Anda di halaman 1dari 29

Laboratorium Geologi Struktur 2017

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pegunungan Selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya
sebagian besar tersusun atas batuan tersier dan sebagian kecil pra-tersier,
stratigrafi Pegunungan Selatan dari tua – muda (Surono, dkk, 1992) yaitu
batuan malihan berumur kapur yang dianggap sebagai batuan dasar pada saat
subduksi zaman kapur, terendapkan tidak selaras diatasnya Formasi Wungkal
Gamping berumur Eosen, dan pada kala Oligosen ahir – Miosen tengah mulai
terekam aktivitas vulkanik dengan diendapkannya Formasi Kebo-Butak,
Semilir, Nglanggeran, dan Sambipitu, kemudian disusul selaras menjari
Formasi Oyo dengan kandungan karbonatnya lebih tinggi, dan selanjutnya
diendap Formasi Wonosari dan Formasi Kepek.
Tektonik yang terjadi di Pegunungan Selatan telah terjadi pada Zaman
Kapur (Smyth, etal, 2005, 2008; Celements and Hall, 2007; Satyana, 2014),
dan hal yang menarik hanya beberapa saja yang sudah merisetkan struktur
geologi secara khusus yang terjadi di Pegunungan Selatan di D.I. Yogyakarta
dan sekitarnya, beberapa diantaranya yaitu Sudarno (1997), Mulyawan dan
Husein (2014). Dengan adanya hal tersebut maka memberikan kesempatan
penulis untuk mengkaji dan mempelajari suatu fenomena geologi yaitu
deformasi yang berada pada Desa Girijati yang terletak di sebelah utara dari
pantai parangtritis.
Lokasi penelitian berada pada bukit di Desa Girijati, Kecamatan
Purwosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat
pengamatan berada di tebing yang terletak di sisi jalan goa jepang. Batuan
yang terdeformasi pada daerah penelitian termasuk ke dalam formasi
Wonosari yang berumur Miosen Akhir sampai Pliosen. Deformasi yang
terbentuk salah satunya terletak di daerah telitian oleh proses proses tektonik
periode pliosen-piestosen (Purnomo dan Purwoko, 1994).

1
Laboratorium Geologi Struktur 2017

1.2. Geologi Regional


Daerah penelitian termasuk kedalam zona Pegunungan Selatan (Van
Bemmelen, 1970), dengan litologi penyusunnya berupa batuan berumur
kenozoik yang terbentuk dengan mekanisme pengendapan gaya berat. Urutan
formasi penyusun Zona Pegunungan Selatan dari mulai yang tertua kemuda,
yaitu batuan malihan berumur Kapur – Paleosen Awal, Formasi Wungkal-
Gamping berumur Eosen Tengah – Eosen Akhir, Formasi Kebo-Butak,
Formasi Semilir, dan Formasi Nglanggran berumur Oligosen Akhir – Miosen
Tengah yang merupakan hasil aktivitas vulkanisme, Formasi Sambipitu dan
Formasi Oyo berumur Miosen Tengah, Formasi Wonosari dan Formasi
Kepek berumur Miosen Akhir - Plistosen (Surono, dkk., 1992 dalam Bronto
dkk, 2009).
Pada daerah penelitian, menurut Wartono Rahardjo, Sukandarumidi,
H.M.D. Rosidi (1995) yang dimuat dalam peta geologi bersistem jawa
Lembar Yogyakarta 1408-2 & 1407-5 skala 1:100000 menyebutkan bahwa
daerah penelitian ini termasuk dalam Formasi Wonosari.
Struktur geologi regional Pegunungan Selatan terbagi atas struktur
geologi yang berorientasi dengan arah Timurlaut – Baratdaya, Utara –
Selatan, Baratlaut – Tenggara dan Barat – Timur (Sudarno, 1997). Pada
daerah penelitian termasuk kedalam komplek sesar Trembono yang
berorientasi Timurlaut – Baratdaya dan termasuk kedalam struktur geologi
dengan pola meratus pulau Jawa.
Struktur geologi regional Pegunungan Selatan terbagi atas struktur
geologi yang berorientasi dengan arah Timurlaut – Baratdaya, Utara –
Selatan, Baratlaut – Tenggara dan Barat – Timur (Sudarno, 1997). Pada
daerah penelitian termasuk kedalam komplek sesar Trembono yang
berorientasi Timurlaut – Baratdaya dan termasuk kedalam struktur geologi
dengan pola meratus pulau Jawa.
Sedangkan berdasarkan proses pembentukannya struktur geologi pulau
Jawa terbagi menjadi 3 periode (Purnomo dan Purwoko, 1994). Periode
pertama (Paleogen Extensional Rifting) terjadi pada kala Eosen – Oligosen
yang menyebabkan terbentuknya cekungan tersier Pulau Jawa yang

2
Laboratorium Geologi Struktur 2017

umumnya berupa graben dan half-graben yang mempunyai arah tertentu.


Pada periode kedua (Neogen Compressional Wrenching) ditandai dengan
pembentukan struktur sesar mendatar. Struktur sesar mendatar ini merupakan
hasil reaktivasi dari sesar turun pada zaman Paleogen yang disebabkan oleh
tumbukan lempeng Hindia dengan lempeng Eurasia. Periode terakhir yakni
Periode ketiga (Plio-Plistosen Compressional Thrust-Folding) yang ditandai
oleh terbentuknya anticlinorium dan sesar naik yang umunya berarah Barat –
Timur.

1.3. Maksud dan Tujuan


Laporan ini dimaksudkan agar penulis dapat menyajikan hasil interpretasi
dari pengamatan lapangan, data yang didapatkan, beserta cara penyajian data
berupa data visual kepada pembaca. Penulis juga menyajikan bagaimana
berbagai data yang didapatkan di lapangan dapat dikembangkan berdasarkan
ketiga aspek utama yaitu secara deskriptif, kinematik, dan genetik.
Laporan ini juga mempunyai tujuan sebagai salah satu syarat dalam
lapangan kelompok calon volunteer asisten geologi struktur. Selain itu juga
melatih penulis untuk mempertajam sense of geology pada saat di lapangan,
melatih untuk bekerja pada sebuah kelompok, serta mampu bertanggungjawab
terhadap apa saja yang sudah didapat.

3
Laboratorium Geologi Struktur 2017

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Kekar
Kekar adalah bidang rekahan yang tidak memperlihatkan pergergeseran
yang berarti (bagian masanya masih berhubungan/bergabung). Secara umum
dicirikan oleh pemotongan bidang perlapisan batuan, biasanya terisi mineral lain
(mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb, dan kenampakan breksiasi.
Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah, kekar terjadi dalam
pola-pola yang teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus vektor
tegasan (stress). Terkadang beberapa kekar saling berpotongan, membagi sebuah
batuan besar menjadi balok-balok yang saling terpisah.
Kekar dapat terbentuk baik secara primer (bersamaan dengan pembentukan
batuan, misalnya kekar kolom dan kekar melembar pada batuan beku) maupun
secara sekunder (setelah proses pembentukan batuan, umunya merupakan kekar
tektonik).

Gambar 1. Kekar melembar (sheet joint). Gambar 2. Kekar kolom


(columnar joint).

Klasifikasi kekar tektonik berdasarkan genesanya, dibagi menjadi :


a) Shear joint (kekar gerus), yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan
kompresif (compressive stress). Memiliki ciri-ciri, yaitu bidang
permukaan rata/licin, berpasangan, fragmen akan terpotong dan
tertutup.
b) Tension joint (kekar tarik), yaitu kekar yang terjadi akibat tegasan
tarikan (tension stress). Memiliki ciri-ciri, yaitu tidak beraturan

4
Laboratorium Geologi Struktur 2017

(mengikuti litologi batuan yang terpotong) dan terbuka sehingga


terkadang terisi mineral. Tension joint (kekar tarik) dibedakan menjadi
:
• Extension joint, terjadi akibat peregangan/tarikan.
• Release joint, terjadi akibat hilangnya tegasan yang bekerja
Pola tegasan yang membentuk kekar-kekar tersebut terdiri dari tegasan utam
maksimum (σ1), tegasan utama menengah (σ2) dan tegasan utama minimum (σ3).
Tegasan utama maksimum (σ1) membagi sudut lancip yang dibentuk oleh kedua
shear joint, sedangkan tegasan utama minimum (σ3) membagi sudut tumpul yang
dibentuk oleh kedua shear joint.

Gambar 3. Diagram blok kekar.

Gambar 4. Shear joint. Gambar 5. Extension joint. Gambar 6. Realease


joint.

5
Laboratorium Geologi Struktur 2017

2.2. Sesar
Sesar adalah suatu rekahan yang memperlihakan pergeseran cukup besar
dan sejajar terhadap bidang rekahan yang terbentuk. Pergeseran pada sesar dapat
terjadi sepanjang garis lurus (translasi) atau terputar (rotasi).
Unsur-unsur sesar :
a) Bidang sesar (fault plane) adalah suatu bidang sepanjang rekahan dalam
batuan yang tergeserkan
b) Jurus sesar (strike) adalah arah dari suatu garis horizontal yang
merupakan perpotongan antara bidang sesar dengan bidang horizontal.
c) Kemiringin sesar (dip) adalah sudut antara bidang sesar dengan bidang
horizontal dan diukur tegak lurus jurus sesar.
d) Atap sesar (hanging wall) adalah blok yang terletak di atas bidang sesar
apabila bidang sesarnya tidak vertical.
e) Kaki sesar (foot wall) adalah blok yang terletak di bawah sesar.
f) Hade adalah sudut antara garis vertical dengan bidang sesar dan
merupakan penyiku dari dip sesar,
g) Heave adalah komponen horizontal dari slip/separation, diukur pada
bidang vertical yang tegak lurus jurus sesar.
h) Throw adalah komponen vertical dari slip/separation, diukur pada
bidang vertical yang tegak lurus jurus sesar.

Gambar 7. Anatomi sesar.

6
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Sifat pergerakan sesar dapat


dibedakan menjadi : a) Pergerakan
semu (separation)
Jarak tega lurus antara bidang yang terpisah oleh gejala sesar dan diukur
pada bidang sesar. Komponen separation diukur pada arah tertentu,
yaitu sejajar jurus (strike separation) dana rah kemiringan sesar (dip
separation). Sedangkan total pergerakan semu adalah net separation
namun pergeserannya bukan berdasarkan slip atau gores garis.
b) Pergeseran relative sebenarnya (slip)
Pergerseran relative pada sesar, diukur dari blok satu ke lainnya pada
bidang sesar dan merupakan pergeseran titik yang sebelumnya
berhimpit. Total pergeseran disebut net slip.

Sesar dapat diklasifikasikan dengan pendekatan geometri yang berbeda,


dimana aspek yang terpenting dari geometri tersebut adalah pergeseran. Atas dasar
sifat pergeserannya, maka sesar dibagi menjadi :

a) Berdasarkan sifat pergeseran semu (separation)


1. Strike separation
• Left-separation fault
Jika pergeseran ke kirinya hanya dilihat dari satu kenampakan horizontal.
• Right-separation fault
Jika pergeseran ke kanannya hanya dilihat dari satu
kenampakan horizontal.
2. Dip separation
• Normal-separation fault
Jika pergeseran normalnya hanya dilihat dari satu
penempang vertical.
• Reverse-separation fault
Jika pergeseran naiknya hanya dilihat dari satu penempang
vertical.
b) Berdasarkan sifat pergeseran relatif sebenarnya (slip)
1. Strike slip
Strike-slip fault yaitu sesar yang mempunyai pergerakan sejajar
terhadap arah jurus bidang sesar, kadang-kadang disebut wrench

7
Laboratorium Geologi Struktur 2017

faults, tear faults atau transcurrent faults. Strike-slip fault dibagi


menjadi :
• Left-slip fault
Blok yang berlawanan bergerak relative sebenarnya ke arah
kiri.
• Right slip fault
Blok yang berlawanan bergerak relative sebenarnya ke arah
kanan.

Gambar 8. Left-slip fault. Gambar 9. Right-slip fault.

2. Dip slip
Dip-slip fault yaitu sesar yang mempunyai pergerakan naik atau
turun sejajar terhadap arah kemiringan sesar. Dip-slip fault dibagi
menjadi :
• Normal-slip fault
Blok hanging wall relative turun.
• Reverse-slip fault
Blok hanging wall relative naik.

8
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Gambar 10. Normal-slip fault Gambar 11. Reverse-slip fault

3. Oblique slip
Oblique-slip fault yaitu pergerakan sesar kombinasi antara strike-
slip dan dip-slip, diantaranya terdapat :
• Normal left-slip fault
• Normal right-slip fault
• Reverse left-slip fault
• Reverse right-slip fault

Gambar 12. Klasifikasi sesar menurut Rickard, 1972.

Indikasi adanya sesar di lapangan dapat dicirikan dengan zona :

1. Zona sesar
- Breksi sesar
2. Bidang sesar
- Cermin sesar
3. Pergeseran sesar

9
Laboratorium Geologi Struktur 2017

- Drag fold
- Micro fold
- Offset

10
Laboratorium Geologi Struktur 2017

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Diagram Alur Pengolahan Data

Mulai

Data Sesar dan Kekar

Analisa Stereonet

Analisa Polar Analisa Wulff


Analisa Kalsbeek
Equal Area Net Net

Hasil Analisa

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

11
Laboratorium Geologi Struktur 2017

3.2. Pembahasan Diagram Alir


Diagram alir tersebut menjelaskan tentang langkah-langkah pengolahan
dari data pengukuran dengan metode kompas dan busur menjadi hasil analisa
stereonet yang dapat diinterpretasikan, dengan tahapan pengolahan sebagai
berikut:
 Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan data sesar dan data kekar yang
didapat dari pengukuran di lapangan.
 Lalu menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan analisa tersebut
seperti lembar polar equal area net, kalsbeek, wulff net, paku pines, spidol
warna, dan kertas kalkir.
 Pada tahap selanjutnya yaitu melakukan penganalisaan data lapangan ke
dalam polar equal area net, kalsbeek, dan wulff net sesuai dengan tata cara
yang baik dan benar.
 Setelah semua analisa telah dilakukan sesuai urutan dan ketentuan maka
didapatkan hasil analisa dari data-data tersebut dalam bentuk proyeksi
stereografis.
 Langkah selanjutnya adalah interpretasi hasil proyeksi tersebut.
Pada tahap terakhir adalah membuat kesimpulan terhadap hasil analisa yang
telah diinterpretasi beserta data yang didapat di lapangan lainnya.

12
Laboratorium Geologi Struktur 2017

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Lapangan 1
4.1.1. Deskripsi Lapangan
Secara Administratif, lapangan penelitian masuk kedalam Desa
Girijati, Kecaatan Purwosari Kabupaten Gunung Kidul, dengan
koordinat lokasi, 0425961,9116178 ketinggian 245 m. Pengamatan
dilakukan pada pukul 12.00 WIB dengan cuaca cerah berawan. Untuk
menuju ke lokasi singkapan, tidak dapat menggunakan kendaran
bermotor. Karena harus melewati jalan yang curam.

4.1.2. Singkapan Stopside 1


Singkapan berupa tebing dengan sudut kelerengan 800-900.
Ketinggian singkapan lebar singkapan 5 m dan tinggi 7m. Batuan pada
singapan terlihat segar dengan warna putih kecoklatan. Arah singkapan
dari pengamat N 257o E. Point of interest adalah suatu bidang gantung
berupa cermin sesar.

Gambar 4.1. Foto Singkapan SS 1 LP 1, Foto oleh Ryoga, Azimuth foto N2570E

13
Laboratorium Geologi Struktur 2017

4.1.2.1 Object Pengamatan


a. Bidang Sesar
Bidang sesar yang ditemukan berupa bidang gantung, dengan arah
kelurusan tenggara-baratlaut. Pada bidang sesar dijumpai breksi
sesar. Litologinya berupa kalsilutit. Bidang sesar memiliki kedudukan
N160oE/60o dengan kedudukan gores garis 65o,N170oE dan rake 71o.
Arah stepping menghalus keatas pada bidang Hanging Wall. Dari data
diatas, menurut Richard,1972 sesar ini termasuk Right Normal Slip
Fault.

Gambar 4.2. Foto Bidang Sesar, Foto oleh Akhmad, Azimuth N2410E

14
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Gambar 4.3. Analisa stereografis sesar SS1

4.1.3. Singkapan Stopside 2


Singkapan berupa tebing dengan sudut kelerengan 800-900.
Ketinggian singkapan lebar singkapan 4 m dan tinggi 3 m. Batuan pada
singapan terlihat segar dengan warna putih kecoklatan dan lapuk
berwarna hitam.. Arah singkapan dari pengamat N 168o E. SS 2 ini
berada sebelah tenggara dari SS1 dengan jarak kurang lebih 7m. Point of
interest adalah suatu bidang gantung berupa cermin sesar.

15
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Gambar 4.4. a) Foto Singkapan SS2 daimbil difoto oleh Ryoga b) Sketsa SS2
,Azimuth N1680E

16
Laboratorium Geologi Struktur 2017

4.1.3.1. Object Pengamatan


a. Bidang Sesar
Bidang sesar yang ditemukan berupa bidang gantung, dengan arah
kelurusan baratdaya-timurlaut. Pada bidang sesar dijumpai breksi
sesar. Litologinya berupa kalsilutit. Bidang sesar memiliki kedudukan
N20oE/43o dengan kedudukan gores garis 42o,N288oE dan rake 85o.
Arah stepping menghalus keatas pada bidang Hanging Wall. Dari data
diatas, menurut Richard,1972 sesar ini termasuk Normal Slip Fault.

Gambar 4.5. a) Foto Singkapan SS2 oleh Ryoga azzimut foto N168oE. b) Foto
bidang sesar, Azzimuth foto N1060E

17
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Gambar 4.6. Analisa Stereografis sesar SS2

4.1.4. Singkapan Stopside 3


Singkapan berupa tebing dengan sudut kelerengan 800-900.
Ketinggian singkapan lebar singkapan 2 m dan tinggi 2,5 m. Batuan pada
singapan terlihat segar dengan warna putih kecoklatan. Arah singkapan
dari pengamat N 220o E. Point of interest adalah suatu bidang gantung
berupa cermin sesar. SS3 berada pada tenggara SS2 dengan jara kurang
lebih 7m.

18
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Gambar 4.7. a) Foto Singkapan SS3 oleh Akhmad b) Sketsa SS3. Azimuth foto
N2200E

4.1.4.1. Object Pengamatan


a. Bidang Sesar
Bidang sesar yang ditemukan berupa bidang gantung, dengan arah
kelurusan baratdaya-timurlaut. Pada bidang sesar dijumpai breksi
sesar. Litologinya berupa kalsilutit. Bidang sesar memiliki kedudukan
N40oE/54o dengan kedudukan gores garis 68o,N155oE dan rake 50o.
Arah stepping menghalus keatas pada bidang Hanging Wall. Dari data

19
Laboratorium Geologi Struktur 2017

diatas, menurut Richard,1972 sesar ini termasuk Left Normal Slip


Fault.

Gambar 4.8. Foto Bidang sesar, Foto oleh Akhmad. Azimuth N2200E

Gambar 4.9. Analisa Sesar SS 3

20
Laboratorium Geologi Struktur 2017

4.1.5. Singkapan Stopside 4


Singkapan berupa tebing dengan sudut kelerengan 800-900.
Ketinggian singkapan lebar singkapan 4 m dan tinggi 2.5 m. Batuan pada
singapan terlihat segar dengan warna putih kecoklatan dan batuan lapuk
berwarna hitam dan coklat tua. Arah singkapan dari pengamat N 160o E.
Point of interest adalah suatu bidang gantung berupa cermin sesar.
Singkapan ini berarah barat laut dari SS3 dan berjarak kurang lebih 3 m.

Gambar 4.10. Foto Singkapan SS4 oleh Akhmad. azzimut foto N160oE

4.1.5.1. Object Pengamatan


a. Bidang Sesar
Bidang sesar yang ditemukan berupa bidang gantung, dengan arah
kelurusan tenggara-baratlaut. Pada bidang sesar dijumpai breksi
sesar. Litologinya berupa kalsilutit. Bidang sesar memiliki kedudukan
N160oE/73o dengan kedudukan gores garis 69o,N285oE dan rake 60o.
Arah stepping menghalus keatas pada bidang Hanging Wall. Dari data
diatas, menurut Richard,1972 sesar ini termasuk Right Normal Slip
Fault.

21
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Gambar 4.11. Foto bidang sesar SS4. Foto oleh Akhmad. Azimuth N2120E

Gambar 4.12. Analisa sesar SS 4

4.1.6. Singkapan Stopside 5


Singkapan berupa tebing dengan sudut kelerengan 800-900.
Ketinggian singkapan lebar singkapan 2 m dan tinggi 3 m. Batuan pada
singapan terlihat segar dengan warna putih kecoklatan dan kebanyakan
menunjukan warna lapuk hitam.. Arah singkapan dari pengamat N 160o
E. Point of interest adalah suatu kekar-kekar berpasangan.

22
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Gambar 4.13. a) Foto Singkapan SS5 oleh Akhmad, Azimuth N1600E

4.1.6.1. Object Pengamatan


a. Kekar
Kekar ditemukan di batuan gamping klastik kalkarenit.
Dengan perpotongan shear 1 dan shear 2 horizontal. Dari hasil
pengukuran dan analisa stereografis 10 pasang shear joint,
didaptakan arah umun Shear 1 N150oE/45o dan Shear 2 N27oE/45o.
Dan analisa menunjukan kedudukan Extansion joint N 180o E/90o
dan Realease joint N 88o E/26o.analisa arah tegasan yang bekerja
pada daerah ini adalah σ1 : 64o, N 0o E , σ2 : 26o, N 180o E, σ3 : 0o,
N 90o E.
Tabel 4.1. Data pengukuran Shear Joint
No Shear 1 Shear 2
o o
1. N 29 E/53 N 195 o E/69o
o o
2. N 30 E/45 N 174 o E/65 o
3. N 25 o E/56o N 142 o E/42o
4. N 45 o E/45 o N 159 o E/40 o
o o
5. N 53 E/15 N 175 o E/70o
6. N 15 o E/60o N 150 o E/50 o
o o
7. N 10 E/55 N 120 o E/42o
8. N 20 o E/45 o N 165 o E/55 o
9. N 40 o E/53o N 155 o E/48o
o o
10. N 19 E/40 N 148 o E/60 o

23
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Gambar 4.14. foto shear joint oleh akhmad, Azimuth foto N1600E

Gambar 4.15. Analisa Arah umum Kekar

24
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Gambar 4.16. Analisa kekar

25
4.1.7. Foto Bentang Alam

Gambar 4.17. Foto Bentang Alam, oleh Akhmad, azzimuth foto N13oE
Laboratorium Geologi Struktur 2017

26
Laboratorium Geologi Struktur 2017

4.2 Pembahasan
Pada daerah telitian litologi yang menysunnya adalah batuan karbont klastik
berukuran sedang. Daerah telitian termasuk kedalam formasi wonosari yang
berumur miosen tengah-pliosen. Daerah telitian sudah mengalami deformasi,
dengan dijumpainya struktu-struktur geologi berupa kekar dan sesar. Pada daerah
ini ditemukan 4 sesar dengan arah kelurusan NE-SW dan NW-SE. Pergerakan
keempat sesar ini adalah turun.
Hasil analisis arah tegaasan utama dari data kekar,menunjukan arah tegasan
utama berarah vertikal dan arah ekstensi E-W. Kompleks struktur geologi daerah
penelitian terbentuk akibat adanya regim tektonik regangan yang berarah U-S.
Beradasarkan analisis kekar didapatkan σ1 : 64o, N 0o E , σ2 : 26o, N 180o E, σ3 :
0o, N 90o E.

SE NW

Gambar 4.18. Model sistem sesar

BAB V

27
Laboratorium Geologi Struktur 2017

KESIMPULAN
Adapun kesimpulannya adalah daerah penelitian ini memiliki
lithology penyusun berupa Batuan Karbonat Klastik berukuran sedang dan
merupakan formasi wonosari yang berumur miosen tegah – pliosen, daerah
ini telah mengalami deformasi dan dijumpai struktur-struktur geologi
sebagai berikut :

1. Stop Site 1 : Bidang sesar yang kedudukannya N160oE/60o


dengan kedudukan gores garis 65o,N170oE dan rake 71o. Arah
stepping menghalus keatas pada bidang Hanging Wall. Dari data
diatas, menurut Richard,1972 sesar ini termasuk Right Normal
Slip Fault.
2. Stopsite 2 : Bidang sesar memiliki kedudukan N20oE/43o dengan
kedudukan gores garis 42o,N288oE dan rake 85o. Arah stepping
menghalus keatas pada bidang Hanging Wall. Dari data diatas,
menurut Richard,1972 sesar ini termasuk Normal Slip Fault.
3. Stop Site 4 : Bidang sesar memiliki kedudukan N40oE/54o
dengan kedudukan gores garis 68o,N155oE dan rake 50o. Arah
stepping menghalus keatas pada bidang Hanging Wall. Dari data
diatas, menurut Richard,1972 sesar ini termasuk Left Normal
Slip Fault.
4. Stop Site 4 :Bidang sesar memiliki kedudukan N160oE/73o dengan
kedudukan gores garis 69o,N285oE dan rake 60o. Arah stepping
menghalus keatas pada bidang Hanging Wall. Dari data diatas,
menurut Richard,1972 sesar ini termasuk Right Normal Slip Fault.
5. Stop site 5 : Didaptakan arah umun Shear 1 N150oE/45o dan Shear 2
N27oE/45o. Dan analisa menunjukan kedudukan Extansion joint N
180o E/90o dan Realease joint N 88o E/26o.analisa arah tegasan yang
bekerja pada daerah ini adalah σ1 : 64o, N 0o E , σ2 : 26o, N 180o E,
σ3 : 0o, N 90o E.

Adapun 4 sesar dengan arah kelurusan NE-SW dan NW-SE. Pergerakan


keempat sesar ini adalah turun. Hasil analisis arah tegaasan utama dari data
kekar,menunjukan arah tegasan utama berarah vertikal dan arah ekstensi E-W.
Kompleks struktur geologi daerah penelitian terbentuk akibat adanya regim
tektonik regangan yang berarah U-S. Beradasarkan analisis kekar didapatkan σ1 :
64o, N 0o E , σ2 : 26o, N 180o E, σ3 : 0o, N 90o E.

Daftar Pustaka

28
Laboratorium Geologi Struktur 2017

Sudarno, Ign. 1997. PETUNJUK ADANYA REAKTIFASI SESAR DI SEKITAR ALIRAN


SUNGAI OPAK, PERBUKITAN JIWO DAN SISI UTARA KAKI PEGUNUNGAN
SELATAN. Yogyakarta: Media Teknik
Prasetyadi, C, dkk. 2011. POLA DAN GENESA STRUKTUR GEOLOGI PEGUNUNGAN
SELATAN, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA
TENGAH. JSDG Vol. 21

29

Anda mungkin juga menyukai