Anda di halaman 1dari 4

1) Peralatan dan Perlengkapan Hidup (Teknologi)

Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala
peralatan, dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam:

 cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat


 cara-cara mengekspresikan rasa keindahan
 cara-cara memproduksi hasil-hasil kesenian

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian
paling sedikit mengenal 8 macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan, dan unsur
kebudayaan fisik), yaitu:

1. alat-alat produktif
2. senjata
3. wadah
4. alat-alat menyalakan api
5. makanan
6. pakaian
7. tempat berlindung dan perumahan
8. alat-alat transportasi

2) Sistem Mata Pencaharian

Sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di
antaranya:

 Berburu dan meramu


 Beternak
 Bercocok tanam di ladang
 Menangkap ikan

3) Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Menurut Meyer Fortes, sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.

Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan
darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu,
cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek, dan seterusnya.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa, dan negara.

4) Bahasa

Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat),
dengan tujuan menyampaikan maksud hati kepada lawan bicaranya atau orang lain.

Bahasa memiliki 2 fungsi, yaitu:

1. Fungsi umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk
mengadakan integrasi dan adaptasi sosial.
2. Fungsi khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari,
mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu
pengetahuan dan teknologi.

5) Kesenian

Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia
akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.

6) Sistem Kepercayaan

Manusia tidak dapat dilepaskan dari sistem kepercayaan (religi) kepada penguasa alam semesta
(Tuhan). Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan.
Agama adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia.

7) Sistem Ilmu dan Pengetahuan

pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan
harapan-harapan.. Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:

 pengetahuan tentang alam


 pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya
 pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat, dan tingkah laku sesama
manusia
 pengetahuan tentang ruang dan waktu
Hukum sangat berkaitan erat dengan 7 unsur kebudayaan kebudayaan. Hukum sendiri
merupakan produk kebudayaan, karena sejatinya produk hukum adalah produk ciptaan manusia.
Hukum antropologi ilmu yang mengkaji tentang perilaku manusia secara luas dan manusia
sebagai individu membentuk suatu sistem bersama dengan individu lainnya
membentuk masyarakat yang mempunyai nilai, norma, dan hukum sesuai
kebudayaan dimana masyarakat itu berasal. Hukum diciptakan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lainnya sesuai
dengan kebudayaan setempat. Artinya, kebudayaan membentuk
hukum.hukum akan terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan
dinamika manusia ini terlahir dalam proses kebudayaan yang berbeda yang
meliputi ketujuh unsur dalam kebudayaan. konsepsi hukum sebagai bentuk dari
peraturan-peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang hadir dalam masyarakat. Peraturan-
peraturan ini mengandung norma dan nilai di dalamnya.
Hukum yang lahir dari kebudayaan merupakan suatu proses hukum yang lahir dengan
cara bottom-up (dari bawah keatas), dari akar rumput masyarakat, dari kaidah-kaidah
kepercayaan, spiritual, dan kaidah sosial yang ada di masyarakat menjadi suatu hukum yang
berlaku.

2. dalam kaidah hukum yang dimuat adalah perintah dan larangan yang diperkuat dengan ancaman,
paksaan atau sanksi bagi orang yang mengabaikan. Hukum mengikat semua orang sebagai warga
negara, tetapi keyakinan beragama hanya mengikat orang sebagai individu. Hukum mengatur perbuatan
lahiriah (legalitas), sementara agama lebih menyangkut sikap batin manusia.

Baik ilmu hokum dan agama bertujuan sekurang-kurangnya berusaha berurusan dengan hal yang sama,
yaitu kebenaran.

“Allah memerintahkan kepada manusia untuk tidak mendekati perbuatan-perbuatan keji, baik yang
nampak maupun yang tersembunyi (Q. 6:151)”, jadi Allah melarang perbuatan jelek, perbuatan jahat
dan ketidakadilan.

Ini dapat diartikan bahwa semua ilmu hukum merupakan bentuk nyata dari penggunaan agama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

hukum agama dengan hukum negara adalah dua hal yang berbeda dan terpisah namun saling
mendukung dan membutuhkan.
Hukum agama bersumber dari wahyu Tuhan sedang hukum negara adalah hasil rekayasa,
rasionaliasi dan abstraksi manusia yang kebenarannya bersifat relatif.
Hukum agama memiliki dua sifat yaitu universal dan parokial. Nilai agama yang sifatnya
universal adalah berlaku umum, karena itu dibutuhkan oleh setiap warga negara. Indonesia
menganut prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar bagi semua agama sesuai dengan ciri
khas masing-masing.
Pola implementasi hukum agama itu mencakup dua hal. Apabila hukum agama itu sifatnya
parokial maka tentulah hanya umat beragama tertentu yang memiliki kepentingan terhadapnya
seperti hukum waris, wasiat, perkawinan, haji dan sebagainya. Sementara apabila hukum agama
itu bersifat lintas agama sehingga ia menjadi universal, sekalipun asalnya dari nilai agama
tertentu, maka ia kemudian dapat diadopsi secara universal.dan diterapakan dalam ilmu hokum
Dalam Pembukaan UUD 1945 tertulis "Atas berkat Rahmat Allah
yang Maha Kuasa", dan "Ketuhanan Yang Maha Esa". Ungkapanungkapan
tersebut mengandung makna keyakinan, pengakuan, dan
penghormatan terhadapAIIah dan "Ketuhanan".

Ungkapan-ungkapan di atas menunjukkan betapa tinggi, terhormat,


penting dan mulianya agama di Indonesia, yang salah satu konsekuensi
logisnya ialah memandang tinggi, terhormat, penting dan mulia hukum
agama, yang dalam bidang muamalah (hubungan antar manusia)
perlu diatur oleh Negara

Secara eklektis, para pembentuk aturan hukum di Indonesia pada


tingkat Pusat dan Daerah memilah, memilih dan menetapkan materi
hukum dari macam-macam sumber hukum, seperti Hukum Agama
(Islam), Hukum Adat, Hukum Barat, dan lain-lain. Mereka memilih
materi hukum dari berbagai sumber hukum tersebut yang dipandang
paling tepat untuk diterapkan di Indonesia. Dengan eklektisisme ini,
hukum agama Islam menjadi salah satu sumber utama tempat
pengambilan materi hukum, baik yang kemudian menjadi bagian dari
substansi aturan hukum yang dikaitkan dengan nama Syariah atau
tidak.

Anda mungkin juga menyukai