Anda di halaman 1dari 11

PROFESI KEGURUAN

“MENJADI GURU IDEAL DAN INOVATIF”

OLEH
KELOMPOK III

1. ASNIWATI
2. IMAM HASBULLAH
3. YULIA INDRAYANA SOPYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018

Page 1
PEMBAHASAN
Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan bagi negeri ini agar bisa bangkit dari
keterpurukan dalam aspek kehidupan. Hingga saat ini bangsa indonesia belum mampu keluar
dari krisis multidimensional yang membutuhkan lahirnya pemuda bangsa yang melek ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.

Dalam hal ini, guru adalah aktor utama disamping orang tua dan elemen lainnya yang
menentukan kesuksesan pendidikan yang dicanangkan. Tanpa keterlibatan aktif guru,
pendidikan kosong dari materi, esensi, dan substansi. Secanggih apapun sebuah kurikulum,
visi, misi, dan kekuatan finansial, sepanjang gurunya pasif, maka kualitas lembaga
pendidikan akan merosot tajam. Sebaliknya, selemah dan sejelek apapun sebuah kurikulum,
visi, misi dan kekuatan finansial, jika gurunya inovatif, progresif, dan produktif, maka
kualitas lembaga pendidikan akan maju pesat. Lebih-lebih jika sistem yang baik ditunjang
dengan kualitas guru yang inofatif, maka kualitas lembaga pendidikan semakin dahsyat.

Di sinilah letak strategis guru dalam dunia pendidikan. Karena itu, tidak ada pilihan
lain, guru-guru yang ada harus mampu memosisikan diri sebagai guru yang ideal dan
inovatif, yakni guru-guru yang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman yang kian
maju dan kompetitif, mempunyai kekuatan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial tinggi,
serta kreatif melakukan terobosoan dan pembaruan yang kontinu dan konsisten

A. SEPULUH LANGKAH MENJADI GURU PROFESIONAL


1. Menguasai materi pelajaran secara mendalam
Menguasai materi pelajaran adalah syarat utama menjadi guru ideal. Seorang guru
harus mengajar materi sesuai dengan keahliannya. Guru yang ideal adalah guru yang
mengajar materi pelajaran yang menjadi bidang, bakat, dan spesialisasinya. Bila guru
tidak memiliki bidang sesuai keahliannya maka murid bisa menjadi korban. Saat ini
tantangan dunia global semakin dinamis, kompetitif dan akseleratif menuntut guru
menyesuaikan diri dengan pembaharuan-pembaharuan yang ada, meningkatkan
pendalaman materi dan mampu membuat teori-teori baru yang progresif.
2. Mempunyai wawasan luas
Seorang guru harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi yang terjadi di belahan dunia, sehingga cakrawala pemikirannya menjadi
luas, mendunia dan up to date. Selalu ada hal baru yang disampaikan seorang guru
akan menjadi salah satu daya tarik murid yang bisa menggugah semangatnya
mengikuti pelajaran. Para siswa juga akan merekam penjelasan gurunya dengan baik.
Namun pemikiran guru yang luas sebaiknya memiliki hubungan dengan materi yang
diajarkan.
3. Komunikatif
Seorang guru penting berkomunikasi dengan anak didiknya, seperti menyapa mereka
dan menanyakan bagaimana kondisinya. Guru yang suka menyapa dan
memperhatikan kondisi muridnya lebih diterima anak didiknya. Ketika guru bertanya
kepada anak didiknya, mereka merasa diperhatikan sehingga guru dianggap bagian
darinya. Komunikasi guru tersebut sangat penting sebagai pendekatan psikologis
kepada anak didiknya. Aspek penerimaan seorang guru menjadi faktor penting bagi
kelancaran kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
4. Dialogis
Tugas seorang guru tidak hanya mengajar, tapi juga menggali potensi terbesar anak

Page 2
didiknya. Tugas ini sulit terlaksana kalau dalam mengajar seorang guru hanya
mengandalkan metode ceramah, sekedar memberikan materi an sich, tanpa ada ruang
dialog. Metode dialog interaktif melibatkan dua atau tiga arah, misalnya murid
bertanya, guru menanggapi, lalu ditanggapi lagi oleh siswa lain. Dalam metode dialog
interaktif guru tidak boleh merasa paling benar, pintar, dan paling tahu segala
masalah.
5. Menggabungkan teori dan praktik
Bila dalam pembelajaran anak didik hanya dijejali dengan teori tanpa ada praktik,
maka mereka akan mudah jenuh. Praktik sangat diperlukan sebagai media
menurunkan, mengendapkan, dan melekatkan pemahaman materi pada otak anak
didik. Praktik bisa berupa turun langsung ke lapangan atau ke laboratorium. Dengan
praktik, ilmu dapat berkembang dengan pesat dan anak didik terlatih untuk
menerapkan ilmu yang dipelajari. Praktik menjadi suatu keharusan pada semua
materi, khususnya materi yang membutuhkan aplikasi sehari-hari.
6. Bertahap
Guru mampu menyampaikan materi secara hirarki dari yang mudah ke sulit dan dari
yang sederhana ke yang kompleks. Guru perlu menyampaikan materi secara
kronologis dan unity (terpadu), tidak meloncat-loncat dan terpencar-pencar.
7. Berbagai variasi pendekatan
Guru perlu menggunakan berbagai variasi pendekatan. Hal ini berperan penting untuk
menciptakan suasana belajar yang menarik , sehingga tidak membosankan. Di sisi lain
dengan pendekatan yang berbeda-beda dapat memberikan tantangan baru bagi siswa.
Di samping itu dapat memompa motivasi siswa dan mengembangkan inisiasi yang
lebih baik.
8. Tidak memalingkan Materi Pelajaran
Satu hal yang perlu diingat bahwa guru tidak memalingkan materi pelajaran.
Pembelajaran dilakukan fokus pada materi ajar yang sedang di bahas. penjelasan-
penjelasan yang disampaikan mengalir kepada tujuan pembelajaran. (Tidak melebar
ke mana-mana). Jika keluar dari materi, harus yang berkaitan dengan hal yang sedang
dibahas. Guru tidak perlu menceritakan pengalaman pribadinya yang tidak ada
kaitannya dengan materi.
9. Tidak terlalu menekan dan memaksa
Dalam dunia pendidikan dewasa ini, guru hendaknya menyelami kondisi siswa secara
psikologis untuk memberikan kegiatan sesuai dengan kompetensinya agar enjoyable
(nyaman). Idealisme guru harus ditunjang dengan kearifan, kebijaksanaan, dan
kecerdasan dalam membangkitkan semangat belajar anak. Guru tidak sekedar
memaksa siswa didik untuk mengerjakan tugas yang sedemikian sulit, mengikuti
semua apa yang diarahkan. Guru perlu memberikan gambaran apa yang diberikan
kepada siswa. Siswa diminta merenungkan, tidak ditekan harus begini, harus begitu
dan sebagainya. Guru harus mampu mengatur ritme untuk mempertahankan energi
dan stamina.
10. Santai tapi Serius
Sekedar pengalaman di lapangan, banyak kita jumpai guru yang dalam proses
pembelajaran bersikap santai. Sebaliknya banyak pula guru yang justru bersikap
serius selama 90 menit dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu
memberikan humor dan joke yang mendidik dan menggugah semangat, memberikan
motivasi dan inspirasi. Mengajar dengan santai, di sela-sela penyampaian materi yang
intensif menyelipkan humor segar agar tidak terkuras energinya.
B. MACAM-MACAM METODOLOGI BELAJAR

Page 3
Proses belajar memerlukan metode metode khusus yang jelas untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Metodologi pembelajaran merupakan
cara cara dalam melakukan aktivitas antara pendidik dan peserta didik ketika
berinteraksi dalam proses belajar. Pendidik perlu mengetahui dan mempelajari metode
pengajaran agar dapat menyampaian materi dan dimengerti dengan baik oleh peserta
didik. Metode pengajaran dipraktekkan pada saat mengajar dan dibuat semenarik
mungkin agar peserta didik mendapat pengetahuan dengan efektif dan efisien. Berikut
ini metode metode pengajaran dalam proses belajar:

1. Metode Konvensional/ metode ceramah

Metode pengajaran dengan cara berceramah atau menyampaikan informasi


secara lisan kepada siswa. Metode ini merupakan metode yang paling praktis dan
ekonomis, tidak membutuhkan banyak alat bantu. Metode ini mampu digunakan
untuk mengatasi kelangkaan literatur atau sumber rujukan informasi karena daya beli
siswa yang diluar jangkauan. Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan
dan kelebihan.

a. Kekurangan metode ceramah yaitu:


 Siswa menjadi pasif.
 Proses belajar membosankan dan siswa mengantuk.
 Terdapat unsur paksaan untuk mendengarkan.
 Siswa dengan gaya belajar visual akan bosan dan tidak dapat menerima
informasia tau pengetahuan, pada anak dengan gaya belajar auditori hal ini
mungkin cukup menarik.
 Evaluasi proses belajar sulit dikontrol, karena tidak ada poin pencapaian yang
jelas.
 Proses pengajaran menjadi verbalisme atau berfokus pada pengertian kata-
kata saja.
b. Kelebihan dari metode ini juga ada, antara lain:
 Mendorong siswa untuk menjadi lebih fokus.
 Guru dapat mengendalikan kelas secara penuh.
 Guru dapat menyampaikan pelajaran yang luas.
 Dapat diikuti oleh jumlah anak didik yang banyak.
 Mudah dilaksanakan.

2. Metode Diskusi

Metode diskusi merupakan metode pengajaran yang erat hubungannya dengan belajar
pemecahan masalah. Metode ini juga biasa dilakukan secara berkelompok atau
diskusi kelompok.
a. Kelebihan metode diskusi kelompok ini, sebagai berikut:
 Memberikan pemahaman pada anak didik bahwa setiap permasalahan pasti
ada penyelesaiannya.
 Siswa mampu berfikir kritis.
 Mendorong siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya.
 Mengambil satu atau lebih alternatif pemecahan masalah.
 Mendorong siswa memberikan masukan untuk pemecahan masalah.
 Siswa menjadi paham tentang toleransi pendapat dan juga mendengarkan
orang lain.
b. Kekurangan dari metode diskusi ini yaitu sebagai berikut:

Page 4
 Cocok digunakan untuk kelompok kecil.
 Tema diskusi terbatas.
 Dikuasai oleh orang orang yang suka berbicara.
 Dibutuhkan penyampaian secara formal dalam berpendapat.

3. Metode Demostrasi

Metode demonstrasi digunakan pada pengajaran dengan proses yaitu


menggunakan benda atau bahan ajar pada saat pengajaran. Bahan ajar akan
memberikan pandangan secara nyata terhadap apa yang akan dipelajari, bisa juga
melalui bentuk praktikum. Metode demonstrasi ini memiliki manfaat antara lain siswa
jadi lebih tertarik dengan apa yang diajarkan, siswa lebih fokus dan terarah pada
materi, pengalaman terhadap pengajaran lebih diingat dengan baik oleh siswa.

a. Kelebihan metode demonstrasi ini, antara lain:


 Siswa bisa memahami secara lebih jelas tentang suatu proses atau cara kerja.
 Penjelasan menjadi lebih mudah dimengerti.
 Meminimalisir kesalahan dalam menyampaikan materi lisan, karena bukti
konkret bisa dilihat.
b. Kekurangan dari metode demonstrasi ini, yaitu:
 Apabila benda yang didemonstrasikan terlalu kecil, siswa kesulitan dalam mengamati.
 Jumlah siswa yang terlalu banyak dapat menghalangi pandangan siswa secara merata.
 Tidak semua materi bisa didemonstrasikan.
 Memerlukan guru yang benar- benar paham, agar bisa mendemonstrasikan dengan
baik.

4. Metode Ceramah Plus

Metode ceramah plus yaitu sistem pengajaran dengan menggunakan ceramah


lisan dan disertai metode lainnya. Metode mengajar ini menggunakan lebih dari satu
metode. Misalnya:

a. Metode ceramah plus tanya jawab: Metode ini secara ideal disertai dengan
penyampaian materi dari guru, pemberian peluang pada siswa untuk bertanya apa
yang tidak dimengerti, dan pemberian tugas di akhir pengajaran.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas: Metode ini dilakukan dengan memberikan
materi secara lisan kemudian disertai dengan diskusi dan pemberian tugas di akhir
sesi.
c. Metode ceramah plus demonstrasikan dan latihan: Metode ini merupakan
gabungan dari penyampaian materi dengan memperagakan atau latihan atau
percobaan.

5. Metode Resitasi

Metode resitasi merupakan metode mengajar dengan siswa diharuskan


membuat resume tentang materi yang sudah disampaiakan guru, dengan
menuliskannya pada kertas dan menggunakan bahasa sendiri.

a. Kelebihan metode resitasi, sebagai berikut:


 Siswa menjadi lebih ingat dengan materi, karena telah menuliskannya dengan
resume.

Page 5
 Menurut Sayiful Bahri, 2000 siswa menjadi lebih berasi dalam mengambil
inisiatif dan mampu bertanggungjawab.
b. Kekurangan metode resitasi, yaitu:
 Hasil resume yang dilakukan terkadang hanya mencontek pada teman dan
bukan hasil pikirannya sendiri.
 Tugas bisa jadi dikerjakan oleh orang lain.
 Susah mengevaluasi apakah siswa benar- benar memahami hasil tulisan
resumenya sendiri.

6. Metode Percobaan

Metode percobaan merupakan metode pengajaran dengan menggunakan


action berupa praktikum atau percobaan lab. Masing masing siswa dengan ini mampu
melihat proses dengan nyata dan belajar secara langsung.

a. Kelebihan dari metode percobaan ini, yaitu:


 Metode ini membuat siswa merasa bahwa materi yang dipelajari benar adanya
dengan dibuktikan melalui percobaan.
 Siswa dapat mengembangkan diri dengan mengadakan eksplorasi dengan
percobaan percobaan.
 Metode ini akan menghasilkan siswa dengan jiwa peneliti dan suka
mencaritahu dan pengembangan keilmuan dan memberikan kesejahteraan
pada masyarakat.
b. Kekurangan dari metode percobaan ini, yaitu:
 Kekurangan alat seringkali menghambat siswa untuk dapat bereksperimen
lebih.
 Eksperimen dilakukan pada jam kelas yang terbatas, sehingga percobaan yang
dapat dilakukan terbatas
 Metode ini cocok untuk beberapa tipe pelajaran saja, seperti biologi,
teknologi, dan lainnya.

7. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar dengan memanfaatkan


lingkungan, lokasi, atau tempat- tempat yang memiliki sumber pengetahuan bagi
siswa. Metode mengajar ini dilakukan dengan pendampingan oleh guru ataupun orang
tua jika usianya masih terlalu muda. Pendampingan dilakukan untuk menunjukkan
sumber pengetahuan yang perlu dipahami oleh siswa. Metode karya wisata ini bisa
dilakukan di tempat tempat sejarah, di alam, atau lainnya.

a. Kelebihan metode karya wisata, antara lain:


 Metode ini merupakan metode modern yang memanfaatkan interaksi dengan
lingkungan nyata.
 Bahan yang dipelajari ketika sekolah, bisa langsung dilihat secara nyata
misalnya bangunan bersejarah.
 Pengajaran dengan metode ini bisa merangsang siswa untuk lebih kreatif.
 Metode pengajan ini sangat menyenangkan dan tidak jenuh.
b. Kekurangan metode karya wisata, antara lain:
 Memerlukan perencanaan yang matang.
 Memerlukan persiapan yang disetujui oleh banyak pihak.

Page 6
 Seringkali metode belajar ini lebih mengutamakan tujuan rekreasi daripada
tujuan pembelajarannya.
 Membutuhkan biaya yang cukup mahal.
 Memerlukan pengawasan dari pihak guru dan orang tua.
 Keselamatan dan perlindungan menjadi faktor penting.

8. Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan ini merupakan metode mengajar dengan melatih


keterampilan siswa atau soft skill dengan cara membuat, merancang, atau
memanfaatkan sesuatu. Metode ini membutuhkan kreativitas siswa yang tinggi
denganmemanfaatkan suatu bahan menjadi barang yang lebih berguna dan
bermanfaat.

a. Kelebihan metode latihan ketrampilan ini, yaitu:


 Metode ini melatih kecakapan motorik dan kognitif anak dengan
menggunakan alat alat dan kemampuan mengolah bahan menjadi ide yang
lebih kreatif.
 Melatih kreativitas seni siswa.
 Melatih fokus, ketelitian, kecepatan dan ketepatan.
b. Kekurangan metode latihan ketrampilan, yaitu:
 Siswa yang tidak memiliki minat akan kesulitan untuk menyesuaikan diri.
 Menghambat bakat siswa yang lainnya, sehingga lebih baik disesuaikan
dengan bakat masing- masing.
 Waktu yang terlalu lama dalam melaksanalan latihan bisa menimbulkan
kebosanan dan kehilangan minat dari siswa.

9. Metode Pemecahan Masalah (Problem Based Learning)

Metode PBL ini dilakukan dalam kelas kecil, siswa diberikan kasus untuk
menstimulasi diskusi kelompok. Kemudian siswa mengutarakan hasil pencarian
materi terkait kasus dan didiskusikan dalam kelompok.

a. Kelebihan metode problem based learning adalah:


 Siswa menjadi lebih aktif dalam mencari materi atau informasi terkait kasus.
 Siswa aktif dalam menyampaikan pendapat dan berdiskusi.
 Suasana kelas tidak membosankan dan menyita fokus siswa.
b. Kekurangan metode problem based learning, yaitu:
 Metode ini lebih tepat dilakukan dalam kelas kecil dengan jumlah siswa yang
tidak terlalu banyak.
 Perlu adanya trigger atau kasus pemicu yang baik agar diskusi dapat terarah
sesuai tujuan pembelajaran.
 Perlu adanya mentor atau pembimbing yang bertugas meluruskan alur diskusi.
 Diskusi bisa berjalan terlalu panjang lebar pada satu topik bahasan dan
memakan waktu apabila semua siswa berpendapat pada satu topik.
 Pendapat siswa mungkin sama atau mirip yang seharusnya sudah tidak perlu
disampaikan lagi.

10. Metode Perancangan

Page 7
Metode perancangan merupakan metode mengajar dengan merangsang siswa
untuk mampu menciptakan atau membuat suatu proyek ayang akan dipraktekkan atau
akan diteliti.

a. Kelebihan metode ini yaitu:


 Membangun pola pikir kritis dan kreatif siswa sehingga lebih luas dan mampu
memecahkan masalah.
 Metode ini mengasah siswa untuk dapat mengintegrasikan pengetahuan, sikap,
dan ketrampilan secara terpadu dan berguna nyata dalam kehidupan sehari hari.
b. Kekurangan metode perancangan ini yaitu:
 Kurikulum yang ada belum menunjang metode pengajaran ini. Metode ini
hanya bisa dipelajari atau diperoleh ketika ada event perlombaan.
 Dibutuhkan bimbingan dari guru yang khusus dalam melakukan perencanaan
dan pelaksanaan
 Membutuhkan fasilitas dan sumber yang mendukung pelaksanaan.

C. MENUJU GURU PROFRSIONAL


Dengan menguasai dan menerapkan sepuluh langkah menjadi guru ideal dan
metodologi belajar yang variatif, seorang guru sangat diharapakan akan semakin
profesional dalam bidangnya. Guru profesional inilah yang akan menjadi teladan bagi
guru lain dalam mengembangkan kompetensi dan potensinya di semua bidang kehidupan.
Untik menjadi profesional, pertama-tama yang harus guru kuasai adalah beberapa
kemampuan dasar. Seperti yang disebutkan Oemar Hamalik sebagai berikut:
1. Kemampuan menguasai bahan
Kemampuan menguasai bahan, terdiri atas dua bagian, sbb:
a. Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah. Beberapa yang harus
dilakukan dalah mengkaji bahan kurikulum bidang studi, mengkaji buku isi-
sisi teks bidang studi yang bersangkutan, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang bersangkutan.
b. Menguasai bahan pendalaman atau aplikasi bidang studi. Beberapa hal yang
harus dilakukan adalah mempelajarai ilmu yang relevan, mempelajari aplikasi
bidang ilmu ke dalam bidang ilmu lain (program-program studi tertentu), dan
mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.

2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar


Kemampuan mengelola belajar mengajar, terdiri atas beberapa hal ssb:
c. Merumuskan tujuan intruksional, yakni dengan mengkaji kurikulum bidang
studi, mempelajari ciri-ciri rumusan tujuan intruksional, dan mempelajari
intruksional bidang studi yang bersangkutan.
d. Mengenal dan menggunakan metode belajar, yakni dengan mempelajarai
macam-macam metode mengajar, dan berlatih menggunakan macam-macam
metode belajar.

Page 8
e. Memilih dan menyusun prosedur intruksional yang tepat, yaknimempelajaro
kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, berlatih menggunakan
kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar, berlatih merencanakan
program pelajaran, serta berlatih menyusun satuan pelajaran.
f. Melaksanakan program belajar mengajar, yang dengan mempelajarai fungsi
dan peranan guru dalam instruksi belajar mengajar, berlatih menggunakan alat
bantu belajar mengajar, berlatih menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar, memonitor proses belajar murid, serta berlatih menyesuaikan rencana
program pengajaran dengan situasi kelas.
g. Mengenal kemampuan murid, yakni meliputi mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian prestasi belajar, mempelajari prosedur dan teknik
untuk mengidentifikasi kemampuan murid, berlatih menggunakan prosedur
dan teknik untuk mengidentifikasi kemampuan murid, dan berlatih menyusun
alat untuk mengidentifikasi kemampuan murid.
h. Merencanakan dan melaksankan pengajaran remidial, yaitu dengan
mempelajari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, berlatih mendiagnosis
kesulitan belajar murid, berlatih menyusun rencana pengajaran remidial, dan
melaksanakan pengajaran remidial.

3. Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar


Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar, meliputi bebnerapa hal ssb:
c. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran, yaitu dengan mempelajari
macam-macam pengaturan tempat duduk dan setting ruaangan kelas sesuai
dengan tujuan-tujuan intruksional yang ingin dicapai, serta mempelajari
kriteria penggunaan macam-macam pengaturan tempat duduk
d. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, yakni dengan mempelajari
strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif, berlatih
menggunakan strategi dan prosedur pengelolaan kelas yang bersifat preventif,
mempelajari pendekatan-pendekatan pengelolaan kelas yang bersifat kuratif,
dan berlatih menggunakanb prosedur pengelolaan kelas yang bersifat kuratif.

4. Kemampuan menggunakan media/sumber dengan pengalaman belajar


Kemampuan menggunakan media/sumber dengan pengalaman belajar meliputi
beberapa hal berikut ini
c. Mengenal, memilih, dan menggunakan media, yakni dengan mempelajari
macam-macam media pendidikan, mempelajari kriteria pemilihan media
pendidikasn, berlatih menggunakan media pendidikan, dan merawat alat-alat
bantu belajar mengajar.
d. Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana, yaitu dengan mengenali bahan-
bahan yang tersedia di lingkungan sekolah untuk membuat alat-alat bantu, dan
mempelajari perkakas untuk membuat alat-alat bantu mengajar.
e. Menggunakan dab mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar
mengajar, yakni dengan mempelajari cara-cara menggunakan laboratorium,
mempelajari cara-cara dan aturan pengamanan kerja di laboratorium, berlatih
mengatur tata ruang laboratorium, dan mempelajari cara merawat dan
menyimpan alat-alat.

5. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan pengalaman


belajar

Page 9
Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan pengalaman belajar,
meliputi beberapa hal beriku tini:
a. Mempelajari konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran dengan sudut
tinjauan sosiologis, fisiologis, historis, dan psikologis, serta
b. Mengenali fungsi sekolah sebagai lembaga sosial yang secara potensial dapat
memajukan masyarakat dalam arti luas serta pengaruh timbal balik antara
sekolah dengan masyarakat.

6. Kemampuan Mengelola Interaksi Belajar Mengajar dengan Pengalaman Belajar


Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar dengan pengalaman belajar,
meliputi beberapa hal berikut ini.

 Mempelajari cara-cara memotivasi siswa untuk belajar,


 Berlatih menggunakan cara-cara memotivasi siswa,
 Mempelajari macam-macam bentuk pertanyaan,
 Berlatih menggunakan macam-macam bentuk pertanyaan secara tepat,
 Mempelajari beberapa mekanisme psikologis belajar mengajar disekolah,
 Mengkaji faktor-faktor positif dan negatif dalam proses belajar,
 Mempelajari cara-cara berkomunikasi antar pribadi,
 Berlatih menggunakan cara-cara berkomunikasi antar pribadi.

7. Kemampuan Menilai prestasi Siswa dengan Pengalaman Belajar


Kemampuan menilai prestasi siswa dalam pengalaman belajar, meliputi beberapa hal
berikut ini:
 Mempelajari fungsi penilaian,
 Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian,
 Berlatih menyusun teknik dan prosedur penilaian,
 Mempelajari kriteria pemilihan teknik dan prosedur penilaian,
 Berlatih menggunakan teknik dan prosedur penilaian,
 Berlatih mengolah dan menginterpretsikan hasil penilaian,
 Berlatih menggunakan hasil-hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar
mengajar,
 Berlatih menilai teknik dan prosedur penilaian, dan
 Berlatih menilai efektivitas program pengajaran.

8. Kemampuan Mengenal Fungsi dan Program Pelayanan Bimbingan dan


Penyuluhan dengan Pengalaman Belajar.
a) Mengenal fungsi dan program layanan dan penyukuhan disekolah, mencakup:
 Mempelajari fungsi bimbingan dan penyuluhan disekolah,
 Mempelajari program layanan bimbingan disekolah, dan
 Mengkaji persamaan dan perbedaan fungsi, kewenangan, serta
tanggung jawab antara guru dan pembimbing sekolah.
b) Menyelenggaraan program layanan bimbingan disekolah, meliputi:
 Berlatih mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid
sekolah, dan
 Berlatih menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah,
terutama bimbingan belajar.

9. Kemampuan Mengenal dan Menyelenggarakan Administrasi Sekolah dengan


Pengalaman Belajar.

Page 10
Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dengan
pengalaman belajar, meliputi sebagai berikut:

a) Mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah,


 Mempelajari struktur organisasi dan administrasi sekolah,
 Mempelajari fungsi dan tanggung jawab administrasi guru, kepala
sekolah, dan kantor-kantor wilayah Dinas Pendidikan, dan
 Mempelajari peraturan-peraturan kepegawaian pada umumnya dan
peraturan kepegawaian guru, pada khususnya.
b) Menyelenggarakan administrasi sekolah,
 Berlatih menyelenggarakan administrasi sekolah
 Mempelajari prinsip-prinsip dan prosedur pengelolahan program
akademik.

10. Kemampuan Memahami Prinsip-prinsip dan Menafsirkan Hasil Penelitian


Pendidikan Guna Keperluan Pengajaran.
Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan, meliputi beberapa hal sebagai berikut:

 Mempelajari dasar-dasar pengguaan metode ilmiah dalam penelitian


pendidikan,
 Penelitian pendidikan, dan
 Menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk perbaikan pengajaran.

Page 11

Anda mungkin juga menyukai