari
keterpurukan dalam aspek kehidupan. Hingga saat ini bangsa indonesia belum mampu keluar
dari krisis multidimensional yang membutuhkan lahirnya pemuda bangsa yang melek ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
Dalam hal ini, guru adalah aktor utama disamping orang tua dan elemen lainnya yang
menentukan kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru,
pendidikan kosong dari materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah kurikulum,
visi, misi, dan kekuatan finansial, sepanjang gurunya pasif, maka kualitas lembaga
pendidikan akan merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apapun sebuah kurikulum,
visi, misi dan kekuatan finansial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif, maka
kualitas lembaga pendidikan akan maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang baik ditunjang
dengan kualitas guru yang inofatif, maka kualitas lembaga pendidikan semakin dahsyat.
Di sinilah letak strategis guru dalam dunia pendidikan. Karena itu, tidak ada pilihan
lain, guru-guru yang ada harus mampu memosisikan diri sebagai guru yang ideal dan
inovatif, yakni guru-guru yang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman yang kian
maju dan kompetitif, mempunyai kekuatan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial tinggi,
serta kreatif melakukan terobosoan dan pembaruan yang kontinu dan konsisten
Page 2
didiknya. Tugas ini sulit terlaksana kalau dalam mengajar seorang guru hanya
mengandalkan metode ceramah, sekedar memberikan materi an sich, tanpa ada ruang
dialog. Metode dialog interaktif melibatkan dua atau tiga arah, misalnya murid
bertanya, guru menanggapi, lalu ditanggapi lagi oleh siswa lain. Dalam metode dialog
interaktif guru tidak boleh merasa paling benar, pintar, dan paling tahu segala
masalah.
5. Menggabungkan teori dan praktik
Bila dalam pembelajaran anak didik hanya dijejali dengan teori tanpa ada praktik,
maka mereka akan mudah jenuh. Praktik sangat diperlukan sebagai media
menurunkan, mengendapkan, dan melekatkan pemahaman materi pada otak anak
didik. Praktik bisa berupa turun langsung ke lapangan atau ke laboratorium. Dengan
praktik, ilmu dapat berkembang dengan pesat dan anak didik terlatih untuk
menerapkan ilmu yang dipelajari. Praktik menjadi suatu keharusan pada semua
materi, khususnya materi yang membutuhkan aplikasi sehari-hari.
6. Bertahap
Guru mampu menyampaikan materi secara hirarki dari yang mudah ke sulit dan dari
yang sederhana ke yang kompleks. Guru perlu menyampaikan materi secara
kronologis dan unity (terpadu), tidak meloncat-loncat dan terpencar-pencar.
7. Berbagai variasi pendekatan
Guru perlu menggunakan berbagai variasi pendekatan. Hal ini berperan penting untuk
menciptakan suasana belajar yang menarik , sehingga tidak membosankan. Di sisi lain
dengan pendekatan yang berbeda-beda dapat memberikan tantangan baru bagi siswa.
Di samping itu dapat memompa motivasi siswa dan mengembangkan inisiasi yang
lebih baik.
8. Tidak memalingkan Materi Pelajaran
Satu hal yang perlu diingat bahwa guru tidak memalingkan materi pelajaran.
Pembelajaran dilakukan fokus pada materi ajar yang sedang di bahas. penjelasan-
penjelasan yang disampaikan mengalir kepada tujuan pembelajaran. (Tidak melebar
ke mana-mana). Jika keluar dari materi, harus yang berkaitan dengan hal yang sedang
dibahas. Guru tidak perlu menceritakan pengalaman pribadinya yang tidak ada
kaitannya dengan materi.
9. Tidak terlalu menekan dan memaksa
Dalam dunia pendidikan dewasa ini, guru hendaknya menyelami kondisi siswa secara
psikologis untuk memberikan kegiatan sesuai dengan kompetensinya agar enjoyable
(nyaman). Idealisme guru harus ditunjang dengan kearifan, kebijaksanaan, dan
kecerdasan dalam membangkitkan semangat belajar anak. Guru tidak sekedar
memaksa siswa didik untuk mengerjakan tugas yang sedemikian sulit, mengikuti
semua apa yang diarahkan. Guru perlu memberikan gambaran apa yang diberikan
kepada siswa. Siswa diminta merenungkan, tidak ditekan harus begini, harus begitu
dan sebagainya. Guru harus mampu mengatur ritme untuk mempertahankan energi
dan stamina.
10. Santai tapi Serius
Sekedar pengalaman di lapangan, banyak kita jumpai guru yang dalam proses
pembelajaran bersikap santai. Sebaliknya banyak pula guru yang justru bersikap
serius selama 90 menit dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu
memberikan humor dan joke yang mendidik dan menggugah semangat, memberikan
motivasi dan inspirasi. Mengajar dengan santai, di sela-sela penyampaian materi yang
intensif menyelipkan humor segar agar tidak terkuras energinya.
B. MACAM-MACAM METODOLOGI BELAJAR
Page 3
Proses belajar memerlukan metode metode khusus yang jelas untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Metodologi pembelajaran merupakan
cara cara dalam melakukan aktivitas antara pendidik dan peserta didik ketika
berinteraksi dalam proses belajar. Pendidik perlu mengetahui dan mempelajari metode
pengajaran agar dapat menyampaian materi dan dimengerti dengan baik oleh peserta
didik. Metode pengajaran dipraktekkan pada saat mengajar dan dibuat semenarik
mungkin agar peserta didik mendapat pengetahuan dengan efektif dan efisien. Berikut
ini metode metode pengajaran dalam proses belajar:
2. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat hubungannya dengan belajar
pemecahan masalah. Metode ini juga biasa dilakukan secara berkelompok atau
diskusi kelompok.
a. Kelebihan metode diskusi kelompok ini, sebagai berikut:
Memberikan pemahaman pada anak didik bahwa setiap permasalahan pasti
ada penyelesaiannya.
Siswa mampu berfikir kritis.
Mendorong siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya.
Mengambil satu atau lebih alternatif pemecahan masalah.
Mendorong siswa memberikan masukan untuk pemecahan masalah.
Siswa menjadi paham tentang toleransi pendapat dan juga mendengarkan
orang lain.
b. Kekurangan dari metode diskusi ini yaitu sebagai berikut:
Page 4
Cocok digunakan untuk kelompok kecil.
Tema diskusi terbatas.
Dikuasai oleh orang orang yang suka berbicara.
Dibutuhkan penyampaian secara formal dalam berpendapat.
3. Metode Demostrasi
a. Metode ceramah plus tanya jawab: Metode ini secara ideal disertai dengan
penyampaian materi dari guru, pemberian peluang pada siswa untuk bertanya apa
yang tidak dimengerti, dan pemberian tugas di akhir pengajaran.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas: Metode ini dilakukan dengan memberikan
materi secara lisan kemudian disertai dengan diskusi dan pemberian tugas di akhir
sesi.
c. Metode ceramah plus demonstrasikan dan latihan: Metode ini merupakan
gabungan dari penyampaian materi dengan memperagakan atau latihan atau
percobaan.
5. Metode Resitasi
Page 5
Menurut Sayiful Bahri, 2000 siswa menjadi lebih berasi dalam mengambil
inisiatif dan mampu bertanggungjawab.
b. Kekurangan metode resitasi, yaitu:
Hasil resume yang dilakukan terkadang hanya mencontek pada teman dan
bukan hasil pikirannya sendiri.
Tugas bisa jadi dikerjakan oleh orang lain.
Susah mengevaluasi apakah siswa benar- benar memahami hasil tulisan
resumenya sendiri.
6. Metode Percobaan
Page 6
Seringkali metode belajar ini lebih mengutamakan tujuan rekreasi daripada
tujuan pembelajarannya.
Membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Memerlukan pengawasan dari pihak guru dan orang tua.
Keselamatan dan perlindungan menjadi faktor penting.
Metode PBL ini dilakukan dalam kelas kecil, siswa diberikan kasus untuk
menstimulasi diskusi kelompok. Kemudian siswa mengutarakan hasil pencarian
materi terkait kasus dan didiskusikan dalam kelompok.
Page 7
Metode perancangan merupakan metode mengajar dengan merangsang siswa
untuk mampu menciptakan atau membuat suatu proyek ayang akan dipraktekkan atau
akan diteliti.
Page 8
e. Memilih dan menyusun prosedur intruksional yang tepat, yaknimempelajaro
kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, berlatih menggunakan
kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, berlatih merencanakan
program pelajaran, serta berlatih menyusun satuan pelajaran.
f. Melaksanakan program belajar mengajar, yang dengan mempelajarai fungsi
dan peranan guru dalam instruksi belajar mengajar, berlatih menggunakan alat
bantu belajar mengajar, berlatih menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar, memonitor proses belajar murid, serta berlatih menyesuaikan rencana
program pengajaran dengan situasi kelas.
g. Mengenal kemampuan murid, yakni meliputi mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian prestasi belajar, mempelajari prosedur dan teknik
untuk mengidentifikasi kemampuan murid, berlatih menggunakan prosedur
dan teknik untuk mengidentifikasi kemampuan murid, dan berlatih menyusun
alat untuk mengidentifikasi kemampuan murid.
h. Merencanakan dan melaksankan pengajaran remidial, yaitu dengan
mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, berlatih mendiagnosis
kesulitan belajar murid, berlatih menyusun rencana pengajaran remidial, dan
melaksanakan pengajaran remidial.
Page 9
Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan pengalaman belajar,
meliputi beberapa hal beriku tini:
a. Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut
tinjauan sosiologis, fisiologis, historis, dan psikologis, serta
b. Mengenali fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat
memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antara
sekolah dengan masyarakat.
Page 10
Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dengan
pengalaman belajar, meliputi sebagai berikut:
Page 11